Anda di halaman 1dari 124

KELOMPOK 1

Reza Henri Ferbian 1032201037

Rini Dwi Astuti 1032201039


SISTEM
Risma Amanda Kurniawan 1032201040 KESEHATAN
Ridwan 1032201038 NASIONAL
Esterina 1033201003

Ananda chrisman Cwi Putra 1032201064

Nur Anisa Redita Cahyani 1032201059

Risky Indah Safera 1032201052

Nuraini Dwi Ambarwati 1032201063

Putri Kurniawati 1032201032


Pengertian

– Teori sistem merupakan teori relatif baru yang muncul sebagai reaksi positif
terhadap administrasi klasik yang terlalu menekankan pembagian tugas dalam
melaksanakan suatu program
– Teori sistem sangat penting dalm dunia keperawatan, teori sistem ini mempelajari
suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek sosial manusia,
struktur masalah masalah organisasi ,serta perubahan hubungan internal dan
lingkungan disekitarnya
– Sistem berasal dari bahasa latin (systeam) bahasa yunani (sextema) adalah suatu
kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang di hubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi/energi
– Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang
berinteraksi
1. Input
 Merupakan sistem yang akan memberikan segala masukan untuk sebuah sistem
 Input pelayanan kesehatan meliputi: potensi masyarakat, tenaga dan sarana kesehatan, dan
sebagainya.
2. Proses
 Merupakan kegiatan merubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yang diharapkan dari
sistem tersebut.
 Proses dalam pelayanan kesehatan meliputi berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
3. Output
 Merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah proses
 Output pelayanan kesehatan dapat berupa pelayanan yang berkualitas dan terjangkau
sehingga masyarakat sembuh dan sehat.
4. Dampak
 Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang relatif
lama
 Dampak sistem pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan dan
kematian menurun.
5. Umpan balik
 Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan, terjadi dari sebuah sistem yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi
 Umpan balik dalam pelayanan kesehatan dapat berupa kualitas tenaga kesehatan
6. Lingkungan
 Adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.
Tingkat Pelayanan Kesehatan

– Menurut Leavel & Clark(2005) tingkat pelayanan kesehatan merupakan bagian dari
sistem pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat
– Dalam memberikan pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan
kesehatan yang akan diberikan, yaitu :
1. Health Promotion (Promosi Kesehatan)
 Merupakan tingkat pertama dalam memberikan pelayanan melalui peningkatan
kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat
 Contoh : kebersihan perorangan, perbaikan, dan sanitasi lingkungan
2. Specific Protection (Perlindungan Khusus)
 Adalah masyarakat terlindung dari bahaya atau penyakit-penyakit tertentu
 Contoh: Imunisasi, perlindungan keselamatan kerja
3. Early Diagnosis And Prompt Treatment (Diagnosis Dini & Pengobatan Segera)
 Sudah mulai timbulnya gejala penyakit.
 Dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit
 Contoh : survey penyaringan kasus
Lembaga Pelayanan Kesehatan

– Menurut Hidayat(2008) lembaga pelayanan kesehatan merupakan tempat pemberian pelayanan


kesehatan pada masyarakat untuk meningkatkan status kesehatan
– Berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan, yaitu :
1. Rawat Jalan
 Pusat pelayanan rawat jalan, sama dengan klinik, memberi pelayanan kesehatan dengan cara rawat jalan.
 Pusat tersebut mungkin bergabung dengan rumah sakit atau berfungsi secara mandiri dibawah suatu
yayasan atau dibawah pengawasan seorang dokter atau sekelompok dokter
 “Pusat-Bedah” merupakan salah satu contoh dari pusat pelayanan rawat jalan dimana klien datang untuk
melakukan prosedur oprasi minor seperti pengangkatan katarak, bedah plastik, dan prosedur endoskopi
 “Pusat perawatan darurat” yang memberikan pelayanan 24 jam bagi klien dengan cedera minor atau
penyakit seperti laserasi dan influenza
 Pusat perawatan darurat menawarkan alternatif pelayanan seperti yang diberikan pada ruang
kedaruratan rumah sakit.
2 . Institusi
 Lembaga institusional terdiri dari rumah sakit, fasilitas perawatan yang
diperluas, fasilitas psikiatri, dan pusat rehabilitasi
 Semuanya menawarkan bentuk pelayanan kesehatan rawat inap (klien diterima
masuk dan tinggal di suatu institusi untuk penentuan diagnosa, menerima
pelayanan pengobatan dan rehabilitasi)
 Sebagian besar institusi juga menawarkan pelayanan rawat jalan (klien
berkunjung ke suatu institusi untuk menerima suatu episode diagnosa atau
pengobatan yang akan selesai dalam beberapa jam)
3. Hospice
 Adalah suatu sistem perawatan yang berpusat pada keluarga yang bertujuan agar klien
dapat tinggal dirumahnya dengan aman, mandiri, dan penuh harga diri, sambil
meringankan penderitaan yang disebabkan oleh penyakit terminal yang dideritanya
 Fokus perawatan hospice adalah perawatan paliatif, bukan pengobatan kuratif
 Hospice dapat bermanfaat untuk klien yang berada pada tahap terminal dengan penyakit
apapun, seperti kardiomiopati, sklerosis multiple, AIDS, kanker, emfisema, atau penyakit
ginjal
4. Community Based Agency
 Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan yang dilakukan pada klien pada
keluarganya, sebagaimana pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek perawat
keluarga dan lain-lain
Lingkup Sistem Pelayanan Kesehatan

– Menurut Perry(2009) dalam sistem pelayanan kesehatan dapat mencakup


pelayanan dokter, pelayanan keperawtan, dan pelayanan kesehatan
masyarakat. Dokter merupakan subsistem dari pelayanan kesehatan.
– Subsistem pelayanan kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing
dengan tidak meninggalkan tujuan umum dari pelayanan kesehatan.
– Pelayanan kesehatan yang ada sekarang ini dapat diselenggarakan oleh pihak
pemerintah maupun swasta. Dalam pelayanan kesehatan terdapat 3 bentuk,
yaitu:
1. Primary Health Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama)
 Pelayanan kesehatan ini dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang
memiliki masalah kesehatan yang ringan atau masyarakat sehat tetapi ingin
mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera
sehingga sifat pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar.
 Pelayanan kesehatan ini dapat dilaksanakan oleh puskesmas atau balai
kesehatan masyarakat dan lain-lain.
2. Secondary Helath Care (Pelayanan Kesehatan Tingkat Kedua)
 Untuk pelayanan kesehatan ini diperlukan bagi masyarakat atau klien yang
membutuhkan perawatan dirumah sakit atau rawat inap dan tidak dilaksanakan di
pelayanan kesehatan utama.
 Pelayanan kesehatan ini dilaksanakan di rumah sakit yang tersedia tenaga spesialis
atau sejenisnya.

3. Tertiary Health Services (Pelayanan Kesehatan Tingkat Ketiga)


 Pelayanan kesehatan ini merupakan tingkat pelayanan yang tertinggi dimana tingkat
pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan pelayanan pada tingkat pertama dan
kedua.
Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayanan
Kesehatan

– Menurut Hidayat(2008) pelayanan keperawatan dalam pelayanan kesehatan merupakan


bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar & rujukan sehingga
meningkatkan derajat kesehatan.
 Pada tingkat pelayanan dasar dilakukan di lingkup puskesmas dengan pendekatan askep
keluarga dan komunitas yang berorientasi pada tugas keluarga dalam kesehatan,
diantaranya mengenal masalah kesehatan secara dini, mengambil keputusan,
menanggulangi keadaan darurat, memberikan pelayanan dasar pada anggota keluarga
yang sakit serta memodifikasi lingkungan.
 Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan askep pada ruang
atau lingkup rujukannya, seperti: asuhan keperawatan anak, askep jiwa, askep medikal
bedah, askep maternitas, askep gawat darurat, dan sebagainya.
Faktor Yang Mempengaruhi
Pelayanan Kesehatan
– Menurut Hidayat(2008) dalam memberikan pelayanan kesehatan tidak segalanya
tercapai sasaran, akan tetapi membutuhkan suatu proses untuk mengetahui
masalah yang ditimbulkannya.
– Pelaksanaan pelayanan kesehatan juga akan lebih berkembang atau sebaliknya
akan terhambat karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1 Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Baru


 Pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh ilmu pengetahuan dan
teknologi, yang berdampak pada perkembangan layanan kesehatan untuk
mengatasi penyakit tertentu. Contoh laser, terapui perubahan gen dll. Karena hal
tersebut biaya yang perlu dikeluarkan pun cukup mahal dan butuh tenaga ahli
2. Pergeseran Nilai Masyarakat
 Berlangsungnya sistem pelayanan kesehatan juga dapat dipengaruhi oleh nilai yang ada
dimasyarakat sebagai penggunaan jasa pelayanan, dimana dengan beragamnya
masyarakat, maka dapat menimbulkan pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan yang
berbeda.

3. Aspek Legal dan Etik


 Dengan tingginya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan atau pemanfaatan jasa
pelayanan kesehatan, maka akan semakin tinggi pula tuntutan hukum dan etik dalam
pelayanan kesehatan, sehingga pelaku pemberi pelayanan kesehatan harus dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dengan memperhatikan nilai-nilai
hukum dan etika yang ada dimasyarakat.
4. Ekonomi
 Pelaksanaan pelayanan kesehatan akan dipengaruhi oleh tingkat ekonomi di
masyarakat.
 Semakin tinggi ekonomi seseorang, pelayanan kesehatan akan lebih diperhatikan
dan mudah dijangkau, demikian juga sebaliknya apabila tingkat ekonomi seseorang
rendah, maka akan sulit menjangkau pelayanan kesehatan mengingat biaya dalam
jasa pelayanan kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal.

5. Politik
 Kebijakan pemerintah melalui sistem politik yang ada akan sangat berpengaruh
sekali dalam sistem pemberian pelayanan kesehatan. Kebijakan-kebijakan yang ada
dapat memberikan pola dalam sistem pelayanan
VISI

 Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui


pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara
 Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan atau visi yang ingindicapai
melalui pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai :INDONESIA
SEHAT 2015
 Dengan adanya rumsan visi tersebut, maka lingkungan yang diharapkanpada
masa depan adalah lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat
 Perilaku masyarakat Indonesia sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk
memelihara dan meningkatkankesehatan, mencegah terjadinya resiko
penyakit,melindungi \ diri dari ancaman penyakit serta berpartisifasi akif dalam
gerakan kesehatan masyarakat
 Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untukmenjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu.
 Layanan yang tersedia adalah layanan yang berhasilguna dan berdaya guna
yang tersebar secara merata diIndonesia.
 Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatanmasyarakat yang optimal yang
memungkinkan setiaporang hidup produktif secara social dan ekonomis
Kesimpulan

– Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam meningkatkan


derajat kesehatan. Dalam sistem ini terdapat tingkat, lembaga, lingkup dan
faktor yang mempengaruhi dalam terlaksananya sistem pelayanan kesehatan
tersebut.
Saran

– Dalam sistem pelayanan kesehatan perlu terus di tingkatkannya mutu serta


kualitas dari pelayanan kesehatan agar sistem pelayanan ini dapat berjalan
dengan efektif, itu semua dapat dilakukan dengan melihat nilai-nilai yang ada di
masyarakat, dan diharapkan perawat
TERIMAKASIH
SISTEM KESEHATAN NASIONAL (SKN)
Dosen Pengampu : Ns,Martha K Silalahi,M.Kep

. Sabila Miftahul Zanah 1032201041 . Putri Zahra Sabira 1032201034


. Nur Anisya Afrilia 1032201031 . Putri Rizqy Aulia 1032201033
. Regina Julia Yasmine 1032201055 . Rahmaniar Jaya Anggraini 1032201035
. Nindya Isnanda Halimah 1032201029 . Retno Julianti Solikhatin 1032201036
. Novelia Simatupang 1033201002 . Elisabeth Laurentia 1032201013
. Novi Indriyani 1032201030
Teori Sistem
Sistem adalah suatu keterkaitan di antara elemen-elemen
pembentuknya dalam pola tertentu untuk mencapai tujuan tertentu
(System is interconnected parts or elements in certain pattern of
work). Berdasarkan pengertian ini dapat diinterpretasikan ada dua
prinsip dasar suatu sistem, yakni:

(1) elemen, komponen atau bagian pembentuk sistem; dan


(2) interconnection, yaitu saling keterkaitan antar komponen dalam
pola tertentu.
Sistem Kesehatan adalah suatu jaringan penyedia pelayanan
kesehatan (supply side) dan orang-orang yang menggunakan
pelayanan tersebut (demand side) di setiap wilayah, serta negara
dan organisasi yang melahirkan sumber daya tersebut, dalam
bentuk manusia maupun dalam bentuk material. Dalam definisi
yang lebih luas lagi, sistem kesehatan mencakup sektor-sektor
lain seperti pertanian dan lainnya. (WHO; 1996).
Input
Input yang dimaksud disini adalah
saran fisik, Perlengkapan dan perlatan,
Organisasi dan manajemen, Keuangan, serta
sumber daya manusia dipuskesmas beberapa
aspek penting yang harus mendapat perhatian
dalam hal ini adalah kejujuran, dan efisiensi,
serta kuantitas, efektifitas dan kualitas dari
masukan yang ada. Pelayanan kesehatan yang
bermutu memerlukan dukungan Input yang
bermutu pula.
Proses

Suatu kegiatan yang berfungsi untuk mengubah


sebuah masukan untuk menjadikan sebuah hasil yang
diharapkan dari system tersebut, sebahaimana contoh
dalam system pelayanan kesehatan, maka yang
dimaksud proses adalah berbagai kegiatan dalam
pelayanan kasehatan
Output

Output adalah hal yang diperoleh dari sebuah proses.


Dalam sistem pelayanan kesehatan hasilnya dapat
berupa pelayanan kesehatan yang berkualitas, efektif
dan efisien serta dapat di jangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat sehingga pasien sembuh dari sehat
optimal.
Dampak
Memasuki Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pengelolaan
rumah sakit yang efisien dengan tetap memperhatikan kendali mutu
dan biaya menjadi kunci agar mampu bertahan dan berkembang.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dampak penerapan
kebijakan JKN terhadap tingkat efisiensi rumah sakit di Provinsi
Sulawesi Selatan. Efisiensi RS dinilai dengan metode Data
Envelopment Analisis (DEA). Sampel adalah seluruh rumah sakit
umum yang telah berstatus badan layanan umum daerah di Provinsi
Sulawesi Selatan. Jumlah sampel penelitian sebanyak 25 rumah
sakit. Data yang dianalisis adalah data tahun 2014 hingga 2017
Dalam sistem kesehatan nasional, pemerintah berperan sebagai regulator
dan pengawas. Jadi, pemerintah harus bisa mengatur distribusi tenaga
kesehatan termasuk dokter dan dokter spesialis agar merata, mengelola
pembiayaan kesehatan nasional, dan meningkatkan akses masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan. Semua program kesehatan tidak bisa
dilakukan hanya berdasar keinginan pengambil kebijakan, tetapi harus
sesuai dengan blue print sistem kesehatan nasional.

Akibat tidak adanya sistem kesehatan nasional, maka pembangunan


kesehatan di berbagai daerah hanya sebatas janji dari para calon bupati
atau walikota dalam pemilihan kepala daerah tanpa ada realisasi. Indonesia
kalah dengan beberapa negara di Asia yang telah memiliki sistem
kesehatan nasional seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.
Umpan Balik
. Umpan balik merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadikan
masukan dan ini terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan
dan saling mempengaruhi umpan balik dalam sistem pelayanan dapat
berupa kualitas tenaga kesehatan yang juga dapat menjadikan input
yang selalu meningkat
umpan balik berperan untuk memberikan informasi sebuah sistem
tentang bagaimana sistem berfungsi. Sebagai contoh dalam proses
keperawatan hasil penggambaran respon pelayanan terhadap
intervensi keperawatan
Lingkungan

Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem


tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan
sebagaimana dalam sistem kesehatan, lingkungan yang
maksud dapat berupa lingkungan geografis, atau situasi
kondisi sosial yang ada di masyarakat sepertiinstusi dari
luar pelayanan Kesehatan.
Tingkat Pelayanan Kesehatan
Melalui tingkat pelayanan kesehatan akan dapat diketahui kebutuhan dasar
manusiatentang kesehatan. Menurut Leavel dan Carlk dalam memberikan
pelayanan kesehatan harus memandang pada tingkat pelayanan kesehatan
yang akan diberikan, diantara tingkat pelayanan kesehatan adalah sebagai
berikut :
1. Kesehatan Promosi
(Promosi Kesehatan)Mewakili tingkat pertama dalam memberikan
pelayanan melalui peningkatankesehatan. Bertujuan untuk meningkatkan
status kesehatan agar masyarakat atausasarannya tidak terjadi gangguan
kesehatan. Tingkat pelayanan ini termasukkebersihan perseorangan,
perbaikan sanitasi lingkungan, layanan sebelum melahirkan, layananlansia,
dan semua kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan statuskesehatan.
2. Spesifik Perlindungan

( Perlindungan Khusus ) Perlindungan Khusus ini dilakukan dalam


melindungi masyarakat dari bahayayang akan menyebabkan penurunan
status kesehatan, atau bentuk perlindungan terhadap penyakit-penyakit
tertentu, ancaman kesehatan, yang termasuk dalam tingkat pelayanan
kesehatan ini adalah mempersembahkan imunisasi yang digunakan untuk
perlindungan pada penyakit tertentu seperti imunisasi BCG, DPT,
Hepatitis,campak, dan lain-lain. Pelayanan perlindungan keselamatan kerja
dimana pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang yang bekerja
di tempat risiko kecelakaan tinggi seperti kerja dibagian produksi bahan
kimia, bentuk perlindungan khusus berupa pelayanan pemakaian alat
pelindung diri dll.
3. Dini Diagnosa dan Cepat Perawatan

( Diagnosa dini dan pengobatan segera )Tingkat pelayanan


kesehatan ini sudah masuk ke dalam tingkat dimulainya
atautimbulnya gejala dari suatu penyakit. Tingkat pelayanan ini
dilaksanakan dalam mencegah meluasnya penyakit yang lebih
lanjut serta dampak dari timbulnya penyakit sehingga tidak terjadi
penyebaran. Bentuk tingkat pelayanan kesehatan ini dapat berupa
kegiatan dalam rangka survei pencarian kasus baik secaraindividu
maupun masyarakat, survei penyaringan kasus serta pencegahan
dalam meluasnya kasus.
4.Disabilitas Keterbatasan

( Pembatasan Cacat )Dilakukan untuk mencegah agar pasien atau masyarakat


tidak mengalami dampak kecacatan akibat penyakit yang ditimbulkan. Tingkat ini
dilaksanakan pada kausatau penyakit yang mengalami potensi kecacatan. Bentuk
kegiatan yang dapat dilakukan dapat berupa perawatan untuk kepunyaan penyakit,
mencegah komplikasi lebih lanjut, mempersembahkan segala fasilitas untuk
mengatasi kecacatan danpencegahan kematian.

5. Rehabilitasi

( Rehabilitasi )Tingkat pelayanan ini dilaksanakan setelah pasien didiagnosis


sembuh. Sering pada tahap ini dijumpai pada fase pemulihan terhadap kecacatan
sebagaimana program latihan-latihan yang diberikan kepada pasien, kemudian
memberikanfasilitas agar pasien memiliki Keyakinan kembali atau gairah hidup
kembali kemasyarakat dan masyarakat mau menerima dengan senang hati karena
kesadaran yang dimilikinya.
Lembaga Pelayanan Kesehatan

Lembaga pelayanan kesehatanlembaga pelayanan kesehatan


merupakan tempat pemberian pelayanan kesehatan pada
masyarakat dalam rangka meningkatkan status
kesehatan.tempat pelayanan kesehatan ini sangat bervariasi
berdasarkan tujuan pemberian pelayanan kesehatan tempat
pelayanan kesehatan dapat berupa rawat jalan, institusi
kesehatan, community based agency, dan hospicse
Rawat Jalan
Pengertian Rawat Jalan
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
1165/MENKES/SK/2007/bab 1, pasal 1 ayat 4 “pelayanan rawat jalan
adalah pelayanan pasien untuk observasi, diagnosis, pengobatan,
rehabilitasi medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa menginap di
Rumah Sakit.”

Bentuk pertama dari pelayanan rawat jalan adalah yang


diselenggarakan oleh klinik yang ada kaitannya dengan Rumah Sakit
(hospital based ambulatory care).
Jenis pelayanan rawat jalan di rumah sakit secara umum dapat dibedakan atas 4
macam, yaitu:

Pelayanan gawat darurat (emergency services) yaitu untuk menangani pasien


yang membutuhkan pertolongan segera dan mendadak.Pelayanan rawat jalan
paripurna (comprehensive hospital outpatient services) yaitu yang memberikan
pelayanan kesehatan paripurna sesuai dengan kebutuhan pasien.Pelayanan
rujukan (referral services) yaitu hanya melayani pasien-pasien rujukan oleh
sarana kesehatan lain. Biasanya untuk diagnosis atau terapi, sedangkan
perawatan selanjutnya tetap ditangani oleh sarana kesehatan yang
merujuk.Pelayanan bedah jalan (ambulatory surgery services) yaitu
memberikan pelayanan bedah yang dipulangkan pada hari yang sama.
Institusi
Institusi/fasilitas pelayanan kesehatan Jenis institusi/ fasilitas pelayanan kesehatan terdiri
menyelenggarakan pelayanan kesehatan berupa : dari :
•Pelayanan kesehatan perseorangan
•Tempat praktik madiri tenaga kesehatan
•Pelayanan kesehatan masyarakat
•Pusat kesehatan masyarakat
Fasilitas pelayanan kesehatan dapat memiliki •Klinik
tingkatan pelayanan yang terdiri atas :
•Rumah sakit
•Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama : •Apotek
pelayanan dasar •Unit transfuse darah
•Fasilitas kesehatan tingkay kedua : pelayanan •Laboratorium kesehatan
spesialitik •Optikal
•Fasilitas pelayanan kesehatan tingkat ketiga : •Dasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan
pelayanan subspesialistik hokum
•Fasilitas kesehatan tradisional
Hospice
suatu tempat perawatan yang ditujukan untuk pasien yang menderita penyakit-
penyakit kronis seperti kanker,
jantung,AIDS,Strokedlldimanaharapanhiduppenderitasangattipis,sehingga
kemudian fasilitas kesehatan ini lebih ditujukan pada perawatan dari pada
pengobatan.

Hospice bertujuan untuk memanusiawikan para penderita penyakit kronis


tersebut,agar menjalani kehidupannya(terutamapengobatan atau akhir
hidupnya) tidak terikat pada rutinitas obat-obatan dan kejenuhan tinggal
dirumah sakit, melainkan lebih pada perawatan,peningkatan kualitas hidup
serta dukungan emosional pada penderita maupun keluarganya
Hospice Care adalah pelayanan perawatan untuk
meringankan penyakit lanjutan ataupenyakit terminal dari
klien di rumah sakit dan melanjutkan pelayanan perawatan
di rumahdibawah pengawasan medicare.Pelayanan Hospice
Care tersebutmempertimbangkan kebutuhan khusus
dariklien dengan penyakit terminal atau yang akanmeningga
dunia, sehingga klien memililikikesempatan untuk
meninggal di rumah sesuaidengan keinginan mereka dengan
dukungankeluarga sepenuhnya.
Community

Adalah pelayanan kesehatan yang dilakukan pada


klien pada keluarganya sebagaimana pelaksanaan
perawatan keluarga seperti praktek perawat
keluarga dan lain-lain. ( Aziz Alimul, 2008).
Pelayanan Keperawatan
Pelayanan keperawatan adalah upaya untuk membantu individu
baik yang sakit maupun yang sehat, dari lahir hingga meninggal dalam
bentuk pengetahuan, kemauan, dan kemampuan yang dimiliki. Sehingga
individu tersebut dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dan
optimal (Yulihastin, 2009).

Sedangkan pelayanan keperawatan


professional dilaksanakan di berbagai tatanan pelayanan kesehatan,
menjangkau seluruh golongan dan lapisan masyarakat yang memerlukan,
baik di tatanan pelayanan kesehatan di masyarakat, maupun di tatanan
pelayanan rumah sakit (Kusnanto, 2009).
Pelayanan keperawatan dikembangkan bersifat berjenjang mulai
dari keperawatan dasar sampai dengan keperawatan yang bersifat rumit
atau spesialistik bahkan subspesialistik, disertai dengan sistem rujukan
keperawatan sebagai bagian dari rujukan kesehatan yang efektif dan
efisien. Pelayanan/ asuhan keperawatan yang bersifat spesialistik, baik
keperawatan klinik maupun keperawatan komunitas antara lain adalah
keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan medical bedah,
keperawatan jiwa, keperawatan gawat darurat, keperawatan keluarga,
keperawatan gerontik, dan keperawatan komunitas.

Secara bersamaan dikembangkan kemampuan pengelolaan keperawatan professional


(professional nursing management) dengan kepemimpinan professional
keperawatan (professional nursing leadership), sehingga memungkinkan
keperawatan berkembang sesuai dengan kaidah-kaidah keperawatan
sebagai profesi (Kusnanto, 2009).
Faktor Yang Mempengaruhi
• FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PELAYANAN KESEHATAN Menurut
Hidayat(2008) dalam memberikan pelayanan kesehatan tidak segalanya
tercapai sasaran, akan tetapi membutuhkan suatu proses untuk mengetahui
masalah yang ditimbulkannya. Pelaksanaan pelayanan kesehatan juga akan
lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI
BARUPelaksanaan sistem pelayanan kesehatan dapat dipengaruhi oleh ilmu
pengetahuan dan teknologi baru, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, maka akan diikuti oleh perkembangan pelayanan kesehatan atau
juga sebagai dampaknya pelayanan kesehatan jelas lebih mengikuti
perkembangan dan teknologi seperti dalam pelayanan kesehatan untuk
mengatasi masalah penyakit-penyakkit yang sulit dapat digunakan penggunaan
alat seperti laser, terapi perubahan gen dan lain-lain.
Pergeseran Nilai Masyarakat Berlangsungnya sistem pelayanan kesehatan
juga dapat dipengaruhi oleh nilai yang ada dimasyarakat sebagai
penggunaan jasa pelayanan, dimana dengan beragamnya masyarakat, maka
dapat menimbulkan pemanfaatan jasa pelayanan kesehatan yang berbeda.
Masyarakat yang sudah maju dengan pengetahuan yang tinggi, maka akan
memiliki kesadaran yang lebih dalam penggunaan atau pemanfaatan
pelayanan kesehatan, demikian juga sebaliknya pada masyarakat yang
memiliki pengetahuan yang kurang akan memiliki kesadaran yang rendah
terhadap pelayanan kesehatan, sehingga kondisi demikian akan sangat
mempengaruhi sistem pelayanan kesehatan.
Visi Indonesia

