Anda di halaman 1dari 27

STRATEGI INTERNALISASI KARAKTER RELIGIUS PESERTA

DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI KOTA


JAYAPURA MELALUI ISLAMIC CULTURE TAHUN PELAJARAN
2022/2023

PROPOSAL TESIS

Oleh

Denny Aulia Rachmawati


NIM. 12850521031

PROGRAM MAGISTER
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
PASCASARJANA
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2022
STRATEGI INTERNALISASI KARAKTER RELIGIUS PESERTA
DIDIK DI MADRASAH IBTIDAIYYAH NEGERI KOTA
JAYAPURA MELALUI ISLAMIC CULTURE TAHUN PELAJARAN
2022/2023

PROPOSAL TESIS
Disusun dalam rangka untuk memenuhi salah satu persyaratan
Menempuh Program Magister (S2)
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah
Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Oleh
Denny Aulia Rachmawati
NIM. 12850521031

PROGRAM MAGISTER
PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
PASCASARJANA
UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian
Pendidikan dapat dikatakan sebagai investasi sumber daya manusia jangka
Panjang yang mempunyai nilai sangat tinggi bagi kelangsungan peradaban manusia di
dunia. Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan Pendidikan sebagai suatu
yang penting dan utama dalam membangun bangsa dan negara. Begitu pula dengan
Indonesia yang menempatkan Pendidikan sebagai salah suatu yang penting dan
utama. Hal tersebut dapat dilihat dari isi UUD 1945 alinea IV yang menegaskan
bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa, meningkatkan iman dan taqwa serta pembinaan akhlak mulia peserta didik
yang dalam hal ini adalah seluruh warga negara yang mengikuti proses Pendidikan di
Indonesia.1
Disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (2) bahwa :
Pendidikan Nasional adalah Pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan
nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.2

Tidak dapat dipungkiri bahwa Pendidikan Islam, baik sebagai sistem meupun
institusinya, merupakan warisan budaya bangsa, yang berurat berakar pada
masyarakat bangsa Indonesia. Dengan demikian jelas bahwa Pendidikan islam
merupakan bagian integral dari sistem Pendidikan nasional.
Fungsi Pendidikan nasional dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, bab II, pasal 3 yakni :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3

1
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan sukses
dalam Sertifikasi Guru (Jakarta : Rajawali Press, 2009), h. 5.
2
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bab I pasal 1.
3
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bab
II, pasal 3.
Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu.
Menurut Kamus umum Bahasa Indonesia, karakter diartikan sebagai sifat-sifat
kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain;
tabiat; watak.4
Karakter yang dimiliki oleh suatu bangsa sangat menentukan keberadaan
bangsa tersebut. Karakter bangsa merupakan pilar penting dalam kehidupan bangsa
dan negara. Karakter itu ibarat landasan atau pondasi yang dibutuhkan dalam
membangun bangsa yang kuat. Bangsa yang memiliki jati diri dan karakter kuat yang
mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa yang besar yang bermartabat dan
dihormati oleh bangsa-bangsa lain. Apabila seluruh bangsa kehilangan karakter
bangsanya maka bangsa tersebut akan mudah dikendalikan oleh bangsa lain dan akan
susah untuk mandiri.
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh imam Bukhari-Muslim adalah sebagai
berikut :

‫قال أسامة بن زيد رضي هللا عنهما سمعت رسول هللا صلى هللا عليه و سلم يقول يُْؤ تَى بِالعاَلِ ِم يَو َم ْالقِيَا َم ِة فَي ُْلقَى‬
‫ت آ ُم ُر‬ ِ َّ‫ق َأ ْقتَابُهُ فَيَدُو ُر بِها َ َكما َ يَدُو ُر ْال ِحما َ ُر بِال ِّر َحى فَيُ ِطيْفُ بِ ِه َأ ْه ُل الن‬
َ َ‫ار فَيَقُوْ لُونَ َما ل‬
ُ ‫ك؟ فَيَقُو ُل ُك ْن‬ ُ ِ‫ار فَتَ ْن َدل‬
ِ َّ‫فِي الن‬
)‫ُوف َو الَ آتِ ْي ِه َو ا ْنهَى ع َِن ْال ُم ْن َك ِر َو آتِ ْي ِه (متفق عليه‬
ِ ‫بِ ْال َم ْعر‬

Artinya :
Usamah bin zaid r.a berkata : saya mendengar Rasululloh SAW bersabda :
akan dihadapkan orang yang berilmu pada hari kiamat, lalu keluarlah semua
isi perutnya, lalu ia berputar putar dengannya, sebagaimana himar yang
berputar putar mengelilingi tempat tambatnya. Lalu penghuni neraka disuruh
mengelilinginya seraya bertanya : Aapakah yang menimpamu? Dia menjawab
: saya pernah menyuruh orang pada kebaikan, tetapi saya sendiri tidak
mengerjakannya, dan saya mencegah orang dari kejahatan, tetapi saya sendiri
yang mengerjakannya (Muttafah Alaiq).5

Berdasarkan hadis tersebut, maka penguatan karakter di era sekarang


merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan mengingat banyaknya peristiwa
yang menunjukan terjadinya krisis moral baik dikalangan anak-anak, remaja, maupun
orang tua. Oleh karena itu, penguatan akhlak mulia perlu di laksanakan sedini
mungkin dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah dan meluas kedalam lingkungan
masyarakat. Salah satu upaya untuk memperkuat karakter bangsa yaitu dengan
menerapkan penanaman karakter di lingkungan sekolah dalam skala nasional.
Pelaksanaan penanaman karakter bukan hanya menjadi tanggung jawab pihak sekolah
namun juga harus mendapatkan dukungan dari lingkungan keluarga dan lingkungan
masyarakat.
4
“Karakter” Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/karakter (20
September 2022).
5
Abubakar Muhammad, Hadits Tarbawi III (Surabaya : Karya Abditama, 1997), h. 70.
Terdapat 18 nilai karakter yang dikembangkan dalam Pendidikan karakter
yang dikembangkan dalam Pendidikan karakter yang terdiri dari religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semnagta
kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Di
antara nilai-nilai karakter tersebut, masing-masing sekolah bebas memperioritaskan
sekolah mana yang akan dikembangkan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan
peserta didik dan lingkungan sekitar.6
Religius merupakan salah satu nilai karakter yang ada dalam Pendidikan
karakter. Nilai religius merupakan nilai yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha
Esa. Nilai religius dalam Pendidikan karakter sangat penting karena keyakinan
seseorang terhadap kebenaran nilai yang berasal dari agama yang dipeluknya bisa
menjadi motivasi kuat dalam membangun karakter.
Sebagai agama yang lengkap, islam memiliki aturan yang jelas tentang
Pendidikan akhlak dini. Di dalam al-Qur’an akan ditemukan banyak sekali pokok-
pokok pembicaraan tentang akhlak atau karakter ini. Seperti perintah untuk berbuat
baik (ihsan), dan kebajikan (al-birr), menepati janji (al-wafa), sabar, jujur, takut
kepada Allah SWT, bersedekah di jalan Allah, berbuat adil, pemaaf dalam banyak
ayat di dalam al-Qur’an. Dalam Islam, karakter atau akhlak mempunyai kedudukan
penting dan dianggap mempunyai fungsi yang vital dalam memandu kehidupan
masyarakat. Sebagaimana firman Allah SWT di dalam QS an-Nahl/ 16 : 90 sebagai
berikut ini :

ۤ ۤ ‫هّٰللا‬
َ‫َر َو ْالبَ ْغ ِي َي ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ ن‬ ِ ‫اِ َّن َ يَْأ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َوااْل ِ حْ َس‬
ِ ‫ان َواِ ْيتَاِئ ِذى ْالقُرْ ٰبى َويَ ْن ٰهى ع َِن ْالفَحْ شَا ِء َو ْال ُم ْنك‬

Terjemahannya :
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan.
Memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji,
kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu
dapat mengambil pelajaran.7

Ayat tersebut menerangkan tentang berlaku adil dalam bersikap, ucapan dan
Tindakan terhadap diri sendiri maupun orang lain. Pada ayat tersebut dinilai oleh para
mufassir sebagai alat yang sempurna dalam penjelasan segala aspek kebaikan. Asy-
Sya’bi telah meriwayatkan dari Basyir ibnu Nuhaik, bahwa ia pernah mendengar Ibnu

6
Kemendiknas, Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter (Jakarta : Kemendiknas, 2011), h.8.
7
Kementrian Agama RI., Al-Qur’an dan Terjemahannya ( Jakarta : Kemenag RI., 2018 ), H. 277.
Mas’ud mengatakan “Sesungguhnya ayat yang paling mencakup dalam Al-Qur’an
adalah ayat surat an-Nahl,” yaitu firman-Nya : Sesungguhnya Allah menyuruh
(kalian) berbuat adil dan berbuat kebajikan. (an-Nahl/16:90), hingga akhir hayat.
Bahwa tiada suatu akhlak baik pun yang dahulu dilakukan oleh orang-orang Jahiliah
dan mereka memandangnya sebagai perbuatan yang baik, melainkan Allah SWT
menganjurkannya dan tiada suatu akhlak buruk pun yang dahulu mereka pandang
sebagai suatu keaiban diantara sesame mereka melainkan Allah melarangnya. Yang
paling diprioritaskan ialah, sesungguhnya Allah melarang akhlak yang buruk dan
tercela.
Mempelajari ayat tersebut sangat penting untuk dijadikan sebagai pedoman
bagi kita semua dalam perbuatan dan pembinaan akhlak mulia. Karena pada dasarnya
manusia merupakan homo educandum atau manusia yang dapat dididik dan
mempunyai akal pikiran, sehingga manusia dapat melaksanakan akhlak mahmudah
(apa yang diperintahkan) oleh Allah SWT.
Dalam upaya pengembangan nilai-nilai keagamaan di Lembaga Pendidikan,
seorang guru tidak hanya terfokus pada kegiatan proses belajar mengajar di kelas,
tetapi juga harus mengarahkan kepada peserta didik dalam bentuk implementasi
keagamaan. Misalnya, peserta didik diajak untuk mau memperingati hari-hari besar
keagamaan dan kegiatan yang bernaunsa Islam dalam sekolah tersebut yang
kemungkinan besar juga memberikan sumbangan informasi kepada peserta didik
tentang materi-materi yang dipelajari di dalam kelas serta pembiasaan karakter
religius pada peserta didik.
Pada kegiatan Islamic culture di sekolah Madrasah Ibtidaiyyah Ngeri (MIN)
Kota Jayapura yang terletak di Jl. Abepura 2 Koya Barat Distrik Muara Tami Kota
Jayapura merupakan sekolah yang mengusung karakter yang berdasarkan nilai-nilai
agama seperti yang ada di dalam misi sekolah yaitu Pendidikan yang berlandaskan
keislaman dan mencetak generasi pecinta al-Qur’an yang berakhlak mulia. MIN Kota
Jayapura merupakan Madrasah Ibtidaiyyah Negeri satu satunya di Kota Jayapura yang
menerapkan karakter religius, nasionalisme , mandiri dan integritas melalui
pembiasaan pembiasaan di sekolah tersebut.
Dilihat dari penjelasan latar belakang di atas maka peneliti ingin menggali
bagaimana cara penanaman karakter religius pada peserta didik di Madrasah
Ibtidaiyyah Kota Jayapura, untuk itu peneliti mengajukan proposal tesis yang berjudul
“Strategi Internalisasi Karakter Religius Peserta Didik di MIN Kota Jayapura melalui
Islamic Culture Tahun Pelajaran 2022/2023”.
B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan konteks penelitian tersebut agar penelitian ini memiliki tujuan
dan ruang lingkup yang dapat dipahami, maka permasalahan yang akan dikaji lebih di
fokuskan pada Strategi internalisasi karakter religius peserta didik di Madrasah
Ibtidaiyyah Negeri Kota Jayapura melalui Islamic culture tahun pelajaran 2022/2023.
Adapun beberapa pertanyaan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana strategi internalisasi karakter religius peserta didik di MIN
Kota Jayapura melalui Islamic culture?
2. Apa faktor pendukung dan faktor penghambat dalam strategi internalisasi
karakter religius peserta didik di MIN Kota Jayapura melalui Islamic
culture?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian dilakukan karena memiliki tujuan. Tujuannya adalah memecahkan
permasalahan yang tergambar dalam latar belakang dan rumusan masalah. Karena itu,
tujuan penelitian sebaiknya dirumuskan berdasarkan rumusan masalahnya,
berdasarkan fokus penelitian diatas, maka tujuan daari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mendeskripsikan strategi internalisasi karakter religius peserta didik
di MIN Kota Jayapura melalui Islamic culture.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat dalam strategi
internalisasi karakter religius peserta didik di MIN Kota Jayapura melalui
Islamic culture.
D. Kegunaan Penelitian
Hakikat dari penelitian adalah kontribusinya dalam perkembangan ilmu
pengetahuan menuju kemanfaatan dan kemaslahatan umat manusia. Maka, penelitian
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagaimana dijelaskan, baik dalam
aspek teoritis maupun praktis yang dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1. Secara Teoritis
Kegunaan teoritis dari penelitian ini adalah memberikan kontribusi
pengetahuan, serta pemikiran yang dilandasi oleh penelitian ilmiah kepada
pegiat intelektual Pendidikan, sehingga dapat menambah khasanah
pemikiran ilmiah yang berkontribusi dalam perkembangan keilmuan
Pendidikan. Khususnya aspek strategi internalisasi karakter religius peserta
didik di MIN Kota Jayapura melalui Islamic culture tahun pelajaran
2022/2023.
2. Secara Praktis
Penelitian tentang strategi internalisasi karakter religius peserta didik
di MIN Kota Jayapura melaui Islamic culture ini, diharapkan dapat
memberikan kegunaan praktis sebagai berikut :
a. Bagi Pemerintah
Adapun manfaat atau kegunaan bagi pemerintah selaku penentu
keijakan, hasil peneliti ini diharapkan berguna sebagai bahan
penelitian, kajian, peninjauan serta evaluasi untuk terus memperkuat
Lembaga Pendidikan pada Madrasah Ibtidaiyyah yang mampu
memberdayakan generasi penerus dalam rangka memperbaiki serta
meningkatkan mutu Pendidikan nasional.
b. Bagi Lmebaga Sekolah
Menambah khasanah pengetahuan dalam bidang penelitian
tentang strategi internalisasi karakter religius pesrta didik di MIN Kota
Jayapura melalui Islamic culture , serta faktor pendukung dan
penghambat dalam strategi internalisasi karakter religius pesrta didik di
MIN Kota Jayapura melalui Islamic culture.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi peneliti
selanjutnya dalam Menyusun karya ilmiah sejenis sebagi bahan
refrensi serta khasanah pengetahuan tentang strategi internalisasi
karakter religius pesrta didik di MIN Kota Jayapura melalui Islamic
culture.
E. Penegasan Istilah
Penegasan istilah yang tertulis dari judul ini bertujuan untuk memberikan
pemaparan definitif yang tepat, serta pembatasan istilah yang digunakan sehingga
tidak terjadi kesalah pahaman maupun penafsiran yang salah. Penegasan istilah dalam
penelitian ini terbagi menjadi dua, penegasan konseptual dan penegasan operasional,
yang peneliti deskripsikan sebagai berikut :
1. Penegasan Konseptual
Secara konseptual, penegasan istilah dalam penelitian ini dijabarkan
sebagai berikut :
a. Karakter Religius
Karakter religius dapat dimaknai sebagai penenaman nilai
karakter yang bersumber dari ajaran islam yang mempengaruhi
fikiran, perkataan, dan perbuatan peserta didik.8
b. Islamic Culture
Budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris yaitu
Culture dan bahasa Latin Cultura. Budaya adalah suatu cara hidup
yang berkembang, dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang,
dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut
menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial budaya ini
tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.9
2. Penegasan Operasional
Adapun penegasan istilah secara operasional dalam penelitian yang
berjudul “Strategi Internaslisasi karakter religius Pesrta didik di MIN Kota
Jayapura Melalui Islamic Culture tahun pelajaran 2022/2023. ini adalah
mengenai deproposal tesis penanaman karakter religius melalui Islamic
culture. Hal ini disampaikan kepada siswa siswi Madrasah Ibtidaiyyah
Negeri Kota Jayapura.
F. Kajian Pustaka
1. Pengertian Karakter Religius
Secara etimologi, istilah karakter berasal dari bahasa latin character, yang
berarti watak, tabiat, sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, kepribadian dan akhlak.
Dalam kamus besar bahasa indonesia sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti
yang membedakan seseorang dari yang lain; tabiat; watak.10 Menurut Aisyah
Boang dalam Supiana, di dalam bahasa Arab karakter diartikan khuluq, sajiyyah,
thab’u

8
Dhedy Nur Hasan, “Internalisasi Nilai Akhlak muliadalam Meningkatkan Kualitas Religious Culture
Melalui Badan Dakwah Islam (BDI) di SMA Negeri 1 Kepanjen”, Tesis (Malang: Pascasarjana UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang, 2013), h. 29
9
“Budaya”, Wikipedia Ensiklopedia Bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya (21 September 2022)
10
“Karakter”, Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring. https://kbbi.kemdikbud.go.id/tri/ karakter (21
September 2022 ).
(budi pekerti, tabiat atau watak), kadang juga diartikan syakhsiyyah yang artinya
lebih dekat dengan personality (kepribadian).11
Secara terminologi (istilah), religius diartikan sebagai sifat manusia pada
umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah
sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau
sekelompok orang. Karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang
berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,
lingkungan dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,
perkataan dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama,
budaya, serta adat istiadat. Karakter dapat juga diartikan sama dengan akhlak dan
budi pekerti sehingga karakter bangsa sama dengan akhlak bangsa atau budi
pekerti bangsa. Bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang berakhlak dan
berbudi pekerti, bahkan sebaliknya adapula bangsa yang tidak berkarakter.
Berdasarkan beberapa pengertian karakter tersebut, dapat dimaknai bahwa
karakter adalah ciri khas seseorang dalam berperilaku yang dapat membedakan
antara dirinya dengan diri orang lain. Pengertian karakter, watak, keperibadian
(personality), dan individu (individualy) memang sering bertukar dalam
penggunaannya. Hal ini karena istilah tersebut memiliki kesamaan yakni suatu
yang asli di dalam diri seseorang yang cenderung menetap secara permanen dalam
setiap individu.
Terdapat 18 nilai karakter yang perlu dikembangkan dalam Pendidikan
karakter yang terdiri dari religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokrasi, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air,
menghargai prestasi, bersahabat atau komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Religius adalah nilai karakter dalam hubungannya dengan tuhan yang
menunjukan bahwa pikiran, perkataan dan tindakan seseorang yang diupayakan
selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan atau ajaran agamanya.12
Religius sering kali diidentikan dengan keberagaman. Religius diartikan
sebagai seberapa jauh pengetahuan, seberapa kokoh keyakinan, seberapa
pelaksanaan ibadah dan kaidah dan seberapa dalam penghayatan atas agama yang

