100%(3)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (3 suara)
557 tayangan5 halaman
Penilaian merupakan proses untuk memperoleh informasi yang menyeluruh dan berkesinambungan mengenai prestasi peserta didik agar dapat dijadikan dasar dalam penentuan perlakuan selanjutnya. Terdapat beberapa jenis penilaian seperti formatif, sumatif, diagnostik, dan personality yang memiliki fungsi masing-masing. Penilaian autentik melibatkan tugas nyata untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah, sedangkan penilaian HOTS men
Penilaian merupakan proses untuk memperoleh informasi yang menyeluruh dan berkesinambungan mengenai prestasi peserta didik agar dapat dijadikan dasar dalam penentuan perlakuan selanjutnya. Terdapat beberapa jenis penilaian seperti formatif, sumatif, diagnostik, dan personality yang memiliki fungsi masing-masing. Penilaian autentik melibatkan tugas nyata untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah, sedangkan penilaian HOTS men
Penilaian merupakan proses untuk memperoleh informasi yang menyeluruh dan berkesinambungan mengenai prestasi peserta didik agar dapat dijadikan dasar dalam penentuan perlakuan selanjutnya. Terdapat beberapa jenis penilaian seperti formatif, sumatif, diagnostik, dan personality yang memiliki fungsi masing-masing. Penilaian autentik melibatkan tugas nyata untuk mengukur kemampuan memecahkan masalah, sedangkan penilaian HOTS men
1. Buatlah rangkuman perbedaan antara Pengukuran, Assesmen dan Evaluasi?
Jawab: Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran tertentu bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk, penilaian bersifat kualitatif. Dan evaluasi meliputi kedua langkah di atas yakni mengukur dan menilai. Evaluasi merupakan proses untuk memperoleh informasi yang menyeluruh dan berkesinambungan, sehingga bisa dijadikan sebagai dasar dalam penentuan perlakuan selanjutnya.
2. Kemukakan prinsip asesmen yang baik!
Jawab: Asesmen yang baik meliputi beberapa prinsip antara lain: a. Valid Penilaian harus dilakukan berdasar pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur. Untuk memperoleh data yang dapat mencerminkan kemampuan yang diukur harus digunakan instrumen yang valid juga, yaitu instrumen yang mengukur apa yang seharusnya diukur. b. Reliabel Reliabilitas berkaitan dengan konsistensi hasil penilaian. Penilaian yang reliable memungkinkan perbandingan yang reliable dan menjamin konsistensi. Secara lebih tepat, reliable sebenarnya terkait bukan dengan alat penilaiannya sebagai alat ukur, melainkan dengan hasil pengukurannya dalam bentuk skor yang reliable. Skor sebagai hasil pengukuran itulah yang seharusnya reliable, tidak berubah-ubah. Dengan ciri reliable itu, peserta didik tes yang sama seharusnya memperoleh skor yang (hampir) sama pula, seandainya ia kembali mengerjakan alat penilaian yang sama pada kesempatan yang berbeda. c. Obyektif Penilaian tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Karena itu perlu dirumuskan pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan persepsi penilai dan meminimalisir subjektivitas, apalagi dalam penilaian kinerja yang cakupan, otentisitas, dan kriteria penilaiannya sangat kompleks. Untuk penilai lebih dari satu perlu dilihat reliabilitas atau konsistensi antar penilai (interraterreliability) untuk menjamin objektivitas setiap penilai. d. Adil Penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, gender, dan hal-hal lain. Perbedaan hasil penilaian semata-mata harus disebabkan oleh berbedanya capaian belajar peserta didik pada kompetensi yang dinilai. e. Terbuka Prosedur penilaian dan kriteria penilaian harus terbuka, jelas, dan dapat diketahui oleh siapapun. Dalam era keterbukaan seperti sekarang, pihak yang dinilai dan pengguna hasil penilaian berhak tahu proses dan acuan yang digunakan dalam penilaian, sehingga hasil penilaian dapat diterima oleh siapa pun. f. Bermakna Penilaian hasil belajar diharapkan mempunyai makna yang signifikan bagi semua pihak. Untuk itu, hendaknya mudah dipahami dan dapat ditindak lanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian hendaknya mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi siswa yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat dan tingkat penguasaan siswa dalam pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan. g. Mendidik Penilaian hasil belajar harus memberikan sumbangan positif pada pencapaian hasil belajar peserta didik. Oleh karena itu, harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan untuk memotivasi peserta didik yang berhasil dan sebagai pemicu semangat untuk meningkatkan hasil belajar bagi yang kurang berhasil, sehingga keberhasilan dan kegagalan siswa harus tetap diapresiasi dalam penilaian. h. Menyeluruh Penilaian hasil belajar harus dilakukan secara menyeluruh, yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik serta berdasarkan pada strategi dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik yang dapat dipertanggungjawabkan kepada Penilaian hasil belajar harus dilakukan secara terus-menerus atau berkesinambungan dari semua pihak. i. Berkesinambungan waktu ke waktu, untuk mengetahui secara menyeluruh perkembangan siswa, sehingga kegiatan dan unjuk kerja siswa dapat dipantau melalui penilaian.
3. Apa perbedaan asesmen dari segi fungsinya (formatif, summatif, placement,
diagnostik, personality) Jawab: Dilihat dari fungsinya, penilaian terdiri atas beberapa macam yakni penilaian formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnostik, penilaian selektif dan penilaian penempatan. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri. Penilaian formatif berorientasi pada proses, yang akan memberikan informasi kepada guru apakah program atau proses belajar mengajar masih perlu diperbaiki. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program misalnya penilaian yang dilaksanakan pada akhir caturwulan, akhir semester atau akhir tahun.Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian ini berorientasi pada produk/hasil. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan- kelemahan siswa serta faktor-faktor penyebabnya. Pelaksanaan penilaian semacam ini biasanya bertujuan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan kasus-kasus dan lain-lain. Penilaian personality adalah penilaian yang dilaksanakan dalam rangka menyeleksi atau menyaring. Memilih siswa untuk mewakili sekolah dalam lomba-lomba tertentu termasuk jenis penilaian selektif. Untuk kepentingan yang lebih luas penilaian selektif misalnya seleksi penerimaan mahasiswa baru atau seleksi yang dilakukan dalam rekrutmen tenaga kerja. Penilaian placement adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu. Dengan kata lain penilaian ini berorientasi pada kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar dengan kemampuan yang telah dimiliki siswa.
4. Apa itu asesmen autentik?
Jawab: Asesmen autentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks dunia “nyata” yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam pemecahan. Dengan kata lain, asesmen autentik memonitor dan mengukur kemampuan siswa dalam bermacam-macam kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi dalam situasi atau konteks dunia nyata. Asesmen autentik meliputi tugas kinerja, portofolio (Portfolio), dan asesmen diri siswa (Student Self Assessment), tugas proyek dan catatan anekdok. Asesmen kinerja dikembangkan untuk menilai kemampuan siswa dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan keterampilannya pada berbagai situasi nyata dan konteks tertentu. Asesmen portofolio merupakan salah satu cara penilaian terhadap kinerja dan hasil kerja, sehingga segala aktivitas yang dilakukan bisa dihargai dengan nilai. Asesmen diri siswa dapat meningkatkan keterlibatan siswa langsung dalam pembelajaran dan mengintegrasikan kemampuan kognitif dengan motivasi dan sikap terhadap pembelajaran. 5. Apa ciri utama asesmen HOTS? Jawab: ciri utama asesmen HOTS antara lain: a. Aktif dalam berfikir b. Mampu memformulasi masalah c. Mengkaji masalah kompleks d. Divergen dan konvergen e. Informasi sebagai sumber f. Berfikir kritis menyelesaikan secara kreatif g. Analitik, evaluatif, desesion