Visi Indonesia sehat 2015 Gambaran masyarakat Indonesia di


masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan
adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai dengan
penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku
hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki
derajat yang setinggi²nya diseluruh republik Indonesia.
Kesimpulan
disimpulkan bahwa sistem pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep dimana konsep ini
memberikan layanan kesehatan kepada masyarakat.Sistem pelayanan kesehatan juga
memiliki beberapa teori seperti input, proses, output, dampak, umpan balik dan
lingkungan.Selain itu sistem pelayanan kesehatan memiliki beberapa tingkatan seperti
promosi kesehatan, perlindungan khusus, diagnosa dini dan pengobatan segera, pembatasan
cacat, dan rehabilitas. Dalam sistem pelayanan kesehatan terdapat beberapa lembaga yang
terkait seperti rawat jalan, institusi, hospice, community based agency dalam rangka
meningkatkan status Kesehatan.
Sistem pelayanan kesehatan terbagi atas beberapa lingkup yang berbeda yaitu pelayanan
kesehatan tingkat pertama,pelayanan kesehatan tingkat kedua, dan pelayanan kesehatan
tingkat ketiga, subsistem pelayanan kesehatan tersebut memiliki tujuan masing-masing
dengan tidak meninggalkan tujuan umum dari pelayanan kesehatan.
Adapula pelayanan keperawatan merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi
pelayanan dasar dan pelayanan rujukan, tetapi tidak segalanya tercapai sasaran akan tetapi
membutuhkan suatu proses untuk mengetahui masalah yang ditimbulkannya pelaksanaan
pelayanan kuga akan lebih berkembang atau sebaliknya akan terhambat karena dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti ilmu pengetahuan dan teknologi baru, pergeseran nilai
masyarakat, aspek legal dan etik, ekonomi dan politik.
TERIMAKASI
H
SISTEM
KESEHATAN
NASIONAL
(SKN)
Dosen Pengampu:

Ns. Martha K Silalahi, M.Kep


Disusun Oleh:
Aisyah Putri Wahda
Ariq Zainul Mutaqin 1032201007
Eriana febrianti 1032201014
Fitri Yani 1032201049
Fenny firnita utami 1032201016
Ibnu hasta 1032201020
Hannisya Tofiqurrohma 1032201019
Kanaya Astrid Putri 1032201022
Nadhira Nur Alifiana 1032201050
Shafa Alifah Leriany 1032201042
Syifa Wahyu Setyorini 1032201045
TEORI SISTEM
• Sistem kesehatan menurut WHO adalah sebuah proses kumpulan berbagai faktor kompleks yang
berhubungan dalam suatu negara, yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan
kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan masyarakat pada setiap saat diutuhkan.

• Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka mewujudkan
kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar 1945.

• Sistem Kesehatan Nasional perlu dilaksanakan dalam konteks Pembangunan Kesehatan secara
keseluruhan dengan mempertimbangkan determinan sosial, seperti: kondisi kehidupan sehari-hari,
tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi kewenangan, keamanan, sumber daya,
kesadaran masyarakat, dan kemampuan tenaga kesehatan mengatasi masalah tersebut.
Lanjutan..

Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan


kesehatan dasar yang meliputi:
1.Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata
2.Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat
3.Kebijakan pembangunan kesehatan
4.Kepemimpinan.
SKN juga disusun dengan memperhatikan inovasi/terobosan dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan secara luas, termasuk penguatan sistem rujukan.
INPUT

Input adalah sumber daya kesehatan yang terdiri


dari subsistem sumberdaya manusia kesehatan,
subsistem obat dan perbekalan kesehatan, dan
subsistem pembiayaan kesehatan. Namun perlu
ditekankan bahwa antar ke-enam subsistem
tersebut harus saling berinteraksi secara harmonis
dan dinamis dalam mencapai tujuan
pembangunan kesehatan.
PROSES, OUTPUT DAN DAMPAK

• Proses (process) adalah


kumpulan bagian atau elemen • Dampak merupakan akibat dari
yang terdapat dalam sistem & output atau hasil suatu sistem,
yang berfungsi untuk mengubah terjadi dalam waktu yang relatif
masukan menjadi keluaran yang lama. Dampak sistem pelayanan
direncanakan. kesehatan adalah masyarakat
• Keluaran (output) adalah sehat, angka kesakitan dan
kumpulan bagian atau elemen kematian menurun.
yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam
sistem
UMPAN BALIK

Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan.


Terjadi dari sebuah sistem yang saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Umpan balik dalam pelayanan kesehatan dapat
berupa kualitas tenaga kesehatan.
LINGKUNGAN

Lingkungan adalah semua


keadaan diluar sistem tetapi
dapat mempengaruhi pelayanan
kesehatan.
TINGKAT PELAYANAN KESEHATAN

01 Health Promotion
(promosi kesehatan)
03 Early Diagnosis and
Prompt Treatment
(diagnosis dini dan

02
pengobatan segera)
Specific Protection
(perlindungan khusus)
04 Disability Limitation
(pembatasan cacat)

05 Rehabilitation (rehabilitasi)
LEMBAGA PELAYANAN KESEHATAN

Lembaga pelayanan kesehatan adalah tempat


pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat
dalam rangka meningkatkan status kesehatan.
Tempat pelayanan kesehatan dapat berupa :
Rawat jalan, rawat inap,instutusi hospice dan
community based agency
LINGKUP PELAYANAN
KESEHATAN

● Dalam sistem pelayanan kesehatan dapat


mencakup pelayanan dokter, pelayanan
keperawatan, dan pelayanan kesehatan
masyarakat. Dokter merupakan subsistem dari
pelayanan kesehatan. Subsistem pelayanann
kesehatajn tersebut memiliki tujuan masing-
masing dengan tidak meninggalkan tujuan
umum dari pelayanan kesehatan
Lanjutan..
Dalam pelayanan kesehatan terdapat tiga bentuk yaitu:

1.Primary Helath Care (pelayanan kesehatan tingkat pertama)

Dibutuhkan atau dilaksanakan pada masyarakat yang memiliki masalah kesehatan yang ringan atau
masyarakat sehat tetapi ingin mendapatkan peningkatan kesehatan agar menjadi optimal dan sejahtera
sehingga sifat pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan dasar.

2.Secondary health care (pelayanan kesehatan tingkat ke dua)

Dibutuhkan bagi masyarakat atau klien yang membutuhkan perawatan di rumah sakit atau rawat inap
dan tidak dilaksanakan di pelayanan kesehatan utama.

3.Tertiary health services (pelayanan kesehatan tingkat ketiga)

Merupakan tingkat pelayanan tertinggi dimana tingkat pelayanan ini apabila tidak lagi dibutuhkan
pelayanan pada tingkat pertama dan kedua.
RAWAT JALAN
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor
1165/MENKES/SK/2007/bab 1, pasal 1 ayat 4
“pelayanan rawat jalan adalah pelayanan pasien
untuk observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi
medik dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa
menginap di Rumah Sakit.”
Bentuk pertama dari pelayanan rawat jalan adalah
yang diselenggarakan oleh klinik yang ada kaitannya
dengan Rumah Sakit (hospital based ambulatory
care).
Lanjutan..

Jenis pelayanan rawat jalan di rumah


sakit secara umum dapat dibedakan
atas 4 macam, yaitu:

 Pelayanan gawat darurat


(emergency services)
 Pelayanan rawat jalan paripurna
(comprehensive hospital outpatient
services)
 Pelayanan rujukan (referral
services)
 Pelayanan bedah jalan (ambulatory
surgery services)
INSTITUSI DAN HOSPICE

Hospice adalah perawatan pasien


Institusi merupakan suatu organisasi yang terminal (stadium akhir) dimana
ada dan pendiriannya atas dasar tujuan pengobatan terhadap penyakitnya tidak
yang nantinya akan langsung berhubungan diperlukan lagi (dokter sudah angkat
dengan masyarakat. Kebanyakan institusi tangan). Perawatan ini bertujuan
yang berdisi dengan tujuan untuk meringankan penderitaan dan rasa tidak
memberikan pendidikan pada kalangan nyaman dari pasien, berlandaskan pada
umum. aspek bio-psiko-spiritual.
Comunity Base Agency

Merupakan bagian dari lembaga pelayanan kesehatan


yang dilakukan pada klien pada keluarganya sebagaimana
pelaksanaan perawatan keluarga seperti praktek
perawatkeluarga, dan lain-lain.
Pelayanan Keperawatan Dalam Pelayanan Kesehatan
Merupakan bagian dari pelayanan kesehatan yang meliputi pelayanan dasar &
rujukan sehingga meningkatkan derajat kesehatan. Pada tingkat pelayanan
dasar dilakukan di lingkup puskesmas dengan pendekatan askep keluarga dan
komunitas yang berorientasi pada tugas keluarga dalam kesehatan,
diantaranya mengenal masalah kesehatan secara dini, mengambil keputusan,
menanggulangi keadaan darurat, memberikan pelayanan dasar pada anggota
keluarga yang sakit serta memodifikasi lingkungan.
Pada lingkup pelayanan rujukan, tugas perawat adalah memberikan askep
pada ruang atau lingkup rujukannya, seperti: asuhan keperawatan anak, askep
jiwa, askep medikal bedah, askep maternitas, askep gawat darurat, dan
sebagainya
Pelaksanaan pelayanan kesehatan juga akan
lebih berkembang atau sebaliknya
Faktor Yang akanterhambat karena dipengaruhi oleh
beberapa factor seperti adanya peningkatan
Mempengaruhi ilmu pengetahuan dan teknologi baru ,
pergeseran nilai masyarakat, aspek legal dan
Pelayanan Kesehatan etik,ekonomi dan politik.

1) Ilmu pengetahuan dan teknologi baru.

2) Pergeseran Nilai Masyarakat.

3) Aspek Legal dan Etik.

4) Ekonomi.

5) Politik.
Visi Indonesia Sehat 2015
Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan
adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan
dengan perilaku hidup sehat,memiliki kemampuan untuk mengjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutusecara adil dan merata, serta memiliki derajat yang setinggi-tingginya di seluruh republic
Indonesia. Gambaran masyarakat di Indonesia di masa depan atau visi yang ingin dicapai melalui
pembangunan kesehatan tersebut dirumuskan sebagai: INDONESIA SEHAT 2015

Dengan adanya rumsan visi tersebut, maka lingkungan yang diharapkan pada masa depan adalah
lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi,
tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, perumahan dan pemukiman yang sehat,
perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan, serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang
saling tolong menolong dengan memelihara nilai-nilai budaya bangsa.Perilaku masyarakat Indonesia
sehat 2015 adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
terjadinya resiko penyakit,melinduni diri dari ancaman penyakit serta berpartisifasi akif dalam gerakan
kesehatan masyarakat. Selanjutnya masyarakat mempunyai kemampuan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan yang bermutu. Layanan yang tersedia adalahlayanan yang berhasil guna dan berdaya guna
yang tersebar secara merata di ndonesia. Dengan demikian terwujudnya derajat kesehatan masyarakat
yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social danekonomis.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons from
Flaticon, infographics & images by Freepik
and illustrations by Stories.
KONSEP BERUBAH

Dosen Pengampu
Ns. Martha K. Silalahi, M.Kep

Disusun Oleh :
 Diana Dwi Lestari ( 1032201048 )
 Eryca Kusuma Wardani ( 1032201015 )
 Ezra Damayanti ( 1032201061 )
 Haiyinun Alfiyanti ( 1032201018 )
 Intan Amelia Putri ( 1032201021 )
 Liza Nabila Putri ( 1032201024 )
 Malahayati ( 1032201025 )
 Nadira Putri Maharani ( 1032201051 )
 Nadila Siti Nur Aisyah ( 1032201028 )
 Mohamad Odi Wijaya Laksana ( )
1. Pengertian

Pengertian Praktis perubahan:


1. Tumbuh/ pertumbuhan
2. Kembang/ perkembangan/ berkembang
3. Gerak/ pergerakan/ bergerak
4. Transformasi/ peralihan/ beralih
5. Pembaharuan/ inovasi/ modernisasi
6. Hidup

Berubah:
– kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan
sebelumnya (Atkinson,1987)
– proses yang menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi (Brooten ,1978)
2. Sifat Perubahan

1. Perubahan Spontan
– sebagai respon terhadap kejadian alamiah yang terkontrol
– perubahan yang akan terjadi tidak dapat diramalkan sebelumnya

2. Perubahan pada perkembangan


perkembangan/ kemajuan yang terjadi pada individu, kelompok dan organisasi dalam pertumbuhan-
perkembangan

3. Perubahan yang direncanakan


Sebagai upaya yang bertujuan untuk mencapai tingkat yang lebih baik, dapat dikontrol
3. Teori Teori Perubahan

A. Teori Lewin (1951)

Lewin mengatakan ada tiga tahap dalam sebuah perubahan, yaitu :

1. Tahap Unfreezing (pencairan)


Proses perubahan ini harus memiliki motivasi yang kuat untuk berubah dari keadaan semula dengan meerubah
terhadap keseimbangan yang ada. Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan dalam sistem.
Tugas perawat pada tahap ini adalah mengidentifikasi masalah dan memilih jalan keluar yang terbaik.
2. Tahap Moving(bergerak)
Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan
kemampuan untuk berubah. Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari dukungan
dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.
3. Tahap Refreezing (pembekuan)
Tahap ini dimana seseorang yang mengadakan perubahan telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan
keseimbangan yang baru. Tugas perawat sebagai agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih
menghambat perubahan.
B. Teori Rogers(1962)

Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu :

1. Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan


Menjadi lebih baik dari metode yang sudah ada (kesadaran)
2. Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada,
Tidak bertentangan perasaan.
3. Kompleksitas
Ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan
(evaluasi).
4. Dapat dibagi
Perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil (uji coba).
5. Dapat dikomunikasikan
Semakin mudah perubahan digunakan maka semakin mudah perubahan disebarkan (adopsi).
C. Teori Lippitt

Teori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt mengungkapkan tujuh hal yang harus
diperhatikan seorang manajer dalam sebuah perubahan yaitu :

1. Mendiagnosis masalah
Mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung atau menghambat perubahan.
2. Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah
Mencoba mencari pemecahan masalah.
3. Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen
Mencari dukungan baik internal maupun eksternal atau secara interpersonal, organisasional maupun
berdasarkan pengalaman.
4. Menyeleksi objektif akhir perubahan
Menyusun semua hasil yang di dapat untuk membuat perencanaan.
5. Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah
Pada tahap ini sering terjadi konflik teruatama yang berhubungan dengan masalah personal.
6. Mempertahankan perubahan
Perubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur kekuatan untuk mempertahankannya.
7. Mengakhiri hubungan saling membantu
Perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan harapan orang-orang atau situasi
yang diubah sudah dapat mandiri.
4. Tipe – Tipe Perubahan

Apabila dipandang dari tipe perubahan, menurut bennis tahun 1995, perubahan itu sendiri memilki tujuh tipe diantaranya
a) Tipe indoktrinasi, suatu peubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau masyarakat yang menginginkan pencapaiaan
tujuan yang diharapkan dengan cara memberi doktrim atau menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah.

b) Tipe paksaan atau kekerasan, merupakan tipe perubahan dengan melakukan pemaksaan atau kekerasan pada anggota
atau seseorang dengan harapan tujuan yang dicapai dapat terlaksana.

c) Tipe teknokratik, merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam mencapai tujuan yang
diharapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak lain untuk membantu mencapai tujuannya.

.d) Tipe interaksional, merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok yang saling berinteraksi satu
dengan yang lain dalm mencapai tujuan yang diharapkan dari perubahan.
e) Tipe sosialisasi, merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan kerja sama dengan
kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.

f) Tipe emultif, merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuataan unilateral dengan tidak merrumuskan tujuan
terlebih dahulu secara sungguh sungguh, perubahan ini dapat dilakukan pada sistem diorganisasi yang bawahannya
berusaha menyamai pimpinan atau atasannya.

g) Tipe alamiah, merupakan perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi dalam merumuskan
dilakukan secara tidak sungguh, seperti kecelakaan, maka seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-
hati dalam berkendaraan dan lain sebagainya.
5. Proses Terjadinya Perubahan

Proses terjadinya perubahan terdiri dari beberapa tahap


diantaranya :
 Mencairkan: melibatkan penghancuran cara normal
orang yang melakukan sesuatu-memutuskan
pola,kebiasaan,dan rutinitas sehingga orang siap untuk
menerima alternatif baru(hersey, Blanchard) atau
mengurangi kekuatan untuk mengurangi status quo,
menciptakan kebutuhan akan perubahan,
meminimalisasi tantangan terhadap perubahan seperti
memberikan masalah proaktif.
Contoh :Refresing,kegiatan_kegiatan baru.
 Memindahkan: mengembangkan perilaku, nilai dan
sikap yang baru.
 Membekukan kembali:akan terjadi jika prilaku baru
sudah menjadi bagian dari kepribadian seseorang
dengan cara memperkuat, mengevaluasi, dan membuat
modifikasi konstruktif.
6. Motivasi dalam perubahan

Motivasi itu timbul karena tuntutan kebutuhan dasar manusia,sedangkan kebutuhan dasar manusia yang
dimaksud antara lain:

1. Kebutuhan fisiologis (makan, minum, tidur, oksigen dll) berdasarkan kebutuhan tersebut maka manusia akan
selalu ingin mempertahankan hidupnya dengan jalan memenuhinya atau mengadakan perubahan.

2. Kebutuhan keamanan. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan manusia agar mendapatkan jaminan keamanan
atau perlindungan dari berbagai ancaman bahaya yang ada.

3. Kebutuhan social. Kebutuhan ini mutlak diperlukan karena manusia tidak akan dapat hidup sendiri tanpa
bantuan dari orang lain.

4. Kebutuhan penghargaan dan dihargai. Setiap manusia selalu ingin mendapatkan penghargaan dimata
masyarakat akan prestasi, status, dan lain-lain. Untuk itu manusia akan termotivasi untuk mengadakan
perubahan.

5. Kebutuhan aktualisasi diri. Kebutuhan perwujudan diri agar di akui masyarakat akan kemampuannya dan
potensi yang dimiliki.

6. Kebutuhan interpersonal yang meliputi kebutuhan untuk berkumpul bersama untuk melakukan control dalam
mendapatkan pengaruh dari lingkungan.
7. Strategi dalam Perubahan
Ada beberapa strategi untuk memecahkan masalah-masalah dalam
perubahan , strategi tersebut antara lain yaitu :

1. Strategi rasional empiric


Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memilki sifat rasional
untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Strategi ini juga dilakukan pada penempatan sasaran
yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang di miliki sehingga semua perubahan akan
menjadi efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan system analisis dalam pemecahan masalah
yang ada.

