Anda di halaman 1dari 15

Penyakit Jantung Bawaan dan

Autisme:
Penelitian Kasus Kontrol
Eric R. Sigmon, Michael Kelleman, Apryl Susi, Cade M. Nylund, Matthew E. Oster
Abstrak
Tujuan: Penyakit jantung bawaan (PJB) sudah lama dikaitkan dengan keterlambatan perkembangan neurologis umum.
Namun, asosiasi antara PJB dan gangguan spektrum autisme (GSA) masih kurang dipahami. Menggunakan data
administrative, kami bertujuan menentukan asosiasi antara PJB dan GSA serta mengidentifikasi lesi PJB spesifik dengan
peluang lebih tinggi mengalami GSA.
Metode: Kami melaksanakan penelitian kasus-kontrol 1:3 anak yang masuk kedalam US Military Health System dari
tahun 2001 hingga 2013. Anak dengan kode ICD GSA diidentifikasi sebagai kasus dan dicocokan dengan kontrol
berbasis tanggal lahir, jenis kelamin, dan waktu masuk rumah sakit. Setiap rekam medis anak ditinjau guna melihat lesi
PJB dan prosedur yang dilaksanakan. Regresi logistik kondisional menentukan OR dan 95% CI untuk asosiasi
komparatif.
Hasil: Terdapat 8760 kasus dengan GSA dan 26.280 kontrol yang dilibatkan dalam penelitian. Setelah disesuaikan
sindrom genetik, usia maternal, diabetes gestasional, gestasi singkat, epilepsi neonatus, asfiksia lahir, dan berat lahir
rendah, terdapat peningkatan peluang GSA pada pasien dengan PJB (OR 1.32; 95% CI 1.10-1.59). Lesi spesifik dengan
OR signifikan meliputi defek septum atrial (n = 82; OR 1.72; 95% CI 1.07-2.74) dan defek septum ventrikel (n = 193;
OR 1.65; 95% CI 1.21-2.25).
Kesimpulan: Anak dengan PJB memiliki peluang lebih tinggi mengalami GSA. Lesi spesifik terkait peluang lebih
tinggi meliputi defek septum atrial dan defek septum ventrikel. Temuan ini akan berguna dalam konseling orang tua anak
dengan PJB.
Latar Belakang

Lebih memperhatikan
Meningkatnya
Kemajuan pesat teknik komorbiditas, termasuk
keselamatan anak dengan
operasi tantangan
PJB
neurodevelopmental
Tahun 2012 AHA merilis pernyataan mengenai evaluasi dan
tatalaksana luaran neurodevelopmental anak dengan PJB

Marino et al secara spesifik membahas meningkatnya risiko GSA dan


diperlukannya skrining saat awal perkembangan

Meskipun demikian, masih sedikit penelitian mengenai GSA


sebagai luaran perkembangan PJB

Tujuan Penelitian
Investigasi dan kuantifikasi lebih baik asosiasi antara PJB
dan GSA
Metode Penelitian

● Penelitian kasus-kontrol menggunakan database Military Health System (MHS)

● Definisi kasus: anak dengan diagnosis GSA dengan catatan tanggal lahir dalam MHS
antara 1 Oktober 2000 – 30 September 2011 dan minimal 2 tahun follow-up dari lahir
hingga kunjunggan terakhir atau akhir periode penelitian (30 September 2013)
● Kasus diidentifikasi sebagai anak dengan kode ICD-9-CM diagnosis GSA di 2
pertemuan klinis berbeda

● Kriteria eksklusi: gangguan disintegratif anak dan kondisi degeneratif (sindrom Rett,
penyakit Alpers, infantile necrotizing encephalomyelopathy, penyakit Leigh, subacute
necrotizing encephalopathy)
Anak diagnosis GSA (kode ICD-9-CM) dengan follow-up 2 tahun

Dicocokan dengan 3 kontrol serupa

Kasus dan kontrol ditinjau untuk kode ICD-9-CM PJB dan operasi jantung

Setiap kasus diklasifikasikan kedalam subkelompok PJB berdasarkan diagnosis


atau kode prosedur

Dilakukan analisa statistik dan analisis sensitivitas


Hasil Penelitian
Total 8760 anak GSA dan 26280 kontrol dalam penelitian
Laki-laki mencakup 79.9% masing-masing kelompok

