PENILAIAN PENDIDIKAN
Hasil Belajar Peserta Didik
DENGAN SNP/PERMENDIKBUD
Muhamad Rifai
NIM: 41038104200076
DEFINISI
STANDAR
PENILAIAN
PERMENDIKBUD
NO 23 Tahun
2016
LANDASAN YURIDIS
EVALUASI DAN PENILAIAN
Standar penilaian merupakan salah satu bagian dari Standar Nasional
Pendidikan tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sebab itu, setiap pendidik harus memahami
landasan yuridis maupun filosofis yang melatarbelakangi munculnya standar
penilaian, mekanisme, dan prosedur evaluasi. Termasuk dalam hal tersebut,
bagaimana pendidik menetapkan indikator keberhasilan pembelajaran dan
merancang pengalaman belajar siswa.
1. Undang-Undang No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Dalam Bab I Pasal 1 ayat (21) dikemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan
pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen
pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Selanjutnya, dalam Bab XVI tentang
Evaluasi, Akreditas dan Sertifikasi, Bagian Kesatu tentang Evaluasi, Pasal 57, dijelaskan:
Ayat (1): evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional
sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
Ayat (2): evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan
pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan dan jenis pendidikan.
Dipertegas lagi dalam Pasal 58:
Ayat (1): evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau
proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.
Ayat (2): evaluasi peserta didik, satuan pendidikan, dan program pendidikan dilakukan oleh
lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh transparan, dan sistemik untuk menilai
pencapaian standar nasional pendidikan.
2. Peraturan Pemerintah R.I.No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Dalam Bab I tentang Ketentuan Umum, Pasal 1, dikemukakan:
Ayat (11): standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrument penilaian hasil belajar peserta didik.
Ayat (17): penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta
didik.
Ayat (18): evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai
komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban pendidikan.
Ayat (19): ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan
dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik.
Ayat (20): ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai pengakuan
prestasi belajar dan/atau penyelesaian dari suatu satuan pendidikan.
Selanjutnya, dalam Bab IV tentang Standar Proses, Pasal 19 ayat (3), dijelaskan bahwa setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Secara teknis, penilaian ini diatur dalam Bab
IV Pasal 22, yaitu:
Ayat (1): penilaian hasil pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (3) pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai.
Ayat (2): teknik penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa tes tulis, observasi, tes praktik, dan penugasan
perseorangan atau kelompok.
Ayat (3): untuk mata pelajaran selain kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah, teknik penilaian observasi secara individual sekurang-kurangnya dilaksanakan satu kali dalam satu semester.
STANDAR PENILAIAN BNSP
Dalam UU No 20/2003 Bab IX Pasal 35 ayat (3) dijelaskan bahwa
pengembangan standar nasional pendidikan serta pemantauan dan pelaporan
pencapaiannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan standarisasi,
penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan. Keberadaan badan tersebut
diatur dalam PP. 19/2005 Bab XI yang dimulai dari pasal 73, yaitu:
Ayat (1): Dalam rangka pengembangan, pemantauan dan pelaporan
pencapaian standar nasional pendidikan, dengan peraturan pemerintah ini
dibentuk Badan Standart Nasional Pendidikan (BSNP).
Ayat (2): BSNP berkedudukan di ibukota wilayah negara republic Indonesia
yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada mentri.
Ayat (3): dalam menjalankan tugas dan fungsinya, BSNP bersifat mandiri dan
professional.
Dalam rangka menjalankan tugas, fungsi dan wewenangnya, BSNP telah menyusun
pedomanpenilaian yang terdiri atas:
1. Naskah akademik; berisi berbagai kajian kajian teoritis dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan penilaian, baik yang dilakukan oleh pendidik, satuan
pendidikan, ataupun pemerintah.
2. Panduan umum; berisi pedoman dan panduan umum yang berupa rambu-rambu
penilaian yang harus oleh semua guru mata pelajaran. Panduan ini juga berlaku
untuk semua mata pelajaran.
3. Panduan khusus; berisi rambu-rambu penilaian yang harus dilakukan guru pada
kelompok mata pelajaran tertentu alam menyusun kisi-kisi penilaian yang menyatu
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran, kisi-kisi untuk ulangan akhir semester,
cara menentukan skor akhir dan kriteria dari peserta didik yang dapat
dikualifikasikan “baik” dan dapat dinyatakan luus pada kelompok mata pelajaran
tertentu
Panduan khusus ini terdiri atas 5 seri, yaitu:
Menurut BSNP, standar penilaian oleh pendidik mencakup standar umum, standar perencanaan, standar pelaksanaan, standar pengolahan dan
pelaporan hasil penilaian serta standar pemanfaatan hasil penilaian.
1. Standar Umum Penilaian
Standar umum penilaian adalah aturan main dari aspek-aspek umum dalam pelaksanaan penilaian. Untuk melakukan penilaian, pendidik
harus selalu mengacu pada standar umum penilaian. BSNP menjabarkan standar umum penilaian ini dalam prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Pemilihan teknik penilaian disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran serta jenis informasi yang ingin diperoleh dari peserta didik.
b. Informasi yang dihimpun mencakup ranah-ranah yang sesuai dengan standar isi dan standar kompetensi kelulusan.
c. Informasi mengenai perkembangan perilaku peserta didik dilakukan secara berkala pada kelompok mata pelajaran masing-masing.
d. Pendidik harus selalu mencatat perilaku peserta didik yang menonjol. Baik yang bersifat positif maupun negative dalam buku catatan
perilaku.
e. Melakukan sekurang-kurangnya tiga kali ulangan harian menjelang ulangan tengah semester, dan tiga kali menjelang ujian akhir semester.
f. Pendidik harus menggunakan teknik penilaian yang bervariasi sesuai dengan kebutuhan.
g. Pendidik harus selalu memeriksa dan memberi balikan kepada pesserta didik atas hasil kerjanya sebelum memberikan tugas lanjutan.
h. Pendidik harus memiliki catatan kumulatif tentang hasil penilaian untuk setiap peserta didik yang berada di bawah tanggung jawabnya.
Pendidik harus pula mencatat semua kinerja peserta didik untuk menentukan pencapaian kompetensi peserta didik.
i. Pendidik melakukan ulangan tengah dan akhir semester untuk menilai penguasaan kompetensi sesuai dengan tuntutan dalam standar
kompetensi (SK) dan standar lulusan (SL).
j. Pendidik yang diberi tugas menangani pengembangan diri harus melaporkan kegiatan peserta didik kepada wali kelas untuk dicantumkan
jenis kegiatan pengembangan diri pada buku laporan pendidikan.
k. Pendidik menjaga kerahasiaan pribadi peserta didik dan tidak disampaikan kepada pihak lain tanpa seizin yang bersangkutan maupun orang
tua/wali mulid.
2. Standar Perencanaan Penilaian
Standar perencanaan penilaian oleh pendidik merupakan prinsip-prinsip yang harus dipedomani bagi
pendidik dalam melakukan perencanaan penilaian. BSNP menjabarkannya menjadi tujuh prinsip sebagai
berikut:
a. Pendidik harus membuat rencana penilaian secara terpadu dengan silabus dan rencana
pembelajarannya.perencanaan penilaian setidak-tidaknya meliputi komponen yang akan dinilai, teknik yang
akan digunakan serta kriteria pencapaian kompetensi.
b. Pendidikan harus mengembangkan kriteria pencapaian kompetensi dasar (KD) sebagai dasar untuk
penilaian.
c. Pendidik menentukan teknik penilaian dan instrument penilainnya sesuai dengan indicator pencapaian KD.
d. Pendidik harus menginformasikan seawal mungkin mungkin kepada peserta didik tentang aspek-aspek
yang dinilai dan kriteria pencapaiannya.
e. Pendidik menuangkan seluruh komponen penilaian ke dalam kisi-kisi penilaian.
f. Pendidik membuat instrument berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat dan dilengkapi dengan pedoman
penskoran sesuai dengan teknik penilaian yang digunakan.
g. Pendidik menggunakan acuan kriteria dalam menentukan nilai peserta didik.
3. Standar Pelaksanaan Penilaian
Dalam pedoman umum penilaian yang diusun oleh BSNP, standar pelaksanaan penilaian
oleh pendidik meliputi:
a. Pendidik melakukan kegiatan penilaian sesuai dengan rencana penilaian yang telah
disusun di awal kegiatan pembelajaran.
b. Pendidik menganalisis kualitas instrument dengan mengacu pada persyaratan
instrument serta menggunakan acuan kriteria.
c. Pendidik menjamin pelaksanaan ulangan dan ujian yang bebas dari kemungkinan
terjadinya tindak kecurangan.
d. Pendidik memeriksa pekerjaan peserta didik dan memberikan umpan balik dan
komentar yang bersifat mendidik.
4. Standar Pengolahan dan Pelaporan Hasil Penilaian
Dalam pedoman umum penilaian yang disusun oleh BSNP, standar pengolahan dan pelaporan
hasil penilaian oleh pendidik meliputi:
Menurut BSNP ada dua standar pokok yang harus diperhatikan dalam penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan, yaitu:
1. Standar penentuan kenaikan kelas. Standar ini terdiri atas tiga hal pokok,
yaitu:
a. Pada akhir tahun pelajaran, satuan pendidikan menyelenggarakan ulangan
kenaikan kelas.
b. Satuan pendidikan menetapkan Standar Ketuntasan Belajar Minimal (SKBM)
pada setiap mata pelajaran. SKBM tersebut harus ditingkatkan secara berencana
dan berkala.
c. Satuan pendidikan menyelanggarakan rapat Dewan pendidikan untuk
menentukan kenaikan kelas setiap peserta didik.
2. Standar penentuan kelulusan
a. Pada akhir jenjang pendidikan, satuan pendidikan menyelenggarakan ujian sekolah pada kelompok
mata pelajaran IPTEKS.
b. Satuan pendidikan menyelenggarakan rapat dewan pendidikan untuk menentukan nilai akhir peserta
didik pada:
1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3) Kelompok mata pelajaran estetika, dan
4) Kelompok mata pelajaran jasmani olahraga dan kesehatan untuk menentukan kelulusan.
c. Satuan pendidikan menentukan kelulusan peserta didik berdasarkan kriteria kelulusan yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah No.19/2005 pasal 72 ayat (1) yang menyatakan bahwa peserta
didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikn pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian,
kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
3) Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi,
dan
4) Lulus ujian nasional.
TEHNIK PENILAIAN MENURUT BNSP
Menurut pedoman umum BSNP, teknik penilaian yang dapat digunakan, antara lain:
1. Tes kinerja. Tes ini dapat menggunakan berbagai bentuk, seperti tes keterampil tertulis, tes identifikasi, tes simulasi, uji petik kerja, dan
sebagainya. Melalui tes kinerja ini, peserta didik mendemonstrasikan unjuk kerja sebagai perwujudan kompetensi yang telah dikuasainya.
2. Demonstrasi. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan kompetensi yang dinilai
3. Observasi. Teknik ini dapat dilakukan secara formal maupun informal. Secara formal, observasi dilakukan dengan menggunakan instrument yang
sengaja dirancang untuk mengamati unjuk kerja dan kemajuan belajar peserta didik. Secara informal, observasi dilakukan oleh pendidik tanpa
menggunakan instrument.
4. Penugasan. Teknik ini dapat dilakukan dengan model proyek yang berupa sejumlah kegiatan yang dirancang, dilakukan dan diselesaikan oleh
peserta didik di luar kegiatan kelas dan harus dilaporkan baik secara tertulis maupun lisan. Penugasan ini dapat pula berbentuk tugas rumah yang harus
diselesaikan peserta didik.
5. Portofolio. Teknik ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam karya tertentu yang diorganisasikan untuk
mengetahui minat, perkembangan belajar, dan prestasi belajar.
6. Tes tertulis. Teknik ini dapat dilakukan dengan cara uraian (essay) maupun objektif, seperti: benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan dan
melengkapi.
7. Tes lisan. Teknik ini menuntut jawaban lisan dari peserta didik. Untuk itu, dalam pelaksanaannya pendidik harus bertatap muka secara langsung
dengan peserta didik. Pendidik juga harus membuat daftar pertanyaan dan pedoman penskoran.
8. Jurnal, yaitu catatan peserta didik selama berlangsungnya proses pembelajaran. Jurnal berisi deskripsi proses pembelajaran termasuk kekuatan dan
kelemahan peserta didik terkait dengan kinerja ataupun sikap.
9. Wawancara, yaitu cara untu memperoleh informasi secara mendaam yang diberikan secara lisan dan spontan tentang wawasan, pandangan atau
aspek kepribadian peserta didik.
10. Inventori, yaitu skala psikologis yang digunakan untuk mengungkap sikap, minat, dan persepsi peserta didik terhadap objek psikologis ataupun
fenomena yang terjadi.
11. Penilaian diri, yaitu teknik penilaian yang digunakan agar peserta didik dapat mengemukakan kelebihan dan kekurangan diri dalam berbagai hal.
12. Penilaian antarteman. Teknik ini dilakukan dengan meminta peserta didik mengemukakana kelebihan dan kekurangan teman dalam berbagai hal.
Penilaian ini dapat pula berupa sosiomitri untuk mendapat informasi anak-anak favorit dan anak-anak yang terisolasi dalam kelompoknya.
5 UJIAN SEKOLAH DAN UJIAN NASIONAL