2. Strategi redukatif normative


Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar normal yang diadakan di masyarakat dan
dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan proses penyusunan
rancangan untuk perubahan.

3. Strategi paksaan/kekuatan
Dikatakan strategi paksaan/kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau kekuasaan yang
dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan politik.
8. Model perubahan
1. Model penelitian dan pengembangan
Model ini didasarkan atas penelitian dan perencanaan dalam pengembangan untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Dalam menggunakan model ini dapat dilakukan dengan cara
melakukan identifikasi atas perubahan yang di lakukan, menjabarkan, atau mengembangkan
komponen yang akan dilakukan dalam perubahan. Menyiapkan perubahan dan melakukan
desiminasi kepada masyarakat tentang hal-hal yang akan dilakukan dalam perubahan.

2. Model interaksi social.


Model ini menggunakan langkah-langkah sebagaimana dalam teori Roger di antaranya ,
menyadari akan perubahan, adanya minat dalam perubahan, melkukan evaluasi tentang hal-hal
yang akan dilakukan perubahan, melakukan uji coba sesuatu hal yang akan dilakukan
perubahan serta menerima perubahan.

3. Model penyelesaian masalah


Model ini menekankan pada penyelesaian masalah dengan menggunakan langkah
mengidentifikasi kebutuhan yang menjadi masalah, mendiagnosis masala, menemukan cara
penyelesaian masalah yang akan di gunakan, melkukan uji coba, dan melakukan evaluasi dari
hasil uji coba untuk digunakan dalam perubahan
9. Hambatan dalam perubahan

Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan yang akan diterimanya
baik hambatan dari luar maupun dari dalam diantara hal yang menjadi hambatan dalam perubahan
adalah sebagai berikut:

1. Ancaman kepentingan pribadi, contohnya dalam pelaksanaan standarisasi perawat professional


dimana yang diakui sebagai profesi perawat adalah minimal pendidikan D3 Keperawatan, sehingga
bagi lulusan SPK yang dahulu dan tidak ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan
dirinya, sehingga hal tersebut dapat menjadikan hambatan dalam perubahan.

2. Persepsi yang kurang tepat, berbagai informasi yang akan dilakukan dalam system perubahan jika
tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap, maka tempat yang akan
dijadikan perubahan akan sukses menerimanya sehingga timbul kekhawatiran dari perubahan tersebut.

3. Reaksi psikologis, contohnya apabila akan dilakukan perubahan dalam system praktek keperawatan
mandiri bagi perawat.Jika perawat belum bisa menerima secara psikologis, akan timbul kesulitan
karena ada perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.
4. Toleransi terhadap perubahan rendah, ini tergantung dari individu, kelompok, atau masyarakat.
Apabila individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap
perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan tetapi apabila toleransi seseorang terhadap
perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit dilaksanakan.

5. Kebiasaan, Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui
sebelumnya atau bahkan dilaksanakan sebelumnya dibandingkan dengan sesuatu yang baru
dikenalnya, karena keyakinan yang dimiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang menjadikan
hambatan dalam perubahan.

6. Ketergantungan, merupakan hambatan dalam prses perubahan karena ketergantungan


menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam mencapai tujuan tertentu.

7. Perasaan tidak aman, juga merupakan factor penghambat dalam perubahan karena adanya
ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah ketidakamanan pada diri,
kelompok atau masyarakat.

8. Norma, apabila akan mengadakan proses perubahan, namun perubahan tersebut bertentangan
dengan norma maka perubahan tersebut akan mengalami hambatan, sebaliknya jika norma tersebut
sesuai dengan prinsip perubahan maka akan sangat mudah dalam perubahan. 
10. Perawat sebagai pembaharu

Menurut Oslan dalam Kozier (1991) mengatakan perawat sebagai


pembaharu harus menyadari kebutuhan sosial, berorientasi pada masyarakat dan
kompeten dalam hubungan interpersonal. Pembaharu juga perlu memahami sikap
dan perilakunya, bagaimana ia menjalin kerjasama dengan orang lain dan
bagaimana perasaannya terhadap perubahan tersebut.

Maukseh dan Miller dalam Kozier menyebutkan karakteristik seorang


pembaharu adalah :
a. dapat mengatasi/ menaggung resiko. Hal ini berhugangan dengan dampak yang mungkin muncul akibat
perubahan.
b. Komitmen akan keberhasilan perubahan. Pembaharu harus menyadari dan menilai kefektifannya
c. Mempunyai pengetahuan yang luas tentang keperawatan termasuk hasil-hasil riset dan data-data ilmu
dasar, menguasai praktik keperawatan dan mempunyai keterampilan teknik dan interpersonal.

Fungsi pembaharu sangat penting dalam memfasilitasi komunikasi yang efektif


dalam proses berubah, agar efektif seorang pembaharu sebaiknya :
1. Mudah ditemui oleh mereka yang terlibat dalam proses berubah
2. Dapat dipercaya oleh mereka yang terlibat
Perubahan dalam keperawatan
Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan yang direncanakan atau yang tidak
direncanakan. sebaliknya perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang direncanakan dan dipikirkan
sebelumnya, terjadinya dalam waktu yang lama, dan termasuk adanya suatu tujuan yang jelas. Perubahan terencana
lebih mudah dikelola daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia atau tanpa persiapan anat karena
suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, perawat harus dapat mengelola perubahan.

1. Perubahan terencana.
            Perubahan yang direncanakan (planed change) adalah perubahan yang lebih mudah dikelola dari pada
perubahan yang tidak direncanakan, secara umum perubahan terencana adalah suatu proses dimana adanya pendapat
baru yang dikembangkan, dikomunikasikan, kepada semua orang walaupun akhirnya akan diterima atau ditolak.
Orang yang mengelola perubahan harus mempunyai suatu visi yang jelas dimana proses akan dilaksanakan dengan
arah yang terbaik untuk mencapai tujuan (Nursalam.  M. 2008).

            Menurut Suyanto (2009), perubahan terencana adalah perubahan yang dirancang dan diimplementasikan secara
berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di masa mendatang. Sedangkan perubahan reaktif adalah
respons bertahap terhadap peristiwa ketika muncul. Karena perubahan reaktif dilakukan dengan cepat, maka potensi
terjadinya perubahan cenderung menghasilkan akibat yang tidak diinginkan. Oleh karena itu, perubahan terencana
lebih disukai dibandingkan dengan perubahan reaktif(Suyanto. 2009).
2. Perubahan tidak terencana.
            Perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change) adalah perubahan yang
terjadi tanpa suatu persiapan. Determinan dari suatu perubahan tidak terencana dari suatu
organisasi antara lain karena adanya pergeseran dalam tampilan demografis angkatan kerja,
respons terhadap kecenderungan globalisasi, adanya peraturan pemerintah, persaingan
ekonomi, dan perbedaan kinerja (Suyanto. 2009).
Konsep
berubah
dalam
keperawatan
Kelompok 6
Dosen pengampu : Ns. Martha K. Silalahi, M.Kep
Anggota kelompok
Adinda Al-zahra 1032201001
Aldilla Dhani Prasetyo 1032201003
Anggi Maudy Anggraini 1032201004
Ashifa Gita Zumarnis 1032201008
Astrid Nadia Dianti 1032201009
Annisa Fitrah Wahyuni 10322010068
Dafa Darmawan 10322010047
Devina Dwi Putri Riskyana 10322010054
Raka Nuralif Verdianto
Zahro Zukhairah 10322010056
a. Pengertian
Tumbuh/ Kembang/perkembangan/ Gerak/pergerakan/
pertumbuhan berkembang bergerak

Transformasi/ Pembaruan/ hidup


peralihan/beralih inovasi/modernisasi
Berubah: – kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
berbeda dengan keadaan sebelumnya (Atkinson,1987)– proses yang
menyebabkan perubahan pola perilaku individu atau institusi
(Brooten,1978)
b.
Perubahan
Sifat perubahan
Perubahan
Spontan pada
01 02
– sebagai respon terhadap kejadian
alamiah yang terkontrol perkembangan
perkembangan/ kemajuan yang
– perubahan yang akan terjadi terjadi pada individu, kelompok
tidak dapat diramalkan dan organisasi dalam

03
sebelumnya pertumbuhan-perkembangan

Perubahan yang di
rencanakan
Sebagai upaya yang bertujuan untuk
mencapai tingkat yang lebih baik, dapat
dikontrol
c. Teori-teori perubahan
1. Kurt lewin

A. Tahap Unfreezing (pencairan)


Proses perubahan ini harus memiliki B. Tahap Moving(bergerak)Proses perubahan
motivasi yang kuat untuk berubah dari tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah
keadaan semula dengan meerubah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan
terhadap keseimbangan yang ada. kemampuan untuk berubah. Pada tahap ini
Masalah biasanya muncul akibat perawat berusaha mengumpulkan informasi dan
adanya ketidakseimbangan dalam mencari dukungan dari orang-orang yang dapat
sistem. Tugas perawat pada tahap ini membantu memecahkan masalah.
adalah mengidentifikasi masalah dan
memilih jalan keluar yang terbaik.
3. Tahap Refreezing (pembekuan)Tahap ini
dimana seseorang yang mengadakan perubahan
telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru
dengan keseimbangan yang baru. Tugas perawat
sebagai agen berubah berusaha mengatasi orang-
orang yang masih menghambat perubahan.
2. Teori Rogers

1. Perubahan harus mempunyai keuntungan yang


berhubunganMenjadi lebih baik dari metode yang sudah ada
(kesadaran)
2. Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada,Tidak
bertentangan perasaan.
3. KompleksitasIde-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik
dari ide yang sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan
(evaluasi).
4. Dapat dibagiPerubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang
kecil (uji coba).
5. Dapat dikomunikasikanSemakin mudah perubahan digunakan
maka semakin mudah perubahan disebarkan (adopsi).
3. Lippit

1. Mendiagnosis masalahMengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung atau menghambat perubahan.
2. Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubahMencoba mencari pemecahan masalah.
3. Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agenMencari dukungan baik internal maupun eksternal atau secara
interpersonal, organisasional maupun berdasarkan pengalaman.
4. Menyeleksi objektif akhir perubahanMenyusun semua hasil yang di dapat untuk membuat perencanaan.
5. Memilih peran yang sesuai untuk agen berubahPada tahap ini sering terjadi konflik teruatama yang berhubungan
dengan masalah personal.
6. Mempertahankan perubahanPerubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur kekuatan untuk
mempertahankannya.
7. Mengakhiri hubungan saling membantuPerawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan harapan
orang-orang atau situasi yang diubah sudah dapat mandiri.
D. TIPE PERUBAHAN
1. Tipe Indoktrinasi, suatu perubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau masyarakat
yang menginginkan percapaian tujuan yang diharapkan dengan cara memberi doktrim
atau menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah.
2. Tipe paksaan atau kekrasan, merupakan tipe perubahan dengan melakukan pemaksaan
atau kekerasan pada anggota atau seseorang dengan harapan tujuan yang dicapai dapat
terlakasana.
3. Tipe teknokratik, merupakan tipe perubahandengan melibatkan kekuatan lain dalam
mencapai tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak lain untuk membantu mencapai
tujuan nya.
4. Tipe interaksional, merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok
yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dalm mencapai tujuan yang diharapkan
dari perubahan.
5. Tipe sosialisasi, merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan
menggunakan kerja sama dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan
untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai.
6. Tipe emultif, merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuataan unilateral
dengan tidak merrumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh sungguh, perubahan
ini dapat dilakukan pada sistem diorganisasi yang bawahannya berusaha menyamai
pimpinan atau atasannya.
7. Tipe alamiah, merupakan perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja
tetapi dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh, seperti kecelakaan, maka
seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendaraan
dan lain sebagainya.
E. Proses Terjadinya Perubahan Serta Motivasi dalam
Perubahan
Pada dasarnya setiap manusia mengalami proses perubahan dan
memiliki sifat berubah, mengingat berubah merupakan salah satu
bagian dari kebutuhan manusia. Perubahan timbul karena adanya
suatu motivasi yang ada dalam diri manusia. Motivasi itu timbul
karena tuntutan kebutuhan dasar manusia sedangkan kebutuhan dasar
manusia yang dimaksud antara lain:
a) Kebutuhan fisiologis
b) Kebutuhan keamanan
c) Kebutuhan social
d) Kebutuhan penghargaan dan dihargai
e) Kebutuhan aktualisasi diri
f) Kebutuhan interpersonal
f. Motivasi Dalam Perubahan
Motivasi itu timbul karena tuntutan kebutuhan dasar manusia, sedangkan
kebutuhan dasar manusia yang dimaksud antara lain:
1) Kebutuhan fisiologis
2) Kebutuhan keamanan
3) Kebutuhan social
4) Kebutuhan penghargaan dan dihargai
5) Kebutuhan aktualisasi diri
6) Kebutuhan interpersonal
G. Strategi Dalam Perubahan
Strategi khusus dalam perubahan diantaranya:
1) Strategi Rasional Empirik
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki sifat
rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku.
2) Strategi Redukatif Normative
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat. Perubahan
yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada di masyarakat sehingga tidak
akan menimbulkan permasalahan baru di masyarakat.
3) Strategi Paksaan-Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau kekuasaan
yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan kekuatan
politik. Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan
sistem pendidikan dan lain-lain.
H. Model dalam Proses Perubahan
a) Research and development model
Model perubahan ini didasarkan atas penelitian dan perencanan dalam
pengembangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
b) Perubahan Interaction Model (model interaksi sosial)
Model ini menggunakan langkah sebagaimana dalam teori perubahan
Roger diantaranya, menyadari akan perubahan, adanya minat dalam
perubahan, melakukan uji coba sesuatu hal yang akan dilakukan
perubahan serta menerima dalam perubahan.
c) Problem Solving Model (Model penyelesaian masalah)
Model ini menekan pada penyelesaian dengan menggunakan langkah
mengidentifkasi kebutuhan yang menjadi masalah, mendiagnosis
masalah, menemukan cara penyelesaisan masalah yang akan digunakan,
melakukan uji coba dan melakukan evaluasi dari hasil uji coba untuk
digunakan dalam perubahan.
I. Hambatan dalam Perubahan
Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan yang diterimanya baik
hambatan dari luar maupun dari dalam diantara hal yang menjadi hambatan dalam perubahan adalah sebagai
berikut:
a) Ancaman kepentingan pribadi
b) Persepsi yang akurat
c) Reaksi psikologis
d) Toleransi terhadap perubahan rendah
e) Kebiasaan
f) Ketergantugan
J. PERUBAHAN DALAM KEPERAWATAN
Dalam perkembangannya keperawatan juga mengalami proses perubahan seiring dengan
kemajuan dan teknologi. Alasan terjadinya perubahan dalam keperawatan antara lain:
a) Keperawatan sebagai suatu profesi yang diakui oleh masyarakat dalam memberikan
pelayanan kesehatan melalui asuhan keperawatan tentu akan dituntut untuk selalu
berubah kearah kemandirian dalam profesi keperawatan, sehingga sebagai profesi akan
mengalami perubahan kearah professional dengan menunjukkan agar profesi
keperawatan diakui oleh profesi bidang kesehatan yang sejajar dalam pelayanan
kesehatan.
b) Keperawatan sebagai bentuk pelayanan asuhan keperawatan professional yang diberikan
kepada masyarakat akan terus memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat dengan
mengadakan perubahan dalam penerapan model asuhan keperawatan yang tepat, sesuai
dengan lingkup praktek keperawatan.
c) Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan harus selalu berubah dan berkembang sejalan
dengan tuntutan zaman dan perubahan teknologi, karena itu dituntut selalu
mengadakan perubahan melalui penelitian keperawatan, sehingga ilmu keperawatan
diakui secara bersama oleh disiplin ilmu lain yang memilki landasan yang kokoh
dalam keilmuan.
d) Keperawatan sebagai komunitas masyarakat ilmiah harus selalu menunjukkan jiwa
profesional dalam tugas dan tanggung jawabnya dan selalu mengadakan perubahan
sehingga citra sebagai profesi tetap bertahan dan berkembang.
KONSEP PERUBAHAN
Ns.Martha K Silalahi,M.Kep
Kelompok 7
1. Adinda Putri Egi Salsabillah
(1032201062)
2. Agatha Clarista Fara Elvaretha
(1032201065)
3. Anisah Kartika Sari (1032201057)
4. Anna Rahmawati (1032201005)
5. Annisa Nur Siva (1032201006)
6. Asyfa Nurhayati (1032201010)
7. Aya Aprilia (1032201011)
8. Dara Puspita Maharani
(1032201058)
9. Siska Meilina (1032201043)
10.Syindi Amelia Putri (1032201046)
11.Vania Nur Amirah (1032201060)
Pengertian
Berubah - Kegiatan atau proses
membuat sesuatu atau seseorang
yang

berbeda dengan keadaan


sebelumnya (Atkinson, 1987)
- Proses yang menyebabkan
perubahan pola perilaku individu
atau institusi (Brooten, 1978)
Pengertian kosep
berubah dalam Keperawatan mempunyai dua pilihan utama yang
berhubungan dengan perubahan.

keperawatan - Pertama proses keperawatan yaitu merupakan


pendekatan dalam penyelesayan masalah
yang sistematis dan konsisten dengan
perencanaan perubahan.
- Kedua, perawat diajarkan mendapatkan ilmu
dikelas dan mempunyai pengalaman praktek
untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.
Sifat proses berubah
Proses berubah juga dapat diartikan sebagai
proses beranjaknya seseorang dari keadaan
status quo menjadi keadaan keseimbangan
semu.

Keseimbangan semu adalah keadaan yang


dirasakan belum memadai dalam  waktu tertentu.
Perubahan yang baik dapat dijalani manusia
bertahap dan memerlukan waktu sesuai dengan
kemampuan manusia itu sendiri. Sehingga
perubahan yang terjadi secara radikal biasanya
akan menemui banyak hambatan.
Teori kurt Lewin
Teori perubahan Lewin menjelaskan bahwa seseorang yang akan mengadakan suatu perubahan
harus memiliki konsep tentang perubahan yang tercantum agar proses perubahan tersebut
terarah dan mencapai tujuan yang ada.
Tahapan perubahan menurut Lewin antara lain :
1. Unfreezing ( Tahap Pencairan )
Pada tahap awal ini, seseorang mencari sesuatu yang baru baik dari sisi nilai, sikap maupun
kepercayaan. Seseorang dapat mengadakan proses perubahan jika memiliki motivasi yang kuat
untuk berubah dari keadaan semula.
2. Changing ( Tahap Mengubah )
Pada tahap ini , Changing merupakan langkah tindakan yang dapat memperkuat kekuatan
maupun memperlemah resistances. Bisa dikatakan juga tahap menstabilkan norma-norma yang
sudah ada.
Lanjutan…

3. Refreezing ( Tahap Pembekuan )


Pada tahap ini merupakan tahap pembekuan di mana seseorang yang mengadakan
perubahan telah mencapai tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru.
4. Action Research ( Tahap Penelitian Tindakan )
Tahap penelitian tindakan menjelaskan bahwa hasil penelitian yang ada langsung
diaplikasikan ke kegiatan-kegiatan yang ada. Kemudian, lebih fokus menaruh penelitian terhadap
suatu tindakan yang berfokus pada masalah yang nyata. Penelitian itu dikembangakan dari
pengetahun atau teori dan logat yang dapat di ambil.
Teori Rogers E

Menurut Rogers E, perubahan sosial adalah proses di mana suatu inovasi dikomunikasikan
melalui saluran tertentu dari waktu ke waktu antara anggota suatu sistem sosial.
Langkah-langkah untuk mengadakan perubahan menurut Rogers antara lain:
1. Tahap Awareness
Tahap awal yang menyatakan bahwa untuk mengadakan perubahan diperlukan adanya
kesadaran untuk berubah.
2. Tahap Interest
Tahap ini menyatakan untuk mengadakan perubahan harus timbul perasaan suka / minat
terhadap perubahan. Timbulnya minat akan mendorong dan menguatkan kesadaran untuk
berubah.
Lanjutan…

3. Tahap Evaluasi
Pada tahap ini terjadi penilaian terhadap sesuatu yang baru agar tidak ditemukan hambatan
selama mengadakan perubahan.
4. Tahap Triala
Tahap ini merupakan tahap uji coba terhadap hasil perubahan dengan harapan sesuatu yang baru
dapat diketahui hasilnya sesuai dengan situasi yang ada.
5. Tahap adoption
Tahapan terakhir yaitu proses perubahan terhadap sesuatu yang baru setelah ada uji coba dan
merasakan ada manfaatnya sehingga mampu mempertahankan hasil perubahan.
Teori Lippit
Lippit ingin menunjukkan langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mengadakan
pembaharuan.
Langkah-langkahnya meliputi:
1. Menentukan diagnosa terlebih dahulu pada masalah yang ada
2. Mengadakan penilaian terhadap motivasi dan kemampuan dalam perubahan
3. Melakukan penilaian terhadap motivasi pasien/agen dan sumber daya.
4. Memilih tujuan perubahan yang progresif
5. Menetapkan peran dari pembaharuan sebagai agen perubahan (pendidik, peneliti, pemimpin)
6. Mempertahankan hasil dari perubahan yang telah dicapainya
7. Melakukan penghentian bantuan supaya harapan peran dan tanggungjawab dapat tercapai
secara bertahap
Tipe Perubahan
Apabila dipandang dari tipe perubahan, menurut bennis tahun 1995, perubahan itu sendiri memilki
tujuh tipe diantaranya :
a) Tipe indoktrinasi, suatu peubahan yang dilakukan oleh sekelompok atau masyarakat yang
menginginkan pencapaiaan tujuan yang diharapkan dengan cara memberi doktrim atau
menggunakan kekuatan sepihak untuk dapat berubah.
b) Tipe paksaan atau kekerasan, merupakan tipe perubahan dengan melakukan pemaksaan atau
kekerasan pada anggota atau seseorang dengan harapan tujuan yang dicapai dapat terlaksana.
c) Tipe teknokratik, merupakan tipe perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam mencapai
tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak lain untuk membantu
mencapai tujuannya.
d) Tipe interaksional, merupakan perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok yang
saling berinteraksi satu dengan yang lain dalm mencapai tujuan yang diharapkan dari perubahan.
Tipe Perubahan
e) Tipe sosialisasi, merupakan suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan
kerja sama dengan kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan
yang hendak dicapai.
f) Tipe emultif, merupakan suatu perubahan dengan menggunakan kekuataan unilateral dengan
tidak merrumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh sungguh, perubahan ini dapat
dilakukan pada sistem diorganisasi yang bawahannya berusaha menyamai pimpinan atau
atasannya.
g) Tipe alamiah, merupakan perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi
dalam merumuskan dilakukan secara tidak sungguh, seperti kecelakaan, maka seseorang ingin
mengadakan perubahan untuk lebih berhati-hati dalam berkendaraan dan lain sebagainya.
Proses Terjadinya Perubahan
Proses terjadinya perubahan terdiri dari beberapa tahap diantaranya :
- Mencairkan: melibatkan penghancuran cara normal orang yang melakukan sesuatu
memutuskan pola,kebiasaan,dan rutinitas sehingga orang siap untuk menerima
alternatifbaru(hersey, Blanchard) atau mengurangi kekuatan untuk mengurangi status quo,
menciptakan kebutuhan akan perubahan, meminimalisasi tantangan terhadap perubahan
seperti memberikan masalah proaktif.
Contoh :Refresing,kegiatan-kegiatan baru.
- Memindahkan: mengembangkan perilaku, nilai dan sikap yang baru
- Membekukan kembali:akan terjadi jika prilaku baru sudah menjadi bagian dari kepribadian
seseorang.dengan cara memperkuat, mengevaluasi, dan membuat modifikasi konstruktif.
Motivasi Dalam Perubahan
Motivasi itu timbul karena tuntutan kebutuhan dasar manusia,sedangkan kebutuhan dasar
manusia yang dimaksud antara lain:
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan keamanan
3. Kebutuhan sosial
4. Kebutuhan penghargaan dan dihargai
5. Kebutuhan aktualisasi diri
6. Kebutuhan interpersonal
Strategi dalam Perubahan
1.  Strategi Rasional Empirik
- Didasarkan dari hasil penemuan atau riset untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia
yang memiliki sifat rasional akan menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah
perubahan.
- penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki sehingga
semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga menggunakan sistem
analisis dalam pemecahan masalah yang ada
2. Strategi Redukatif normative
- Dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat, di dukung dengan sikap
dan sistem nilai individu yang ada di masyarakat.
- Strategi ini dilaksanakan dengan cara melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan
proses penyusunan rancangan untuk perubahan.
Strategi dalam Perubahan
3. Strategi  Paksaan- Kekuatan
- Dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan kekuatan
politik.
- Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan, penerapan
sistem pendidikan dan lain-lain.
Model dalam Perubahan
1. Research And Development Model (Model Penelitian dan Pengembangan).
Model perubahan perubahan ini didasarkan atas penelitian dan perencanaan dalam
pengembangan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Dalam menggunakan model ini
dapat dilakukan dengan cara melakukan identifikasi atas perubahan yang akan dilakukan
dalam perubahan.

2. Social Interaction Model (Model Interaksi Sosial).


Model perubahan dengan interaksi sosial ini dilakukan berdasarkan atas saling kerjasama dalam
sistem dengan memfokuskan pada persepsi dan respons dar perubahan Roger diantaranya,
menyadari akan perubahan, adanya minat dalam perubahan, melakukan evaluasi tentang hal-
hal yang akan dilakukan perubahan, melalui uji coba sesuatu hal yang akan dilakukan
perubahan serta menerima perubahan.

3. Problem Solving Model (Model Penyelesaian Masalah).


Model ini menekankan pada penyelesaian masalah dengan menggunakan langkah
mengidentifikasi kebutuhan yang menjadi masalah, mendiagnosis masalah, menemukan cara
penyelesaian masalah yag akan digunakan, melakukan uji coba dan melakukan evaluasi dari
hasil uji coba untuk digunkan dalam perubahan.
Hambatan dalam Perubahan
1. Ancaman kepentingan pribadi
2. Persepsi yang kurang tepat
3. Reaksi psikologis
4. Toleransi terhadap perubahan
5. Kebiasaan
6. Ketergantungan
7. Perasaan tidak aman
8. Norma
Perubahan dalam Keperawatan
1. Perubahan terencana.
Perubahan yang direncanakan (planed change) adalah perubahan yang lebih mudah dikelola dari pada
perubahan yang tidak direncanakan, secara umum perubahan terencana adalah suatu proses dimana
adanya pendapat baru yang dikembangkan, dikomunikasikan, kepada semua orang walaupun akhirnya
akan diterima atau ditolak. Orang yang mengelola perubahan harus mempunyai suatu visi yang jelas
dimana proses akan dilaksanakan dengan arah yang terbaik untuk mencapai tujuan (Nursalam.  M.
2008).

2. Perubahan tidak terencana.


Perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change) adalah perubahan yang terjadi tanpa suatu
persiapan. Determinan dari suatu perubahan tidak terencana dari suatu organisasi antara lain karena
adanya pergeseran dalam tampilan demografis angkatan kerja, respons terhadap kecenderungan
globalisasi, adanya peraturan pemerintah, persaingan ekonomi, dan perbedaan kinerja (Suyanto. 2009).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai