Makro
Sumber : Mankiw, Tom Gorman
Slides prepared by: Choirul Hamidah
FE-UMPO
Ekonomi Mikro :
Ekonomi Makro :
Perusahaan
Investasi
Kebijakan Moneter
Pajak
Kebijakan Fiskal
Pengeluaran
Pemerintah
Penentuan Kegiatan
Ekonomi
Y0
Y1
R
N
X1
X0
Barang Industri
Pasar Makro
1.
2.
3.
4.
Pasar
Pasar
Pasar
Pasar
barang
uang
Tenaga Kerja
Luar Negeri
PASAR-PASAR MAKRO
Pasar
Pasar Barang
Pasar Uang
Pasar tenaga
Kerja
Pasar Luar
Negeri
Yang
Dipelajari
Informasi
Yang Diamati
Tingkat
harga
umum
Tingkat bunga,
volume uang
Tingkat upah,
Employment,
Unemployment
Neraca
Perdagangan (X
perdagangan Term M) Aliran Modal
of Trade Cadangan LN
Devisa
Pelaku Makro
1.
2.
3.
4.
5.
Rumah tangga
Produsen
Pemerintah
Lembaga-lembaga keuangan
Negara-negara lain
Aliran
melingkar
kegiatan
makro
Pemerintah
Pajak
Pajak
11
2
Pasar
barang
Negara lain
10
Produsen
Rumah tangga
1
6
13
5
14
12
Pasar
tenaga
kerja
Lembaga
Keuangan
16
15
7
9
Pasar
uang
Permintaan
Penawaran
Permintaan agregat
Penawaran agregat
Kegiatan Produsen
1. Memproduksi dan menjual barangbarang dan jasa
2. menyewa/menggunakan faktorfaktor produksi yang dimiliki oleh
rumah tangga untuk proses produksi
3. menentukan pembelian barangbarang modal dan stok barangbarang lain
4. Meminta kredit dari lembaga
keuangan untuk membiayai
investasi
5. Membayar pajak
Kegiatan Lembaga
Keuangan
1. Menerima simpanan/deposito dari
rumah tangga
2. Menyediakan kredit dan uang giral
Kegiatan Pemerintah
(Termasuk Bank Sentral)
1. Menarik pajak langsung dan tak
langsung
2. membelanjakan penerimaan untuk
membeli barang-barang kebutuhan
pemerintah
3. Meminjam uang dari luar negeri
4. Menyewa tenaga kerja
5. Menyediakan kebutuhan uang
(kartal) bagi masyarakat
Kegiatan Negara-Negara
lain
1. Menyediakan kebutuhan barang impor
2. membeli hasil-hasil ekspor
3. Menyediakan kredit untuk swasta dan
pemerintah dalam negeri
4. membeli dari pasar barang untuk
kebutuhan cabang perusahaannya
5. Masuk ke pasar uang dalam negeri
sebagai penyalur (devisa) dari luar
negeri dan sebagai peminta kredit uang
kartal rupiah untuk kebutuhan cabangcabang perusahaannya.
BAB II
PENENTUAN TINGKAT
PENDAPATAN NASIONAL
Oleh
Choirul Hamidah
PENENTUAN TINGKAT
PENDAPATAN NASIONAL
Produk Nasional Bruto digunakan untuk
Konsumsi Rumah tangga (c)
Investasi Sektor Usaha ( I )
Pengeluaran Pemerintah (G)
Expor Netto Luar Negeri (X M)
Persamaan Pendapatan Nasional :
y = C + I + G + (X M)
Y = C + S
Fungsi Tabungan
y = C + S C = a + by
S = y C y = a + by + S
S = y a by atau S = a + (1 b) y
Y=C
Misal : C = 100 + 0,75Y maka pendapatan
keseimbangan
adalah Y = C
Y = 100 + 0,75Y
0,25 Y = 100
Y
= 400
Sehingga, C = 100 + 0,75 (400)
= 400
Investasi Perusahaan
Investasi ada dua macam :
Investasi Autonomous
Investasi Dipacu (dipengaruhi
tingkat pendapatan)
Investasi Perusahaan
Misal : Io = 10 dan C = 100 + 0,75y ,
Keseimbangan Pendapatan Nasional
adalah y1 = C + I
y1
= 100 + 0,75 y + 10
0,25 y = 110
y1 = 440
Analisis aritmatika
1000
+
666,67
+
444,44
+
296,30
+
197,53
+
.
.
.
3000
2/3
(2/3) 2
(2/3) 3
(2/3) 4
1/(1 2/3)
X
+
X
+
X
+
X
+
X
+
.
.
.
X
1000
1000
1000
1000
1000
1000
Lanjutan
Perubahan output (GDP)
= (1 + 2/3 + 2/32 + 2/33 + 2/34 + 2/3n) 1000
= 1/(1 2/3) x 1000 = 3000
tidak lain adalah sebesar
= 1/ (1 MPC) x 1000 atau
= 1/ MPS x 1000
Matematis
Y=C+I
Y = C0 + bY + I
Y = 1/(1-b) (C0 + I)
Y+ Y = 1/(1-b) (C0 + I
+I)
Y = 1/(1-b) I
dimana:
Y = perubahan GDP,
I = perubahan investasi, dan
1/(1-b) = koef. pengganda
investasi.
I=S
I = - C0 + (1 b)Y
I+I = - C0 + (1b) (Y +
Y)
I+I = - C0+(1b)Y+(1
b)Y
Y = 1/(1-b) I
Lanjutan
Contoh (2):
Diketahui fungsi konsumsi C = 100 + 0,8Y, dan
investasi otonom (I) sebesar 250. Berdasarkan
informasi tersebut, maka:
GDP ekuilibrium (Y) = 1/(1 0,8) (100 + 250)
= 1.750
Pengeluaran Pemerintah
(Government Expenditure)
Ada dua pengeluaran pemerintah :
Exhaustive expenditure, yaitu
pengeluaran untuk belanja barang dan
jasa
Transfer dan subsidi
Selanjutnya persamaan pendapatan
Nasional menjadi :
y = C + I + G .
Misalnya
C = 100 + 0,75 y ; I = 50; G = 20
y = 100 + 0,75 y + 50 + G
0,25 y= 170
y = 680
C = 100 + 0,75
= 610
S = y C = 680 610
= 70
PENDAPATAN NASIONAL
Pendekatan dalam perhitungan
Pendapatan Nasional
METODE PRODUKSI
PENDAPATAN
NASIONAL
PENDAPATAN
NASIONAL DAN PER
KAPITA
METODE
PENGELUARAN
METODE
PENDAPATAN
PENDAPATAN NASIONAL
(NATIONAL INCOME)
Pendapatan yang
diterima oleh suatu
negara selama satu
tahun yang diukur
dengan nilai uang
Approach :
Nilai barang dan jasa
yang di produksi di
suatu negara dalam
satu tahun dengan cara
menjumlahkan value
added tiap proses
produksi
Formula :
P .Q P .Q P .Q ...P .Q
Y = P.Q atau
1
Y : Pendapatan
Nasional (GDP)
Q1:Jumlah barang
ke 1
P1: Harga barang
ke 1
Q2:Jumlah barang
ke 2
P2: Harga barang
ke 2
Qn:Jumlah barang
ke n
Approach :
Jumlah pengeluaran
secaranasional untuk
membeli barang dan
jasa yang di dihasilkan
dalam satu tahun
dengan cara
menjumlahkan
Pengeluaran RTK,RTP,
RTG, RTLN
Formula :
Keterangan :
Y : Pendapatan Nasional
(GNP)
C :Pengeluaran
RTK/konsumsi
I : Pengeluaran
RTP/investasi
G :Gouverment
Expenditure
X :Ekspor
M :Import
Perhitungan disebut
Gross National Product
(GNP)
C. Income
Approach :
Seluruh
pendapatan yang
diterima pemilik
faktor produksi
yang
disumbangkan
kepada rumah
tangga produsen
selama satu
Keterangan :
Y : Pendapatan
Nasional (NI)
r :sewa tanah/alam
i : bunga modal
w :upah TK
p : laba pengusaha/skill
Perhitungganya
disebut National
Income (NI)
Soal latihan :
carilah DI nya.!
Soal latihan :
carilah DI nya.!
Y=C+S
Atau Y = C + I
Y = Pendapatan Nasional
C = Consumtion (konsumsi)
S = Saving (tabungan)
I = Invest (investasi)
1.
2.
3.
4.
5.
Faktor ekstern
1. Lingkungan
tempat tinggal
2. Kebijakan
pemerintah
3. Harga-harga
barang
4. Budaya
masyarakat
5. Kemajuan IPTEK
6. Pajak
Faktor ekstern
1. Tingkat suku
bunga
2. Permintaan efektif
(yg didukung daya
beli)
3. MEC (marginal
efficiency of
capital)
kemampuan modal
untuk
menghasilakn
: Jumlah Penduduk
Distribusi Pendapatan
Nasional
Perbedaan pendapatan timbul
karena :
Adanya perbedaan dalam kepemilikan
sumber daya dan faktor produksi
Pihak yang memiliki faktor produksi
yang lebih banyak akan memperoleh
pendapatan yang lebih banyak pula
Distribusi Pendapatan
Nasional
Alat ukur distribusi pendapatan :
Gini Ratio (koefisien Gini) biasanya
ditunjukkan dengan kurva LORENZ
yang menunjukkan hubungan
kuantitatif antara prosentase
penerimaan pendapatan penduduk
dengan persentase pendapatan yang
benar-benar diperoleh selama satu
tahun
%Komulatif
pendapatan
KURVA
LORENZ
E
P
O
% Komulatif
penduduk
Keterangan
koefisien Gini:
Ketimpangan
rendah : < 0.4
Ketimpangan
Sedang: 0.4-0.5
Ketimpangan tinggi
: > 0.5
Data Ketimpangan
Pendapatan
Menurut Bank Dunia :
Tinggi : 40% kelompok termiskin
dengan pengeluaran < 12% dr
total Y
Sedang : 40% kelompok termiskin
dengan pengeluaran 12-17% dr
total Y
Rendah: 40% kelompok termiskin
dengan pengeluaran > 17% dr
total Y
dapat di akses via
www.widh2007.wordpress.com
PENGUKURAN GROSS
DOMESTIC PRODUCT
Produksi Domestik Bruto(PDB) / Gross
domestic product (GDP) mengukur
pendapatan dan belanja dalam satu
perekonomian.
PDB adalah nilai keseluruhan dari
barangbarang dan jasa-jasa akhir yang
diproduksi di dalam suatu negara pada
suatu waktu tertentu.
Persamaan diilustrasikan dengan
circular-flow diagram
MENGUKUR GROSS
DOMESTIC PRODUC
PDB/GDP adalah nilai pasar dari
barang-barang dan jasa-jasa jadi
yang diproduksi dalam suatu negara
pada satu waktu tertentu.
MENGUKUR GROSSDOMESTIC
PRODUC
GDP adalah nilai pasar . . . Output
dinilai dengan harga pasar. . .
Barang jadi . . . Yang dihitung hanya
nilai dari barang jadi, tidak termasuk
barang antara (nilai hanya dihitung
satu kali)
. . . Barang-barang dan jasa-jasa . . .
Termasuk barang-barang yang dapat
terlihat (makanan, pakaian, mobil)
dan jasa-jasa yang tidak nampak
MENGUKUR GROSSDOMESTIC
PRODUC
Pada suatu waktu tertentu.
Mengukur nilai produksi pada interval
waktu tertentu, biasanya satu tahun
atau tiga bulan, atau semester.
GDP termasuk semua item yang
diproduksi dalam perekonomian dan
dijual secara legal di pasaran.
KOMPONEN-KOMPONEN GDP
Apa yang tidak dihitung dalam GDP?
GDP tidak termasuk jenis-jenis
barang yang diproduksi dan
dikonsumsi di rumah dan tidak
pernah masuk ke pasar.
GDP tidak termasuk jenis-jenis
produksi yang dijual merugikan
orang lain, seperti narkoba.
KOMPONEN-KOMPONEN GDP
GDP (Y) merupakan penjumlahan
dari: Konsumsi/Consumption (C)
Investasi/Investment (I)
Belanja pemerintah/Government
Purchases (G)
Ekspor bersih/Net Exports (NX)
Y = C + I + G + NX
KOMPONEN-KOMPONEN GDP
Konsumsi (C): Pengeluaran yang
dilakukan oleh rumah tangga baik
untuk barang-barang atau jasa-jasa,
kecuali pembelian rumah baru.
Investasi (I): Pengeluaran yang
dilakukan untuk peralatan,inventaris,
termasuk membeli rumah baru.
KOMPONEN-KOMPONEN GDP
Belanja Pemerintah (G):
Pengeluaran untuk barang-barang
dan jasa-jasa baik oleh
pemerintah daerah maupun
pemerintah pusat.
Tidak termasuk pembayaran
transfer sebab tidak
menyebabkan perubahan pada
produksi barangbarang dan jasajasa.
Expor bersih (NX): Expor
KESIMPULAN
Karena semua transaksi ada pembeli
dan penjual, maka jumlah pengeluaran
dalam suatu perekonomian harus sama
dengan pendapatan dalam dalam
perekonomian tersebut.
Gross Domestic Product (GDP)/Produksi
Domesitik Bruto (PDB) mengukur total
pembelian barang-barang baru dan
jasa-jasa dan total pendapatan yang
diperoleh darimemproduksi barangbarang dan jasa-jasa.
KESIMPULAN
GDP/PDB adalah nilai pasar dari
seluruh barang-barang jadi dan jasajasa yang diproduksi oleh suatu
negara pada periode waktu tertentu.
GDP/PDB terbagi dalam empat
komponen pembelanjaan: konsumsi,
investasi, pengeluaran pemerintah
dan ekspor bersih.
KESIMPULAN
Nominal GDP menggunakan harga
yang berlaku untuk menilai produksi.
Real GDP menggunkkan harga
konstan untuk menilai produksi
barang-barang dan jasa-jasa.
GDP deflator dihitung dari rasio
nominal dengan real GDPmengukur
tingkat harga dalam suatu
perekonomian.
KESIMPULAN
GDP adalah ukuran yang baik untuk
melihat kesejahteraan karena
masyarakat lebih menyukai pendapatan
tinggi daripada pendapatan rendah.
Walaupun demikian, GDP bukanlah
ukuran yang sempurna untuk melihat
kesejahteraan karena ada beberapa hal,
seperti waktu istrirahat dan lingkungan
yang bersih tidak termasuk dalam GDP.
KESEIMBANGAN
PEREKONOMIAN
DUA SEKTOR
Samuelson Ch. 24
PENENTUAN TINGKAT
PENDAPATAN NASIONAL
Produk Nasional Bruto digunakan untuk
Konsumsi Rumah tangga (c)
Investasi Sektor Usaha ( I )
Pengeluaran Pemerintah (G)
Expor Netto Luar Negeri (X M)
Persamaan Pendapatan Nasional :
y = C + I + G + (X M)
Y = C + S
Fungsi Tabungan
Y = C + S C = a + bY
S = Y C Y = a + by + S
S = y a by atau S = a + (1 b) y
Y=C
Misal : C = 100 + 0,75Y maka
pendapatan keseimbangan
adalah Y = C
Y = 100 + 0,75Y
0,25 Y = 100
Y
= 400
Sehingga, C = 100 + 0,75 (400)
= 400
Investasi Perusahaan
Investasi ada dua macam :
Investasi Autonomous
Investasi Dipacu
(dipengaruhi tingkat
pendapatan)
Investasi Perusahaan
Misal : Io = 10 dan C = 100 + 0,75y ,
Keseimbangan Pendapatan Nasional
adalah y1 = C + I
y1
= 100 + 0,75 y + 10
0,25 y = 110
y1 = 440
dI = 10 dy = 40
dy/ dI=40/10 = 4 angka pengganda
Koefisien angka pengganda :
I (dI) = I1 I0
y (dy) = y1 y0
dy = (I1 I0) = (dI)
Jadi dy = kI . dI
dimana k = dY/dI
PENGGANDA INVESTASI
(investment multiplier)
C+I
C+I
E
C
I
Secara matematis:
Y=C+I
Y = C0 + bY + I
Y = 1/(1-b) (C0 + I)
45o
Ya
Ye
Yp
Y (GDP)
Lanjutan
2. Menggunakan
Tabungan (S) dan
Investasi (I)
S,I
Secara Matematis:
0
I=S
I = - C0 + (1 b)Y
Y = 1/(1-b) (C0 +
I)
S
E
Ya
Ye Y p
I
Y (GDP)
Contoh
GDP
GDP
Total
Spending
Y=C +I
Tendensi
Output
4200
3800
400
200
4200 >
4000
Turun
3900
3600
300
200
3900 >
3800
Turun
3600
3400
200
200
3600 =
3600
Ekuilibrium
3300
3200
100
200
3300 <
3400
Naik
3000
3000
200
3000 <
3200
Naik
2700
2800
-100
200
2700 <
3000
Naik
Lanjutan
= 400 satuan
Analisis aritmatika
1000
+
666,67
+
444,44
+
296,30
+
197,53
+
.
.
.
3000
2/3
(2/3) 2
(2/3) 3
(2/3) 4
1/(1 2/3)
X
+
X
+
X
+
X
+
X
+
.
.
.
X
1000
1000
1000
1000
1000
1000
Lanjutan
Perubahan output (GDP)
= (1 + 2/3 + 2/32 + 2/33 + 2/34 + 2/3n) 1000
= 1/(1 2/3) x 1000 = 3000
tidak lain adalah sebesar
= 1/ (1 MPC) x 1000 atau
= 1/ MPS x 1000
Matematis
Y=C+I
Y = C0 + bY + I
Y = 1/(1-b) (C0 + I)
Y+ Y = 1/(1-b) (C0 + I
+I)
Y = 1/(1-b) I
dimana:
Y = perubahan GDP,
I = perubahan investasi, dan
1/(1-b) = koef. pengganda
investasi.
I=S
I = - C0 + (1 b)Y
I+I = - C0 + (1b) (Y +
Y)
I+I = - C0+(1b)Y+(1
b)Y
Y = 1/(1-b) I
Lanjutan
Contoh (2):
Diketahui fungsi konsumsi C = 100 + 0,8Y, dan
investasi otonom (I) sebesar 250. Berdasarkan
informasi tersebut, maka:
GDP ekuilibrium (Y) = 1/(1 0,8) (100 + 250)
= 1.750
KESEIMBANGAN
PEREKONOMIAN TIGA
SEKTOR
Samuelson ch 24
Choirul
Hamidah
Peranan Pemerintah
Peranan Pemerintah dalam kegiatan
perekonomian menimbulkan dua
perubahan penting terhadap
penentuan pendapatan nasional yaitu :
Pajak yang dipungut pemerintah dapat
menurunkan konsumsi rumah tangga
Pengeluaran pemerintah yang dibiayai
dari pajak dapat meningkatkan
pengeluaran agregat.
PAJAK
Pajak Langsung, yaitu pajak yang
dipungut langsung dari wajib pajak
misalnya pajak pendapatan.
Pajak tak langsung, yaitu pajak yang
bebannya dipindahkan kepada pihak
lain misalnya pajak penjualan.
PENGELUARAN PEMERINTAH
Exhaustive expenditure, yaitu
pengeluaran untuk belanja barang dan
jasa yang berpengaruh secara langsung
dalam meningkatkan permintaan agregat
Transfer dan subsidi, contoh membayar
gaji pegawai, membayar subsidi bagi
rakyat miskin. Pengeluaran pemerintah ini
tidak secara langsung mempengaruhi
permintaan agregat karena masih
melewati kas yang dipegang masyarakat.
Konsumsi (m $)
C
W
C
3000
U
C
200
300
45o
3000
3300
GDP (m $)
Konsumsi (m $)
C+I+
G
C+I
G
I
3000
C
45o
3000
GDP (m $)
Pajak
Disposable
Income
Total
Spending
G
C+I+G
Tendensi
Output
(Y)
(T)
(Yd) = Y - T
4200
300
3900
3600
200
200
4000
Turun
3900
300
3600
3400
200
200
3800
Turun
3600
300
3300
3600
Equlibrium
3300
300
3000
3000
200
200
3400
Naik
3000
300
2700
2800
200
200
3200
Naik
Keseimbangan Pendapatan
Secara Matematis:
Jika pajak yang dipungut oleh
pemerintah adalah pajak lump sum
(lump sum tax) yang tidak
dipengaruhi oleh pendapatan.
Y=C+I+G
Y
Y
Y
Y
=
=
=
=
C0 + bYd + I + G
C0 + b(Y T) + I + G
C0 + bY bT + I + G
1/(1-b) (C0 bT + I + G)
Keseimbangan Pendapatan
Secara Matematis:
I+G=S+T
I + G = - C0 + (1
I + G = - C0 + (1
T
I + G = - C0 + (1
Y = 1/(1-b) (C0
b)Yd + T
b)(Y T) +
b)Y + bT
bT + I + G)
Y=C+I+G
Y = C0 + bYd + I + G
Y = C0 + b(Y T0 tY) + I
+G
Y = C0 + bY bT0 btY + I
+G
Y = 1/(1-b+bt) (C0 bT0 +
I + G)
Jika pajak yang dipungut oleh pemerintah adalah pajak sebagai fungsi dari pendapatan:
I
I
I
I
+
+
+
+
G
G
G
G
=S+T
= - C0 + (1 b)Yd + (T0 + tY)
= - C0 + (1 b)(Y T0 tY) + (T0 + tY)
= - C0 + (1 b)Y (1 b)T0 (1 b)tY +
(T0 + tY)
I + G = - C0 + (1 b)Y + bT0 + btY
Y = 1/(1-b+bt) (C0 bT0 + I + G)
PERSAMAAN MATEMATIS
Contoh (1):
C = 250 + 0,8Yd T = 50I = 100
G = 50
Y ekuilibrium?
Contoh (2):
C = 250 + 0,8Yd T = 50 + 0,25Y
I = 100 ; G = 50
Jika
ada
perubahan
pengeluaran
pemerintah/G (G), maka besarnya
perubahan pendapatan/Y (Y) :
Y+ Y = 1/(1-b) (C0 + I + G + G)
Y = 1/(1-b) G
Pengganda Pengeluaran
Pemerintah
Prosedur yang sama dapat digunakan
untuk menghitung pengganda
pengeluaran pemerintah dan pajak untuk
pajak sebagai fungsi dari pendapatan: T =
T0 + tY, sehingga:
Pengganda Pengeluaran Pemerintah
(government expenditure multiplier)
Y/G = 1/(1-b+bt)
Pengganda Pajak (tax multiplier)
Y/T0 = -1/(1-b+bt) b
INFLASI
Oleh :
Choirul Hamidah
DEFINISI
Inflasi sering diartikan sebagai
kecenderungan naiknya harga
secara umum dan terus menerus,
dalam waktu dan tempat
tertentu (Korteweg, 1973; Ackley, 1978;
Nopirin, 1997; Boediono, 2001).
Keberadaannya sering diartikan
sebagai salah satu masalah utama
dalam perekonomian negara, selain
pengangguran dan
ketidakseimbangan neraca
pembayaran.
Macam Inflasi
Berdasarkan parah tidaknya inflasi :
Q2
dimana :
IHKn : IHK bulan ke-n
Pn : Harga pada bulan ke-n
Pn 1 : Nilai konsumsi pada bulan ke n 1
Po . Qo: Nilai konsumsi pada tahun dasar
Dimana :
It = Tingkat Inflasi pada periode t
IHKt = Indek Harga Konsumen Pada
Periode t
IHK t - 1 = Indek Harga Konsumen Pada
periode t-1
Menghitung IHK
1.
2.
3.
Notes
Berdasarkan Survei Biaya Hidup ( SBH )
keempat tahun 1996, sejak tahun 1997
perhitungan inflasi didasarkan pada 400
jenis komoditi yang dihitung di 44 kota
di Indonesia.
Survey Biaya Hidup pernah dilakukan di
Indonesia, pada 1958, 1978, serta
1988. Selanjutnya SBH dilakukan
sekitar 7 tahun sekali sesuai tingkat
perkembangan dan pertumbuhan
ekonomi Indonesia ( Khalwaty, 2000 : 47 -
152
Contoh
153
Indeks Harga
1. Indeks Harga Konsumen (IHK)
Mengukur harga barang dan jasa yang
dibeli konsumen termasuk barang dan
jasa yang diimpor
Perhitungannya menggunakan bobot
yang tetap (fixed weight) Laspeyres
Index
154
Lanjutan
155
Lanjutan
2. GDP Deflator
Mengukur hanya harga dari seluruh
barang dan jasa yang dihasilkan di
dalam negeri
Perhitungannya menggunakan
bobot yang berubah (changing
weight) Paasche Index
156
Lanjutan
3. Indeks
Harga Perdagangan
Besar (IHPB)
Mengukur harga pada tingkat
perdagangan besar atau tingkat
produsen
Perhitungannya menggunakan nilai
penjualan neto dari semua komoditi
sebagai bobot yang tetap
157
Masalah-masalah dalam
perhitungan biaya hidup
Bias Substitusi
Munculnya barang-barang baru
Perubahan kualitas yang tidak
terukur
EFEK INFLASI
EFEK INFLASI
EFEK INFLASI
Inflasi 07
-0,7
2,8
6,6
Laos
Malaysia
Fhilipina
Singapura
Thailand
4,7
3,1
4,3
0,8
3,3
Vietnam
6,6
2.TEORI KEYNES
3.TEORI STRUKTURALIS
Inflasi terkait dengan faktor-faktor
struktural dalam perekonomian. Sebagai
contoh adalah terjadinya infleksibelitas
perekonomian negara-negara sedang
berkembang
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter yang bersifat
kontraktif misalnya mengurangi
jumlah uang beredar, dan atau
meningkatkan suku bunga.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal yang kontraktif
misalnya : Mengurangi pengeluaran
pemerintah, atau menaikkan pajak.
PRODUKSI DAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
Choirul Hamidah
Standard of living
Negara kaya seperti Amerika Serikat,
Jepang dan Jerman memiliki
pendapatan lebih dari sepuluh kali
lipat dibanding negara berkembang
seperti Indonesia, India atau Nigeria.
Penduduk Amerika, Jepang dan
Jerman dapat menikmati lebih banyak
mobil, telepon, perumahan mewah,
fasilitas kesehatan, pendidikan yang
bermutu dan sebagainya.
Perbedaan pendapatan =
perbedaan kualitas hidup
negara kaya (dicerminkan oleh
pendapatan per kapita yang tinggi)
memiliki kualitas hidup yang lebih
baik (dicerminkan oleh, antara lain,
angka harapan hidup, tingkat
kesehatan, dan tingkat pendidikan)
dibandingkan dengan Negara miskin.
Produktivitas
Diartikan sebagai jumlah barang
dan jasa yang dapat dihasilkan
oleh seorang pekerja dalam setiap
jam.
Dengan demikian, suatu negara
dapat menikmati standard of living
yang tinggi jika negara tersebut
dapat memproduksi barang dan
jasa dalam jumlah yang besar.
Diskusi
Apakah sumber daya alam
membatasi pertumbuhan
ekonomi ?
Tidak membatasi
Bisa dihemat, ada negara yg kaya
SDA tapi dikuasai oleh negara lain
yang tdk punya.
Ada banyak negara tidak punya SDA
mis Jepang dapat menikmati
pertumbuhan yg tinggi
Tidak membatasi
Sumber daya alam tidak membatasi
karena banyak sumber lain sebagai
alternatif
Karena tidak hanya SDA tetapi SDM
merupakan penentu yang sama
pentingnya
Membatasi
Karena jika SDA langka
menyebabkan terhambatnya
pertumbuhan ekonomi
Karena jika SDA terbatas maka
jumlah produk barang-jasa menjadi
sedikit
TEORI-TEORI PERTUMBUHAN
EKONOMI
TEORI-TEORI PERTUMBUHAN
EKONOMI
SCHUMPETER
TEORI-TEORI PERTUMBUHAN
EKONOMI
NEO KLASIK (SOLOW)
Faktor terpenting yang mewujudkan
pertumbuhan ekonomi bukanlah
pertambahan modal dan tenaga
kerja, melainkan kemajuan teknologi,
pertambahan kemahiran dan
kepakaran tenaga kerja.
Pertanian Tradisional
Kekurangan Modal
Peranan tenaga kerja Terampil dan
Ahli
Perkembangan penduduk yang pesat
Masalah institusi, sosial, budaya dan
politik
Kerugian perdagangan
bebas
Produk dalam negeri kurang mampu
bersaing
Tergantung pada barang import
Konsumerisme
DISTRIBUSI PENDAPATAN
(pembagian pendapatan)
KURVA LORENZ
Menggambarkan hubungan antara
distribusi jumlah penduduk dan
distribusi pendapatan.
Semakin jauh kurva Lorenz dari garis
diagonal berarti semakin tidak
merata distribusi pendapatan yang
ada.
MENGUKUR KETIMPANGAN:
1. KURVA LORENZ
A
% Pendapatan
100
80
60
40
B
20
0
20
40
60
80
% Rumah tangga
100
Absolute
equality
= 0A
Absolute
inequality
= 0CA
Actual
inequality
C = 0BA
200
INDEX GINI
Perbandingan luas daerah di bawah garis
diagonal sampai kurva Lorenz dengan
seluruh luas daerah di bawah garis
diagonal.
Distribusi Kelompok dan Fungsional
CONTOH
Rum ah tangga
Kelompok % % Kum.
Pendapatan
Termiskin
20
20
Miskin
20
40
Sedang
20
60
Kaya
20
80
Terkaya
20 100
20
20
20
40
20
60
20
80
20 100
Absolute
equality
3.6
9
15
23
49
0
0
0
0
0
0
0
0
100 100
Absolute
inequality
% Kum.
3.6
12.6
27.6
50.8
100
Actual
inequality
Ukuran lainnya
% Penduduk % Pendapatan yang
miskin
diterima
< 12
40
12
Ketimpangan
Berat
17
Sedang
>
17
Ringan
Interval
Pendapatan
% total
pendptn yg
% seluruh
diterima
rumah
rumah tangga
tangga pd
kelompok ini pd kelompok
ini
20
3.6
20
9.0
< $16,116
$16,117 $30,408
Sedang
$30,409 20
$48,337
Agak tinggi
$48,338 20
$75,000
Tinggi
$75,001 >
20
Distribusi
5% tertinggipendapatan
$132,200 >Rumah5 Tangga
tahun 1998
15.0
23.2
49.2
Amerika
21.4
Distribusi Pendapatan...
(lanjutan)
Curve of absolute equality
Deviation from
absolute equality
Curve of absolute
inequality
Lanjutan
Oshima Kriteria ketimpangan
distribusi pendapatan menggunakan
Keofisien Gini:
Koefisien Gini
0.3
Ketim pangan
Distribusi
Pendapatan
0.3
Ringan
0.5
Sedang
>
0.5
Berat
207
208
SUMBER-SUMBER KETIMPANGAN
Ketidak merataan dalam:
Kepemilikan kekayaan
Labor Income, karena: kemampuan dan
keahlian, intensitas kerja, bidang
pekerjaan, dan faktor lainnya
(lingkungan,gizi buruk, tingkat
pendidikan, dsb).
Property Income, karena: life cycle saving,
kewirausahaan (entrepreneurship),
warisan dan lain-lain.
209
Kemiskinan
Kondisi dimana seseorang tidak
memiliki cukup pendapatan,
utamanya untuk membeli barangbarang kebutuhan dasar seperti
makan, minum, pakaian, papan
dsb.
Menurut kriteria Bank Dunia
penghasilan minimal per hari $2.
210
Definisi :
Angka Harapan Hidup pada suatu
umur x adalah rata-rata tahun
hidup yang masih akan dijalani
oleh seseorang yang telah berhasil
mencapai umur x, pada suatu
tahun tertentu, dalam situasi
mortalitas yang berlaku di
lingkungan masyarakatnya.
Definisi.....
Angka Harapan Hidup Saat Lahir
adalah rata-rata tahun hidup yang
akan dijalani oleh bayi yang baru
lahir pada suatu tahun tertentu.
CARA MENGHITUNG
Idealnya Angka Harapan Hidup dihitung
berdasarkan Angka Kematian Menurut
Umur (Age Specific Death Rate/ASDR)
yang datanya diperoleh dari catatan
registrasi kematian secara bertahun-tahun
sehingga dimungkinkan dibuat Tabel
Kematian.
Tetapi karena sistem registrasi penduduk di
Indonesia belum berjalan dengan baik
maka untuk menghitung Angka Harapan
Hidup digunakan cara tidak langsung
dengan program Mortpak Lite.
CONTOH
Angka Harapan Hidup yang terhitung untuk
Indonesia dari Sensus Penduduk Tahun 1971
adalah 47,7 tahun. Artinya bayi-bayi yang
dilahirkan menjelang tahun 1971 (periode
1967-1969) akan dapat hidup sampai 47 atau
48 tahun. Tetapi bayi-bayi yang dilahirkan
menjelang tahun 1980 mempunyai usia
harapan hidup lebih panjang yakni 52,2 tahun,
meningkat lagi menjadi 59,8 tahun untuk bayi
yang dilahirkan menjelang tahun 1990, dan
bagi bayi yang dilahirkan tahun 2000 usia
harapan hidupnya mencapai 65,5 tahun.