Anda di halaman 1dari 8

Penduduk Jepang

di Indonesia
Kelompok 3:
Chandra
Azis
Rafa
Briggita
Tentang
1
Mobilisasi dan Kontrol terhadap Sumber –
. Sumber Ekonomi

2
Mobilisasi dan Kontrol terhadap
. Tenaga Kerja
Mobilisasi dan Kontrol terhadap
Sumber – Sumber Ekonomi
Jepang ke Indoneisa menjajah karena ingin mengambil
bahan mentah, yang mengakibatkan rakyat Indonesia jatuh
miskin dan meralat. Ribuan orang diantaranya mati
kelaparan. Hasil-hasil bumi seperi beras, gula, teh, kopi,
daging, dan ikan dikuras untuk menyuplai kebutuhan
tentara Jepang di medan perang. Rakyat Indonesia dirakrut
untuk berbagi keperluan Jepang.
PREVI NEXT
EW
Awal tahun 1944, pemerintahan militer Jepang mulai
melancarkan kampanye pengerahan bahan makanan dan barang-
barang secara besar-besaran, melalui Jawa Hokokai, nogya Kumiai
(Koperasi Pertanian), dan instansi pemerintahan lainnya.
Pengarahan bahan makanan yang dilakukan, yaitu 30% untuk
pemerintahan, 30% lagi untuk lumbung desa dan sisanya 40%
untuk pemilik. Di desa kekurangan bahan makanan jadi penyakit
mulai timbul dan kematian bertambah. Misal, angka kematian di
Wonosobo mencapai 53,7% dan di Purworejo mencapai 224,7%.
Bahkan karena kekuranga bangan pangan, rakyat terpaksa
memakan bahan makanan yang tidak layak dimakan, seperti kedali
gatal, batang pisang, dan bekicot. Masalah lainnya yaitu pakaian
PREVI
yang sulit didapatkan. HOM
EW E
Mobilisasi dan Kontrol terhadap
Tenaga Kerja
Sikap ofensif tentara Jepang pada permulaan Perang Pasifik
berubah menjadi defensif pada permulaan tahun 1943. Hal itu
disebabkan Jepang mulai mengalami kekalahan yang beruntun di
berbagai front pertempuran. Oleh karena itu pemerintahan
militer Jepang merasa perlu untuk mengambil tenaga,baik untuk
anggota tentara maupun untuk keperluan lainnya yang
berhubungan erat dengan perang. Pemuda desa direkrut untuk
menjadi seinendan, keibodan, peta, heiho, dan romusa.

PREVI NEXT
EW
Romusa merupakan barisan tenaga kerja paksa yang harus bekerja
secara
paksa. Pengerahan tenaga romusa itu dimulai pada tahun 1943, melalui
propaganda yang menyatakan bahwa romusa adalah prajurit pekerja
atau prajurit ekonomi. Namun nyatanya mereka diperlakukan seperti
budak, pekerjaan yang mereka lakukan antara lain membangun kubu-
kubu pertahanan, gua-gua perlindungan, gudang-gudang bawah tanah,
barak barak, dan rel kereta api.
Pengarahan tenaga manusia secara besar-besaran berdampak pada
menurunnya hasil produksi pangan dan angka kelahiran. Selain
pemuda,kaum wanitanya bergabung dalam organisasi fujinkai dan
diberi latihan militer. Pada masa Jepang, sebagian wanita Indonesia
mengalami peristiwa yang menyedihkan karena dijadikan sebagai jugun
ianfu.
PREVI NEXT
EW
• Silahkan bila ada yang ingin ditanyakan,
dipersilahkan
• Semoga semuanya tidak ada yang bertanya
• Pertanyaannya jangan susah-susah yaa

PREVI NEXT
EW
Terimakasih atas perhatiannya
Maaf bila ada kekurangan atau
kesalahan

“Manusia itu tempatnya salah”

Wassalamu’alikum Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai