Bab 7
Pengertian Korupsi
2
KORUPSI itu ...
Penyebab Korupsi
Penyebab korupsi
Fraud Triangle
merupakan
gabungan dari tiga
elemen, yaitu : opportunities
Tekanan /
Pressures
Peluang / Perceived Pressures
Rationalization
Justifikasi /
Rationalization
pressures rationalization
9
Penyebab Korupsi
11
Sistem kelembagaan yang mendorong
korupsi
Sistem perekonomian dan kelembagaan yang
meningkatkan manfaat atau keuntungan korupsi cenderung
memiliki empat ciri yaitu :
12
Rumus yang mendorong korupsi
C = MP + D – A – Tdm
Dimana :
C = corruption
MP = monopoly power
D = discretion
A = accountability
Tdm = transparency of decision making
13
Delapan Pertanyaan tentang Korupsi
Apa sesungguhnya KORUPSI itu ?
Negara negara mana yang paling korup ?
Apa ciri ciri umum negara yang mempunyai tingkat
korupsi yang tinggi ?
Berapa besarnya korupsi ?
Apakah gaji lebih tinggi untuk para birokrat akan menekan
korupsi ?
Apakah persaingan dapat menekan korupsi ?
Mengapa begitu sedikit upaya yang berhasil memerangi
korupsi ?
Apakah korupsi berdampak negatip terhadap
pertumbuhan ekonomi ?
15
2.Negara negara mana yang paling korup ?
Kajian mengenai pengukuran korupsi antar-negara oleh Knack
dan Keefer (1995) dan Mauro (1995) didasarkan atas indikator
korupsi yang dihimpun oleh perusahaan-perusahaan yang
berkecimpung dalam usaha mengukur risiko, (private risk-
assessment firms). Di antaranya, International Country
Risk Guide (ICRG) adalah yang paling populer,
indeks yang menunjukkan rata-rata dari berbagai
peringkat oleh sumber-sumber yang menghimpun data
mengenai persepsi adanya korupsi. Di antaranya, yang paling
populer adalah Corruption Perception Index, disingkat CPI.
Kaufmann, Kraay dan Mastruzzi (2003) menghasilkan ukuran
yang nielengkapi pengukuran tersebut di atas, yakni Control of
Corruption (CoC).
Ketiga indikator tersebut sebenarnya mencerminkan hal
serupa. Metodologi agregasi data di antara ketiga indikator itu
hanya berbeda tipis.
16
3. Apa ciri ciri umum negara yang
mempunyai tingkat korupsi yang tinggi ?
Kelompok teori pertama memandang mutu lembaga dan karenanya juga
korupsidibentuk oleh faktor-faktor ekonomi. Secara singkat,
perkembangan lembaga-lembaga merupakan respons terhadap tingkat
pendapatan negara. (Lipset, 1960; Demsetz, 1967). Pandangan yang
terkait diberikan oleh human capital theory, yang melihat perkembangan
dalam human capital dan penghasilan menyebabkan perkembangan
dalam kelembagaan (Lipset, 1960; Glaeser, La Porta, Lopez-de Silanes
dan ShIcifer, 2004). Kelompok teori ini melihat pendapatan per kapita dan
taraf pendidikan sebagai penyebab korupsi.
Kelompok institutional theories kedua menekankan peran lembaga-
lembaga secara lebih langsung. Teori-teori ini sering kali memandang
lembaga-lembaga sebagai pantang menyerah (persistent) dan
bawaan (inherited). Dalam kaitan ini, Acernoglu, Johnson, dan Robinson
(2001) menjelaskan bahwa di wilayah bekas jajahan, lembaga-lembaga
dibangun untuk kepentingan penjajah, tradisi sejarah dan kolonialisasi
membawa dampak terhadap korupsi (Treisman, 2000).
Dalam pandangan kelompok teori kedua, lembaga-lembaga ekonomi dan
politik mernengaruhi tingkat korupsi, khususnya dalam cara-cara di mana
lembaga-lembaga itu membatasi persaingan pasar (meliputi keterbukaan
persaingan dari luar untuk impor) dan politik.
17
4. Berapa besarnya korupsi ?
Sekalipun survei itu sudah disesuaikan beberapa kali untuk
mendorong responder (para manajer di perusahaan yang
disurvei) memberikan jawaban yang sesungguhnya mengenai
penyuapan, namun pelaporan yang tidak benar (karena rasa
khawaatir) masih terjadi.
Korupsi juga merajalela dalam bidang pengadaan barang dan
jasa. Olken (2003, 2004) menemukan bahwa 29% dari dana
yang dialokasikan untuk pembuatan jalan raya dan 18% dari
dana yang dialokasikan untuk subsidi beras untuk orang
miskin (raskin) dikorupsi.
Svensson memberikan contoh-contoh dari negara lain dan
cara menaksir berapa jumlah korupsi dengan mengambil
sampel tertentu, seperti korupsi dalam program minyak untuk
pangan (Oil for Food Program) di Irak. Contoh-contoh itu tidak
disarikan di sini.
18
5. Apakah gaji lebih tinggi untuk para
birokrat akan menekan korupsi ?
Dasar teoretis dari gagasan untuk rekomendasi kebijakan
menaikkan gaji pegawai negeri, datang dari Becker dan Stigler
(1974). Mereka menunjukkan bahwa dengan menaikkan
gaji pegawai negeri di atas gaji resmi, kita dapat memastikan—
dengan kondisi tertentu—bahwa pegawai akan berperilaku jujur.
Namun, apabila masalah korupsinya tidak diselesaikan dan
penegakan hukum tetap lemah, yang terjadi adalah tingkat
korupsi (biaya korupsi) justru akan meningkat (Mookherjee dan
Png, 1995).
Bukti sistematis yang menunjukkan hubungan antara kenaikan
gaji dan tingkat korupsi memang meragukan. Rauch dan Evans
(2000) dan Treisman (2000) menemukan tidak ada bukti kuat
mengenai hubungan antara kenaikan gaji dan turunnya tingkat
korupsi.
kesimpulan yang penting bagi negara berkembang dengan
tingkat korupsi yang tinggi. Tanpa sistem pemantauan yang jujur
dan konsisten, kenaikan gaji tidak akan menurunkan tingkat
korupsi. 19
6. Apakah persaingan dapat menekan korupsi?
Ketilka ada persaingan yang kuat, peserta tender akan
berusaha menekan harga jual mereka sekuat mungkin.
Sehingga tidak tersedia dana untuk mcnyogok pejabat. Dalam
kenyataannya, hubungan antara laba perusahaan dan
korupsi sangatlah kompleks, dan secara analitis tidaklah
selalu jelas.
Para pejabat sering kali mengeluarkan aturan yang
menghabat masuknya pesaing (barrier to entry) supaya
mereka bisa korupsi (De Soto, 1989; Shleifer dan Vishny,
1993). Jadi, deregulasi bisa mengurangi korupsi bukan
karena ia meningkatkan persaingan, melainkan karena ia
mengurangi kewenangan birokrat.
20
7.Mengapa begitu sedikit upaya yang berhasil
memerangi korupsi ?
Di banyak negara, termasuk Indonesia, Pemberantasan korupsi
dilakukan melalui gebrakan-gebrakan oleh lembaga atau aparat
(penegak) hukum dan keuangan (para pemeriksa, seperti
auditor dan investigator). Mengapa begitu sedikit yang berhasil?
Sampai hari ini tersedia sedikit bukti yang menunjukkan bahwa
kalau lembaga-lembaga pemantau korupsi diguyur dengan
dana dan sumber daya lainnya, mereka akan berhasil menekan
korupsi. Hanya Hong Kong dan Singapura hal ini dapat
dibuktikan, dan mereka dianggap sebagai perkecualian.
Di. Hongkong dan Singapura, pemberdayaan KPK mereka.
dibarengi dengan .berbagai reformasi di bidang administrasi
negara. masalahnya, di kebanyakan negara berkembang,
komitmen inilah yang tidak bisa dihadirkan.
21
8. Apakah korupsi berdampak negatip
terhadap pertumbuhan ekonomi ?
Dalam kebanyakan teori yang menghubungkan korupsi dengan
pertumbuhan ekonomi yang lambat, tindakan korup itu sendiri
bukanlah biaya sosial terbesar. Kerugian terbesar dari korupsi
adalah bahwa korupsi melahirkan perusahaan yang tidak
efisien dan alokasi talenta (SDM), teknologi, dan modal justru
menjauhi penggunaannya yang paling
produktif bagi masyarakat.
Kajian 'Fisman (2001) menunjukkan adanya perusahaan yang
hidup, dari korupsi dan kolusi dengan pejabat Indonesia dan
dari rent seeking melalui hubungan mereka dengan penguasa.
Korupsi juga merupakan hipotesis utama mengapa dampak dari
public spending terhadap pertumbuhan ekonomi dan
kesejahteraan rakyat sangat mengecewakan.
22
SATU DEKADE INDEKS KORUPSI
di INDONESIA
23
FAKTA & TEMUAN CPI 2020
24
TOP 5 SCOR GLOBAL TERTINGGI 2020
.
25
3 SCOR GLOBAL TERENDAH 2020
26
INDONESIA CPI 2020
.
27
INDONESIA CPI 2020 & 2019
28
SKOR DAN PERINGKAT YANG SAMA
29
.
30
.
35
36
DAMPAK DARI KORUPSI
.
38
Korupsi yang terungkap
• Gunung es
terungkap
belum
terungkap
Korupsi terbagi dalam 3 kelompok
Dikelompokkan menjadi:
1. Merugikan keuangan negara,
2. Suap-menyuap
3. Penggelapan dalam jabatan
4. Pemerasan
5. Perbuatan curang
6. Benturan kepentingan dalam
pengadaan
7. Gratifikasi
Pelaku KORUPSI Sebagaimana UU NO 31 / 1999 yang telah diubah
denganUU NO 20 / 2001