Anda di halaman 1dari 20

MODERASI BERAGAMA : DALAM KEHIDUPAN

BERAGAMA DAN BERNEGARA

Prof. Dr. Zaena Mustakim,M.Ag


Kondisi
Saat ini
Dalam Konteks
Pendidikan
Fenomenaa Keberagamaan Saat Ini

1. Orang
beragama justru
menyimpang dan
mengingkari inti
pokok ajaran
agama itu sendiri.

2. Orang-orang 3. Orang
berIslam tapi menafsirkan
merusak ikatan ajaran agama
kebangsaan serampangan
Mengapa Moderasi Beragama ?
Menyadari bahwa perbedaan adalah Sunatullah

Bangsa Indonesia adalah bangsa beragama

Keanekaragaman adalah fitrah bangsa Indonesia

Pancasila sebagai cerminan nilai asli masyarakat Indonesia

Agama sejatinya memberikan Inspirasi bukan Aspirasi


Moderasi Beragama Sebagai Jalan Tengah

Reduktif Moderat Ekstrim

Strong Tekstual/Konservatif Kontekstual (Distingsi Profan dan Sakral) Strong Rasional/Liberal


Memadukan teks dan konteks

Jabariyah (Fatalimse) Takdir Tuhan dan Ikhtiar Manusia Qadariyah ( Free Well)
(Kasab)

Kebenaran Tunggal (Fanatik) Pemaknaan yang Pluralitas (Ushul dan Relatifisme bahkan Nihilisme
Furu) (Permisif)

Formalistik Innal Islam al din wa al Substrantibis (Hubungan agama dan Sekuleristik (Agama dipishkan
daulah (Islam itu agama dan negara) negara adalah mutual symbiosis) dari Negara)
Moderasi
Beragama sejalan
dengan Prinsip NU
Moderasi dalam Beragama

• Tuhan sendiri menciptakan manusia berbeda-beda “Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya
satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-
lombalah berbuat kebajikan. (Q.S. Al Maidah:48)”

• Perbedaan Mazhab adalah bukti Kekayaan akan Khazanah Islam Sehingga tidak mudah untuk membid’ahkan
bahkan mengkafirkan pemahaman keagamaan yang berbeda

• Agama sebagai bentuk perjalanan dan pengalaman manusia dalam mencari Tuhannya. Kebebasan memeluk
agama merupakah hak asasi manusia yang dilindungi Undang-Undang maka diperlukan sikap Toleran dalam
hubungan antar umat beragama

• Agama mestinya sebagai sumber untuk peningkatan peradaban, bukan sebagai identitas kelompok sosial,
sehingga kehadiran agama yang berbeda-beda, tidak dimaknai sebagai ancaman antarkelompok keagamaan itu
sendiri.
MEMBANGUN HARMONI KEBERAGAMAAN

MODERASI
BERAGAMA

Perbedaan Sebagai Persamaan Sebagai


Sunatullah Rahmat
PEMAHAMAN
KEAGAMAAN DIRI &
PIHAK LAIN SECARA
Tidak Menghalangi
Untuk Saling:
SEIMBANG Mendorong Untuk
Saling:
-Menghormati
-Menghormati
-Menerima
-Menerima
-Bekerjasama
-Bekerjasama
Moderasi dalam Bernegara
• Hubungan agama & negara bersifat mutual-simbiotik (hubungan timbal balik saling membutuhkan)

• Negara memerlukan panduan etika & moral keagamaan; Agama memerlukan kawalan negara untuk kelestarian &
eksistensinya

• Tidak menjadikan Islam sebagai Ideologi negara, tetapi yang dipentingkan ialah berlakunya nilai & substansi ajaran
agama dalam kehidupan sosial

• Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merupakan pilihan yang berdasarkan nilai ajaran semua agama

• Apa yang dilakukan Nabi dalam Perjanjian Hudaibiyah mirip dengan yang terjadi pada proses penghapusan tujuh kata
saat perumusan Pancasila. Meski tanpa embel-embel label “Syariah” dan “Islam,” NKRI tak perlu di-syariah-kan
karena sejatinya sudah Syar’i.
Islam dan Pancasila

Keputusan Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama


Sukarejo, Situbondo, 16 Rabiul Awwal 1404 H (21 Desember 1983)
sebagaimana dikukuhkan dalam Muktamar ke-27 NU di Situbondo
tahun 1984 tentang hubungan Pancasila dengan Islam:
(i) Pancasila sebagai dasar dan falsafah Negara Republik Indonesia
bukanlah agama, tidak dapat menggantikan agama dan tidak dapat
dipergunakan untuk menggantikan kedudukan agama.
(ii) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar Negara Republik
Indonesia menurut pasal 29 ayat (1) Undang- Undang Dasar 1945,
yang menjiwai sila-sila yang lain, mencerminkan tauhid menurut
pengertian keimanan dalam islam.
(iii) Penerimaan dan pengamalan Pancasila merupakan perwujudan
dari upaya umat Islam Indonesia untuk menjalankan syari’at
agamanya.
(iv) Sebagai konsekuensi dari sikap di atas, Nahdlatul Ulama
berkewajiban mengamankan pengertian yang benar tentang
Pancasila dan pengamalannya yang murni dan konsekuen oleh
semua pihak.
BERNEGARA
Konsekuensi kita hidup dalam
negara Indonesia yang
PERLUNYA DAMAI & berbhineka, maka tak ada
MENERIMA PERBEDAAN pilihan lain selain MENERIMA
dan KERJASAMA dalam
perbedaan
Revolusi Industri
Manusia Sebagai Khalifah Salah satu kompetensi
Tugas manusia sebagai khalifah penting pada abad 21 ini
mengharuskan kita untuk adalah komunikasi dan
kolaborasi dalam dunia yang
bekerjasama dengan orang lain,
saling terkoneksi ini dengan
yang berbeda sekalipun.
identitasnya yang pular
sebagai sunatullah
Implementasi Moderasi Beragama
Beragaama dan Bernegara

en
itm
m
ti Ko aan
n aa angs
ng n Me Keb
j u a
n jun dab
Me i Kea ia
gg u l
ka
n Tin M
d
w uju aian Menjadikan
Me rdam
rgai Pe
Menjadikan nilai- Konstitusi sebagai
a n
n gh uka nilai moral panduan
Me ajem universal dan kehidupan umat
ati t m ajaran agama beragama,
r m a Ke Mempraktekan
gho rtab cara pandang sebagai berbangsa dan
n a
Me at M usia sikap dan praktik pandangan hidup bernegara. Patuh
rk n yang tetap dan taat terhadap
Ha Ma Menerima keagamaan jalan
berpijak kepada konstitusi negara
keberagaman tengah, menebar
kebajikan dan jati diri bangsa
sebagai anugrah, dan mampu
Mengutamakan meredam konflik,
dan bersikap menghargai
sikap serta tindakan
terbuka terhadap budaya dan
memanusiakan kekerasan
perbedaan kearifan bangsa
manusia

www.free-powerpoint-templates-design.com

Anda mungkin juga menyukai