Anda di halaman 1dari 36

1

INDIKATOR EKONOMI MAKRO


• Indikator ekonomi makro merupakan
ukuran yang menggambarkan kondisi
ekonomi masyarakat. Ukuran ini yang
biasanya digunakan untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan pemerintah dan
otorita moneter (bank sentral) mengelola
ekonomi masyarakat

2
Indikator Utama
• Consumer Goods Market
– Gross Domestic Product (GDP)
– Retail Sales
– Inflation
• Labour Market
– Unemployment
– Wage Inflation
• Capital Market
– Interest Rates
– Stock Prises
– Bond Prices
3
PERKEMBANGAN INDIKATOR EKONOMI
INDONESIA TAHUN 2004-2005

Indikator 2004 2005


Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,13 5,60
Laju Inflasi (%) 6,40 17,11
Suku Bunga
- SBI 1 Bulan (%) 7,40 12,75
- Deposito 1 Bulan (%) 6,40 11,98
- Kredit Modal Kerja (%) 13,40 15,92
Ekspor (milyar US$) 69,70 85,57
Impor (milyar US$) 46,20 57,55
Sumber: www.kadin-indonesia.or.id
4
Pertumbuhan Ekonomi
• Pertumbuhan Ekonomi: Persentase perubahan
pendapatan nasional
• GDP (PDB): menggunakan konsep
kewilayahan
• GNP (PNB): mengggunakan konsep
kewarganegaraan
• GDP Nominal: atas dasar harga berlaku
• GDP Riil: atas dasar harga konstan
• Pendapatan per Kapita: pendapatan nasional
dibagi jumlah penduduk

5
Alasan Perlu Ekonomi Tumbuh
• Meningkatkan investasi
• Meningkatkan lapangan kerja
• Mengurangi pengangguran
• Meningkatkan pendapatan masyarakat
• Meningkatkan ekspor
• Menyehatkan neraca pembayaran
• Memperbaiki anggaran pemerintah
• Mengatasi masalah kenaikan harga(inflasi)
• dll
6
Laju Inflasi
• Menggambarkan perubahan harga beberapa
macam komoditi (283 s.d 397 komoditas) dan di
beberapa kota besar (45 kota)
• Indeks Harga Konsumen Indonesia (IHKI)
• Dampak inflasi
– Real Income masyarakat turun
– Daya saing produk ekspor turun
– Mendorong investasi tidak produktif
– Tingkat bunga naik
– Investasi turun
– Pengangguran meningkat

7
Moneter dan Keuangan
• Otoritas Moneter: Bank Sentral
• Tugas: price stability dan financial stability
• Jumlah Uang Beredar (JUB) dan Jumlah
uang yang diedarkan
• Komposisi uang kartal dan uang giral
• Likuiditas Perbankan
• Cadangan Minimum Perbankan
• Suku bunga SBI
8
9
UNEMPLOYMENT
(PENGANGGURAN)
• Kesempatan kerja: lapangan pekerjaan
yang tersedia dalam perekonomian pada
periode tertentu
• Kesempatan kerja disebut juga permintaan
tenaga kerja (demand for labor)
• Angkatan Kerja: penduduk yang bekerja
dan sedang mencari pekerjaan (labor
force/LF)
• Usia kerja: 15 tahun s.d. 59 tahun
10
STRUKTUR KEPENDUDUKAN

Penduduk

PUK Bukan PUK

Muda Tua
Bukan AK AK atau LF
(Usia < 15 thn) (Usia > 59 thn)

Bekerja
Sekolah
(Employed)

Tidak Bekerja/
Ibu RT Menganggur
(Unemployed)

Lain-lain

11
UKURAN PENGANGGURAN
• Angkatan Kerja (LF)
• AK yang bekerja (E)
• AK yang tidak bekerja (UE)
• Pengangguran (UE) = LF – E
• Tingkat pengangguran
UE
Tingkat Pengangguran  . 100%
LF

12
JENIS PENGANGGURAN
• Open Unemployment: penduduk usia kerja yang
tidak bekerja
– Tidak mendapat pekerjaan (Pengangguran terpaksa)
– Tidak mau bekerja (Pengangguran suka rela)
• Disguessed Unemployment: bekerja tapi tidak
efisien
– Jumlah pekerja lebih banyak dari yang seharusnya
– Pekerja tidak sesuai dengan keahliannya
• Under Unemployment: bekerja kurang dari jam
kerja minimum (35 jam per minggu)

13
PENYEBAB
• Frictional Unemployment: perpindahan
daerah atau pekerjaan
• Structural Unemployment: perubahan
struktur ekonomi (misalnya dari agraris ke
industri)
• Seasonal Unemployment: dialami oleh
pekerja musiman

14
Lanjutan ..
• Technological Unemployment: perubahan
teknik produksi, dari labor intensive ke
capital intensive
• Political Unemployment: kebijakan
pemerintah (misalnya menutup bank)
• Deflatoir Unemployment: tambahan
angkatan kerja lebih besar daripada
tambahan lapangan kerja.
15
PANGGANGGURAN
DI INDONESIA
• Per Februari 2005:
– Angkatan kerja 155,5 juta
– pengangguran terbuka 10,85 juta atau 6,98%.
• Akhir tahun 2005: Pengangguran terbuka
9,9%.
• Awal tahun 2006: Pengangguran terbuka
lebih dari 11%.

16
Tingkat Pengangguran di Indonesia

12

10

8
Persen

0
Awal 2005 Akhir 2005 2006
17
LANJUTAN …

• Setengah menganggur:
Setengah Menganggur di Indonesia
– Nopember 2005 sebanyak
28,9 juta jiwa 29,9jt
30
– Februari 2006 sebanyak 29,8
29,9 juta jiwa 29,6
29,4
29,2 28,9jt
29
28,8
28,6
28,4
2005 Nop 2006 Feb

18
LANJUTAN …

• Dampak pengangguran:
– Daya beli masyarakat rendah
– Rasio ketergantungan penduduk tinggi
– Pasar dalam negeri terbatas
– Persaingan di pasar dunia menuntut
perusahaan beroperasi lebih efisien
– Muncul masalah sosial
– Merusak citra sebagai negara tujuan investasi

19
• Langkah penyelesaian:
– Meningkatkan peran pemerintah dalam
penyediaan lapangan kerja dan menyedikan
infrastruktur perekonomian
– Bank sentral menurunkan suku bunga untuk
mendorong investasi

20
21
TINGKAT BUNGA
• Tingkat bunga dianggap sebagai:
– Cost of holding money
– Cost of borrowing money
• Tingkat bunga berfungsi sebagai:
– Pengendalian sektor moneter
(inflasi)
– Penggerak sektor riil (investasi)
22
Lanjutan ..

• Tingkat bunga tinggi berdampak:


– Investasi rendah
– Pengangguran tinggi
– Daya beli masyarakat rendah
– Kemiskinan tinggi
– Inflasi rendah
– dll

23
Neraca Pembayaran
• Ekspor dan impor barang, jasa, dan modal
• Neraca barang (neraca perdagangan)
• Neraca barang dan jasa (transaksi berjalan)
• Neraca barang, jasa, dan modal (neraca
pembayaran)
• Defisit/surplus neraca pembayaran
• Dampak defisit neraca pembayaran:
– Cadangan devisa berkurang
– Depresiasi matauang lokal
– Harga barang impor naik
24
Lanjutan …..

• Beban hutang luar negeri


• Bunga dan cicilan hutang luar negeri
• Debt-Service Ratio (aman < 20%)
• Net transfer atau net distransfer (selisih
Hutang LN dengan bunga plus cicilan
hutang LN
• Sumber pembiayaan pembangunan dari
luar negeri
25
PERLU HATI-HATI …..
• Dalam menafsirkan kondisi perekonomian
menggunakan indikator ekonomi makro perlu
hati-hati
• Pengalaman Irving Fisher (begawan ekonomi
moneter) ‘tertipu’ oleh indikator di bursa efek
New York (NYSE)
– Tanggal 15 Oktober 1929 memuji kinerja NYSE
– Tanggal 28 Oktober 1929 harga saham di NYSE
‘berguguran’
– Perekonomian dunia mengalami depresi 1930-an
(Great Depression)

26
INDIKATOR EKONOMI MAKRO
INDONESIA
• Pertumbuhan ekonomi tinggi: ternyata
kontribusi tertinggi berasal dari
konsumsi,bukan berasal dari investasi
• Laju inflasi rendah: ternyata daya beli
masyarakat rendah, bukan disebabkan
oleh meningkatnya produksi nasional

27
LANJUTAN …
• Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di
Bursa Efek Jakarta (BEJ) tinggi: ternyata
disebabkan oleh banyaknya pemodal
asing masuk memburu saham-saham
unggulan untuk mengambil untung (profit
taking), bukan disebabkan oleh
meningkatnya kinerja perusahaan yang
listing di BEJ

28
LANJUTAN …
• Kurs Rupiah terhadap US$: menguatnya
rupiah disebabkan oleh aliran masuk
devisa berasal dari investor asing di pasar
modal (BEJ) dan di pasar uang
(memanfaatkan selisih tingkat bunga yang
cukup signifikan), bukan disebabkan oleh
membaiknya fundamental ekonomi
Indonesia

29
INDIKATOR EKONOMI MAKRO
DALAM APBN
• Produk Domestik Bruto atas dasar harga
konstan
• Pertumbuhan ekonomi
• Laju inflasi
• Nilai Tukar Rupiah terhadap US$
• Tingkat Suku Bunga SBI 3 Bulan
• Harga Minyak Internasional
• Produksi Minyak Indonesia
30
Asumsi Dasar APBN
Indikator Makro 2006 2007
1. PDB ADHK (triliun Rp) 3.122 3.513
2. Pertumbuhan Ekonomi (%) 5,9 6,3
3. Inflasi (%) 8,0 6,5
4. Kurs Rupiah per US$ 9.300 9.300
5. Suku Bunga SBI 3 Bln (%) 12,0 8,5
6. Harga Minyak (US$/barel) 62 63
7. Produksi Minyak (juta barel 1.000 1.000
per tahun
31
Pertumb. Ek, Inflasi,Tingkat
Bunga

18
16
14
12
P ersen

10
8
6
4
2
0
2002 2003 2004 2005 2006
Tahun

Pert_ek Inf Bunga

32
Cad.Devisa, Kurs, IHSG

200
150
Nilai

100
50
0
2002 2003 2004 2005 2006
Tahun

CD Kurs IHSG
33
Kurs, Eskpor, Impor 2002-2006

120

100

80

60

40

20

0
2002 2003 2004 2005 2006

Kurs Ekspor Impor 34


Pert. Ek, Investasi. Suku Bunga

20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
2002 2003 2004 2005 2006

Pert_ek Invest Bunga 35


JUB, Inflasi, Suku Bunga

40
35
30
25
20
15
10
5
0
2002 2003 2004 2005 2006

JUB Inf Bunga


36

Anda mungkin juga menyukai