Anda di halaman 1dari 32

Pengganti Laporan kasus

Profil Penderita Urtikaria Kronik di Unit Rawat Jalan Ilmu Kesehatan


Kulit dan Kelamin RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Periode 2005 –2009

Sugianto

Pembimbing :
Dr. dr. Faridha S. Ilyas, Sp.KK
dr. Alwi Mappiasse,,Sp.KK, Ph.D
dr. Andiati Silviana, Sp.KK, M.Kes

Subdivisi Alergi dan Imunologi


Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin/ RSUP. Dr. Wahidin Sudirohusodo
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
Makassar
2011
1
Pendahuluan

Urtikaria :
pola reaksi vaskuler kulit
 eritem & edema Insiden kelainan ini
dermis yg berbatas jelas menyerang sekitar 25%
akibat keluarnya plasma populasi
dr pembuluh darah.
Makula eritematosus  wheals  area kulit yg meninggi, edematous,
berwarna merah & pucat, dikelilingi oleh tepi yg kemerahan disertai rasa
gatal hebat, tersengat /tertusuk-tusuk. Lesi hilang timbul dalam 24 jam
2
Pendahuluan

Urtikaria

Akut Kronik

• berlangsung > 6 minggu


• berlangsung < 6 minggu
• paling sering terjadi pada
• Dewasa muda &
usia pertengahan
penyebabnya sering kali dpt
• sekitar 80% kasus
terdeteksi
penyebabnya tidak ditemukan
3
Tujuan

Profil penderita baru urtikaria kronik di Divisi Alergi


Imunologi Unit Rawat Jalan Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin RSUP. Dr.Wahidin Sudirohusodo Makassar
selama kurun waktu 5 tahun, periode Agustus 2005
hingga Agustus 2009
4
Subjek dan Metoda
Unit Rawat Jalan
Bagian IKKK RSUP
Agustus 2005 - Rekam medik penderita Dr.Wahidin
Agustus 2009 Urtikaria kronik Sudirohusodo
Makassar

Jumlah penderita baru

Umur, Jenis kelamin

Waktu kunjungan, keluhan utama

Lokasi, penatalaksanaan
5
Hasil

Jumlah Kunjungan
Penderita Baru

Penderita Tahun Jumlah


Baru
Urtikaria 2005 2006 2007 2008 2009 141
Kronik
39 45 30 10 17
6
Hasil

Jenis Kelamin
Jenis Tahun Jumlah
Kelamin (%)
2005 2006 2007 2008 2009

Laki-laki 19 19 16 3 9 46,8
Wanita 20 26 14 7 8 53,2
Jumlah 39 45 30 10 17 100
7
Hasil

Umur
Kelompo Tahun Jumlah
k Umur 2005 2006 2007 2008 2009 (%)
L W L W L W L W L W

<1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1-4 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0.71
5-14 3 0 2 0 1 2 0 0 1 0 6,38
15-24 5 2 4 5 3 2 2 2 3 0 19,86
25-44 9 8 11 15 5 6 0 3 4 4 46,09
45-64 2 9 2 5 4 5 1 2 1 3 24,11
>65 0 0 0 1 1 `1 0 0 0 1 2,84
Jumlah 19 20 19 26 14 16 3 7 9 8 100
8
Hasil

Waktu Kunjungan
Musim Tahun Jumlah (%)
2005 2006 2007 2008 2009
Hujan 17 22 16 1 4 42,55
(Okt-
Mar)
Kemarau 22 23 14 9 13 57,45
(Apr-
Sept)

Jumlah 39 45 30 10 17 100
9
Hasil

Keluhan Utama

Keluhan Tahun Jumlah


utama 2005 2006 2007 2008 2009 (%)

Bentol merah 30 40 23 10 15 83,69


gatal
Bentol merah 7 5 5 0 2 13,48
gatal bengkak
Gatal bengkak 2 0 2 0 0 2,83
Jumlah 39 45 30 10 17 100
10
Hasil

Lokalisasi
Lokalisasi Tahun Jumlah
(%)
2005 2006 2007 2008 2009

Badan 20 17 15 3 7 43,97
Lengan 7 14 10 4 7 29,79
Tungkai 10 9 3 3 3 19,86
Wajah 2 5 2 0 0 6,38
11
Hasil

Penatalaksanaan
Pengobatan Tahun Jumlah (%)
2005 2006 2007 2008 2009
AH1 18 30 15 7 8 78 (55,32)

AH1 + AH2 15 10 11 5 5 46 (32,62)

AH1 + AH2 + 1 3 1 0 1 6 (4,26)


KS topikal

AH1 + KS 5 2 3 2 3 15 (10,64)
topikal
KS Topikal 5 7 6 6 5 29 (20,57)

Bedak salisil 15 18 10 7 7 57 (40,43)

KS + Bedak 10 10 7 3 5 35 (24,82)
12
Diskusi

Kepustakaan
• Prevalensi urtikaria kronik  0,5% dari populasi, rasio perempuan 2x
dari laki-laki, jarang pd anak-anak.10
• Studi retrospektif oleh Sibbald*  wanita : laki-laki = 2:1, umur
terbanyak 20-45 tahun.5
• Studi epidemiologi urtikaria kronik di Spanyol  prevalensi urtikaria
kronik sebesar 0,6% dgn prevalensi wanita > pria, & rata-rata umur 40
tahun
Studi

jumlah penderita wanita > penderita pria  1,8:1 & paling banyak pada
kelompok umur 25-44 tahun

5. Sibbald RG, Cheema AS, Lozinski A. Chronic Urticaria, Evaluation of the role of physical, immunologic and other contributory factors. Int J
Dermatol 1991;30: 381-6.
13
Diskusi

Studi
 Hasil penelitian ini, jumlah
kunjungan pada musim kemarau
tidak berbeda secara signifikan
dengan musim hujan

urtikaria bisa dicetuskan baik oleh kombinasi antara hujan


dan angin  musim hujan maupun matahari dan keringat
 musim kemarau

12. Lawlor EF. The Physical urticarias. In: Leung-greaves, editor. Allergic skin diseases. New York: Marcel dekker; 2000. P.171-90
14
Diskusi

Studi Kepustakaan
keluhan utama yang • Urtikaria  bercak meninggi,
dirasakan pada sebagian edematous, berwarna merah disertai
besar penderita berupa rasa gatal. Lesi-lesi pada urtikaria
bentol merah yang terasa muncul tiba-tiba & bisa terus kambuh
gatal (56,02%), melibatkan dlm periode yg tidak tentu & bisa
area badan, lengan, tungkai berlangsung beberapa hari.2,3,4,7
dan wajah • Predileksi  daerah tubuh manapun,
terlokalisata pd area yg
sempit/ekstensif & generalisata

2.Odom RB, James WD, Berger TG. Andrew’s Disease of the skin. Clinical dermatology.9 th ed. philadelphia: WB. Saunders Co; 2000 Moorthy K, Desikan KV
3.Black AK, Grattan CEH. Urticaria and Mastocytosis. In : Champion RH, Burton JL, Burns DA, Breathnach SM, editors. Rook’s/wilkinson/ebling. Textbook of
Dermatology.8th ed. London: Blackwell Science; 2008. P.22.1-30
4.Ray MC. Applied Immunodermatology. New York: Igaku-Shoin; 1992
7. Kaplan AP. Urticaria and Angioedema. In: Freedberg IM, Eisen AZ, Wolff K, Fitzpatrick TB, editors, Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 7 th ed. New
15
Diskusi
Penanganan urikaria  menghindari/menghilangkan faktor penyebab
timbulnya urtikaria; mengobati keluhan & gejala. Antihistamin H1  obat
pilihan utama untuk segala bentuk urtikaria.1,2,3,4 Kombinasi antihistamin
H1 dan H2 mungkin efektif untuk kasus-kasus kronik
Studi Kepustakaan
• AH1  obat pilihan utama
(55,32%) penderita • Harvey dkk*  58% penderita dgn
• Kombinasi antara kasus kronik membaik dengan
antihistamin H1 dan kombinasi antihistamin H1 dan H2
antihistamin H2  32,62% • Simon*  kombinasi simetidin &
• Penambahan terapi topikal hidroksisin memberikan efek yang
jg diberikan baik pd pasien baik untuk urtikaria kronik, tetapi
yg mengkonsumsi tidak efektif dgn kombinasi simetidin
antihistamin H1 ataupun & cetirizine.2
kombinasi kedua
antihistamin
1. Jorizzo JL. Urticaria. In : Jorizzo C, editor. Dematological signs of Internal disease. 2nd ed. Philadelphia: WB. Saunders Co; 1995. P.57-65
2. Odom RB, James WD, Berger TG. Andrew’s Disease of the skin. Clinical dermatology.9th ed. philadelphia: WB. Saunders Co; 2000
3. Black AK, Grattan CEH. Urticaria and Mastocytosis. In : Champion RH, Burton JL, Burns DA, Breathnach SM, editors. Rook’s/wilkinson/ebling. Textbook of Dermatology.8 th ed.
London: Blackwell Science; 2008. P.22.1-30
4. Ray MC. Applied Immunodermatology. New York: Igaku-Shoin; 1992
14
Diskusi

Steroid sistemik  eksaserbasi


Kortikosteroid sistemik  HINDARI berat, yaitu menggunakan
dlm penatalaksanaan urtikaria prednisolon 40 mg/hari selama 5
kronik,2 karena diperlukan toleransi hari & diturunkan secara cepat
dan peningkatan dosis untuk dalam 10 hari.15
mengontrol kelainan ini efek
samping

2. Odom RB, James WD, Berger TG. Andrew’s Disease of the skin. Clinical dermatology.9th ed. philadelphia: WB. Saunders Co; 2000
15. Sabroe RA, Greaves MW. Chronic idiopathic urticaria and its management. Derm Ther 2000; 13: 384-91
16
Diskusi

SARAN

1. Pengisian lembar catatan medik hrs lengkap data dapat


dievaluasi secara keseluruhan
2. Pemeriksaan penunjang secara lengkap  identifikasi
penyebab
3. Hal mendasar yang perlu dilakukan dalam menangani
urtikaria kronik menghindari / menghilangkan faktor
penyebab
Terima kasih…
Farmakologi Antihistamin

Anda mungkin juga menyukai