Sugianto
Pembimbing :
Dr. dr. Faridha S. Ilyas, Sp.KK
dr. Alwi Mappiasse,,Sp.KK, Ph.D
dr. Andiati Silviana, Sp.KK, M.Kes
Urtikaria :
pola reaksi vaskuler kulit
eritem & edema Insiden kelainan ini
dermis yg berbatas jelas menyerang sekitar 25%
akibat keluarnya plasma populasi
dr pembuluh darah.
Makula eritematosus wheals area kulit yg meninggi, edematous,
berwarna merah & pucat, dikelilingi oleh tepi yg kemerahan disertai rasa
gatal hebat, tersengat /tertusuk-tusuk. Lesi hilang timbul dalam 24 jam
2
Pendahuluan
Urtikaria
Akut Kronik
Lokasi, penatalaksanaan
5
Hasil
Jumlah Kunjungan
Penderita Baru
Jenis Kelamin
Jenis Tahun Jumlah
Kelamin (%)
2005 2006 2007 2008 2009
Laki-laki 19 19 16 3 9 46,8
Wanita 20 26 14 7 8 53,2
Jumlah 39 45 30 10 17 100
7
Hasil
Umur
Kelompo Tahun Jumlah
k Umur 2005 2006 2007 2008 2009 (%)
L W L W L W L W L W
<1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1-4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0.71
5-14 3 0 2 0 1 2 0 0 1 0 6,38
15-24 5 2 4 5 3 2 2 2 3 0 19,86
25-44 9 8 11 15 5 6 0 3 4 4 46,09
45-64 2 9 2 5 4 5 1 2 1 3 24,11
>65 0 0 0 1 1 `1 0 0 0 1 2,84
Jumlah 19 20 19 26 14 16 3 7 9 8 100
8
Hasil
Waktu Kunjungan
Musim Tahun Jumlah (%)
2005 2006 2007 2008 2009
Hujan 17 22 16 1 4 42,55
(Okt-
Mar)
Kemarau 22 23 14 9 13 57,45
(Apr-
Sept)
Jumlah 39 45 30 10 17 100
9
Hasil
Keluhan Utama
Lokalisasi
Lokalisasi Tahun Jumlah
(%)
2005 2006 2007 2008 2009
Badan 20 17 15 3 7 43,97
Lengan 7 14 10 4 7 29,79
Tungkai 10 9 3 3 3 19,86
Wajah 2 5 2 0 0 6,38
11
Hasil
Penatalaksanaan
Pengobatan Tahun Jumlah (%)
2005 2006 2007 2008 2009
AH1 18 30 15 7 8 78 (55,32)
AH1 + KS 5 2 3 2 3 15 (10,64)
topikal
KS Topikal 5 7 6 6 5 29 (20,57)
KS + Bedak 10 10 7 3 5 35 (24,82)
12
Diskusi
Kepustakaan
• Prevalensi urtikaria kronik 0,5% dari populasi, rasio perempuan 2x
dari laki-laki, jarang pd anak-anak.10
• Studi retrospektif oleh Sibbald* wanita : laki-laki = 2:1, umur
terbanyak 20-45 tahun.5
• Studi epidemiologi urtikaria kronik di Spanyol prevalensi urtikaria
kronik sebesar 0,6% dgn prevalensi wanita > pria, & rata-rata umur 40
tahun
Studi
jumlah penderita wanita > penderita pria 1,8:1 & paling banyak pada
kelompok umur 25-44 tahun
5. Sibbald RG, Cheema AS, Lozinski A. Chronic Urticaria, Evaluation of the role of physical, immunologic and other contributory factors. Int J
Dermatol 1991;30: 381-6.
13
Diskusi
Studi
Hasil penelitian ini, jumlah
kunjungan pada musim kemarau
tidak berbeda secara signifikan
dengan musim hujan
12. Lawlor EF. The Physical urticarias. In: Leung-greaves, editor. Allergic skin diseases. New York: Marcel dekker; 2000. P.171-90
14
Diskusi
Studi Kepustakaan
keluhan utama yang • Urtikaria bercak meninggi,
dirasakan pada sebagian edematous, berwarna merah disertai
besar penderita berupa rasa gatal. Lesi-lesi pada urtikaria
bentol merah yang terasa muncul tiba-tiba & bisa terus kambuh
gatal (56,02%), melibatkan dlm periode yg tidak tentu & bisa
area badan, lengan, tungkai berlangsung beberapa hari.2,3,4,7
dan wajah • Predileksi daerah tubuh manapun,
terlokalisata pd area yg
sempit/ekstensif & generalisata
2.Odom RB, James WD, Berger TG. Andrew’s Disease of the skin. Clinical dermatology.9 th ed. philadelphia: WB. Saunders Co; 2000 Moorthy K, Desikan KV
3.Black AK, Grattan CEH. Urticaria and Mastocytosis. In : Champion RH, Burton JL, Burns DA, Breathnach SM, editors. Rook’s/wilkinson/ebling. Textbook of
Dermatology.8th ed. London: Blackwell Science; 2008. P.22.1-30
4.Ray MC. Applied Immunodermatology. New York: Igaku-Shoin; 1992
7. Kaplan AP. Urticaria and Angioedema. In: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Fitzpatrick TB, editors, Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 7 th ed. New
15
Diskusi
Penanganan urikaria menghindari/menghilangkan faktor penyebab
timbulnya urtikaria; mengobati keluhan & gejala. Antihistamin H1 obat
pilihan utama untuk segala bentuk urtikaria.1,2,3,4 Kombinasi antihistamin
H1 dan H2 mungkin efektif untuk kasus-kasus kronik
Studi Kepustakaan
• AH1 obat pilihan utama
(55,32%) penderita • Harvey dkk* 58% penderita dgn
• Kombinasi antara kasus kronik membaik dengan
antihistamin H1 dan kombinasi antihistamin H1 dan H2
antihistamin H2 32,62% • Simon* kombinasi simetidin &
• Penambahan terapi topikal hidroksisin memberikan efek yang
jg diberikan baik pd pasien baik untuk urtikaria kronik, tetapi
yg mengkonsumsi tidak efektif dgn kombinasi simetidin
antihistamin H1 ataupun & cetirizine.2
kombinasi kedua
antihistamin
1. Jorizzo JL. Urticaria. In : Jorizzo C, editor. Dematological signs of Internal disease. 2nd ed. Philadelphia: WB. Saunders Co; 1995. P.57-65
2. Odom RB, James WD, Berger TG. Andrew’s Disease of the skin. Clinical dermatology.9th ed. philadelphia: WB. Saunders Co; 2000
3. Black AK, Grattan CEH. Urticaria and Mastocytosis. In : Champion RH, Burton JL, Burns DA, Breathnach SM, editors. Rook’s/wilkinson/ebling. Textbook of Dermatology.8 th ed.
London: Blackwell Science; 2008. P.22.1-30
4. Ray MC. Applied Immunodermatology. New York: Igaku-Shoin; 1992
14
Diskusi
2. Odom RB, James WD, Berger TG. Andrew’s Disease of the skin. Clinical dermatology.9th ed. philadelphia: WB. Saunders Co; 2000
15. Sabroe RA, Greaves MW. Chronic idiopathic urticaria and its management. Derm Ther 2000; 13: 384-91
16
Diskusi
SARAN