11
Supiana, Mozaik Pemikiran Islam: Bunga Serampai Pemikiran Pendidikan Indonesia (Jakarta: Ditjen
Dikti, 2011), h. 5.
12
Mohamad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan (Jakarta : Rajawali Press, 2014), h. 1.
dianutnya. Bagi seorang muslim, religius dapat diketahui dari seberapa jauh
pengetahuan, keyakinan, pelaksanaan dan penghayatan atas agama Islam.13
Salah satu karakter yang harus ditanamkan sejak dini adalah karakter religius.
Karakter religius dapat bersumber dari diri keteladanan Rasululloh yang dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, serta bersumber dari ajaran Islam yang
dapat mempengaruhi pikiran, perkataan, serta perbuatan. Sehingga Pendidikan
karakter religius memiliki prinsip yang berhubungan erat dengan nilai-nilai
keagamaan. Penanaman karakter religius dapat membentengi peserta didik dari
era globalisasi yang semakin tidak terbendung terhadap penyebaran efek yang
buruk.
Oleh karena itu karakter religius dapat dimaknai sebagai penanaman nilai
karakter yang bersumber dari ajaran Islam yang mempengaruhi fikiran, perkataan,
dan perbuatan peserta didik.14 Sehingga dalam kehidupan sehari-hari nilai karakter
religius peserta didik terpancar dalam fikiran, perkataan serta perbuatan, ini
merupakan poin yang penting saat ini melihat krisisnya akhlak, moral, dan
spiritual masyarakat saat ini.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa karakter religus dapat dijadikan
jawaban dalam mengatasi permasalahan tersebut, sebagai benteng untuk peserta
didik dari terpaan arus globalisasi yang kian tidak terbendung, yang cenderung
menyebarkan efek negatif lebih banyak daripada efek positif.
2. Islamic Culture
Budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Culture dan
bahasa Latin Cultura. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dimiliki
bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosial
budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.15

13
Fuad Nashori dan Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam Perspektif
Psikologi Islam (Yogyakarta : Menara Kudus, 2002), h. 71.
14
Dhedy Nur Hasan, “Internalisasi Nilai Akhlak muliadalam Meningkatkan Kualitas Religious Culture
Melalui Badan Dakwah Islam (BDI) di SMA Negeri 1 Kepanjen”, Tesis (Malang: Pascasarjana UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang, 2013), h. 29.
15
“ Budaya”, Wikipedia Ensiklopedia Bebas. https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya (23 September 2022).
Secara etimologis Islam berasal dari bahasa Arab : salima yang artinya
selamat. Dari kata itu terbentuk aslama yang artinya menyerahkan diri atau tunduk
dan patuh. Namun secara terminologis dapat dikatakan, Islam adalah agama
wahyu berintikan tauhid atau keesaan Tuhan yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai utusan-Nya yang terakhir dan berlaku
bagi seluruh manusia, dimanapun dan kapanpun yang ajarannya meliputi seluruh
aspek kehidupan manusia.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya Islam adalah cara hidup yang
berkembang diwariskan dari generasi ke generasi umat Islam yang didasarkan
kepada sumber nilai-nilai Islam. Nilai-nilai Islam sudah menjadi bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari budaya. Seperti adab dan penggunaan bahasa sehari- hari,
mengucapkan salam, puasa senin kamis, shalat berjama’ah di masjid atau
musholah, perayaan maulid nabi, dsb.
G. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini kedalam tiga judul
penelitian diantaranya adalah :
1. Penelitian pertama tentang pembentukan karakter melalui penanaman nilai
religius oleh Irwanto dalam Tesis yang berjudul “Penanaman Nilai-Nilai
Religius Dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa”.16 Dari hasil
penelitian didapatkan bahwa metode yang digunakan dalam penanaman
nilai-nilai religius dalam pembentukan karakter mahasiswa di kampus
STKIP Garut adalah dengan menggunakan metode pembiasaan dan
metode nasihat. Disamping kedua metode tersebut dalam menanamkan
nilai-nilai yang religius kepada mahasiswa juga menggunakan beberapa
metode keteladanan dan metode hukuman. Metode ini memberikan suatu
gambaran contoh yang nyata bagi sesama mahasiswa tentang bagaimana
nilai-nilai religius dilaksanakan dalam kehidupan yang sebenarnya
Penanaman nilai- nilai yang religius dalam pembentukan karakter pada
mahasiswa dilakukan dengan baik meskipun ada beberapa metode yang
masih belum bisa digunakan dalam proses pembentukannya. Keefektifan
penanaman nilai- nilai religius ini juga merupakan akibat dari metode
pembiasaan yang

16
Irwanto, “Penanaman Nilai-Nilai Religius dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa”, Tesis
(Yogyakarta: Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2018), h. 214.
dilakukan. Faktor yang mempengaruhi dan menghambat dalam
menanamkan nilai-nilai religius pada mahasiswa didominasi oleh faktor
yang bersifat eksternal. Faktor pendukung yaitu melalui pembiasaan-
pembiasaan.
2. Penelitian kedua ini tentang pendidikan karakter melalui kegiatan
keagamaan oleh Roif Novianto dalam proposal tesisyang berjudul
“Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Keagamaan di MI
Mathla’ul Anwar Landbaw Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus”.17
Dengan penelitian ini ini diharapkan pendidikan karakter ini agar anak
memiliki karakter yang melekat pada diri peserta didik, yakni baik tingkah
laku sehari-hari dari dalam diri maupun luarnya. Hal ini dapat dibuktikan
bahwa dengan mengikuti kegiatan keagamaan secara rutin dapat
mewujudkan atau mengaplikasikan iman ke dalam suatu bentuk perilaku
keagamaan sehingga dapat menjadikan akhlak atau karakter peserta didik
berakhlakul karimah.
3. Penelitian ketiga ini tentang pembentukan karakter nilai-nilai agama
melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan oleh Joko Prasetio Hadi dalam
proposal tesisyang berjudul “Internalisasi Nilai-Nilai Agama Dalam
Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler
Keagamaan Di MTS Muslim Pancasila Wonotirto Blitar”.18 Peneliti
melihat implikasi yang dihasilkan dalam proses internalisasi nilai-nilai agama
Islam melalui kegiatan ekstrakurikuler keagamaan terhadap pembentukan
karakter dari segi nilai mata pelajaran agama Islam yang terdiri dari mata
pelajaran Qur’an Hadits, aqidah akhlak, fiqih dan SKI dan melihat pada aspek
kepribadian siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang
diambil di raport. Sehingga dampaknya selain anak mampu mengaplikasikan
langsung dengan membiasakan diri pada kegiatan sehari-hari yang sesuai dengan
nilai-nilai agama Islam, tapi juga berdampak pada prestasi akademiknya.
Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang menanamkan
pendidikan karakter melalui nilai-nilai religius terhadap mahasiswa, kegiatan
keagamaan, kegiatan

17
Roif Novianto, “Implementasi Pendidikan Karakter melalui Kegiatan Keagamaan di MI Mathla’ul
Anwar Landbaw Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus”, Proposal tesis(Lampung: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Raden Intan Lampung, 2017), h. 88.
18
Joko Prasetio Hadi, “Internalisasi Nilai-Nilai Agama dalam Pembentukan Karakter Siswa melalui
Kegiatan Ekstrakulikuler Keagamaan di MTS Muslim Pancasila Wonotirto Blitar”, Proposal tesis(Malang:
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, 2016), h. 169.
ekstrakulikuler keagamaan yang dilakukan dengan pembiasaan yang tolak ukurnya
diambil dari raport peserta didik.
Penelitian ini merupakan Strategi internalisasi karakter religius peserta didik
melalui islamic culture. Penanaman karakter religius peserta didik melalui islamic
culture ini dilakukan dengan pembiasaan-pembiasaan, pemberian contoh, dan
penerapan yang diterapkan di sekolah, pencapaian bisa dilihat dari kebiasaan peserta
didik dan hasil akhir tiap semester.
H. Paradigma Penelitian
Pendidikan karakter adalah salah satu penyaring efek globalisasi yang negatif.
Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang mendukung perkembangan sosial,
emosional, dan etis peserta didik. Internalisasi karakter religius peserta didik melalui
islamic culture merupakan sebuah upaya dalam penanaman karakter terutama dalam
karakter religius. Internalisasi/penanaman karakter religius yang paling mudah
dilakukan di sekolah yaitu melalui pemberian contoh (keteladanan), peniruan
(imitasi), pembiasaan, serta praktek.
Melalui kegiatan-kegiatan internalisasi tersebut karakter religius peserta didik
dapat terbentuk dalam diri peserta didik, Namun dengan adanya faktor pendukung dan
faktor penghambat. Faktor pendukung disasari oleh lingkungan dan partisipasi
masayarakat. Sedangkan faktor penghambat dapat berupa dukungan sosial, serta
karasteristik peserta didik.
Namun dengan adalnya faktor pendukung dan faktor penghambat kita dapat
melihat tujuan yang diharapkan dari strategi internalisasi karakter religius yaitu
keberhasilan internalisasi karakter religius peserta didik di Madrasah Ibtidaiyyah
Negeri Kota Jayapura melalui Islamic Culture. Sehingga paradigma ini dapat
digambarkan dengan peta konsep sebagai berikut :
Strategi Internalisasi

Pemberian Peniruan Pembiasaan Praktik


Contoh (Imitasi)

Melalui Islamic Culture


Dipengaruhi Oleh

Faktor
Pendukung

Faktor
Penghambat

Lingkungan Dukungan Sosial

Partisipasi Karakteristik Peserta Didik

Tujuan yang diharapkan adalah : Keberhasilan Strategi Internalisasi Karakter Religius Peserta Didik Melalui Islamic Cultur

Bagan 1. Paradigma Penelitian


I. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
a. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologi- naturalistik.
Fenomena merupakan hal-hal yang dapat disaksikan dengan pancaindra dan
dapat diterangkan serta dinilai secara ilmiah.19 Lebih lanjut, fenomena merupakan
serangkaian fakta peristiwa yang terjadi di lapangan, dimana peneliti merekamnya
sebagai data penelitian.
Sedangkan istilah “naturalistik” menunjukkan bahwa pelaksanaan
penelitian ini memang terjadi secara alamiah, apa adanya dalam situasi normal yang
tidak dimanipulasi keadaan dan kondisinya, menekankan pada deproposal
tesissecara alami. Pengambilan data atau penjaringan fenomena dilakukan dari
keadaan yang sewajarnya ini dikenal dengan ”pengambilan data secara alami atau
natural”. Dengan sifatnya ini, maka dituntut keterlibatan peneliti secara
langsung.20 Lebih lanjut menurut Sukmadinata, kajian naturalistik adalah melihat
situasi nyata yang berubah secara alamiah, terbuka, tidak ada rekayasa
pengontrolan variabel.21
Maka dalam penelitian ini, peneliti mengamati peristiwa (fenomena) yang
terjadi di lapangan tanpa adanya rekayasa terhadap objek penelitian, sehingga
semua berjalan secara alami (natural). Fenomena natural dalam hal ini ialah
yang berkaitan dengan Strategi Internaslisasi Karakter Religius Pesrta Didik di
MIN Kota Jayapura Melalui Islamic Culture tahun pelajaran 2022/2023.
b. Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang diselenggarakan dengan maksud memahami fenomena yang dialami
oleh subjek penelitian.22 Penelitian Kualitatif ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas social, sikap, kepercayaan, persepsi,
dan pikiran orang baik secara individual maupun kelompok.23 Penelitian kualitatif

19
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya , Cet. Ke-4, (Jakarta: PT.
Bumi Aksara, 2007), 157
20
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, cet. Ke-15, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013), 27-28
21
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Cet. Ke-8, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2012), 95
22
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdaskarya, 2006), 6
23
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan…, 60
merupakan penelitian yang temuannya diperoleh berdasarkan paradigma, strategi,
dan implementasi model secara kualitatif.24
Dengan demikian, penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan
untuk meng-explore fenomen-fenomena yang tidak dapat dikuantifikasikan dan
bersifat deskriptis seperti suatu proses langkah kerja, formula suatu resep,
pengertian-pengertian tentang suatu konsep yang beragam, karakteristik suatu
barang dan jasa, gambar-gambar, gaya-gaya, tata cara suatu budaya, dan model
fisik suatu artefak.25 Penelitian kualitiatif mempunyai dua tujuan utama, yaitu
pertama, menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan
kedua menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain)26.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu
penelitian yang objeknya mengenai gejala-gejala atau peristiwa- peristiwa yang
terjadi pada kelompok masyarakat. Sehingga penelitian ini juga bisa disebut
penelitian kasus atau studi multi kasus (case study) dengan pendekatan
fenomenologi kualitatif.27 Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang membahas
tentang Strategi Internaslisasi Karakter Religius Peserta Didik di MIN Kota
Jayapura Melalui Islamic Culture tahun pelajaran 2022/2023. dimana
penelitian ini diarhakan untuk menemukan bagaimana saja cara atau strategi
yang dilakukan Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Kota Jayapura lakukan guna
menanmkan Karakter Religius peserta didik.
2. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian ini dilakukan di Madrasah Ibtidaiyyah Negeri Kota Jayapura
yang beralamat Jl.Abepura 2, Distrik Muara Tami Koya Barat kota Jayapura
provinsi Papua.
3. Data dan Sumber Data
a. Data Penelitian
Data merupakan sumber informasi yang didapatkan oleh penulis
melalui penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh nantinya akan
diolah sehingga menjadi informasi baru yang dapat dimanfaatkan oleh

24
Aminudin, Tujuan, Strategi dan Model dalam Penelitian Kualitatif, (dalam Metodologi Penelitian
Kualitatif: TinjauanTeoritis dan Praktis), (Malang: Lembaga Penelitian UNISMA), 48
25
Agus Zaenul Fitri dan Nik Haryanti, Metodologi Penelitian Pendidikan (Kuantitatif, Kualitatif
Mixed Method, dan Researc and Development),(Malang: Madani Media, 2020), 36
26
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan…, 60
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., 121
pembacanya. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui dua sumber
yaitu data primer dan data sekunder. Berikut ini adalah penjabaran sumber
data yang digunakan penulis dalam penelitian ini :
1) Data Primer
Data primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
informan. Dalam penulisan ini, data primer diperoleh melalui
hasil wawancara dengan informan. Dalam penelitian ini,
informan yang diambil adalah kepala sekolah, bidang
kurikulum, bidang kesiswaan, koordinator Qur’an dan Tahfidz,
peserta didik serta wali murid MIN Kota Jayapura. Wawancara
dilengkapi dengan catatan tertulis dan menggunakan alat bantu
rekam seperti recorder atau handphone.
2) Data Skunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh penulis untuk
mendukung data primer. Data sekunder ini seperti buku-buku
mengenai teori-teori Karakter Religius dan islamic culture
(budaya Islam) atau buku-buku lain sejenis yang berhubungan.
Data sekunder juga didapat dari tempat penelitian, data yang
didapat berupa gambaran umum tempat penelitian, yaitu MIN
Kota Jayapura.
b. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Jadi
sumber data itu menunjukkan asal informasi. Data harus diperoleh dari
sumber yang tepat, sumber data yang dapat dijadikan sebagai subjek
penelitian ini ada tiga yaitu:
1) Sumber data manusia, Sumber data yang diperoleh dari data
yang berupa jawaban lisan melalui wawancara. Dalam
penelitian kualitatif orang-orang yang menjadi sumber dara
disebut dengan informan. Tidak setiap orang dalam lembaga
yang diteliti menjadi informan, sebab yang diteliti hanya
informan ekspert, yaitu orang-orang yang bertanggung jawab,
benar-benar
mengetahui, menguasai, dan banyak terlibat dalam kegiatan
yang diteliti.28
2) Sumber data tempat, Yaitu sumber data yang menyajikan
tampilan berupa keadaan diam dan bergerak. Keadaan diam,
misalnya data diperoleh melalui pengamatan terhadap ruangan,
kelengkapan alat, sekolah dan lain sebagainya. Dan keadaan
bergerak, misalkan data diperoleh melalui pengamatan terhadap
perilaku peserta didik di sekolah.
3) Sumber data simbol, Yaitu sumber daya yang menyajikan
tanda- tanda berupa huruf, angka, gambar atau simbol-simbol
lain. Dengan pengertian bahwa data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini diperoleh dari dokumen-dokumen, baik dokumen
resmi maupun dokumen pribadi yang sesuai dengan tujuan dan
fokus masalah di sekolah.
4. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan dan disesuaikan dengan
pembahasan dalam penelitian, maka beberapa metode yang dipakai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi Partisipan
Observasi adalah “teknik pengumpulan data yang dilakukan
melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan
terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran.29
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber data
penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa
yang dikerjakan oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.
Dengan observasi partisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih
lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap
perilaku yang Nampak30 menurut susan stainback yang dikutip oleh

28
S. Nasution Metode Research (Bandung: JEMMARS, 1988), h. 16.
29
Abdurrahman Fathoni, Metodologi Penelitian Teknik Menyusun Proposal tesis(Jakarta: Rineka Cipta,
2006), h. 104
30
Sgiono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D (Bandung: Alfabeta, 2014),
h.277.
sugiono menyatakan dalam observasi partisipatif, peneliti mengamati
apa yang dikerjakan orang, mendengar apa yang mereka ucapkan, dan
berpartisipasi dalam aktifitas mereka.
Dalam observasi ini peneliti mencari data tentang Strategi
Internaslisasi Karakter Religius Pesrta Didik Melalui Islamic Culture.
2. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar
informasidan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
dalam suatu topik tertentu31 wawancara adalah percakapan dengan
maksud tertentu percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu32 melalui wawancara ini
peneliti ingin mengetahui bagaimana strategi internalisasi Karakter
Religius peserta didik di MIN Kota Jayapura melalui islamic culture
dalam pembentukan akhlak mulia peserta didik dan faktor pendukung
serta faktor penghambat strategi internalisasi akhlak muliapeserta didik
di MIN Kota Jayapura melalui islamic culture.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-
barang tetulis. Pelaksanaan metode dokumentasi melalui penyelidikan
benda- benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya.
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan transkip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. Melalui
metode ini peneliti menggali data berdasarkan catatan-catatan atau
dokumen lain yang dimiliki MIN Kota Jayapura.
5. Teknik Analisis Data
Bognan dalam Sugiyono, mengatakan bahwa “Analisa data adalah proses
mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil

Sugiyono , Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D, h. 227.


31

Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif dan R & D, h. 321


32
wawancara, catatan lapangan, bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain33
Model analisis data data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman, yakni dimulai
dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi. Proses analisis data dilakukan secara terus menerus di
dalam proses pengumpulan data selama penelitian berlangsung.
1. Pengumpulan data dalam tahap ini peneliti melakukan studi awal
melalui dokumentasi dan observasi.
2. Reduksi data Yaitu merangkum data, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang hal-hal yang
tidak diperlukan.
3. Data Display (Penyajian Data): Yaitu membuat uraian singkat, bagan,
hubungan antar kategori dan sejenisnya.
4. Conclusion Drawing/verification: Yaitu penarikan kesimpulan dan
verifikasi34
Setelah data dikumpulkan, maka peneliti akan memilih dan merangkum
hal- hal yang pokok dan memfokuskan hal yang terpenting dalam bahasan
yang akan peneliti masukkan dalam hasil pembahasan, dan membuang hal-hal
yang kurang penting. Setelah itu peneliti akan membuat uraian dari pokok
pembahasan yang telah dirangkum. Dan menghubungkan dari teori- teori dan
hasil dari pemilihan pokok pembahasan. Dan menjadi sebuah hasil dari sebuah
penelitian. Setelah itu peneliti menarik sebuah kesimpulan dan verifikasi data.
Yang mana data yang ada pada teori dan data hasil lapangan dan menyatukan
menjadi sebuah kesimpulan.
6. Pengecekan Keabsahan Data
Dalam penelitian, setiap hal temuan harus dicek keabsahannya agar hasil
penelitiannya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan dapat dibuktikan
keabsahannya35 dalam melakukan pengecekan keabsahan data tersebut, peneliti
menggunakan teknik triangulasi, dimana peneliti memeriksa dan membandingkan

33
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm.334
34
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm 337
35
Lexy, J. Moleong, Metodologi Penelitian..., 178.
antara temuan data sejenis dengan teknik pengumpulan data yang berbeda. Sehingga
data yang diperoleh dapat memenuhi beberapa kriteria sebagaiberikut :
1. Credibility (Derajat Kepercayaan)
Kriteria ini berfungsi: pertama, implementasi inkuiri sedemikian rupa,
sehingga tingkat kepercayaan penemuannya dapat tercapai. Kedua,
mempertunjukkan derajat kepercayaan hasil-hasil penemuan dengan jalan
pembuktian oleh peneliti pada kenyataan ganda yang sedang diteliti.
2. Tranferability (Keteralihan)
Keteralihan sebagai persoalan empiris bergantung pada kesamaan antara
konteks pengirim dan penerima. Untuk melakukan pengalihan tersebut,
seorang peneliti mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang
kesamaan konteks. Dengan demikian, peneliti bertanggungjawab untuk
menyediakan data deskriptif secukupnya jika ia ingin membuat keputusan
tentang pengalihan tersebut. untuk keperluan itu, peneliti harus melakukan
penelitian kecil utnuk memastikan usaha verifikasi tersebut.
3. Dependability (Kebergantungan)
Konsep kebergantungan lebih luas daripada realibilitas. Hal tersebut
disebabkan peninjauan yang dari segi bahwa konsep itu diperhitungkan segala-
galanya yaitu yang ada pada realibilitas itu sendiri ditambah faktor-faktor
lainnya yang tersangkut.
4. Confirmability (Dapat dikonfirmasi)
Objektivitas sampai subjektifitas suatu hal bergantung pada seorang. Selain
itu, masih ada unsur kualitas yang melekat pada konsep objektivitas itu. Hal itu
digali dari pengertian bahwa jika sesuatu itu objek, berarti dapat dipercaya,
faktual, dan dapat dipastikan. Subjektif berarti tidak dapat dipercaya,
pengertian terakhir inilah yang dijadikan tumpuan pengalihan pengertian
objektivitas- subjektivitas menjadi kepastian.
J. Sistematika Pembahasan
Sebagai sebuah karya ilmiah, penulisan proposal tesis ini harus memenuhi syarat
logis dan sistematis. Maka dalam pembahasannya, penulis menyusun proposal tesisini dalam
enam bab, dimana masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang saling berkaitan
antara satu dengan yang lainnya. Secara terperinci, berikut adalah deproposal
tesissistematika pembahasannya :
Bab 1, adalah pendahuluan yang terdiri dari uraian mengenai konteks penelitian,
fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah dan
sistematika pembahasan.
Bab II, adalah kajian teori yang berisi uraian pembahasan teori yang berkaitan
dengan judul penelitian sebagai landasan dalam pembahasan objek penelitian. Dalam bab
ini terdiri dari kerangka teori yang memuat penjelasan manajemen peningkatan mutu
pendidikan Islam, madrasah diniyah, penelitian terdahulu yang berkaitan dan
paradigma penelitian.
Bab III, adalah metode penelitian yang terdiri dari uraian pendekatan dan jenis
penelitian, lokasi penelitian, kehadiran peneliti, sumber data, teknik pengumpulan data, teknis
analisis data, pengecekan keabsahan data dan tahap- tahap penelitian.
Bab IV, adalah hasil penelitian, yang menguraikan deproposal tesis data dan temuan
penelitian.
Bab V, adalah pembahasan. Dalam bab ini diuraikan analisis dari data dan temuan
penelitian yang dideskripsikan dalam bab sebelumnya.
Bab VI, adalah penutup. Berisi kesimpulan dari pembahasan penelitian, saran-
saran serta penutup.
K. Kerangka Pembahasan (Outline) Sementara.
Halaman .........................................................................................................
Judul...............................................................................................................
Persetujuan .....................................................................................................
Pengesahan.....................................................................................................
Pernyataan keaslian........................................................................................
Motto..............................................................................................................
Persembahan ..................................................................................................
Prakata............................................................................................................
Daftar Tabel ...................................................................................................
Daftar Gambar ...............................................................................................
Daftar Lambang dan Singkatan .....................................................................
Daftar Lampiran.............................................................................................
Pedoman Transliterasi....................................................................................
Abstrak ...........................................................................................................
Daftar isi.........................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................
A. Konteks Penelitian ...................................................................................
B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian .............................................................
C. Tujuan Penelitian .....................................................................................
D. Kegunaan Penelitian ................................................................................
E. Pengesahan Istilah....................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA.......................................................................
A. Karakter Religius .....................................................................................
B. Islamic Culture.........................................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ..............................................................
B. Lokasi Penelitian......................................................................................
C. Sumber Data.............................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................
E. Analisis Data ............................................................................................
F. Pengecekan Keabsahan Data ...................................................................
BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN...................
A. Deproposal tesisData ...............................................................................
B. Temuan Penelitian ...................................................................................
BAB V PEMBAHASAN ..............................................................................
BAB VI PENUTUP ......................................................................................
A. Kesimpulan ..............................................................................................
B. Implikasi ..................................................................................................
C. Saran ........................................................................................................
DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN ..........................................................................

L. Daftar Rujukan Sementara


Ahmadi, Rulam, 2005. Memahami Metode Penelitian Kualitatif.
Malang: Universitas Negeri Malang
Arianto, Dedi. Disertasi. 2019. Manajemen Peningkatan Mutu
Madrasah Aliyah Berbasis Pesantren. Program Doktor Pascasarjana
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
Arikunto, Suharsimi, 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,cet.
Ke-15, Jakarta: Rineka Cipta
Daulay, Haidar Putra. 2009. Pemberdayaan Pendidikan Islam di Indonesia.Cet.
I. Jakarta: Rineka Cipta
Departemen Agama RI. 2000 Pedoman Penyelenggaraan Madrasah Diniyah.
Jakarta: Depag
Diktis. Diktis Kemenag SiapkanPanduan Pengembangan Ma’had
Al- Jami’ah, dikutip dari http://diktis.kemenag.go.id/v1/berita/diktis-
kemenag- siapkan-panduan-pengembangan-mahad-al-jamiah diakses pada
selasa 22 September 2022
Echol, John M. dan Hasan Shadily. 1996. Kamus Ingris-Indonesia.
Jakarta: PT. Gramedia
George, C.S.Jr. 1972. The History or Management Thought, ed. 2nd.
Upper Saddle River: Nj. Prentice
Gunawan, Imam, 2014. Metode Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-2,
Jakarta: PT. Bumi Aksara
Hadis, Abdul dan Nurhayati. 2014. Bawa Manajemen Mutu
Pendidikan,cendikiawan. Bandung: Alfabeta
Hamdi, Ali. 2019. Manajemen Mutu Program Diniyah pada Pondok
Pesantren Muhammadiyah Lamongan, Pascasarjana, UIN Antasari
Bamjarmasin, Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Vol. 4 No. 2

Harold, Koont’s and O’dannel. 1972. Mangement. Tokyo: Mc Grow-


Hill Koga Kusha LTD
Jafri, Novianty D dan Abdul Rahmat. 2017. Manajemen Mutu
Terpadu. Yogyakarta: Zahir Publishing
Kamus Besar Bahasa Indnesia, diakses melalui aplikasi KBBI
EDISI V pada gawai berbasis android Koontz. 1980. Management Function
and Strategy.Tokyo: Mc. Graw Hill Kogakusha
Machali, Imam dan Noor Hamid. 2017. Pengantar Manajemen
Pendidikan Islam. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga
Mahmud, 2011. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka
Setia Mantja, W., 2003. Etnografi Desain Penelitian Kualitatif dan
Manajemen Pendidikan, Malang: Winaka Media
Maya, Rahendra dan Iko Lesmana. 2018. Pemikiran Prof. Dr.
Mujamil Qomar, M.Ag. Tentang Manajemen Pendidikan Islam, Jurnal
Islamic Management, Vol. 1, No.2
Maya, Rahendra dan Iko Lesmana. Pemikiran Prof. Dr. Mujamil
Qomar, M.Ag. Tentang Manajemen Pendidikan Islam. Jurnal Islamic
Management. Vol. 1, No. 2, Juli 2018
Moleong, Lexy J., 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif, Cet. Ke-
32, Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi
Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Munita, Suci Alhaj. 2019. Peran Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM) Media Adaptive dalam Penmgembangan Skill
Penyandang Disabilitas di Langkapura Bandar Lampung. Lampung:
Proposal tesisUIN Raden Intan
Nasih, Ahmad Munjin dan Lilik Nurkholidah. 2009. Metode dan
Sistem Pembelajaran Agama Islam. Cet. I; Bandung: PT. Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai