Anda di halaman 1dari 56

PEDOMAN PELAKSANAAN PIALANG BERJANGKA

DAN WAKIL PIALANG BERJANGKA

2023
PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA

• Berbentuk Perseroan Terbatas yang dapat berupa Penanaman Modal Dalam


Negeri; atau Penanaman Modal Asing Patungan (maksimal 95%)

• Nama Perusahaan mencantumkan kata Futures / Berjangka dan dicantumkan


dalam akta pendirian perusahaan

• Memiliki integritas keuangan, reputasi bisnis yang baik, dan kecakapan profesi
KEGIATAN USAHA PIALANG BERJANGKA
• Merupakan Anggota Bursa Berjangka dan mendapatkan izin Usaha sebagai Pialang
Berjangka
• Pelaksanaan Kegiatan dilakukan oleh orang perseorangan yang telah memperoleh izin
Wakil Pialang Berjangka (WPB) dari Bappebti
• WPB wajib memiliki perjanjian kerja dengan Pialang Berjangka yang bersangkutan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bidang ketenagakerjaan.
• WPB yang berkedudukan sebagai pengurus atau berada pada jajaran manajemen Pialang
Berjangka baik di kantor pusat atau kantor cabang wajib berstatus sebagai pegawai tetap.
• Hanya WPB yang berwenang berhubungan langsung dengan calon Nasabah atau
Nasabah untuk proses penerimaan Nasabah dan pelaksanaan transaksi
PENGENDALI PERUSAHAAN PIALANG
BERJANGKA
Orang perseorangan, badan hukum atau kelompok usaha yang meliputi :
 Pemegang saham Pengendali;
 Pemilik Manfaat (Beneficial Owner);
 Anggota dewan komisaris;
 Anggota direksi;
 Pejabat eksekutif perusahaan; dan
 Pengendali lainnya

Bentuk pengendalian terhadap Perusahaan dapat dilakukan dengan cara:


a. Memiliki saham minimal 20%;
b. menjalankan pengelolaan/mempengaruhi kebijakan perusahaan;
c. Memiliki hak opsi atau hak lainnya untuk memiliki saham yang apabila digunakan akan menyebabkan pihak
tersebut memiliki dan/atau mengendalikan saham perusahaan 20%;
d. Mempunyai kewenangan untuk menunjuk, menyetujui dan/atau memberhentikan anggota direksi
perusahaan atau komisaris atau lainnya

Mengendalikan
IZIN USAHA SEBAGAI PIALANG BERJANGKA
Hanya dapat diberikan kepada perseroan terbatas yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki akta pendirian perseroan terbatas yang telah disahkan oleh Menkumham;
b. memiliki daftar nama calon anggota direksi, anggota dewan komisaris, pemegang saham, Pengendali
dan/atau Beneficial Owner perusahaan yang telah mendapat rekomendasi dari Bursa Berjangka
c. memiliki NPWP perseroan terbatas dan NPWP masing-masing calon pemegang saham Pengendali,
dewan komisaris, direksi, dan Beneficial Owner;
d. memiliki neraca awal perseroan terbatas yang telah diaudit oleh Akuntan Publik;
e. memiliki bukti keanggotaan pada Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka dan telah melakukan
penyetoran dana kompensasi ke Bursa Berjangka ;
f. memiliki modal disetor :
 Minimum 2,5 Milyar (untuk penanaman modal DN); atau
 Minimum 5 Milyar (untuk penanaman modal asing patungan)
g. memiliki Modal Bersih Disesuaikan (MBD) yang ditetapkan oleh Bappebti;
h. memiliki rekening terpisah pada bank penyimpan margin yang disetujui oleh Bappebti;
IZIN USAHA SEBAGAI PIALANG BERJANGKA (2)
i. memiliki WPB paling sedikit 3 orang yang salah seorang diantaranya berkedudukan sebagai direktur;
j. memiliki 1 (satu) direktur kepatuhan yang tidak berkedudukan sebagai WPB;
l. memiliki akses saluran data langsung dengan Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka;
m. memiliki divisi khusus pengembangan transaksi multilateral;
n. memiliki divisi atau unit khusus yang berfungsi menangani pelayanan penanganan pengaduan Nasabah dan
mengawasi kepatuhan;
o. memiliki unit yang berfungsi untuk menyelenggarakan pelatihan mengenai Perdagangan Berjangka kepada calon
Nasabah;
p. memiliki sarana dan prasarana yang cukup untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan Pialang Berjangka;
dan
q. memiliki rencana usaha 3 (tiga) tahun

Setiap Badan Usaha Yang Telah Mendapatkan Izin Usaha Sebagai Pialang Berjangka WAJIB Menjadi
Anggota Asosiasi Industri Perdagangan Berjangka
PROSES PERSETUJUAN PIALANG BERJANGKA
DI BAPPEBTI (1)
1. Pembukaan Kantor Cabang Pialang Berjangka
• Persyaratan :
a. memiliki laporan hasil rapat direksi dan dewan komisaris yang menyatakan rencana pembukaan kantor
cabang;
b. memiliki ekuitas paling sedikit sebesar :
a. Rp. 1 M (untuk Pialang Berjangka) atau
b. Rp. 20 M (untuk Pialang Berjangka Peserta SPA)
c. melakukan penambahan modal disetor sebesar :
a. Rp 250 juta untuk setiap pembukaan 1 kantor cabang (untuk Pialang Berjangka )
b. Rp 5 M untuk setiap pembukaan 1 kantor cabang (untuk Pialang Berjangka peserta SPA )
d. memiliki akses saluran data langsung dengan kantor pusat dan Bursa Berjangka (untuk Pialang Berjangka )
atau Penyelenggara Sistem Perdagangan Alternatif (untuk Pialang Berjangka peserta SPA )
e. memiliki divisi khusus pengembangan transaksi multilateral;
f. memiliki divisi atau unit khusus yang berfungsi menangani pelayanan penanganan pengaduan Nasabah
dan mengawasi kepatuhan;
g. memiliki sarana dan prasarana yang cukup untuk melakukan kegiatan operasional perusahaan Pialang
Berjangka;
h. memiliki rencana usaha 3 (tiga) tahun yang mencakup susunan organisasi, tata kerja, fasilitas komunikasi,
sistem pengawasan internal, rencana operasi dan pengelolaan transaksi, proyeksi keuangan, program
pelatihan dan pelayanan pengaduan; dan
i. memiliki WPB yang akan ditempatkan pada kantor cabang paling sedikit 3 (tiga) orang yang salah satunya
menjadi kepala kantor
PROSES PERSETUJUAN PIALANG BERJANGKA
DI BAPPEBTI (2)
2. Persetujuan sebagai Peserta SPA
• Persyaratan :
a.menjadi Anggota Bursa Berjangka dan Anggota Lembaga Kliring Berjangka;
b.memiliki modal disetor paling sedikit Rp 25 milyar;
c.memiliki sarana dan menggunakan sistem yang mendukung perdagangan secara teratur, wajar,
efisien, efektif, dan transparan;
d.memperoleh rekomendasi dari Bursa Berjangka dan Lembaga Kliring Berjangka; dan
e.Direksi, Dewan Komisaris, dan pemegang saham, serta Pengendali calon Peserta SPA wajib lulus
uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) dari masing-masing Bursa Berjangka dan
Bappebti.
f. mempertahankan ekuitas paling sedikit sebesar Rp 20 milyar
PROSES PERSETUJUAN PIALANG BERJANGKA
DI BAPPEBTI (3)
3. Persetujuan Penyaluran Amanat LN
persyaratan :
a. Merupakan Anggota Lembaga Kliring Berjangka
b. memiliki Kerjasama dengan Pialang Berjangka Luar Negeri yang telah menjadi anggota Kliring Berjangka LN
c. Menyetorkan Dana Jaminan sebesar Rp 500 jt ke rekening terpisah Lembaga Kliring Berjangka pada Bank Penyimpan
Margin
d. Menggunakan Bank Penyimpan Margin yang menyediakan fasilitas penyetoran secara online selama jam
perdagangan dengan Bank yang dipergunakan oleh Pialang Berjangka LN
e. Memiliki minimal 1 Wakil Pialang Berjangka yang menguasai/mengerti PTT Bursa Berjangka dan Kontrak Berjangka
LN yang diperdagangkan
f. Menggunakan Sistem penyaluran amanat nasabah ke Bursa Berjangka Luar Negeri yang disediakan oleh Bursa
Berjangka DN yang online dengan Lembaga Kliring Berjangka DN

4. Persetujuan Penerimaan Nasabah online


persyaratan :
a. Tidak melanggar ketentuan tentang persyaratan keuangan minimum dan kewajiban pelaporan keuangan selama 1(satu)
tahun terakhir
b. memiliki sistem aplikasi penerimaan Nasabah secara elektronik on-line sesuai ketentuan
c. memiliki Standar Operasional Prosedur dalam rangka penerimaan Nasabah secara elektronik on-line
d. menunjuk Wakil Pialang Berjangka yang bertugas secara khusus untuk melakukan verifikasi
PROSES PERSETUJUAN PIALANG BERJANGKA
DI BAPPEBTI (4)
5. Perubahan Nama dan/atau Alamat Kantor Pusat Pialang Berjangka
6. Perubahan Alamat Kantor Cabang Pialang Berjangka
7. Perubahan anggota direksi, anggota dewan komisaris, pemegang saham,
Pengendali dan/atau Pemilik Manfaat
8. Pergantian Kepala Cabang
9. Perubahan atau penambahan Rekening Terpisah
10. Persetujuan Promosi atau Iklan, pelatihan dan pertemuan di bidang
Perdagangan Berjangka
TAHAPAN PROSES PERIZINAN DI BAPPEBTI
1. Pemenuhan Dokumen persyaratan secara lengkap & benar

2. Uji kepatutan dan kelayakan (fit and proper test) terhadap :


• anggota direksi,
• anggota dewan komisaris,
• Pemegang saham,
• Pengendali dan/atau Pemilik Manfaat
3. Pemeriksaan Sarana dan Prasarana Fisik Kantor

4. Penerbitan SK & Sertifikat

Periksa Sarana & Prasarana


untuk mendukung kegiatan
Choose who fit &
proper
KEWAJIBAN PIALANG BERJANGKA (1)
1. Bertanggungjawab atas tindakan yang dilakukan oleh pegawai Pialang Berjangka
atau pihak yang terkait dengan Pialang Berjangka tersebut dalam melaksanakan
kegiatan Perdagangan Berjangka;
2. Membuat dan melaksanakan Prosedur Operasional Standar tentang:
 tata cara penerimaan Nasabah;
 pelaksanaan transaksi;
 penanganan pengaduan Nasabah;  disetujui BAPPEBTI
 penyusunan materi dan bahan promosi, iklan dan pertemuan;
 penanganan pengaduan;
 pedoman penerapan Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan
Terorisme; dan
 Prosedur Operasional Standar lainnya yang diwajibkan Peraturan Perundang-
undangan di bidang Perdagangan Berjangka
KEWAJIBAN PIALANG BERJANGKA (2)
3. Membentuk unit untuk memberikan pelatihan mengenai PBK kepada calon Nasabah, paling sedikit
mengenai:
 peraturan perundang-undangan di bidang PBK;
 pengetahuan tentang komoditi dan Kontrak Berjangka;
 pengetahuan tentang mekanisme transaksi dan resiko di bidang PBK;
 hak-hak dan kewajiban Nasabah; dan
 sarana penyelesaian perselisihan data
4. menjelaskan mengenai pengertian dan fungsi Rekening Terpisah (Segregated Account);
5. menjelaskan bahwa dana Nasabah harus ditransfer atau disetorkan ke Rekening Terpisah (Segregated
Account);
6. menjelaskan biaya-biaya yang akan dikenakan kepada Nasabah;
7. menyediakan sarana simulasi transaksi Perdagangan Berjangka bagi calon Nasabah;
8. menyediakan ruangan perdagangan (dealing room) yg terpisah dengan ruangan penyelesaian
(settlement room);
9. menyediakan sarana untuk transaksi secara langsung maupun tidak langsung;
10. merekam dan mencatat penerimaan amanat dari Nasabah dalam Kartu Amanat dlm hal transaksi
dilakukan secara manual di lantai Bursa Berjangka dengan menggunakan Formulir yg telah
ditetapkan oleh Bappebti atau merekam dan mencatat penerimaan amanat dari Nasabah dalam
bentuk elektronik yg dapat ditelusuri kembali keabsahannya apabila terjadi perselisihan;
KEWAJIBAN PIALANG BERJANGKA (3)
11. mengkonfirmasikan kepada Nasabah tentang transaksi yang telah dilaksanakan dlm hal
penyampaian transaksi dilakukan secara tidak langsung oleh Nasabah dengan
menggunakan Formulir yg telah ditetapkan oleh Bappebti;
12. menyampaikan laporan transaksi harian (Daily Statement) kepada Nasabah;
13. menjelaskan alternatif penyelesaian perselisihan perdata khususnya mengenai sengketa
keuangan;
14. menyediakan aplikasi sistem informasi transaksi Nasabah yg berfungsi untuk memastikan
transaksi Nasabah telah terdaftar di Lembaga Kliring Berjangka, serta menyampaikan dan
menjelaskan kpd Nasabah tentang tata cara penggunaannya;
15. menyampaikan kepada Nasabah tentang pernyataan pengungkapan (disclosure statement)
yang diletakkan di 3 tempat, yaitu sebelum Aplikasi Pembukaan Rekening, sebelum
Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko, dan sebelum Perjanjian Pemberian Amanat, sesuai
dengan Formulir yang telah ditetapkan oleh Bappebti; dan
16. membentuk unit yang berfungsi untuk memberikan pelayanan pengaduan Nasabah dan
mengawasi kepatuhan terhadap peraturan.
KEWAJIBAN PIALANG BERJANGKA PESERTA
SPA(1)
Kewajiban khusus Pialang Berjangka Peserta SPA yang membuka Kantor Cabang (Non SPA) :
 melakukan sosialisasi kontrak berjangka komoditi multilateral secara sendiri atau bersama Bursa Berjangka
dan Lembaga Kliring Berjangka kepada masyarakat paling sedikit 6 kali dalam setahun dengan jumlah
minimal 50 orang per pertemuan.
 Sosialisasi dimaksud wajib mendapatkan persetujuan Bappebti dan melaporkan hasil pelaksanaan sosialisasi
kepada BAPPEBTI
 memiliki sarana dan prasarana promosi untuk meningkatkan transaksi Kontrak Berjangka multilateral
Peserta SPA wajib melaporkan setiap transaksi Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif
Syariah ke Bursa Berjangka dalam rangka pengawasan pasar secara elektronik dengan menggunakan Formulir yang
telah ditetapkan Bappebti.
Peserta SPA wajib mendaftarkan setiap transaksi Kontrak Derivatif selain Kontrak Berjangka dan Kontrak Derivatif
Syariah ke Lembaga Kliring Berjangka untuk dijamin penyelesaiannya secara elektronik dengan menggunakan
Formulir yang telah ditetapkan Bappebti.
Peserta SPA wajib menyampaikan konfirmasi transaksi kepada Nasabah pada alamat (email) Nasabah sesuai
dengan yang tertera dalam dokumen aplikasi pembukaan rekening Nasabah.
Peserta SPA wajib memberikan kesempatan kepada Nasabah untuk memberikan sanggahan paling lama 2 x 24
(dua kali dua puluh empat) jam sejak tanggal penerimaan konfirmasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dan
apabila dalam jangka waktu 2 x 24 (dua kali dua puluh empat) jam tidak terdapat sanggahan maka konfirmasi
transaksi Peserta SPA dianggap benar dan sah.
KEWAJIBAN PENERAPAN PROGRAM APU/PPT
PADA PIALANG BERJANGKA

• Pialang Berjangka wajib memiliki, memantau dan menerapkan


kebijakan, pengawasan & prosedur pengelolaan dan mitigasi risiko
TPPU/PPT (RISK BASED)
• Memiliki Program APU/PPT harus tercermin dalam 5 PILAR,
• Pialang Berjangka wajib melakukan prosedur CDD atau EDD (untuk
nasabah risiko tinggi), dan mengelompokkan risiko sesuai tingkat
Kewajiban Penerapan risikonya (IDENTIFIKASI & VERIFIKASI)
Program APU/PPT • Identifikasi terhadap (DTTOT dan Daftar Proliferasi Senjata
Pemusnah Masal)
• menatausahakan dokumen paling singkat 5 tahun (DOKUMEN APU
PPT)
• Melakukan Pelaporan (Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan)
LTKM
KEWAJIBAN PELAPORAN PIALANG BERJANGKA (1)

 Pialang Berjangka wajib menyampaikan konfirmasi tentang posisi keuangan Nasabah,


mencakup berbagai biaya yang dikeluarkan untuk transaksi dan jasa kepada Nasabah setiap
hari, paling lambat hari kerja berikutnya.
 Pialang Berjangka wajib membuat konfirmasi paling sedikit 1 bulan sekali kepada Nasabah
tentang posisi terbuka Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah, dan/atau Kontrak
Derivatif lainnya dan harga yang terjadi, laba atau rugi bersih yang belum nyata, semua
dana Nasabah, dan berbagai biaya yang dibebankan kepada rekening Nasabah tersebut.
 Direktur Kepatuhan Pialang Berjangka wajib membuat Laporan Bulanan yg wajib
disampaikan kepada Kepala Bappebti paling lambat 7 hari setelah tanggal periode
pelaporan berakhir.
 Pialang Berjangka wajib memenuhi ketentuan pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan
kepada PPATK sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan tindak
pidana Pencucian Uang, yg mengacu pada Peraturan Kepala PPATK mengenai tata cara
pelaporan Transaksi Keuangan Mencurigakan kepada PPATK
KEWAJIBAN PELAPORAN KEUANGAN PIALANG BERJANGKA (1)

Pialang Berjangka wajib membuat dan menyampaikan laporan keuangan harian, bulanan,
triwulanan dan tahunan kepada Kepala Bappebti. Laporan keuangan harian, bulanan, triwulanan
wajib disampaikan secara elektronik dan mulai diberlakukan efektif tanggal 1 April 2014,
sementara Laporan keuangan tahunan wajib disampaikan dalam bentuk tertulis (hard copy).
a. Laporan Keuangan Harian wajib disampaikan kepada Kepala Bappebti paling lambat pukul
14.00 WIB pada hari kerja berikutnya. Laporan Keuangan Harian meliputi Laporan Rekening
Terpisah Pialang Berjangka untuk Transaksi Dalam Negeri Laporan Rekening Terpisah Pialang
Berjangka untuk Transaksi Luar Negeri dan Catatan Mutasi Buku Bank Rekening Terpisah
b. Laporan Keuangan Bulanan wajib disampaikan kepada Kepala Bappebti paling lambat 7 hari
setelah tanggal periode pelaporan berakhir. Laporan Keuangan Bulanan meliputi Laporan
Posisi Keuangan Laporan Laba/Rugi Komprehensif ,Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus
Kas, Laporan Modal Bersih Disesuaikan, Laporan Rekening Terpisah Pialang Berjangka untuk
Transaksi Dalam Negeri, Laporan Rekening Terpisah Pialang Berjangka untuk Transaksi Luar
Negeri dan Laporan Utang Subordinasi
KEWAJIBAN PELAPORAN KEUANGAN PIALANG BERJANGKA (2)

c. Laporan Keuangan Triwulan wajib disampaikan kepada Kepala Bappebti paling lambat 45 hari
setelah tanggal periode pelaporan berakhir. Laporan Keuangan Triwulan meliputi Laporan
Posisi Keuangan Laporan Laba/Rugi Komprehensif ,Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus
Kas, Laporan Modal Bersih Disesuaikan, Laporan Rekening Terpisah Pialang Berjangka untuk
Transaksi Dalam Negeri, Laporan Rekening Terpisah Pialang Berjangka untuk Transaksi Luar
Negeri dan Laporan Utang Subordinasi
d. Laporan Keuangan Tahunan wajib diaudit oleh Akuntan Publik yang menjadi anggota Ikatan
Akuntan Indonesia dan Institut Akuntan Publik Indonesia yang masih aktif dan disampaikan
kepada Kepala Bappebti paling lambat 90 hari setelah berakhirnya tahun laporan. Laporan
Keuangan Tahunan meliputi Surat Pengantar Laporan Keuangan, Laporan Posisi Keuangan,
Laporan Laba/Rugi Komprehensif, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, serta
dilengkapi dengan Catatan Atas Laporan Keuangan.
REKENING TERPISAH (Segregated Account) PIALANG BERJANGKA (1)

 Rekening Terpisah wajib dikelola oleh Pialang Berjangka yang digunakan sebagai pembayaran komisi, biaya
transaksi, kliring dan denda keterlambatan dalam memenuhi kewajiban atas perintah tertulis dari Nasabah.
 Pialang Berjangka hanya dapat memiliki 1 (satu) Rekening Terpisah dalam masing-masing Bank Penyimpan untuk
masing-masing mata uang sebagai berikut:.
a. Rupiah (IDR); g. Hong Kong Dollar (HKD);
b. USA Dollar (USD); h. Chinese Yuan (CNY);
c. Euro (EUR); i. Korea Won (KRW);
d. Poundsterling (GBP); j. Malaysian Ringgit (MYR);
e. Japanese Yen (JPY); k. Thailand Bath (THB); dan/atau
f. Singapore Dollar (SGD); l. Australian Dollar (AUD).

 Pembukaan Rekening Terpisah hanya dapat dilakukan oleh Pengurus Perusahaan Pialang Berjangka yang memiliki
kewenangan sesuai dengan Akta Pendirian Perusahaan.
 Pialang Berjangka dapat membuka Rekening Terpisah yang baru di Bank Penyimpan lain dengan terlebih dahulu
mendapat persetujuan dari Kepala Bappebti.
LARANGAN BAGI PIALANG BERJANGKA
a. mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (bukan WNI) untuk berhubungan langsung dengan calon Nasabah atau Nasabah
untuk pelaksanaan transaksi Kontrak Berjangka;
b. mencari calon Nasabah dengan dalih iklan lowongan pekerjaan;
c. menerima setoran dana Margin awal Nasabah secara tunai;
d. menerima setoran Margin untuk suatu rekening Nasabah yg pengirimnya tidak sama identitasnya dengan identitas
Nasabah tersebut yang tertera dalam dokumen Perjanjian Pemberian Amanat;
e. memberi pinjaman dana untuk Margin Nasabah;
f. menyerahkan kode akses transaksi Nasabah (Personal Access Password) kepada pihak lain selain Nasabah;
g. menugaskan tenaga penyelesaian transaksi (settlement) merangkap sebagai tenaga pelaksana transaksi (dealing)
dan/atau sebaliknya;
h. melakukan pembayaran secara tunai dalam hal Nasabah menarik dananya (withdrawal);
i. memindahbukukan dana Nasabah dari Rekening Terpisah Pialang Berjangka ke rekening yang nama dan nomornya
tidak sesuai dengan nama dan nomor Rekening Bank Nasabah untuk Penarikan sebagaimana tercantum dalam
dokumen Aplikasi Pembukaan Rekening Transaksi;
j. menggunakan dana Nasabah yang terdapat di dalam Rekening Terpisah untuk kepentingan lain kecuali untuk
membayar komisi dan biaya lain sehubungan dengan transaksi Kontrak Berjangka;
k. menyerahkan laporan transaksi harian kepada pihak lain kecuali Nasabah atau kuasanya; atau
l. melakukan pengisian aplikasi penerimaan nasabah secara elektronik online untuk kepentingan dan/atau atas nama
calon Nasabah.
LARANGAN BAGI PIHAK YANG DIPEKERJAKAN ATAU
DIIBERDAYAKAN OLEH PIALANG BERJANGKA

Pihak yang dipekerjakan atau diberdayakan oleh Pialang Berjangka dilarang:


a. menerima surat kuasa dalam bentuk apapun dari calon Nasabah atau Nasabah;
b. secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi calon Nasabah atau Nasabah dengan memberikan informasi
yang menyesatkan untuk melakukan transaksi Kontrak Berjangka, antara lain: menawarkan pendapatan tetap
(fixed income), atau bagi hasil (profit sharing);
c. membuat perjanjian dalam bentuk apapun dengan calon Nasabah atau Nasabah;
d. menerima, meminta atau meminjam kode akses transaksi Nasabah (Personal Access Password);
e. membuat atau mempublikasikan pernyataan yang tidak benar yang isinya tidak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan bidang Perdagangan Berjangka; atau
f. menerima laporan transaksi harian (Daily Statement).
g. menerima, meminta atau meminjam kode akses transaksi Nasabah (Personal Access Password);
h. melakukan pengisian aplikasi penerimaan Nasabah secara elektronik online untuk kepentingan dan/atau atas
nama calon Nasabah.
i. Pialang Berjangka, WPB, pegawai Pialang Berjangka atau pihak yang diberdayakan oleh Pialang Berjangka dilarang
bertindak sebagai penerima kuasa dari nasabah.
PENGHENTIAN KEGIATAN PIALANG BERJANGKA
• DIBEKUKAN/DIBATALKAN PERSETUJUAN SBG PESERTA SPA, maka dilarang menambah posisi baru, & hanya dapat
melikuidasi posisi terbuka Nasabahnya Kontrak SPA dimiliki Nasabahnya pada hari diterbitkannya pembekuan kegiatan
usaha sebagai Pialang Berjangka dan/atau pembatalan persetujuan sebagai Peserta SPA dari Bappebti.
• DICABUT izin usahanya sebagai Pialang Berjangka, Peserta SPA wajib melikuidasi posisi terbuka yang dimiliki
Nasabahnya sesuai dengan harga penyelesaian transaksi harian pada hari diterbitkannya pencabutan izin usaha dari
Bappebti.
• PENGHENTIAN KEGIATAN USAHA SEMENTARA wajib dilaporkan kepada Bappebti, diberitahukan kepada Penyelenggara
SPA dan Nasabah dan Bursa Berjangka 60 hari kerja sebelum tanggal penghentian sementara;
 Penghentian sementara berlaku untuk 2 tahun dan tidak dapat diperpanjang;
 Nasabah diberikan kesempatan untuk menutup posisi terbukanya S/D 45 hari kerja; apabila tidak
dapat diselesaikan, maka Pialang Berjangka dapat melikuidasi sposisi terbuka Nasabahnya.
 Dapat mengajukan pengaktifan kembali atas persetujuan penghentian sementara;
 Apabila tidak mengajukan maka izin usaha Pialang Berjangka dapat dicabut.
• RENCANA PENUTUPAN ATAU PENGHENTIAN kegiatan usaha kantor cabang wajib dilaporkan kepada Kepala Bappebti,
Bursa Berjangka dan Nasabah paling lambat 60 hari kerja sebelum tanggal penutupan; (Bappebti MEMBATALKAN
PERSETUJUAN atas penutupan/penghentian sementara kancab);
WAKIL PIALANG BERJANGKA
 Kegiatan sebagai WPB hanya dapat dilakukan oleh
orang perseorangan setelah mendapat izin sebagai WPB dari Kepala Bappebti.
 Izin sebagai WPB hanya diberikan kepada orang perseorangan yang telah lulus CALON WAKIL
Ujian Profesi WPB yang diselenggarakan oleh Bappebti. PIALANG
Izin
 Izin sebagai WPB diberikan sesuai dengan domisili kantor Pialang Berjangka
Kepala
yang menjadi tempat Wakil Pialang Berjangka tersebut dipekerjakan. Cth: jika
Bappebti
untuk kantor cabang A maka hanya terikat untuk cabang A.
 Bappebti memberikan izin atau menolak memberikan izin sebagai WPB paling
lambat 2 hari kerja sejak permohonan dinyatakan lengkap.

WAKIL
PIALANG
WPB WAJIB anggota
ASPEBTINDO
Setiap pihak yang telah memperoleh
ANGGOT
izin sebagai WPB wajib menjadi
A
WAKIL anggota Asosiasi Industri Perdagangan
PIALANG Berjangka.
MUTASI WAKIL PIALANG BERJANGKA

• WPB dapat dimutasikan ke kantor yg berbeda dalam satu perusahaan Pialang Berjangka.
• Pialang Berjangka wajib mengajukan permohonan kepada Kepala Bappebti paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tanggal mutasi untuk mendapatkan persetujuan
dilengkapi dengan dokumen sebagai berikut:
a. fotokopi Keputusan Kepala Bappebti tentang pemberian izin untuk melakukan
kegiatan sebagai WPB; dan
b. surat keterangan mutasi dari perusahaan Pialang Berjangka.
WPB WPB
Z Z

MUTAS
I
Kantor A Kantor B
WAKIL PIALANG BERJANGKA PINDAH BEKERJA KE PIALANG LAIN

• WPB dapat pindah bekerja ke Pialang Berjangka baru, apabila:


 WPB mengajukan pengunduran diri kepada Pialang Berjangka tempat bekerja;
 Kepala Bappebti telah menerbitkan Keputusan Kepala Bappebti tentang
pencabutan izin WPB dimaksud.
• Pialang Berjangka baru yang akan menunjuk WPB yang pindah bekerja dari Pialang
Berjangka yang lama hanya dapat mengajukan permohonan baru izin sebagai
Wakil Pialang Berjangka, apabila kedua persyaratan dimaksud terpenuhi.
WPB WPB
Z Z

PINDAH

Kantor A Kantor B
LARANGAN BAGI WAKIL PIALANG BERJANGKA DALAM
BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN CALON NASABAH
Dalam berhubungan langsung dengan calon Nasabah atau Nasabah, WPB yang melaksanakan kegiatan usaha dari Pialang
Berjangka, dilarang:
a. menerima calon Nasabah apabila mengetahui calon Nasabah yang bersangkutan:
1. telah dinyatakan pailit oleh pengadilan;
2. telah dinyatakan melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan, dan oleh badan peradilan atau Bappebti;
3. pejabat atau pegawai:
a) Bappebti, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring Berjangka; dan
b) Bendaharawan lembaga yg melayani kepentingan umum, kecuali ybs mendapat kuasa dari lembaga tsb..
b. secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi calon Nasabah atau Nasabah dengan memberikan informasi yang
menyesatkan untuk melakukan transaksi Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah dan/atau Kontrak Derivatif lainnya, antara
lain: menawarkan pendapatan tetap (fixed income) atau bagi hasil (profit sharing);
c. menawarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yg tdk mendapat persetujuan dari
Bappebti;
d. menerima Nasabah yang sumber dananya berasal dari beberapa orang yang digabung dalam satu rekening;
e. menerima dana Nasabah (Margin awal) secara tunai (cash);
f. menerima dana Nasabah (Margin awal) sebelum menandatangani dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko dan dokumen
Perjanjian Pemberian Amanat;
g. menerima, meminta atau meminjam kode akses transaksi Nasabah (Personal Access Password);
h. membuat perjanjian dlm bentuk apapun dgn calon Nasabah atau Nasabah kecuali perjanjian yg diatur dlm Peraturan Bappebti;
i. menerima kuasa dari Nasabah untuk melakukan transaksi atas nama Nasabah yang bersangkutan; atau
j. melakukan pengisian aplikasi penerimaan Nasabah secara elektronik online utk kepentingan dan/atau atas nama calon
Nasabah.
PENGHENTIAN KEGIATAN WAKIL PIALANG BERJANGKA (1)

• Izin WPB dapat DIBEKUKAN, apabila:


a. kegiatan usaha sebagai Pialang Berjangka yang menunjuk mereka sebagai WPB dibekukan;
b. WPB diajukan ke pengadilan karena dituduh melanggar peraturan perundang- undangan di bidang PBK; atau
c. sesuai hasil pemeriksaan Bappebti, WPB ybs terbukti melakukan pelanggaran di bidang PBK.
• Izin WPB DICABUT apabila:
a. Pialang Berjangkanya dicabut;
b. mengundurkan diri atau tidak lagi bekerja di Pialang Berjangka;
c. tidak memenuhi total durasi paling sedikit 30 jam atau setara dengan 200 angka kredit setiap 1 periode
P4WPB;
d. tidak mampu melaksanakan fungsinya selama 6 bulan beruntun berdasarkan usulan atau permohonan Pialang
Berjangka;
e. dipidana berdasarkan keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap;
f. melakukan pelanggaran atas peraturan perundang-undangan; dan/atau
g. memberikan keterangan yang tidak benar dalam permohonan perizinan.
• Izin sebagai WPB BERAKHIR apabila yang bersangkutan:
a. meninggal dunia; atau
b. dicabut izinnya oleh Bappebti.
PENGHENTIAN KEGIATAN WAKIL PIALANG BERJANGKA (2)

• Izin WPB yang telah dibekukan dapat DICAIRKAN kembali apabila:


a. pembekuan kegiatan usaha Pialang Berjangka yang menunjuk mereka sebagai WPB telah
dicairkan;
b. WPB yang diajukan ke pengadilan karena dituduh melanggar peraturan perundang-
undangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi tidak terbukti melakukan
pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang Perdagangan Berjangka Komoditi;
atau
c. berdasarkan pemeriksaan Bappebti, WPB yang kegiatannya dibekukan, telah melakukan
langkah penyelesaian dan perbaikan sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Kepala
Bappebti tentang pembekuan kegiatan sebagai WPB.
• Pialang Berjangka yang pembekuan kegiatan usahanya dicairkan dapat menolak pencairan
pembekuan kegiatan sebagai WPBnya disertai dengan alasan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
KEWENANGAN WAKIL PIALANG BERJANGKA DALAM
BERHUBUNGAN LANGSUNG DENGAN NASABAH

• Ruang lingkup kewenangan WPB dalam berhubungan langsung dengan calon Nasabah, meliputi:
a. menjelaskan dan menawarkan Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah dan/atau Kontrak
Derivatif lainnya yang akan ditransaksikan;
b. menjelaskan mengenai risiko Perdagangan Berjangka;
c. menandatangani dokumen Pernyataan Adanya Risiko;
d. menjelaskan Peraturan Perdagangan (Trading Rules) termasuk mekanisme transaksi;
e. menjelaskan isi dokumen Perjanjian Pemberian Amanat; dan
f. menandatangani dokumen Perjanjian Pemberian Amanat.
• Pelaksanaan kewenangan WPB terhadap seorang calon Nasabah hanya dapat dilakukan oleh WPB yang
sama.
• Dalam hal WPB tersebut berhalangan dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga tidak
dapat melaksanakan kewenangannya, WPB yang bersangkutan dapat digantikan oleh WPB yang lain.
KEWAJIBAN WAKIL PIALANG BERJANGKA DALAM PROSES
PENERIMAAN NASABAH (1)
Dalam berhubungan dengan Calon Nasabah, Wakil Pialang Berjangka wajib :
• Mengetahui latar belakang Calon Nasabah yang mencakup pengetahuan,
pengalaman transaksi di bidang Perdagangan Berjangka dan kemampuan keuangan
sehingga diperoleh keyakinan bahwa Calon Nasabah yang akan diterima merupakan
Calon Nasabah yang layak;
• Menyampaikan dan menjelaskan dokumen Keterangan Perusahaan berusaha profil
perusahaan yang telah disetujui Bappebti ;
• Menyampaikan dan menjelaskan dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko, dokumen
Perjanjian Pemberian Amanat, serta Peraturan Perdagangan (trading rules) yang
dibuktikan dengan pernyataan bahwa Wakil Pialang Berjangka telah menjelaskan
dan Calon Nasabah telah memahami penjelasan Wakil Pialang Berjangka;
• Menjelaskan mengenai Kontrak Berjangka yang akan ditransaksikan;
KEWAJIBAN WAKIL PIALANG BERJANGKA DALAM PROSES
PENERIMAAN NASABAH (2)

• Menyampaikan dan menjelaskan dokumen Aplikasi Pembukaan Rekening


Transaksi, serta memeriksa apakah dokumen tersebut telah diisi seluruhnya
secara lengkap oleh Nasabah;
• Memberikan kesempatan kepada Calon Nasabah untuk melakukan simulasi
transaksi Perdagangan Berjangka, yang dibuktikan dengan pernyataan bahwa
calon Nasabah telah melakukan simulasi transaksi Perdagangan Berjangka;
• Memberikan kesempatan kepada Calon Nasabah untuk membaca dan
mempelajari isi dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko dan dokumen Perjanjian
Pemberian Amanat;
• Menandatangani dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko;
• Menandatangani dokumen Perjanjian Pemberian Amanat;
KETENTUAN PENANDATANGANAN PERJANJIAN PEMBERIAN
AMANAT

• Perjanjian Pemberian Amanat wajib ditandatangani oleh WPB yang


memberikan Penjelasan tentang isi Perjanjian Pemberian Amanat,
Nasabah dan Pimpinan Perusahaan Pialang Berjangka.
• Wakil Pialang Berjangka yang juga berstatus sebagai salah satu
Pimpinan Perusahaan Pialang Berjangka di Kantor Pusat atau Kantor
Cabang Pialang Berjangka hanya dapat menandatangani dokumen
Perjanjian Pemberian Amanat sebagai Wakil Pialang Berjangka atau
Pimpinan Perusahaan Pialang Berjangka.
ISI PROFIL PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA

Informasi minimal profil perusahaan Pialang Berjangka yang tertera


dalam Dokumen Keterangan Perusahaan dan harus disampaikan oleh
Wakil Pialang Berjangka kepada Nasabah:
 Nama dan alamat perusahaan Pialang Berjangka;
 Susunan Pengurus Perusahaan dan Pemegang Saham Perusahaan;
 Produk yang ditawarkan;
 Biaya secara rinci yang dibebankan kepada Nasabah;
 Sarana penyelesaian perselisihan yang dipergunakan;
 Nama Wakil Pialang Berjangka
 Nomor Rekening Terpisah (Segregated Account) Perusahaan Pialang
Berjangka
DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO

Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko ini disampaikan kepada Nasabah dengan


maksud memberitahukan bahwa kemungkinan kerugian atau keuntungan dalam
perdagangan Kontrak Berjangka bisa mencapai jumlah yang sangat besar. Oleh karena
itu, Nasabah harus berhati-hati dalam memutuskan untuk melakukan transaksi, apakah
kondisi keuangan Nasabah mencukupi.

Hal-hal yang dijelaskan dalam Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko :


 Kemungkinan kerugian yang tidak terbatas
 Tidak ada Fix Income atau Keuntungan tetap
 Adanya leverage bisa memperbesar kerugian atau keuntungan
 Ketersediaan harga tidak selamanya sesuai dengan keinginan nasabah
 Tidak ada analisa dan strategi yang menjamin kebenaran bertransaksi
 Adanya kemungkinan kegagalan sistem
ISI DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO (1)
 Perdagangan Kontrak Berjangka belum tentu layak bagi semua investor, mempunyai
risiko dan mempunyai kemungkinan kerugian yang tidak terbatas yang jauh lebih
besar dari jumlah uang yang disetor (Margin) ke Pialang Berjangka.
 Berhati-hatilah terhadap pernyataan bahwa Nasabah pasti mendapatkan
keuntungan besar dari perdagangan Kontrak Berjangka.
 Disebabkan adanya mekanisme leverage dan sifat dari transaksi Kontrak Berjangka,
Nasabah dapat merasakan dampak bahwa Nasabah menderita kerugian dalam
waktu cepat.
 Pada saat pasar dalam keadaan tertentu, Nasabah mungkin akan sulit atau tidak
mungkin melikuidasi posisi dan Nasabah mungkin akan sulit atau tidak mungkin
mengelola risiko atas posisi terbuka Kontrak Berjangka dengan cara membuka posisi
dengan nilai yang sama namun dengan posisi yang berlawanan dalam kontrak bulan
yang berbeda, dalam pasar yang berbeda atau dalam “subjek Kontrak Berjangka”
yang berbeda.
ISI DOKUMEN PEMBERITAHUAN ADANYA RISIKO (2)
 Nasabah dapat diwajibkan untuk menyelesaikan Kontrak Berjangka dengan penyerahan fisik dari
“subjek Kontrak Berjangka” dan Nasabah dapat menderita kerugian yang disebabkan kegagalan sistem
informasi.
 Semua Kontrak Berjangka mempunyai risiko, dan tidak ada strategi berdagang yang dapat menjamin
untuk menghilangkan risiko tersebut.
 Strategi perdagangan harian dalam Kontrak Berjangka dan produk lainnya memiliki risiko
 Menetapkan amanat bersyarat, seperti Kontrak Berjangka dilikuidasi pada keadaan tertentu untuk
membatasi rugi (stop loss), mungkin tidak akan dapat membatasi kerugian Nasabah sampai jumlah
tertentu saja.
 Nasabah harus membaca dengan seksama dan memahami Perjanjian Pemberian Amanat dengan
Pialang Berjangka Nasabah sebelum melakukan transaksi Kontrak Berjangka.
 Pernyataan singkat ini tidak dapat memuat secara rinci seluruh risiko atau aspek penting lainnya
tentang Perdagangan Berjangka. Oleh karena itu Nasabah harus mempelajari kegiatan Perdagangan
Berjangka secara cermat sebelum memutuskan melakukan transaksi.
 Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko (Risk Disclosure) ini dibuat dan ditandatangani dalam Bahasa
Indonesia.
PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT
Perjanjian ini merupakan kontrak hukum yang dibuat Nasabah dengan Pialang
Berjangka yang sepakat untuk mengadakan Perjanjian Pemberian Amanat
untuk melakukan transaksi penjualan maupun pembelian Kontrak Berjangka
dengan ketentuan yang memuat kesepakatan mengenai:

 Hak dan Kewajiban Nasabah


 Hak dan Kewajiban Pialang Berjangka
 Jangka Waktu Perjanjian dan Pengakhiran serta berakhirnya Perjanjian
 Penyelesaian Perselisihan Nasabah dengan Pialang
ISI PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT
 Margin dan Pembayaran Lainnya
 Pelaksanaan Amanat
 Antisipasi penyerahan barang
 Kewajiban Memelihara Margin
 Hak Pialang Berjangka Melikuidasi Posisi Nasabah
 Penggantian Kerugian Tidak Menyerahkan Barang dan Tidak Adanya Penutupan Posisi
 Pialang Berjangka dapat Membatasi Posisi
 Tidak Ada Jaminan atas Informasi atau Rekomendasi
 Pembatasan Tanggung Jawab Pialang Berjangka
 Transaksi harus mematuhi Peraturan yang berlaku
 Pialang Berjangka tidak Bertanggung jawab atas Kegagalan Komunikasi
 Konfirmasi
 Kebenaran Informasi Nasabah
 Komisi Transaksi
 Pemberian Kuasa
 Pemindahan Dana
 Pemberitahuan telah membaca Dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko
 Jangka Waktu Perjanjian dan Pengakhiran serta berakhirnya Perjanjian
 Force Majeur
 Perubahan atas Isian dalam Perjanjian Pemberian Amanat
 Penyelesaian Perselisihan
 Bahasa yang digunakan
ISI SURAT PERNYATAAN
Memuat informasi:
 Bahwa Nasabah telah mendapat penjelasan dari Wakil Pialang Berjangka
mengenai Dokumen Pemberitahuan Adanya Resiko, Perjanjian Pemberian
Amanat dan Peraturan Perdagangan Berjangka, serta;
 Menyatakan bahwa dana yang Nasabah gunakan untuk bertransaksi
adalah milik Nasabah pribadi dan bukan dana pihak lain, serta tidak
diperoleh dari hasil penipuan, penggelapan, hasil pencucian uang maupun
tindak pidana korupsi dan perbuatan melawan hukum lainnya serta tidak
dimaksudkan untuk melakukan pencucian uang.
ISI DOKUMEN PEMBUKAAN REKENING TRANSAKSI
Aplikasi Pembukaan Rekening Transaksi memuat informasi mengenai:
 Kode Nasabah
 Keterangan Identitas Pribadi Nasabah, Alamat Rumah, Status Kepemilikan Rumah
 Tujuan Pembukaan Rekening
 Pengalaman Investasi
 Apakah Nasabah memiliki anggota keluarga yang bekerja di BAPPEBTI/Bursa Berjangka/ Kliring
Berjangka?
 Apakah Nasabah telah dinyatakan pailit oleh Pengadilan?
 Dalam keadaan darurat, pihak yang dapat dihubungi
 Pekerjaan Nasabah. Nama Perusahaan dimana Nasabah bekerja
 Penghasilan pertahun Nasabah dan Daftar Kekayaan Nasabah
 Rekening Bank Nasabah untuk Penarikan
 Kolom Tandatangan Nasabah, ditandatangani juga oleh suami/isteri
PENERIMAAN NASABAH SECARA ELEKTRONIK ONLINE
• Suatu proses yang meliputi pemahaman dan pengisian Aplikasi Pembukaan
Rekening Transaksi, Pernyataan Adanya Risiko, Perjanjian Pemberian
Amanat dan pernyataan telah melakukan simulasi Perdagangan Berjangka
dan Peraturan Perdagangan (trading rules) yang kesemuanya dilakukan
secara elektronik.
• Penerimaan Nasabah secara elektronik on-line hanya dapat dilakukan oleh
Pialang Berjangka yang memiliki sistem aplikasi penerimaan Nasabah secara
elektronik on-line dan telah mendapat Penetapan dari Bappebti.
• Kontrak Derivatif dalam Sistem Perdagangan Alternatif yang dapat
diperdagangkan adalah dengan volume minimum 0.1 lot.
• Wakil Pialang Berjangka yang berhak melakukan verifikasi terhadap
penerimaan nasabah secara elektronik online adalah WPB yang ditunjuk
secara khusus untuk melakukan verfikasi.
PRINSIP KNOW YOUR CUSTOMER

1. Latar belakang:
a. Pekerjaan  Pegawai Bappebti, Bursa Berjangka, Lembaga Kliring
Berjangka, bendaharawan yang melayani kepentingan umum Dilarang.
b. Track Record Nasabah  DPO, pernah mengalami kepailitan.
c. Cakap hukum  usia minimal 21 thn, kecuali sudah menikah.
2. Keadaan keuangan  memiliki dana yang bersifat menganggur (idle money)
dan sumber dana tidak diragukan.
3. Pengetahuan tentang PBK  pengalaman transaksi.
PELAKSANAAN TRANSAKSI NASABAH (1)
• Nasabah wajib menempatkan sejumlah dana (margin) ke rekening
terpisah (segregate account) pialang berjangka sebagai deposit awal
dan atau margin awal serta wajib mempertahankannya.
• Setelah Nasabah menerima login dan password sistem transaksi
online, nasabah diwajibkan untuk merubah password tersebut.
• Nasabah membayar biaya-biaya yang diperlukan untuk transaksi
seperti biaya transaksi, komisi, dan biaya lainnya yang dapat
dipertanggung jawabkan.
• Nasabah wajib memelihara atau memenuhi tingkat margin yang
harus tersedia di rekening pada pialang berjangka sesuai dengan
jumlah yang telah ditetapkan baik diminta ataupun tidak oleh
pialang berjangka.
PELAKSANAAN TRANSAKSI NASABAH (2)
• Pialang Berjangka dapat menutup posisi terbuka Nasabah secara keseluruhan
atau sebagian, membatasi transaksi, atau tindakan lain untuk melindungi dari
dalam pemenuhan margin tersebut dengan terlebih dahulu memberitahu atau
tanpa memberitahu nasabah dan pialang berjangka tidak bertanggung jawab
atas kerugian yang timbul akibat tindakan tersebut.
• Pialang Berjangka wajib menyampaikan konfirmasi transaksi, laporan rekening,
permintaan call margin, dan pemberitahuan lainnya kepada nasabah secara
akurat, benar dan secepatnya pada alamat/e-mail nasabah.
• Jika dalam waktu 2 x 24 jam sejak tanggal penerimaan konfirmasi dari pialang
berjangka tidak mendapatkan sanggahan dari nasabah maka konfirmasi pialang
berjangka dianggap benar dan sah.
• Apabila Nasabah tidak melaksanakan transaksi dalam jangka waktu 1 (satu)
tahun, maka rekening Nasabah yang bersangkutan harus ditutup dan nomor
rekening tersebut tidak boleh dipergunakan lagi.
KEWAJIBAN PIALANG BERJANGKA
DALAM PENANGANAN PENGADUAN
• Menerima setiap Pengaduan yang diajukan oleh Nasabah atau kuasanya;
• Memiliki Prosedur Operasional Standar (POS) tentang penanganan Pengaduan
yang telah disetujui Bapebti;
• Melaksanakan POS tentang Penanganan Pengaduan;
• Membentuk unit yang berfungsi untuk memberikan pelayanan Pengaduan dan
mengawasi kepatuhan terhadap peraturan disetiap kantor Pialang Berjangka;
• Menyediakan hotline khusus, berupa nomor telpon khusus, email khusus dan
kontak di website Pialang Berjangka yang secara khusus menyelenggarakan
fungsi pelayanan terhadap Nasabah dan juga menanggapi pengaduan; dan
• Mempublikasikan keberadaan unit yang berfungsi untuk memberikan pelayanan
Pengaduan kepada Nasabah dan/atau calon Nasabah secara tertulis dan/atau
elektronik
Pedoman Penyeselesaian Perselisihan Nasabah di Bidang
PBK

• PERBA NOMOR 4 TAHUN 2020


Pedoman Penyeselesaian Perselisihan Nasabah di Bidang PBK (1)

• Penyelesaian perselisihan secara berjenjang:


a. Pialang Berjangka
b. Bursa Berjangka
c. Bappebti
• Nasabah membuka akun pengaduan di
http://pengaduan.bappebti.go.id
Pedoman Penyeselesaian Perselisihan Nasabah di Bidang PBK (2)

• Dokumen yang diunggah (paling sedikit):


1. Kronologis pengaduan secara jelas dan detail
2. Identitas nasabah
3. Bukti transfer dana
Persetujuan atau penolakan oleh Bappebti paling lambat 2 hari
kerja.
Pedoman Penyeselesaian Perselisihan Nasabah di Bidang PBK (3)

• Nasabah dapat secara langsung mengadu ke Pialang


Berjangka, Bursa Berjangka dan/atau Bappebti
• SOP Pengaduan Nasabah :
a. Penerimaan pengaduan
b. Penyelesaian pengaduan
c. Penatausahaan dan pelaporan
Pedoman Penyeselesaian Perselisihan Nasabah di Bidang PBK (4)

• Pialang Berjangka (musyawarah) 21 hari kerja:


Hasil pengaduan :
a. Nomor registrasi pengaduan
b. Permasalahan yang diadukan
c. Penanganan dengan penjelasan detail
Dismapaikan paling lambat 3 hari setelah pialang berjangka dan
Nasabah mencapai ksepakatan final dan mengikat.
PENERIMAAN PENGADUAN
• Pengaduan oleh Nasabah atau kuasanya kepada Pialang Berjangka dilakukan secara tertulis.
• Pengaduan tertulis tersebut, wajib dilengkapi paling sedikit dokumen sebagai berikut :
1. Kronologis atau uraian pengaduan;
2. Fotocopy identitas Nasabah;
3. Surat Kuasa, apabila pengaduan dilakukan oleh kuasanya;
4. Fotocopy Perjanjian Amanat; (dapat diperbantukan oleh Pialang)
5. Fotocopy Laporan Harian Transaksi; (dapat diperbantukan oleh Pialang) dan
6. Fotocopy Bukti Transfer Dana
• Penerimaan Pengaduan dapat dilakukan pada setiap Kantor Pialang Berjangka dan tidak terbatas hanya pada
Kantor Pialang Berjangka dan tidak terbatas hanya pada Kantor Pialang Berjangka tempat Nasabah membuka
rekening dan/atau Kantor Pialang Berjangka tempat Nasabah melakukan transaksi.
• Kantor Cabang Pialang yang menerima Pengaduan wajib melaporkan Pengaduan kepada Kantor Pusat Pialang
Berjangka.
• Pengaduan dapat disampaikan melalui pos tercatat atau melalui e-mail.
PENYELESAIAN PENGADUAN
• Pialang Berjangka wajib menyelesaikan Pengaduan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja setelah
diserahkannya Bukti Penerimaan Pengaduan oleh Pialang Berjangka.
• Pialang Berjangka wajib menyampaikan hasil Penanganan Pengaduan secara tertulis kepada Nasabah atau
kuasanya sesuai batas waktu yang ditentukan diatas.
• Hasil Penanganan Pengaduan paling sedikit memuat :
1. Nomor Registrasi Pengaduan;
2. Permasalahan yang diadukan; dan
3. Hasil Penanganan Pengaduan yang disertai penjelasan dan alasan yang cukup.
• Hasil Penanganan Pengaduan wajib ditembuskan kepada Kepala Bappebti cq. Kepala Biro Peraturan dan
Perundang Undangan Bappebti dan Busa Berjangka
• Dalam hal penanganan Pengaduan menghasilkan kesepakatan perdamaian, kesepakatan perdamaian
dimaksud bersifat final dan mengikat.
• Dalam hal salah satu pihak tidak melaksanakan kesepakatan perdamaian yang dimaksud maka kesepakatan
perdamaian batal demi hukum dengan mengecualikan Pasal 1266 dan Pasal 1267 KUHPerdata.
• Dalam hal pihak yang tidak melaksanakan kesepakatan adalah Nasabah, maka Nasabah tidak dapat
mengajukan Pengaduan kembali sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Kepala Bappebti.
• Dalam hal Pihak yang tidak melaksanakan kesepakatan perdamaian adalah Pialang Berjangka, maka
Pengaduan diproses ketahap berikutnya sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Kepala Bappebti.
PEDOMAN PENANGANAN PENGADUAN NASABAH

 Penanganan Pengaduan dilakukan secara berjenjang, yakni Pialang Berjangka, Bursa Berjangka, dan
Bappebti
 Pengaduan oleh Nasabah atau kuasanya kepada Pialang Berjangka dilakukan secara tertulis.
 Pengaduan kepada Bursa Berjangka hanya dapat dilakukan secara tertulis oleh Nasabah atau kuasanya
secara langsung kepada kantor Bursa Berjangka, setelah pengaduan kepada Pialang Berjangka tidak
mencapai kata sepakat
 Sarana penyelesaian perselisihan melalui Mediasi hanya disediakan oleh Bursa Berjangka dan setiap
Pengaduan yang telah dilakukan klarifikasi wajib diupayakan penyelesaiannya melalui Mediasi oleh Bursa
Berjangka.
 Dalam hal penyelesaian perselisihan melalui Mediasi tidak terjadi kesepakatan, maka Nasabah dapat
menyelesaikan perselisihannya sesuai dengan kesepakatan pilihan tempat penyelesaian perselisihan
dalam Perjanjian Pemberian Amanat.
 Kesepakatan perdamaian dalam Mediasi bersifat final dan mengikat.
 Bappebti melakukan pemantauan penanganan Pengaduan atas penanganan Pengaduan yang sedang
dilakukan oleh Pialang Berjangka atau Bursa Berjangka
SOP (Pialang Berjangka)
• Penerimaan Nasabah
WPB
• Pelaksanaan Transaksi Nasabah
• Pengaduan Nasabah  Dibacakan  Analisa Peluang & Risiko
 Dijelaskan  Pengelolaan Risiko
 Training  Rencana Transaksi
 Simulasi/Demo  Simulasi Trading BAPPEBTI (Registrasi)
 Tanda Tangan https://pengaduan.bappebti.go.id

Calon Pialang Berjangka Perjanjian Dana


(WPB) (DPAR-PPA)
Trading Laporan Pengaduan
Nasabah Transaksi

 KYC Nasabah,
 Tujuan Nasabah Transfer  Margin  Daily Statement 1. Musyawarah (Pialang)
 Aplikasi Pembukaan
• Rekening Nasabah  Posisi di Pasar  Monthly Statement 2. Mediasi (Bursa)
 Nasabah Terlarang Rekening Transaksi (APRT) • Segregate Acc Pialang 3. BAKTI/Pengadilan
 Penjelasan tentangPBK (Multi/SPA)  Data & Identitas Nasabah  Profit/Loss
 Penjelasan tentang Bappebti, Bursa, CDD
Kliring (Customer Due Delligence)
 Penjelasan Perusahaan, Produk,
Peraturan, Dana, Biaya EDD
(Enhanced Due Delligence)

• PERATURAN
• PERKA 05 TH 2017 – SPA
• PERKA 07 TH 2017 – DIREKTUR KEPATUHAN
• PERKA 08 TH 2017 – PRINSIP MENGENAL NASABAH DANA • APU • DODC
• PERBA 02 TH 2018 - IZIN WPB • Setoran (Anti Pencucian Uang) (Daftar Orang Dalam Catatan)
• PERBA 03 TH 2018 - IZIN PIALANG DAN CABANG
·ATURAN (Awal/Tambahan)
• PERBA 04 TH 2018 - PERILAKU PIALANG
·KEWAJIBAN • Penarikan • PPT • DODP
• PERBA 05 TH 2018 – PENERIMAAN NASABAH ELEKTRONIK ONLINE
·KEWENANGAN • (Pencegahan Pendanaan Teroris) (Daftar Orang Dalam Pantauan)
PERBA 08 TH 2019 – PERUBAHAN PERBA 04 TH 2018
·LARANGAN
• PERBA 04 TH 2020 – PENGADUAN NASABAH – PERUBAHAN SK 125
·SANKSI · Pemantauan di Bidang PBK
• PERBA 04 TH 2021 – PENETAPAN DODC & DODP
• PERBA 09 TH 2021 --PENERIMAAN NASABAH SECARA ELEKTRONIK ONLINE (CDD Sederhana)
· Laporan
• SK 116 : LARANGAN PEMBERIAN PINJAMAN KEPADA PIHAK TERAFILIASI
• SK 117 : PENEMPATAN MARGIN
• SK 119 : PELAPORAN DAN PERMODALAN PIALANG BERJANGKA
• SK 120 : PENGELOLAAN REKENING TERPISAH
Terima Kasih
ASOSIASI PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI INDONESIA
( ASPEBTINDO)
GRAHA MANDIRI LANTAI 9
JL. IMAM BONJOL NO. 61 JAKARTA PUSAT 10310
TELP. (62-21) 2302292 , FAX. (62-21) 2301059
EMAIL : secretariat@aspebtindo.org
WEBSITE : www.aspebtindo.org

Anda mungkin juga menyukai