Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Kedokteran Unram 2020,9(3.

1):759-763
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

TINJAUAN PUSTAKA

Gambaran Radiologis Hirschprung Disease


Putu Chika Radeanty1, Zanetha Mauly Ilawanda1*, Dewi Anjarwati2
1
Program Studi Profesi Dokter, Abstrak
Fakultas Kedokteran Universitas
Mataram, Indonesia Penyakit Hirschsprung (HD) adalah kelainan kongenital yang ditandai dengan tidak
2
Departemen Radiologi, Fakultas adanya sel ganglion (GC) pada pleksus Meissner submukosa dan pleksus Auerbach
Kedokteran Universitas muskularis di rektum terminal yang memanjang dalam jarak yang bervariasi ke
Mataram-RSUD Provinsi NTB proksimal. Prevalensinya bervariasi dari 1 hingga 1,63 per 10.000 kelahiran.
gambaran foto polos abdomen menggambarkan distensi lipatan usus dengan sedikit
udara pada rectum. Pemeriksaan yang merupakan standar dalam menegakkan
*Korespondensi: diagnosa penyakit Hirschsprung adalah foto dengan barium enema.
zanethamauly00@gmail.com Kata Kunci: Hirschprung Disease, Barium Enema, Radiologi

PENDAHULUAN dapat melakukan gerak peristaltik (gerak


mendorong keluar feses).2 Terjadi pada 1/5000
Penyakit Hirschsprung (HD) adalah kelainan kelahiran hidup dan secara keseluruhan didominasi
kongenital yang ditandai dengan tidak adanya sel laki-laki 4:1.1
ganglion (GC) pada pleksus Meissner submukosa dan
pleksus Auerbach muskularis di rektum terminal yang
ETIOLOGI
memanjang dalam jarak yang bervariasi ke
proksimal. Prevalensinya bervariasi dari 1 hingga Gangguan pada proses migrasi dan
1,63 per 10.000 kelahiran. 1 Setelah dianggap diferensiasi sel neural crest pada tingkat sistem
mematikan, perawatan bedah telah mengurangi saraf enterik, yang berada di bawah kendali gen RET
angka kematian penyakit hingga 3% di negara dan ligan-ligannya. Gangguan ini menyebabkan tidak
maju. HD paling sering menyerang bayi baru adanya GC di pleksus saraf. Ini menyebabkan
lahir. Hal ini bertanggung jawab untuk gejala non- aktivitas usus yang berlebihan dengan pelepasan
spesifik, termasuk sembelit kronis dan obstruksi asetilkolin yang terus-menerus. Selanjutnya, ada
neonatal. 1,2 kontraksi terus menerus dari segmen kolon yang
menyempit (terkena) dan dilatasi sekunder
DEFINISI progresif dari kolon proksimal yang sehat. Gen lain
yang terlibat dalam etiopatogenesis HD hanya
Penyakit Hirschsprung juga disebut dengan terlibat dalam 5 hingga 10% kasus. Ini termasuk
aganglionik megakolon kongenital adalah salah satu ligan reseptor RET: faktor neurotropik turunan sel
penyebab paling umum dari obstruksi usus neonatal glial (GDNF), endotelin-3, reseptor endotelin B
(bayi berumur 0-28 hari). Penyakit Hirschsprung (EDNRB), faktor transkripsi SOX10, dan gen
merupakan penyakit dari usus besar (kolon) berupa PHOX2B.4
gangguan perkembangan dari sistem saraf enterik.
Pada bayi yang lahir dengan penyakit Hirschsprung
PATOFISIOLOGI
tidak ditemui adanya sel ganglion yang berfungsi
mengontrol kontraksi dan relaksasi dari otot polos Istilah megakolon aganglionik
dalam usus distal. Tanpa adanya sel-sel ganglion menggambarkan adanya kerusakan primer dengan
(aganglionosis) otot-otot di bagian usus besar tidak tidak adanya sel-sel ganglion parasimpatik otonom

jku.unram.ac.id 759
Jurnal Kedokteran Unram 2020,9(3.1):759-763
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

pada pleksus submukosa (Meissner) dan myenterik usus dengan sedikit udara pada rectum.
(Auerbach) pada satu segmen kolon atau lebih. Pemeriksaan yang merupakan standar dalam
Keadaan ini menimbulkan keabnormalan atau tidak menegakkan diagnosa penyakit Hirschsprung adalah
adanya gerakan tenaga pendorong (peristaltik), foto dengan barium enema, dimana akan dijumpai
yang menyebabkan akumulasi/ penumpukan isi usus tanda khas: 3,4
dan distensi usus yang berdekatan dengan • Zona transitional: area konikal antara
kerusakan (megakolon). Selain itu, kegagalan segmen spastik aganglionik dan kolon
sfingter anus internal untuk berelaksasi normoganglionik proksimal yang berdilatasi.
berkontribusi terhadap gejala klinis adanya Lokasi di kolon rectosigmoid (short segment)
obstruksi, karena dapat mempersulit evakuasi zat atau proksimalnya (long segment)
padat (feses), cairan, dan gas. • Rasio rektosigmoid ≤ 1,0. Dapat
Penyakit Hirschsprung disebabkan dari ditentukan bila kolon dalam kondisi distensi
kegagalan migrasi kraniokaudal pada prekursor sel oleh kontras. Rasio rektosigmoid: rasio antara
ganglion sepanjang saluran gastrointestinal antara diameter terbesar rectum di bawah os
usia kehamilan minggu ke-5 dan ke-12. Distensi dan vertebrae sacralis III dan sigmoid (diambil
iskemia pada usus bisa terjadi sebagai akibat distensi diameter terbesar dari segmen proksimal,
pada dinding usus, yang berkontribusi medial, dan distal). Pengambilan diameter
menyebabkan enterokolitis (inflamasi pada usus terbesar sesuai aksis transversal kolon.
halus dan kolon), yang merupakan penyebab • Bowel wall irregularity/fasciculasi/saw-
kematian pada bayi/anak dengan penyakit tooth irregularity pada segmen yang
Hirschsprung.5,6 aganglionik
• Irregular contractions
PRESENTASI KLINIS • Filling defect akibat adanya penumpukan
material fecal
Gejala klinis penyakit hirschsprung bervariasi
Apabila dari foto barium enema tidak terlihat
menurut usia pada presentasi dan tingkat segmen
tanda-tanda khas penyakit Hirschsprung, maka
aganglionik. Pada neonatus biasanya terjadi dengan
dapat dilanjutkan dengan foto retensi barium, yakni
terlambatnya pengeluaran mekonium (>48 jam),
foto setelah 24-48 jam barium dibiarkan tercampur
intoleransi makan, distensi abdomen, dan emesis
dengan feses. Gambaran khasnya adalah terlihatnya
empedu, obstruksi usus. Anak-anak dengan segmen
barium yang bercampur dengan feses kearah
aganglionosis yang lebih panjang, seperti: TCA,
proksimal kolon 8
umumnya timbul dengan gejala obstruksi usus.
Namun, gejala klinis muncul pada usia >6 bulan
telah dilaporkan sekitar 14%. Pada bayi dan anak-
anak timbul gejala seperti konstipasi ringan hingga
berat yang berlangsung lama dan refrakter terhadap
obat pencahar oral, muntah, distensi perut, dan
kegagalan pertumbuhan. 3,4

GAMBARAN RADIOLOGIS
Merupakan pemeriksaan yang penting pada
penyakit Hirschsprung. Biasanya gambaran foto
polos abdomen menggambarkan distensi lipatan

jku.unram.ac.id 760
Jurnal Kedokteran Unram 2020,9(3.1):759-763
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

Gambar 1. Film polos menunjukkan rektum yang


sangat melebar dan kolon sigmoid dengan opasitas
jaringan lunak dan lusensi berbintik-bintik karena
kotoran.

Gambar 3. Foto polos abdomen menunjukkan


dilatasi masif segmen kolon.

Gambar 4. The preliminary film untuk barium


enema menunjukkan distensi abdomen dengan
penonjolan pada kedua panggul dan kolon yang
Gambar 2. Foto polos abdomen menunjukkan sangat melebar dengan adanya lusensi berbintik-
lengkung usus yang melebar dengan tidak adanya bintik karena kotoran.
bayangan gas rektal.

jku.unram.ac.id 761
Jurnal Kedokteran Unram 2020,9(3.1):759-763
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

TATALAKSANA sampai 58% kasus pada penderita penyakit


Hirschsprung yang diakibatkan oleh karena iskemia
Sampai pada saat ini, penyembuhan penyakit mukosa dengan invasi bakteri dan translokasi.
Hirschsprung hanya dapat dilakukan dengan Terjadi invasi kuman dari lumen usus, ke mukosa,
pembedahan. Tindakan-tindakan medis dapat sub mukosa, lapisan muscular, dan akhirnya ke
dilakukan tetapi untuk menangani distensi abdomen rongga peritoneal atau terjadi sepsis. Keadaan
dengan pemasangan pipa anus atau pemasangan iskemia dinding usus dapat berlanjut yang akhirnya
pipa lambung dan irigasi rektum. Pemberian menyebabkan nekrosis dan perforasi. Proses
antibiotika dimaksudkan untuk pencegahan infeksi kerusakan dinding usus mulai dari mukosa, dan
terutama untuk enterokolitis dan mencegah dapat menyebabkan enterokilitis. 9 Kualitas hidup
terjadinya sepsis. Cairan infus dapat diberikan pada pasien dengan HD tergantung pada derajat
untuk menjaga keseimbangan cairan, elektrolit, dan kontinensia fekal.1
asam basa tubuh.
Penanganan bedah pada umumnya terdiri
atas dua tahap yaitu tahap pertama dengan KESIMPULAN
pembuatan kolostomi dan tahap kedua dengan
Penyakit Hirschsprung juga disebut dengan
melakukan operasi definitif. Tahap pertama
aganglionik megakolon kongenital adalah salah satu
dimaksudkan sebagai tindakan darurat untuk
penyebab paling umum dari obstruksi usus neonatal
mencegah komplikasi dan kematian. Pada tahapan
(bayi berumur 0-28 hari). Pada neonates, penyakit
ini dilakukan kolostomi, sehingga akan
hirschsprung ditandai dengan keterlambatan
menghilangkan distensi abdomen dan akan
pengeluaran mekonium (>48 jam), intoleransi
memperbaiki kondisi pasien. Tahapan kedua adalah
makan, distensi abdomen, emesis empedu, dan
dengan melakukan operasi definitif dengan
obstruksi usus. Biasanya gambaran foto polos
membuang segmen yang ganglionik dengan bagian
abdomen menggambarkan distensi lipatan usus
bawah rektum.
dengan sedikit udara pada rectum. Pemeriksaan
Setelah diagnosis penyakit Hirschsprung
yang merupakan standar dalam menegakkan
ditegakkan maka sejumlah tindakan praoperasi
diagnosa penyakit Hirschsprung adalah foto dengan
harus dikerjakan terlebih dahulu. Apabila penderita
barium enema. Sampai pada saat ini, penyembuhan
dalam keadaan dehidrasi atau sepsis maka harus
penyakit Hirschsprung hanya dapat dilakukan
dilakukan stabilisasi dan resusitasi dengan
dengan pembedahan.
pemberian cairan intravena, antibiotik, dan
pemasangan pipa lambung. Apabila sebelum operasi
ternyata telah mengalami enterokolitis maka cairan DAFTAR PUSTAKA
resusitasi cairan dilakukan secara agresif, 1. Lotfollahzadeh S, Taherian M, Anand S. Hirschsprung
Disease. [Diperbarui 2021 Sep 1]. Di: StatPearls
pemberian antibiotik broad spektrum secara ketat [Internet]. Treasure Island (FL): Penerbitan
kemudian segera dilakukan tindakan dekompresi StatPearls; 2021 Jan-. Available at
usus.6,7 2. Ambartsumyan, L., Smith, C., & Kapur, R. P. (2019).
Diagnosis of Hirschsprung Disease. Pediatric and
Developmental Pathology, 109352661989235.
doi:10.1177/1093526619892351
KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS 3. Lourenção, P. L. T. de A., Valerini, F. G., Cataneo, A.
J. M., Ortolan, E. V. P., Silveira, G. L. da, Piva, M. F.
Komplikasi pasca tindakan bedah penyakit L., … Rodrigues, M. A. M. (2019). Barium Enema
Hirschsprung dapat digolongkan atas kebocoran Revisited in the Workup for the Diagnosis of
anastome, stenosis, enterokolitis dan gangguan Hirschsprungʼs Disease. Journal of Pediatric
fungsi sfingter. Enterokolitis telah dilaporkan

jku.unram.ac.id 762
Jurnal Kedokteran Unram 2020,9(3.1):759-763
ISSN 2301-5977, e-ISSN 2527-7154

Gastroenterology and Nutrition, 1.


doi:10.1097/mpg.0000000000002242
4. Sajjad, N., Hilal, K., Khandwala, K., Arshad, M., &
Uddin, N. (2019). Usefulness of Delayed Films of
Contrast Enema for Detecting Hirschsprung's
Disease. Cureus, 11(12), e6339.
https://doi.org/10.7759/cureus.6339
5. PEYVASTEH, M., ASKARPOUR, S., OSTADIAN, N.,
MOGHIMI, M.-R., & JAVAHERIZADEH, H. (2016).
DIAGNOSTIC ACCURACY OF BARIUM ENEMA
FINDINGS IN HIRSCHSPRUNG’S DISEASE. ABCD.
Arquivos Brasileiros de Cirurgia Digestiva (São
Paulo), 29(3), 155–158. doi:10.1590/0102-
6720201600030007
6. Sreedher, G., Garrison, A., Novak, R., Keisling, M., &
Ganapathy, S. S. (2018). Congenital intestinal
hypoganglionosis: A radiologic mimic of
Hirschsprung's disease. Radiology case reports,
14(2), 171–174.
https://doi.org/10.1016/j.radcr.2018.10.007
7. Haikal, Z., Dwihantoro, A., Gunarti, H., & Gunadi
(2020). Accuracy of transition zone in contrast
enema to predict intraoperative aganglionosis level
in patients with Hirschsprung disease. BMC research
notes, 13(1), 104. https://doi.org/10.1186/s13104-
020-04945-
8. Masiakos, P. T., & Wales, P. W. (2019). Question-
Mark Appearance of the Colon. New England Journal
of Medicine, 380(21), 2051–2051.
doi:10.1056/nejmicm1811998
9. Kaji T., Yamada W., Baba T., Machigashira S. (2019)
Classification. In: Taguchi T., Matsufuji H., Ieiri S.
(eds) Hirschsprung’s Disease and the Allied
Disorders. Springer, Singapore.
https://doi.org/10.1007/978-981-13-3606-5_8

jku.unram.ac.id 763

Anda mungkin juga menyukai