Anda di halaman 1dari 9

Nama : Nuning Lailasiyam

NPM : 1740605019
Lokal : B
Standar Evaluasi
1. Standar Nasional Penilaian
- Pengertian pendidikan
Menurut Undang-undang NO.20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepridbadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Menurut Oemar Hamalik (2001: 79) pendidikan adalah suatu proses dalam rangka
mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap
lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang
memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan bermasyarakat.
Jadi dapat disimpulkan pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh
peserta didik dalam proses belajar dalam dunia pendidikan untuk dapat
mengembangkan potensi dalam dirinya agar nantinya dapat menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dan dapat berfungsi dalam kehidupan bermasyarakat.
- Standar penilaian berdasarkan prespektif SNP
Standar nasional pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
diseluruh wilayah hukum Negara kesatuan republic Indonesia
2. Ruang lingkup standar penilaian pendidikan (SNP) pada Peraturan Pemerintah No. 19
tahun 2005 meliputi 8 standar yaitu:
a. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan
dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada
jenjang satuan pendidikan tertentu.
b. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai standar
kompetensi kelulusan.
c. Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
d. Standar pendidik dan tenaga kependidikan merupakan kriteria pendidikan
prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam pembelajaran.
e. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan kriteria minimal tantang ruang belajar, tempat olahraga, tempta beribadah,
perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan
berekreasi, serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
f. Standar pengelolaan berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, provinsi, atau
nasional agar tercapai efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
g. Standar pembiayaan, mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan
pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
h. Satuan penilaian pendidikan, berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan
instrument penilaian hasil belajar peserta didik.

Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005


Bab 1 Pasal 1
- Ayat 11 Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta
didik
- Ayat 17 Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
- Ayat 19 Ulangan adalah proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik .
- Ayat 20 Ujian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/atau penyelesaian
dari suatu satuan pendidikan.

3. UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003


TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB XVI
- Pasal 57Ayat (2) Evaluasi dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program
pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jenis
pendidikan.
- Pasal 58 ayat (1) Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk
memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan.
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 20 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

- Pasal 1 ayat (1) Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah dilaksanakan berdasarkan standar penilaian pendidikan yang berlaku secara
nasional.

4. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 22.TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PROSES
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

- Pasal 1 ayat (1) Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah selanjutnya disebut
Standar Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi
lulusan.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 104 TAHUN 2014 TENTANG PENILAIAN HASIL
BELAJAR OLEH PENDIDIK PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN
MENENGAH
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/bukti
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam kompetensi sikap spiritual dan
sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan yang dilakukan
secara terencana dan sistematis, selama dan setelah proses pembelajaran;
2. Penilaian Autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik
menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya;
3. Ketuntasan Belajar merupakan tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan
ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar;

- Pasal 2 ayat (1) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilaksanakan dalam bentuk
penilaian Autentik dan non-autentik.
- Pasal 3 ayat (1) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berfungsi untuk memantau
kemajuan belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan.
- Pasal 5 ayat (1) Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup
kompetensi sikap spiritual, kompetensi sikap sosial, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan.
- Pasal 6 ayat (7) Khusus untuk SD/MI Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik terhadap
kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan dinyatakan
dalam bentuk deskripsi.
- Pasal 7
Ayat (1) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik untuk kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan menggunakan skala penilaian.
Ayat (2) Skala penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk kompetensi
sikap menggunakan rentang predikat Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan
Kurang (K). (3) Skala penilaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk
kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan menggunakan rentang angka
dan huruf 4,00 (A) - 1,00 (D) dengan rincian sebagai berikut:
a. 3,85 - 4,00 dengan huruf A;
b. 3,51 - 3,84 dengan huruf A-;
c. 3,18 - 3,50 dengan huruf B+;
d. 2,85 - 3,17 dengan huruf B;
e. 2,51 - 2,84 dengan huruf B-;
f. 2,18 - 2,50 dengan huruf C+;
g. 1,85 - 2,17 dengan huruf C;
h. 1,51 - 1,84 dengan huruf C-;
i. 1,18 - 1,50 dengan huruf D+; dan
j. 1,00 - 1,17 dengan huruf D.

- Pasal 12 ayat (1) Hasil belajar yang diperoleh dari penilaian oleh Pendidik digunakan
untuk menentukan promosi peserta didik.
Ayat (2) Promosi peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk: SD/MI
menggunakan prinsip kenaikan kelas otomatis;

5. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR
OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN DASAR
DAN PENDIDIKAN MENENGAH
Pasal 3
- Ayat (1) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik berfungsi untuk memantau kemajuan
belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara berkesinambungan.
- Ayat (2) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan untuk memenuhi fungsi formatif dan sumatif dalam penilaian.
- Ayat (3) Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik memiliki tujuan untuk:
a. Mengetahui tingkat penguasaan kompetensi;
b. Menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi;
c. Menetapkan program perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat
penguasaan kompetensi;
d. Memperbaiki proses pembelajaran.

Pasal 5
- Ayat (1) Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan.
- Ayat (2) Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan mencakup aspek
pengetahuan dan aspek keterampilan.

Pasal 8
Mekanisme Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik meliputi:
a. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus;
b. Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dilakukan untuk memantau proses,
kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan dan pengukuran
pencapaian satu atau lebih Kompetensi Dasar;
c. penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan sebagai sumber
informasi utama dan pelaporannya menjadi tanggungjawab wali kelas atau guru
kelas;
d. hasil penilaian pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam bentuk
predikat atau deskripsi;
e. penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan, dan
penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
f. penilaian keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek, portofolio,
dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang dinilai;
g. hasil penilaian pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh pendidik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi; dan
h. peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi.

6. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 22.TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PROSES
PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
Pasal 1 ayat (1) Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah selanjutnya disebut
Standar Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan
pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk mencapai kompetensi
lulusan.

BAB V PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN


Penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic
assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh.
Keterpaduan penilaian ketiga komponen tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya,
dan perolehan belajar peserta didik yang mampu menghasilkan dampak instruksional
(instructional effect) pada aspek pengetahuan dan dampak pengiring (nurturant effect)
pada aspek sikap. Hasil penilaian otentik digunakan guru untuk merencanakan program
perbaikan (remedial) pembelajaran, pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling.
Selain itu, hasil penilaian otentik digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses
pembelajaran sesuai dengan Standar Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses pembelajaran
dilakukan saat proses pembelajaran dengan menggunakan alat: lembar pengamatan,
angket sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran
dilakukan saat proses pembelajaran dan di akhir satuan pelajaran dengan menggunakan
metode dan alat: tes lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil evaluasi akhir diperoleh dari
gabungan evaluasi proses dan evaluasi hasil pembelajaran.

7. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK


INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR
OLEH SATUAN PENDIDIKAN DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH
PEMERINTAH
Pasal 1
- Ayat (4) Ujian Sekolah selanjutnya disingkat US adalah kegiatan pengukuran dan
penilaian kompetensi peserta didik yang dilakukan satuan pendidikan terhadap standar
kompetensi lulusan untuk mata pelajaran yang tidak diujikan dalam USBN dilaksanakan
oleh Satuan Pendidikan pada SD/MI/SDTK dan Program Paket A/Ula.
- Ayat (5) Ujian Sekolah Berstandar Nasional yang selanjutnya disingkat USBN adalah
kegiatan pengukuran capaian kompetensi peserta didik yang dilakukan Satuan
Pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan untuk memperoleh
pengakuan atas prestasi belajar.
- Ayat (6) Ujian Nasional yang selanjutnya disingkat UN adalah kegiatan pengukuran
capaian kompetensi lulusan pada mata pelajaran tertentu secara nasional dengan mengacu
pada Standar Kompetensi Lulusan.
- Pasal 3 ayat (1) US sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) diikuti oleh peserta
didik pada jenjang SD/MI/SDTK dan Program Paket A/Ula.
- Pasal 4
Ayat (1) Penilaian hasil belajar melalui USBN pada Jenjang SD/MI/SDTK/SDLB dan
Program Paket A/Ula diselenggarakan oleh satuan/program pendidikan yang
terakreditasi. Ayat (2) Penilaian hasil belajar melalui US pada Jenjang SD/MI/SDTK dan
Program Paket A/Ula diselenggarakan oleh satuan/program pendidikan yang
terakreditasi.

BAB III
PERSYARATAN PESERTA DIDIK MENGIKUTI US, USBN DAN UN

- Pasal 5 ayat (1) Peserta didik pada jenjang SD/MI/SDTK, SDLB dan Program Paket
A/Ula yang mengikuti US dan USBN harus memenuhi persyaratan:
a. telah berada pada tahun terakhir di jenjang SD/MI/SDTK/SDLB;
b. telah atau pernah berada pada tahun terakhir untuk Program Paket A/Ula; atau
c. memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar mulai kelas IV semester 1
sampai dengan kelas VI semester 1 untuk peserta didik pada SD/MI/SDTK,
SDLB dan Program Paket A/Ula.

Ruang Lingkup Evaluasi Hasil Belajar


1. teknik evaluasi hasil belajar
a. Prinsip-prinsip Evaluasi Hasil Belajar
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian hasil belajar peserta didik antara lain:
1. Penilaian ditujukan untuk mengukur pencapaian kompetensi;
2. Penilaian menggunakan acuan kriteria yakni berdasarkan pencapaian kompetensi
peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran;
3. Penilaian dilakukan secara menyeluruh dan berkelanjutan;
4. Hasil penilaian ditindaklanjuti dengan program remedial bagi peserta didik yang
pencapaian kompetensinya di bawah kriteria ketuntasan dan program pengayaan
bagi peserta didik yang telah memenuhi kriteria ketuntasan;
5. Penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran.

Penilaian hasil belajar peserta didik harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Sahih (valid), yakni penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan
kemampuan yang diukur;
2. Objektif, yakni penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi subjektivitas penilai;
3. Adil, yakni penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik, dan
tidak membedakan latar belakang sosial-ekonomi, budaya, agama, bahasa, suku
bangsa, dan jender;
4. Terpadu, yakni penilaian merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari
kegiatan pembelajaran;
5. Terbuka, yakni prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan;
6. Menyeluruh dan berkesinambungan, yakni penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang sesuai, untuk memantau
perkembangan kemampuan peserta didik;
7. Sistematis, yakni penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah yang baku;
8. Menggunakan acuan kriteria, yakni penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan;
9. Akuntabel, yakni penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya

b. Ciri-ciri Evaluasi Hasil Belajar


Ciri-ciri tersebut yaitu:
1. Penilaian dilakukan secara tidak langsung.
2. Menggunakan ukuran yang bersifat kuantitatif (simbul angka),
3. Pada umumnya menggunakan unit-unit atau satuan-satuan yang tetap.
4. Prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik dari waktu ke waktu bersifat
relatif. Artinya, hasil evaluasi pada umumnya tidak tetap.
5. Dalam melakukan penilaian sering terjadi kesalahan-kesalahan. Sedangkan
sumber-sumber kesalahan terletak pada:
a. alat ukur (soal tes).
b. penilai (guru).
c. penilaian pada (murid)

2. Ruang lingkup evaluasi hasil belajar


Ruang lingkup evaluasi berkaitan dengan cakupan objek evaluasi itu sendiri. Jika
objek evaluasi itu tentang pembelajaran, maka semua hal yang berkaitan dengan
pembelajaran menjadi ruang lingkup evaluasi pembelajaran. Ruang lingkup evaluasi
pembelajaran akan ditinjau dari berbagai perspefktif, yaitu domain hasil belajar, sistem
pembelajaran, proses dan hasil belajar, dan kompetensi. Hal ini dimaksukan agar guru
betul-betul dapat membedakan antara evaluasi pembelajaran dengan penilaian hasil
belajar sehingga tidak terjadi kekeliruan atau tumpang tindih dalam penggunaanya. Pada
umumnya ruang lingkup hasil belajar dilihat dari 3 aspek yaitu aspek kognitif, aspek
afektif dan aspek psikomotorik.

3. Teknik dan instrument evaluasi hasil belajar berdasarkan k13


Teknik penilaian pada kurikulum 2013 yaitu
a. Penilaian sikap yaitu penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses
pembelajaran baik dalam kegiatan kurikuler maupun ektrakulikuler yang meliputi
sikap spiritual dan sosial. Teknik penilaiannya berupa observasi, wawancara,
catatan anekdot, catatan kejadian tertentu dll.
b. Penilaian pengetahuan dilakukan dengan mengukur penguasaan yang mencakup
pengetahuan factual, konseptual, dan procedural dalam tingkatan berpikir peserta
didik. Teknik penialaiannya berupa tes tertulis, tes lisan, dan penugasan.
c. Penilaain keterampilan dilakukan dengan mengidentifikasi karakteristik
kompetensi dasar untuk menentukan teknik penilaian yang sesuai. Teknik
penilaian yang digunakan seperti penilaian kinerja, proyek, portofolio dll.

Anda mungkin juga menyukai