Lama keterlibatan dalam penelitian rata-rata 7.01 tahun

Dibanding kontrol, anak GSA lebih mungkin memilik:


Sindrom genetik, kelahiran preterm, epilepsi neonatus, asfiksia lahir, berat lahir rendah, diabetes gestasional maternal, dan usia maternal lebih
muda saat kelahiran

Teridentifikasi 1063 individu dengan PJB


•401 dari 8760 anak GSA
•662 dari 26280 kontrol

Anak GSA mengalami PJB → OR 1.85 (95% CI 1.63-2.10; n = 1063)


•Kebanyakan kelompok ASD (OR 1.97; 95% CI 1.48-2.61; n = 216)
•Juga signifikan kelompok LeftOb (OR 1.42; 95% CI 1.04-1.93; n = 202) dan VSD (OR 1.28; 95% CI 1.00-1.63; n = 336)
Diskusi
Dalam penelitian ini:
• Penelitian terbesar yang meneliti
Penelitian-penelitian sebelumnya:
kaitan PJB dan GSA
• Banyak yang menunjukkan kaitan
• PJB berkaitan dengan
keterlambatan perkembangan
meningkatnya peluang GSA
dengan PJB; namun hanya sedikit
• Antara subtipe PJB, kaitan
menilai kaitan antara GSA dan PJB
signifikan ditemukan dengan ASD
dengan kekuatan statistik signifikan
dan VSD

Sesuai dengan Peningkatan risiko keterlambatan


penelitian perkembangan dan akademik setelah diagnosis
sebelumnya dan tatalaksana PJB
Wernovsky & Licht
Mahle et al
Hampir setengah dari semua penyintas PJB
Median full scale IQ 86 (rentang 50-116)
berat mengalami keterlambatan
pada 28 penyintas operasi Fontan dengan
perkembangan dari ringan hingga berat
HLHS

Newburger et al & Ravishankar et al


Perkembangan lebih rendah dari normal Tetapi tidak ada yang
menggunakan Bayley Scales of Infant mengukur GSA sebagai
Development pada anak usia 14 bulan dengan luaran PJB langsung
fisiologi palliated single-ventricle
Kaitan PJB dengan GSA dalam penelitian bervariasi

Hultman et al
408 kasus GSA dan 2040 kontrol sehat
Peningkatan peluang PJB (OR 2.5; 95%
CI 1.1–5.8) pada kasus

Wier et al
417 kasus GSA dan 2067 kontrol sehat
Tidak menemukan keterkaitan
Hubungan kausal PJB dan GSA tidak diketahui

• Mungkin mekanisme genetik serupa


• GSA dan sindrom delesi 22q11.2 (sindrom DiGeorge atau velocardiofacial) → 75-85% pasien
memiliki PJB, paling sering defek conotruncal dalam arteri besar
• Niklasson et al:
• 20% insidensi GSA dengan delesi 22q11.2
• Tetapi tidak terdapat korelasi antara GSA dan PJB dalam sampel penelitian

Faktor Lingkungan atau Klinis


• Epilepsi memiliki prevalensi 12-26% pada anak GSA
• Kejang dini berkaitan dengan luaran neurodevelopmental
buruk setelah operasi PJB
Keunggulan Penelitian
● Data komprehensif database MHS
● Populasi besar anak yang didiagnosis dan ditatalaksana di berbagai senter di seluruh negara
● Kekuatan statistik yang cukup untuk menilai asosiasi antara 2 kondisi masa kecil yang cukup
jarang
● Bias akses kesehatan sangat kecil karena partisipan MHS merupakan penerima benefit asuransi
dengan beban finansial minimal pada keluarga
Keterbatasan Penelitian

● Penelitian berbasis database → lemah dalam hal akurasi dan kelengkapan data
● Potensi ascertainment bias: anak dengan PJB atau GSA lebih sering datang ke faskes →
diagnosis kondisi tambahan lebih mungkin dibanding populasi umum
● Meskipun ukuran sampel besar, jarangnya kejadian PJB mungkin membatasi beberapa
analisa kami (khususnya sedikitnya temuan anomaly Ebstein, AVSD, defek conoventrikular)
Kesimpulan

Anak PJB memiliki peluang Khususnya lesi ASD dan


GSA lebih tinggi VSD

Penelitian lebih lanjut dapat mencari potensi mekanisme


kausal untuk peluang intervensi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai