Anda di halaman 1dari 63

TATALAKSANA PENYAKIT MENULAR

SEKSUAL PADA PELAYANAN PRIMER


PENYAKIT MENULAR SEKSUAL

• Infeksi Menular Seksual (IMS) → adalah infeksi


yang sebagian besar menular lewat hubungan
seksual dengan pasangan yang sudah tertular.
• Hubungan seks ini termasuk hubungan seks
lewat liang senggama, lewat mulut (oral) atau
lewat dubur.
Pengobatan Infeksi Menular Seksual
Menggunakan Pendekatan Sindrom

• Duh Tubuh Vagina


• Duh tubuh urethra
• Ulkus genital
• Bubo inguinal
• Pembengkakan skrotum
• Konjungtivitis neonatorum
• Nyeri perut bagian bawah
• Tumbuhan (vegetasi) genital
DepKes RI, 2011
N DAFTAR PENYAKIT TINGKAT
o KEMAMPUAN

1 HIV AIDS Tanpa komplikasi 4A


2 Sindrom duh tubuh (discharge) genital (gonore dan 4A
non gonore)
3 Vaginosis bakterial 4A
4. Herpes simpleks tanpa komplikasi 4A
5 Chancroid 3A
6 Kondiloma akuminata 3A
7 Sifilis 3A

Standar Kompetensi Dokter Indonesia


2012
Duh Tubuh Vagina

Definisi
Suatu gejala berupa cairan yg dikeluarkan dari alat genital
(uretra/vagina)
tidak berupa darah

Riwayat penyakit
Anamensis Pemeriksaan Klinis
Laboratoris

Bakteri
Salah satu - Servisitis Gonore
penyebab - Infeksi genital non spesifik
- Vaginosis bakterial
DUH TUBUH VAGINA
Terkait IMS

Jumlah
tidak
normal
Perubahan
bau
Duh Tubuh Vagina Normal

Cairan warna bening, tidak berbau, tidak


gatal, jumlah tidak berlebihan
Bentuk anatomis traktus urogenitalis Wanita
menyebabkan infeksi asimtomatis

Duh tubuh wanita yg disebabkan bakteri

Servisitis
Gonore

IGNS VB
(Infeksi
genital non (Vaginosis
spesifik) bakterial)
Vaginosis Bakterial (VB)
Sindroma klinik akibat gangguan ekosistem mikroba vagina yaitu
pergantian Lactobacillus spp dg bakteri anaerob dlm konsentrasi tinggi

penghasil H2O2 yg Prevotella spp, Mobiluncus spp,


merupakan flora normal Gardnerella vaginalis, Mycoplasma
hominis

Asimptomatis

Gejala
Bau amis setelah
hub seksual
Diagnosis VB
3 dari 4 kriteria AMSEL
Duh tubuh putih/abu-abu homogen
pH > 4,5 Tes Amin positif
Sel Clue> 20 %
Infeksi Genital Non Spesifik (IGNS)
Infeksi traktus genital wanita disebabkan penyebab non spesifik

Kuman spesifik → kuman yang dengan fasilitas sederhana dapat


diketemukan seketika.

Penyebab terbanyak: Chlamydia trachomatis (50%)

Penyebab lain: Ureaplasma urealyticum, M. Geniculatum,


M. hominis, Alergi
GEJALA KLINIS
Keluhan IGNS wanita asimptomatis / sangat ringan
(duh tubuh genital kekuningan)
Gejala
Disuri ringan, nyeri pelvis dan dispareunia

Kelainan serviks
( erosi serviks/folikel-folikel kecil mudah berdarah)
Duh Tubuh Urethra

Definisi
Suatu gejala berupa keluarnya cairan dari urethra
(mukous / serous / pus)

Sifat Fisiologis Prostaturia & Spermaturia

Patologis Urethritis gonore

Urethritis non gonore


Urethritis Gonore
Penyebab: Laboratorik:
Bakteri
Neisseria diplokokus
gonorrhoeae gram negatif

Lokasi tumbuh & memperbanyak diri Pria Wanita


Urethra + +
Tenggorokan + +
Konjungtiva + +
Serviks - +
Uterus - +
tuba falopii - +
Rektal + +
Gonore
Masa Tunas 2 – 10 hari

Gamb. Klinis Pada pria

• bercak di celana dalam


• nyeri & panas waktu BAK nanah kental


♂ warna kuning kehijauan (kencing nanah)

• OUE kemerahan, edem, ektropion


♂ • Duh tubuh mukopurulen
Uretritis non Gonore
Infeksi traktus genital pada pria

disebabkan Chlamydia trachomatis

1 – 5 minggu sebelum
Koitus Suspektus terjadi gejala UNS

Keluhan UNS ♂ = keluhan Uretritis GO, tapi lebih ringan


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang
Pengecatan gram dr duh tubuh
Uretritis Gonore diplokokus gram negatif intraselular
(pria) (diagnosis pasti)

Servisitis Gonore Pengecatan gram dr duh


(wanita) tubuhpemeriksan kultur/biakan
(Thayer martin)

Pemeriksaan lain
EnzymeImmunoassay (EIA), hibridisasi DNA, Ligase Chain Reaction
(LCR)/ Polymerase Chain Reaction (PCR)
Pemeriksaan penunjang

Uretritis non • Pewarnaan gram sekret uretra


gonore leukosit>5/LPB

Infeksi
Genital Non • Pewarnaan gram sekret
serviksleukosit>30/LPB
Spesifik
• Tes Amin (duh tubuh bau amis
Vaginosis setelah diteteskan KOH 10%)
• pH vagina >4,5
bakterial • Pewarnaan gram: sel
clue>20%/jumlah sel epitel
Penatalaksanaan
Rekomendasi
Azitromisin 1 gr per oral SD
Uretritis Non Atau
Gonore& Infeksi Doksisiklin 100 mg/hari , per oral (7 hari)
Genital Non
Alternatif
Spesifik Eritromisin 4x500mg/hr, per oral (7hr) /
Levofloksasin 500mg/hari (7hr) /
Ofloksasin 2x300mg/hr (7hr)

Rekomendasi
Metronidazol 2x500mg/hr, per oral (7hr)
Vaginosis
Bakterial
Alternatif
Clindamisin 2x300mg/hr, peroral (7hr)
Penatalaksanaan
Uretritis Gonore Rekomendasi
& Seftriakson 250mg IM SD
Servisitis Gonore atau
Sefiksim 400 mg per oral SD
atau
Sefalosporin Inj SD
(sefotaksim 500mg IM SD)

Azitromisin 1 gr per oral SD


Atau
Doksisiklin 100mg/hari , per
oral (7 hari)

Rejimen alternatif Spektinomisin 2gr IM SD /


Tiamfenikol (Mensing) / Kanamisin 2gr IM SD
Prognosis

Tidak diobati
♂Komplikasi lokal
(epididimitis, seminal vesikulitis, prostatitis)
Infeksi Gonore
♀Komplikasi lokal
(salfingitis akut, penyakit radang panggul)

♂ & ♀Komplikasi diseminata


(artritis, miokarditis, endokarditis, perikarditis, meningitis, dermatitis)
Prognosis

Tidak diobati
Uretritis Infeksi pada wanita
karena (bartolinitis, endometritis, salfingitis,
Chlamydia perihepatitis)
Infeksi asenden
(vesikulitis / epididimitis)
Komplikasi
Vaginosis
bakterial

Tidak diobati

Kelahiran prematur
Ketuban pecah dini
Endometritis post partum
Ulkus Genital
Penyebab
Penyakit infeksi Penyakit non-infeksi
 
 
Herpes genitalis Sindrom Behcet
Chancroid Psoriasis
Trauma Seksual
LGV
Wegener
Granuloma granulomatosis
inguinale Fixed Drug
(donovanosis) Eruption
Sifilis  
infeksi bakteri
sekunder
 
HERPES GENITALIS
Diagnosis
• Diagnosis klinis herpes genitalis tidak ada
yang spesifik
• Lesi berupa ulkus atau vesikel multipel dan
nyeri seringkali tidak ditemukan
• Infeksi HSV 1 penyebab herpes anogenital
juga meningkat pada populasi tertentu
(wanita muda dan MSM (male sex with
male)), walaupun rekurensi dan
pertumbuhan virus lebih jarang dibanding
HSV 2.
• Pemeriksaan sitologi perubahan selular
infeksi HSV tidak sensitif dan tidak spesifik
baik untuk lesi genital (pemeriksan tzanck)
dan pemeriksaan Pap smear.
Regimen terapi
• Asiklovir 3x400mg (7-10 hari)
• Asiklovir 5x200mg (7-10 hari)
• Famsiklovir 3x250mg (7-10 hari)
• Valasiklovir 2x1g (7-10 hari)
CHANCROID
PENY. INFEKSI PD ALAT KELAMIN
YG AKUT, SETEMPAT
Diagnosis pasti dengan
ditemukannya H.ducreyi pada
kultur media khusus (sensitivitas
<80%)
Tersangka chancroid : apabila
ditemukan adanya ulkus genital
yang nyeri dengan disertai
adenopati supuratif di inguinal
Pengobatan chancroid
• Pengobatan akan menghilangkan infeksi,
menyembuhkan gejala klinis dan mencegah
penularan ke orang lain. Pada kasus lanjut bisa
terjadi jaringan parut
• Regimen yang dianjurkan :
– Azithromycin 1g PO single dose
– Ceftriakson 250mg IM single dose
– Ciprofloxacin 2x500mg (3 hari)
– Erythromycin 3x500mg (7hari)
• Penyakit ulseratif pada genital yang
Granuloma disebabkan oleh bakteria gram negatif
intraselular.
Inguinale • Secara klinis : ulkus yang berkembang
(Donovanosis) lambat tanpa disertai nyeri pada genital
atau perineum tanpa adanya limfadenopati
• Sulit untuk dilakukan kultur
• Diagnosis memerlukan pemeriksaan
pengecatan pada jaringan atau biopsi dan
akan ditemukan Donovan bodies berwarna
gelap
Pengobatan
• Regimen terapi yang dianjurkan :
– Doksisiklin 2x100mg sehari(3 minggu atau sampai
penyembuhan)
– Azithromycin 1x1g seminggu sekali (3 minggu atau sampai
sembuh)
– Ciprofloxacin 2x750mg sehari (3 minggu atau sampai sembuh)
– Trimethoprim-sulfametoxazole 2x960mg (3 minggu atau
sampai sembuh)
– Penambahan antibiotik golongan aminoglikosida (gentamicin
1mg/kg IV setiap 8 jam) jika tidak ada perubahan dalam
beberapa hari pertama
Limfogranuloma venereum
• Disebabkan oleh C.trachomatis
• Diagnosis berdasarkan klinis,
informasi epidemiology dan eksklusi
penyakit lainnya
• Spesimen dari genital atau
limfonodi (swab atau aspirasi bubo)
bisa dilakukan untuk kultur,
imunofluoresen direk atau nucleid
acid detection
• Serologi klamidia (titer komplemen
>1:64) dapat mendukung diagnosis
klamidia
Pengobatan
• Pengobatan bertujuan untuk mengobati
infeksi dan mencegah kerusakan jaringan
walaupun bisa menjadi jaringan parut
• Bubo dapat diaspirasi melalui kulit intak atau
insisi dan drainase untuk mencegah
pembentukan ulserasi femoral/ inguinal
• Doksisiklin 2x100 (14- 21 hari)
• Alternatif : Erythromycin 4x500 (21 hari)
Algoritma pada pasien
dengan ulkus genital
 Lakukan KIE & konseling
Penderita dgn keluhan luka atau ulkus pada alat genital
 Sediakan & anjurkan kondom
 Tawarkan konseling & tes HIV, serta serologi sifilis
bila ada fasilitas
Anamnesis: tanya faktor resiko dan pemeriksaan genital

Tampak adanya:
Ulkus
Ulkus
1. Lesi/luka kecil keras Ulkus
multipel,
multipel, biasanya dengan Ulkus
nyeri,
dangkal, tunggal, tanda trauma
lunak,
berkelompok, tidak campura tik atau
nyeri atau dasar
nyeri, n kotak dermat
2. Vesikel kecil kotor dan ologik
dasar 2
berkelompok tepi tidak
bersih, dan 3
3. Riwayat teratur
tepi rata
rekurensi
 
Ya Ya Ya Ya Ya

Beri pengobatan
Obati sebagai herpes Obati sebagai Obati sebagai sifilis
Obati sebagai sifilis yang sesuai atau
genitalis chancroid dan chancroid
rujuk
 Lakukan KIE & konseling
 Sediakan & anjurkan kondom
 Obati pasangannya sesuai dengan penyakit penderita
 
Tidak

Perbaikan pada hari ke 7? Rujuk

Amati sampai ulkus menutup

Risiko (+)

Bila dalam 1 bulan terakhir mengalami 1 atau lebih faktor


risiko dibawah ini:
•  Pasangan seksual > 1

• Berhubungan seks dengan penjaja seks

• Episode IMS 1/lebih

• Perilaku pasangan seks berisiko tinggi

 
KONDILOMA
AKUMINATA
 Penyakit menular seksual yang
disebabkan oleh Human Papilloma
Virus (HPV) yang menyerang kulit
dan mukosa
 HPV 16 and 18  resiko tinggi
 HPV 6 dan 11  resiko rendah
 Merupakan papilomatosa yang
dapat menyatu membentuk
massa eksofiitik
 Lesi yang besar  dapat
menyerupai kembang kol
(cauliflower)
Diagnosis

• Berdasarkan gejala klinis


• Pemeriksaan penunjang:
• Pemeriksaan asetoasetat
• Kolposkopi
• Histopatologi

39
PENATALAKSANAAN
• Kemoterapi • Pembedahan
– Podofilyn tincture – Bedah Skalpel
– Podofilytocsin 0,5 % – Bedah Elecktrik
– Tricholoroacetic acid
– Cryosurgery
80-90 %
– 5 - FU cream 1 - 5 % – Laser
• Interferon

40
SIFILIS
ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
• Insiden di seluruh dunia +0,04-
• treponema pallidum
0,52% (1996) terendah di RRC,
• Manusia : host alami dan vektor Tertinggi di Amerika Selatan
• Insiden di Indonesia 0,16%

SIFILIS
GAMBARAN
KLINIS SIFILIS

SIFILIS SIFILIS
AKUISITA KONGENITAL
SIFILIS AKUISITA

1. Sifilis • 9 hari – 3 bulan dari onset infeksi


• Predileksi :Terutama pada daerah
genitalis/perineal, dan atau anus

primer • Sifat ulkus : bulat, soliter, dasar berupa jaringan


granulasi merah dan bersih, dinding tidak
bergaung, indolen, teraba indurasi, tidak ada

(SI)
tanda radang akut, dan hanya tampak serum
diatasnya

2. Sifilis • 4 – 10 minggu setelah SI


• The great imitator : tidak khas, diffus (dini),
lokalisata (lanjut)

sekunder • Kondiloma lata : lesi yang besar, meninggi,


warna abu-abu sangat infeksius, ditemukan
berdekatan chancre primer, dan pada daerah

(SII)
hangat dan lembab.
Vulva and perineal chancre Labia chancre

Sifilis primer
Sifilis sekunder
(Papulosquamous syphilide)
• Sifilis laten dini
3. Sifilis • Sifilis laten lanjut
Laten

4. Sifilis • Sifilis lanjut benigna


• Sifilis kardiovaskuler
tersier • Neurosifilis
(SII)
Sifilis tersier
SIFILIS KONGENITAL
Sifilis kongenital dini

Onset : saat kelahiran – 3


bulan pertama kehidupan Kelainan : gigi
~ 5 minggu pertama hutchinson, keratilis
kehidupan interstitial (paling
Rash makulopapular, oral, sering), osteoklerosis,
saber shin, frontal

Sifilis kongenital lanjut


merah coklat, deskuamasi
tu telapak tangan & kaki, bossing, destruksi
kondiloma lata biasa tulang panjang.
ditemukan pada daerah
perioral dan perianal. Manifestasi klinis
Predileksi : bagian timbul setelah bayi
posterior badan, perioral, umur > 2tahun
telapak tangan & kaki.
Café au lait  kulit kering
dan berkerut
LABORATORIUM
• 1. Pemeriksaan Treponema pallidum
• 2. Tes Serologik sifilis (TSS)
• 3. Pemeriksaan Cairan Serebrospinal
• 4. Radiologik
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding SI DIAGNOSIS BANDING S2 Diagnosis banding S III

- Herpes Simpleks - Pitiriasis rosea -Guma pada


- Ulkus piogenik - Psoriasis tuberculosis
- Skabies - Numular eczema
- Follikulitis karena -Frambusia
- Balanitis pseudomonas -Sporotrikosis dan
- Limfogranulama aktinomikosis
venerum (LGV)
- Karsinoma sel
squamosa
- Ulkus molle
KOMPLIKASI
• Sifilis Kardiovaskular
• Neurosifilis
• Neurosifilis meningovaskular
PENATALAKSANAAN

1. Medikamentosa
a. Primer, sekunder, dan sifilis laten yg < 1 tahun :
- Benzatin Penisilin 2,4 jt IU/IM, dosis tunggal
- Doksisiklin 2x 100 mg/ oral  selama 2 minggu
- Tetrasiklin 4x 500 mg/oral  selama 2 minggu
- Eritromisin 4x 500 mg/oral  selama 2 minggu
- Ceftriakson 250 mg/hari IM selama 10 hari
b. Sifilis > 1 tahun:
- Benzatin Penisilin 2,4 jt IU/ IM setiap minggu  selama 3 minggu
- Doksisiklin 2x 100 mg/ oral selama 30 hari
- Tetrasiklin 2x 500 mg/ oral selama 30 hari
2. Non medikamentosa
Pendidikan kepada pasien tentang pentingnya pengobatan untuk
pasangannya, dan bentuk-bentuk pencegahan penularan.
PROGNOSIS

• Dengan ditemukannya penisilin, prognosis lebih baik


• Bayi dengan sifilis tanpa pengobatan dini rentan terhadap
serangan dikemudian hari dan bisa menjadi terbelakang.
12% dari bayi baru lahir meninggal oleh sifilis
HIV AIDS
• Cases of HIV/AIDS
in Indonesia
Reported thru'
March 2014
• Source:
Directorate
General CDC & EH
Ministry of
Health, Republic
of Indonesia
PERJALANAN PENYAKIT HIV/AIDS
KEMATIAN
CD 4
Infeksi
Oportunistik

Viral load

PERIODE
JENDELA Tanpa Gejala Gejala Klinis

3 Bulan 1 th 5 th 7 th 10-11 th 57
57
Penurunan CD4 
400 H.zoster Infeksi Oportunistik (IO)
TB
CD4 300 Oral candidiasis

200 PCP, oesophageal AIDS


candidiasis, herpes
Toxo, CMV,
100
Cryptococ
50
PML,
cryptosporidiosis
Time

CD4 > 200 : terinfeksi HIV. CD4< 200: AIDS


58
AIDS Stadium 1: Asimtomatik
•Tidak ada penurunan berat badan
•Tanpa gejala atau hanya: Limfadenopati Generalisata Persisten

AIDS Stadium 2: Sakit Ringan


- Penurunan BB 5-10%
- ISPA berulang: sinusitis, otitis
- Herpes zoster dalam 5 tahun terakhir
- Luka di sekitar bibir (kelitis angularis)
- Ulkus mulut berulang
- Ruam kulit yang gatal (seboroik atau prurigo)
- Dermatitis seboroik
AIDS Stadium 3: Sakit Sedang
-Penurunan BB > 10%
- Diare, demam yg tidak diketahui penyebabnya > 1 bulan
- Kandidiasis Oral atau Oral Hairy leukoplakia
- TB Paru dalam 1 tahun terakhir
- Limfadenitis TB
- Infeksi bakterial yang berat: Pneumoni, Piomiosis

AIDS Stadium 4: Sakit Berat (AIDS)


-Sindroma Wasting (HIV) : kurus kering
-Kandidiasis esofagus
-Herpes simpleks ulseratif > 1 bulan
-Pneumonia Bakterial yang berat berulang dalam 6 bulan

-Limfoma
-Sarkoma kaposi
-Kanker leher rahim yang invasif

-Retinitis CMV
-Pneumonia Pneumosistis
DIAGNOSIS
• Konseling pra tes atau informasi singkat
• Gunakan reagen tes cepat atau dengan ELISA
• Antibodi terdeteksi 2 minggu – 3 bulan setelah
terinfeksi HIV (masa jendela)

• Bila hasil tes “negatif” (non reaktif) , perilaku


berisiko tertular ada  perlu tes ulang
Konseling Pengobatan ART
sebelum memulai pengobatan

Pasien harus memahami : the goals of therapy


• ARV tidak menyembuhkan
• Selama pengobatan ARV, virus masih dapat
ditularkan atau didapat  safe sex dan safe
injection
• Pengobatan seumur hidup

See “Counselling on HAART” document from Dr Veerle, Center of


Hope in Cambodia
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai