NORMA DI DALAM HUBUNGAN

KERJA BERDASARKAN UNDANG-

UNDANG CIPTA KERJA
DAN KONDISI PANDEMI COVID-19
Juanda Pangaribuan

Disampaikan Dalam Acara Pembinaan Norma Ketenagakerjaan Bagi Perusahaan Yang

Diselenggarakan Secara Virtual Oleh Kantor Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Energi
Propinsi DKI Jakarta, Tanggal 9 September 2021
 2006 – 2016, Hakim Ad Hoc Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat;
 2013 – 2020, Pengajar dan Fasilitator Pelatihan dan Sertifikasi Hakim Ad Hoc dan Hakim Karir Pengadilan
Hubungan Industrial (PHI) pada Pusdiklat Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA RI);
 2014 – 2016 Pengajar dan Fasilitator pada Pelatihan Calon Mediator Hubungan Industrial Pada Pusdiklat
Kementerian Tenaga Kerja RI;

 2019 – sekarang sebagai Dosen Magister Ilmu Hukum Univ. Gadjah Mada Kampus Jakarta;
 2012 – sekarang sebagai Pengajar Pada Fakultas Hukum Universitas MPU Tantular Jakarta;
 Pengajar pada Pendidikan Khusus Profesi Advokat (PKPA) Peradi – Hukumonline;
 2016 Sebagai Advokat dan Konsultan Hukum pada Law Office JUANDA PANGARIBUAN & PARTNERS,
berdomisili di Gedung Dana Graha, 3rd Floor, Jalan Gondangdia Kecil No. 12-14, Menteng, Cikini, Jakarta Pusat;
 Saksi Ahli dalam beberapa perkara di PHI dan PN.
Aktivitas Di Bidang Hukum Ketenagakerjaan :

 Narasumber Pelatihan di bidang hukum ketenagakerjaan yang diselenggarakan oleh lembaga pemerintah
seperti Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia, Disnaker Propinsi DKI Jakarta, Sudinakertrans Kota
Administrasi Jakarta Pusat, Sudinakertrans Kota Administrasi Jakarta Timur, Sudinakertrans Kota
Administrasi Jakarta Selatan ;

 Narasumber Kegiatan Diskusi, Seminar, Workshop, dan Pelatihan yang diselenggarakan oleh, antara lain:
Kamar Dagang dan Industri (KADIN); Dewan Pimpinan Nasional Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPN
Apindo); Dewan Pimpinan Propinsi Asosiasi Pengusaha Indonesia (DPP Apindo) Propinsi DKI Jakarta;
Hukumonline; LPPHI; Trade Union Right Centre (TURC); Institute For Banking and Economics Studies
(IBES); PT Pegadaian (Persero); Pusat Studi Kebijakan Nasional; Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta;
PT Transportasi Jakarta; Carrefour; PT Wings Surya Surabaya; PT Agro Harapan Lestari; PT PZ Cussons
Indonesia; PT Antam Tbk; PT Pegadaian (Persero); PT. Nestle Indonesia; PT. Bank Danamon Indonesia
Tbk; SKK Migas; PP Properti; PT Sucofindo; PC Ketapang II Ltd – Petronas; Pertamina, PT Lintas Arta,
PMSM Indonesia, HRM Club Indonesia; Beberapa Kantor Hukum di Jakarta; dll.
Karya Tulis Berupa Buku dan Opini :

 Tuntunan Praktis Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial;

 Kedudukan Dosen Dalam Hukum Ketenagakerjaan;
 Aneka Putusan Mahkamah Konstitusi Bidang Hukum Ketenagakerjaan Dilengkapi Ulasan Hukum;
 Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (LPPHI);
 Catatan Akademik Rancangan UU Pengadilan Hubungan Industrial;
 Seluk Beluk Hukum Acara Pengadilan Hubungan Industrial;
 Naskah Akademik Rancangan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI tentang Perlindungan Pekerja Rumahan;
 Pengaruh Covid-19 Sebagai Force Majeure Terhadap Hubungan Kerja (Kolom Opini – Hukumonline);
 Rekonstruksi Makna Kerugian dan Hasil Audit Sebagai Alasan PHK (Kolom Opini – Hukumonline).
 Surat Gugatan Di PHI (Bagian I –V) (Kolom Opini - Hukumonline);
 Hambatan Memperluas Bentuk Hubungan Kerja Terhadap Pensiunan (Kolom Opini - Hukumonline);
 Hambatan Melaksanakan Putusan MK Terkait Pengesahan PKWTT Dan Peralihan Status Hubungan Kerja (Kolom Opini
- Hukumonline);
 Legalitas Outsourcing Pasca Putusan MK (Kolom Opini - Hukumonline);
 Putusan MK dan Ragam Tafsir Tentang Upah Proses PHK (Kolom Opini - Hukumonline);
 Catatan Atas Pembatalan Aturan Daluwarsa Hak Pekerja (Kolom Opini - Hukumonline);
 MK Pastikan Hak Pekerja Dalam Kepailitan (Kolom Opini - Hukumonline);
 Cacat Prosedural Pengesahan UU BPJS (Kolom Opini - Hukumonline);
 dll
 REGULASI BARU
KETENAGAKERJA
AN

UU NO 11 TAHUN 2020
TENTANG CIPTA KERJA

- PP NO 34 TAHUN 2021 TENTANG TENAGA KERJA ASING.

- PP NO 35 TAHUN 2021 TENTANG PKWT, ALIH DAYA, WAKTU KERJA DAN ISTIRAHAT KERJA,
DAN
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA.

- PP NO 36 TAHUN 2021 TENTANG PENGUPAHAN.

- PP NO 37 TAHUN 2021 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM JAMINAN KEHILANGAN

PEKERJAAN.
HUBKER versi UU Paling lama 3 hari
PEKERJA
CIKER & PP 35/2021 atau 7 hari kerja

PERUSAHAAN PERUSAHAAN
PEMBERI Dicatatkan ke ALIH DAYA
Dicatatkan ke
PEKERJAAN Kemnaker/Disnake
Kemnaker/Disnake
r Tertulis (Psl 66
r (1)) UU Ciker

PKWT PKWT
PKWT PKWT
T T

GANTI KOMPENSA PESANGO KOMPENSAS

RUGI SI N I PESANGON
TERTULIS – TERTUL
gunakan Bahasa IS/LISAN
Indonesia
GANTI
(Psl 57 (1)) RUGI
KEWAJIBANNY
A SAMA
 SYARAT PKWT versi UU Ciker & PP
35/2021
1 Didasarkan atas: SELESAINYA SUATU 2
JANGKA WAKTU: PEKERJAAN
a. Pekerjaan yang diperkirakan a. Musim atau cuaca; atau TERTENTU:
a. Pekerjaan yang sekali
penyelesaiannya dalam waktu yang b. Kondisi tertentu
(1): selesai; atau
tidak terlalu lama; a l 7 g (merupakan pekerjaan
Pas antun tambahan untuk memenuhi
b. Pekerjaan yang
g
Ber ada pesanan atau target tertentu) sementara sifatnya;
p
b. Pekerjaan yang bersifat musiman
Sesuai Pasal 9 (1), waktu PKWT untuk
melakukan kedua jenis pekerjaan di atas
c. Pekerjaan yang berhubungan disepakati oleh pekerja & pengusaha di
dengan produk baru, kegiatan baru, dalam PK, lama waktu PKWT tidak
atau produk tambahan yang masih - Sesuai Pasal 8 (1) & (2), PKWT dibatasi.
dalamnpercobaan atau penjajakan Paling Lama 5 Tahun.
- Lama waktu perpanjangan PKWT - Hubker berakhir demi hukum
- Sesuai Pasal 8 (1) & (2), PKWT untuk didasarkan pada kesepakatan kalau pekerjaan selesai lebih awal
kelompok jangka waktu Paling Lama 5 bersama pekerja & pengusaha. dari waktu yang disepakati;
Tahun. - 5 tahun masa PKWT sebagai - PKWT diperpanjang kalau
- Lama waktu perpanjangan PKWT akumulasi waktu kontrak petama pekerjaan belum selesai sampai
didasarkan pada kesepakatan bersama dan seluruh perpanjangannya. batas waktu tertentu hingga
pekerja & pengusaha.
- 5 tahun masa PKWT sebagai akumulasi selesainya pekerjaan.
 PEKAWETE MENJADI
PEKAWETETE
WAKTU PKWT
PALING LAMA 5 Pasal 59:
TAHUN, APA YANG (1) PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan tertentu yang menurut jenis dan
MENYEBABKAN sifat atau kegiatan pekerjaannya akan selesai dalam waktu tertentu, yaitu sebagai
berikut:
BERUBAH MENJADI
a. pekerjaan yang sekali selesai atau yang sementara sifatnya;
PKWTT? b. Pekerjaan yang diperkirakan penyelesaiannya dalam waktu yang tidak
terlalu lama;
c. Pekerjaan yang bersifat musiman;
d. Pekerjaan yang berhubungan dengan produk . baru, kegiatan baru, atau
produk tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan; atau
e. Pekerjaan yang jenis dan sifat atau kegiatannya bersifat tidak tetap;
(2) PKWT tidak dapat diadakan untuk pekerjaan yang bersifat tetap;
(3) PKWT yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimakasud ayat (1) dan
ayat (2) demi hukum menjadi PKWTT;
 ANCAMAN BIAYA
DALAM IKATAN
PKWT

 MEMBAYAR ATAU MENERIMA UANG GANTI

RUGI ATAS SISA WAKTU PKWT;

 MEMBAYAR ATAU MENERIMA UANG

KOMPENSASI ATAS BERAKHIRNYA WAKTU
PKWT.
 Pekerja memiliki masa
Ketentuan kerja paling sedikit 1
Uang
Besarnya Uang Kompensasi
bulan
Kompensasi Diberikan pada saat
(UK) PKWT berakhir PKWT 12 bulan terus menerus: 1
PKWT non
bulan upah
usaha mikro Pembayaran tidak boleh
dan usaha PKWT 1 bulan atau lebih dihitung
diakumulasi sampai dengan
kecil (Pasal secara proporsional:
pada waktu berakhirnya
15-17 PP perpanjangan PKWT Masa kerja X 1 bulan Upah
35/2021) 12
Tidak berlaku bagi TKA PKWT lebih dari 12 bulan, dihitung
secara proporsional:
Masa kerja X 1 bulan Upah
12
- Mencermati Pasal 17 PP 35/2021, Pengusaha wajib memberikan UK kepada
pekerja yang terikat PKWT meskipun pekerja mengundurkan diri.

Kaidah Pasal 17 PP 35/2021 bertolakbelakang dengan Pasal 61A sebagaimana terdapat pada
Pasal 81 angka 17 UU Ciker. Kalau begitu, mana yang sebaiknya DIPEDOMANI?
 PKWT
TRANSIS
I

PKWT YANG
TELAH ADA DAN SISA WAKTU
JANGKA PKWT
WAKTUNYA BELUM TERHITUNG
BERAKHIR PADA SEJAK UU NO 11
SAAT PP 35/2021 TAHUN 2020
DIUNDANGKAN, DIUNDANGKAN
MASIH TETAP DIPERHITUNGK
BERLAKU SAMPAI AN WAKTUNYA
BERAKHIR MENERIMA UK
WAKTUNYA.
PENGUPAHANAN
 PENGHASILAN

UPAH PENDAPATAN
NON UPAH

a. Upah tanpa THR Bersifat

tunjangan;
b. Upah pokok dan
tunjangan tetap;
c. upah pokok, tunjangan
tetap, dan tunjangan tidak
tetap; atau
d. Upah pokok dan tunjangan
tidak tetap
Upah pokok wajib
sedikitnya 75% dari INSENTI dapat diberikan kepada
jumlah upah pokok F pekerja karena jabatan atau
dan tunjangan tetap pekerjaan tertentu
BONUS Diatur di dalam PK, PP
Upah pokok atau PKB
sedikitnya 75% dari
UANG PENGGANTI
jumlah upah pokok
dan tunjangan tetap FASILITAS KERJA
UANG SERVIS PADA
USAHA TERTENTU
 Upah
berdasarkan
satuan waktu UPAH DITETAPKAN
dilakukan
berpedoman BERDASARKAN
pada struktur 1SATUAN WAKTU; 2
dan skala dan/atau SATUAN HASIL
upah 1
PER JAM
DIBAYAR KEPADA UPAH DISEPAKATI
PEKERJA YANG BEKERJA 2 ANTARA PEKERJA &
SECARA PARUH WAKTU HARIAN PENGUSAHA
UPAH SEBULAN
UPAH PERJAM
DITETAPKAN
BERDASARKAN BEKERJA 6 BERDASARKAN UPAH
KESEPAKATAN PEKERJA HARI/MINGGU, UPAH RATA2 12 BULAN
DAN PENGUSAHA SEBULAN DIBAGI 25 TERAKHIR
FORMULA UPAH PERJAM: UPAH
Upah Perjam = Upah sebulan BEKERJA 5
HARI/MINGGU, UPAH TIDAK
126 BOLEH
SEBULAN DIBAGI 21
“UPAH PERJAM DIBERIKAN KEPADA KURANG
PEKERJA YANG BEKERJA KURANG DARI 7
3 DARI UMP
JAM 1 HARI DAN KURANG DARI 35 BULANAN
JAM/MINGGU”
PEKERJA YANG BEKERJA DENGAN SISTIM UPAH
SATUAN WAKTU DAN SATUAN HASIL MEMILIKI
HAK YANGA SAMA ATAS:
THR;
UPAH KERJA LEMBUR (UKL);
UANG PESANGON;
UANG PENGHARGAAN MASA KERJA;
UPAH KARENA SAKIT;
IURAN DAN MANFAAT JAMSOS;
 STRUKTUR DAN SKALA
UPAH
(SUSU)
PERUSAHAAN WAJIB MENYUSUN SUSU DILAMPIRKAN PADA
SUSU DENGAN MEMPERHATIKAN PERMOHONAN PENGESAHAN DAN
FAKTOR YG KEMAMPUAN PERUSAHAAN & PEMBARUAN PP ;
DAPAT PRODUKTIVITAS
DIGUNAKAN
MENILAI ATAU SUSU WAJIB DIBERITAHUKAN SUSU HANYA DIPERLIHATKAN
MEMBOBOT KEPADA PEKERJA SECARA KEPADA PEJABAT YANG
JABATAN PERORANGAN BERWENANG, TIDAK
DALAM DITINGGALKAN TETAPI DIBAWA
MENYUSUN PULANG
SUSU ANTARA SUSU YANG DIBERITAHUKAN
LAIN SEKURANG-KURANGNYA
PENDIDIKAN, STRUKTUR DAN SKALA UPAH PADA
GOLONGAN JABATAN SESUAI SUSU DILAMPIRKAN PADA
KETERAMPILAN PENDAFTARAN, PERPANJANGAN,
DAN DENGAN JABATAN PEKERJA YANG
BERSANGKUTAN DAN PEMBARUAN PKB
PENGALAMAN
YANG
DIPERSYARATK
AN OLEH
JABATAN
 UPAH
MINIMUM

PEKERJA YANG TELAH

UPAH MINIMUM BEKERJA 1 TAHUN ATAU
SEBAGAI UPAH LEBIH UPAHNYA
TERENDAH BERPEDOMAN PADA SUSU

UNTUK PEKERJA
DENGAN MASA KERJA
KURANG DARI 1
TAHUN
 - PEKERJA SAKIT;
TIDAK BEKERJA - HAID;
TIDAK MENDAPAT ALASAN - MENIKAH, MENIKAHKAN
UPAH BERHALANGAN ANAKNYA, MENGKHITANKAN
MELIPUTI: ANAKNYA, MEMBAPTISKAN
ANAKNYA, ISTRI MELAHIRKAN
PENGUSAHA WAJIB ATAU KEGUGURAN
MEMBAYAR UPAH MELAKUKAN KANDUNGAN
JIKA PEKERJA: KEGIATAN LAIN DI - SUAMI, ISTRI, ORANG TUA,
LUAR MERTUA, ANAK, DAN/ATAU
- - BERHALANGAN; PEKERJAANNYA MENANTU MENINGGAL DUNIA;
- - MELAKUKAN KEGIATAN ATAU;
LAIN DI LUAR PEKERJAAN; MENJALANKAN - ANGGOTA KELUARGA LAINNYA
- - MENJALANKAN HAK HAK WAKTU YANG TINGGAL DALAM 1
WAKTU ISTIRAHAT ATAU ISTIRAHAT ATAU RUMAH MENINGGAL DUNIA.
- MENJALANKAN KEWAJIBAN
CUTINYA; ATAU CUTI
- - BERSEDIA MELAKUKAN TERHADAP NEGARA;
- MENJALANKAN IBADAH;
PEKERJAAN YANG TELAH - HAK ISTIRAHAT - MELAKSANAKANTUGAS
DIJANJIKAN TETAPI MINGGUAN;
PENGUSAHA TIDAK SERIKAT PEKERJA ATAS
- CUTI TAHUNAN; PERSETUJUAN PENGUSAHA
MEMPEKERJAKANNYA - ISTIRAHAT PANJANG;
KARENA KESALAHAN DAN DAPAT DIBUKTIKAN
- ISTIRAHAT SEBELUM & DENGAN ADANYA
PENGUSAHA SENDIRI ATAU SESUDAH
KENDALA YANG PEMBERITAHUAN TERTULIS;
MELAHIRKAN; - MELAKSANAKAN TUGAS
SEHARUSNYA DAPAT - ISTIRAHAT KARENA
DIHINDARI PENGUSAHA. PENDIDIKAN/ PELATIHAN
GUGUR KANDUNGAN DARI PERUSAHAAN
 - PEKERJA MENIKAH, DIBAYAR 3
100% DARI UPAH
HARI;
- MENIKAHKAN ANAK, DIBAYAR 2
4 BULAN
HARI;
PERTAMA
- MENGKHITANKAN ANAK, DIBAYAR
2 HARI;
4 BULAN 75% DARI
- MEMBAPTISKAN ANAK, DIBAYAR 2
KEDUA UPAH HARI;
UPAH - ISTRI MELAHIRKAN ATAU
KEGUGURAN KANDUNGAN,
KAREN
DIBAYAR 2 HARI;
A SAKIT 4 BULAN 50% DARI
- SUAMI, ISTRI, ORANG TUA,
KETIGA UPAH
MERTUA, ANAK, DAN/ATAU
MENANTU MENINGGAL DUNIA,
UNTUK 25% DARI UPAH DIBAYAR 2 HARI;
BULAN SEBELUM PHK - ANGGOTA KELUARGA LAINNYA
SELANJUTNY OLEH YANG TINGGAL DALAM 1 RUMAH
A PENGUSAHA
MENINGGAL DUNIA, DIBAYAR 1
 PEMOTONGAN UPAH
OLEH PENGUSAHA
UNTUK PEMBAYARAN:

SEWA RUMAH/SEWA
BARANG
UTANG ATAU KELEBIHAN
PERUSAHAAN
DENDA UANG CICILAN UTANG PEMBAYAR
GANTI RUGI YANGDISEWAKAN
MUKA UPAH PEKERJA AN UPAH
KEPADA PEKERJA

DILAKUKAN TANPA
PEMOTONGAN DILAKUKAN SESUAI BERDASARKAN PERSETUJUAN
DENGAN PK, PP ATAU PKB PERJANJIAN PEKERJA
TERTULIS
 BAGAIMANA PELAKSANAAN
PENGUPAHAN PADA MASA PENDEMI
COVID- 19 VERSI KEPMENAKER NO 104
TAHUN 2021
PEKERJA BEKERJA
WFH/WFO
 BEKERJA SECARA WFH ATAU WFO PADA MASA PANDEMI
COVID-19, PEKERJA BERHAK MENERIMA UPAH.
 BEKERJA SECARA WFH TIDAK SAMA DENGAN STATUS
DIRUMAHKAN.
 PEKERJA DIRUMAHKAN SAMA DENGAN TIDAK BEKERJA
SECARA WFO MAUPUN WFH.
 WFH/WFO
 MENCEGAH PENULARAN COVID-19, PERUSAHAAN BOLEH
TERAPKAN WFH MAUPUN WFO DENGAN MEMPERHATIKAN
KETENTUAN PEMBATASAN DARI PEMERINTAH;
 APABILA PERUSAHAAN TERDAMPAK COVID-19 DAN KESULITAN
MEMBAYAR UPAH MAKA DAPAT MELAKUKAN PENYESUAIAN
UPAH DENGAN CARA MENYEPAKATI DENGAN PEKERJA SECARA
ADIL DAN PROPORSIONAL;

SEPAKATI UPAH DENGAN NEGOSIA

PEKERJA SI
PEMERINTAH TIDAK
PRINSIPNY MENGATUR BATAS MAKSIMAL
A ATAU MINIMAL
KESEPAKATAN UPAH MENGIKAT
KEPADA KEDUA BELAH PIHAK
 PEKERJA DIRUMAHKAN
AKIBAT PANDEMI COVID-19
 DIRUMAHKAN TIDAK SAMA DENGAN PHK;
 PENGUSAHA BOLEH MERUMAHKAN PEKERJA KALAU TERDAMPAK
PANDEMI COVID-19.
 PRINSIPNYA PERUSAHAAN WAJIB BAYAR UPAH YANG BIASA
DITERIMA PEKERJA MESKIPUN SEDANG DIRUMAHKAN.
 KALAU PERUSAHAAN TERDAMPAK COVID-19 DAN TIDAK MAMPU
MEMBAYAR UPAH MAKA BUAT KESEPAKATAN DENGAN PEKERJA.
SEPAKATI PENYESUAIAN BESARAN UPAH DAN CARA
PEMBAYARANNYA.
 TETAP ADA UPAH YANG DIBAYAR
PRINSIPNY PENGUSAHA KEPADA PEKERJA.
 PEMERINTAH TIDAK MENGATUR
A
BATAS MAKSIMAL/MINIMAL.
PENYESUAIAN UPAH HASIL DIALOG DILANDASI
PRINSIP:

 KEKELUARGAAN;
 TRANSPARANSI; DAN
 ITIKAD BAIK.

UNTUK MEMBAYAR IURAN JAMINAN SOSIAL, KEPMENAKER

NO 104/2021 MEWAJIBKAN PERUSAHAAN MEMEDOMANI
UPAH SEBELUM PENYESUAIAN BERDASARKAN
KESEPAKATAN.
 SURAT PERINGATAN &
PEMUTUSAN HUBUNGAN
KERJA
 SURAT  SP I  SP
PERINGATA  SP II  BERURUTAN
PELANGGAR
N  SP AN RINGAN
SANKSI III
PELANGGARAN
DALAM
SEDANG (SP tidak
HUBUNGAN  SPP
berurutan)
KERJA T
 PELANGGARAN
PEMUTUSAN BERAT/PELANGGAR
HUBUNGAN AN BERSIFAT
KERJA MENDESAK
 PELANGGARAN
SKORSIN TANPA PP/PKB
G SKORSING
 CARA LAKUKAN
KALAU BIPARTIT GAGAL,
PHK versi UU CIKER PENYELESAIAN MEDIASI,
DILAKUKAN SESUAI UU GUGATAN KE
MAKSUD, ALASAN PHK SERTA PPHI PHI
HAK PEKERJA DISAMPAIKAN
KEPADA PEKERJA DAN/ATAU SP KALAU TERDAPAT
MENGGUNAKAN SURAT PERBEDAAN PENDAPAT
PEMBERITAHUAN MENGENAI PHK,
DILAKUKAN BIPARTIT
SURAT PEMBERITAHUAN PHK
DISAMPAIKAN SECARA SAH KALAU PEKERJA MENOLAK PHK, PEKERJA
DAN PATUT PALING LAMA 14 HARUS MEMBUAT SURAT PENOLAKAN
HARI KERJA SEBELUM PHK & DISERTAI ALASANNYA PALING LAMA 7 HARI
PEKERJA MENJAWAB DALAM KERJA SETELAH DITERIMANYA SURAT
WAKTU 7 HARI KERJA PEMBERITAHUAN.

KALAU PHK DALAM MASA KALAU PEKERJA TIDAK

PERCOBAAN, SURAT MENOLAK PHK, PENGUSAHA UNTUK
PEMBERITAHUAN HARUS LAPOR KE KEMNAKER KEPENTINGAN
DISAMPAIKAN PALING LAMA 7 DAN/ATAU DISNAKER PROVINSI MENGURUS
HARI SEBELUM PHK DAN KAB/KOTA JKP
 PEKERJA
BERAKHIR
MENGUNDURKA
WAKTU PKWT
N DIRI

PEKERJA PEKERJA
MEMASUKI USIA MENINGGAL
PENSIUN DUNIA

SURAT
PEMBERITAHUAN
PHK TIDAK
DIPERLUKAN
KARENA:
 PHK BATAL DEMI
HUKUM
PHK DINYATAKAN BATAL DEMI HUKUM
DAN PENGUSAHA WAJIB
MEMPEKERJAKAN KEMBALI PEKERJA
HANYA APABILA ALASANNYA
MELANGGAR PASAL 81 ANGKA 40 UU
CIPTA KERJA YANG MENGUBAH PASAL
153 AYAT (1) UU NAKER
Pasal 157A:
(1) Selama penyelesaian perselisihan hubungan industrial,
pengusaha dan pekerja/buruh harus tetap
melaksanakan kewajibannya;
(2) Pengusaha dapat melakukan tindakan skorsing
kepada pekerja/buruh yang sedang dalam proses
pemutusan hubungan kerja dengan tetap membayar
upah beserta hak lainnya yang biasa diterima
pekerja/buruh;
(3) Pelaksanaan kewajiban sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan sampai dengan selesainya proses
penyelesaian perselisihan hubungan industrial sesuai
tingkatannya.
 ALASAN & KOMPENSASI
PHK
PHK KARENA ALASAN DI BAWAH INI:
- PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN YANG
MENGAKIBATKAN PERUBAHAN SYARAT KERJA PESANGO
DAN PEKERJA MENOLAK MELANJUTKAN
HUBUNGAN KERJA (PASAL 42 AYAT (2)); N 0,5 KALI
- PERUSAHAAN MELAKUKAN EFISIENSI KARENA PP
MENGALAMI KERUGIAN (PASAL 43 (1);
- PERUSAHAAN TUTUP KARENA RUGI 2 TAHUN
- UANG PESANGON SEBESAR 0,5
TERUS MENERUS ATAU MENGALAMI KERUGIAN
KALI PASAL 40 (2);
TIDAK TERUS MENERUS 2 TAHUN (PASAL 44 (1); BERHA - UPMK 1 KALI PASAL 40 (3);
- PERUSAHAAN TUTUP KARENA MENGALAMI K ATAS
- UPH SESUAI PASAL 40 (4)PP NO
FORCE MAJEURE (PASAL 45 (1));
35 TAHUN 2021
- PERUSAHAAN DALAM KEADAAN PKPU AKIBAT
MENGALAMI KERUGIAN (PASAL 46 (1));
- PERUSAHAAN PAILIT (PASAL 47);
- PEKERJA MELANGGAR PK, PP, PKB DAN TELAH
DIBERIKAN SP (PASAL 52 (1)).
 PESANGO
PHK KARENA ALASAN DI N 0,75
BAWAH INI: KALI

- UANG PESANGON SEBESAR

- PERUSAHAAN MENGALAMI
BERHAK 0,75 KALI PASAL 40 (2);
KEADAAN MEMAKSA - UPMK 1 KALI PASAL 40 (3);
ATAS
(FORCE MAJEURE) TETAPI - UPH SESUAI PASAL 40 (4) PP NO
35 TAHUN 2021
PERUSAHAAN TIDAK TUTUP
(PASAL 45 (2);
 ff

PHK KARENA ALASAN DI BAWAH INI:

- PERUSAHAAN MELAKUKAN PENGGABUNGAN,
PELEBURAN ATAU PEMISAHAN PERUSAHAAN
TETAPI PEKERJA TIDAK BERSEDIA
MELANJUTKAN HUBUNGAN KERJA ATAU PESANGO
PENGUSAHA TIDAK BERSEDIA MENERIMA N 1 KALI
PEKERJA (PASAL 41);
- MELAKUKAN PENGAMBILALIHAN - UANG PESANGON
PERUSAHAAN (PASAL 42 (1); BERHA SEBESAR 1 KALI PASAL
- PERUSAHAAN MELAKUKAN EFISIENSI UNTUK K ATAS 40 (2);
MENCEGAH KERUGIAN (PASAL 43 (2); - UPMK 1 KALI PASAL 40
- PERUSAHAAN TUTUP BUKAN KARENA (3);
- UPH SESUAI PASAL 40 (4)
MENGALAMI KERUGIAN (PASAL 44 (2);
PP NO 35 TAHUN 2021
- PERUSAHAAN DALAM KEADAAN PKPU BUKAN
KARENA MENGALAMI KERUGIAN (PASAL 46 (2));
- HAKIM MENGABULKAN PERMOHONAN PHK
 PESANGO
N 1,75
KALI
PHK KARENA ALASAN DI
BAWAH INI: - UANG PESANGON
- PEKERJA MEMASUKI USIA SEBESAR 1,75 KALI PASAL
BERHAK 40 (2);
PENSIUN (PASAL 56); ATAS - UPMK 1 KALI PASAL 40 (3);
- UPH SESUAI PASAL 40 (4)
PP NO 35 TAHUN 2021
 PESANGO
PHK KARENA ALASAN DI BAWAH INI:
- PENGUSAHA MELAKUKAN PHK KARENA N 2 KALI
ALASAN PEKERJA SAKIT BERKEPANJANGAN
ATAU CACAT AKIBAT KECELAKAAN KERJA
DAN TIDAK DAPAT MELAKUKAN PEKERJAAN - UANG PESANGON
SETELAH MELAMPAUI BATAS 12 BULAN SEBESAR 2 KALI PASAL 40
(PASAL 55 AYAT (1)); BERHAK (2);
- PEKERJA MENGAJUKAN PHK KARENA ATAS - UPMK 1 KALI PASAL 40 (3);
ALASAN SAKIT BERKEPANJANGAN ATAU - UPH SESUAI PASAL 40 (4)
CACAT AKIBAT KECELAKAAN KERJA DAN PP NO 35 TAHUN 2021
TIDAK DAPAT MELAKUKAN PEKERJAAN
SETELAH MELAMPAUI BATAS 12 BULAN
(PASAL 55 AYAT (2));
- PEKERJA MENINGGAL DUNIA (PASAL 57);
PHK KARENA ALASAN DI BAWAH
INI:

- PEKERJA/BURUH SELAMA 6 BULAN TIDAK

DAPAT MELAKUKAN PEKERJAAN KARENA
DITAHAN PIHAK BERWAJIB KARENA DIDUGA BERHAK UPMK +
MELAKUKAN TINDAK PIDANA YANG TIDAK ATAS UPH
MENYEBABKAN KERUGIAN PERUSAHAAN
(PASAL 54 (2);
- PEKERJA SEBELUM BERAKHIR MASA 6 BULAN
DIVONIS BERSALAH OLEH PENGADILAN
KARENA MELAKUKAN TINDAK PIDANA YANG
TIDAK MENYEBABKAN KERUGIAN
PERUSAHAAN (PASAL 54 (5);
PHK KARENA ALASAN DI BAWAH INI:
- PERMOHONAN PHK OLEH PEKERJA/BURUH SEBAGAIAMNA
DIMAKSUD DALAM PASAL 36 HURUF g DITOLAK PHI (PASAL
49);
- PEKERJA/BURUH MENGUNDURKAN DIRI (PASAL 50);
- PEKERJA MELAKUKAN PELANGGARAN BERSIFAT
MENDESAK YANG DIATUR DI DALAM PK, PP, ATAU PKB
BERHA UPH +
(PASAL 52 AYAT (2);
- PEKERJA/BURUH SELAMA 6 BULAN TIDAK DAPAT K ATAS U.PISAH
MELAKUKAN PEKERJAAN KARENA DITAHAN PIHAK
BERWAJIB KARENA DIDUGA MELAKUKAN TINDAK PIDANA
YANG MENYEBABKAN KERUGIAN PERUSAHAAN (PASAL 54
(1);
- PEKERJA SEBELUM BERAKHIR MASA 6 BULAN DIVONIS
BERSALAH OLEH PENGADILAN KARENA MELAKUKAN
TINDAK PIDANA YANG MENYEBABKAN KERUGIAN
 UPAYA MENCEGAH PHK PADA MASA
PANDEMI COVID-19 BERDASARKAN
KEPMENAKER NO 104/2021
 PANDEMI COVID-19 BUKAN ALASAN SERTA MERTA MELAKUKAN PHK;
 KALAU PERUSAHAAN TERDAMPAK COVID, MENURUT KEPMENAKER NO
104/2021, LANGKAH MENCEGAH PHK DENGAN CARA: (1) MENYESUAIKAN
TEMPAT KERJA; (2) WAKTU KERJA; (3) MERUMAHKAN PEKERJA SECARA
BERGILIR UNTUK SEMENTARA WAKTU; (4) MENYESUAIKAN BESARAN DAN
CARA PEMBAYARAN UPAH; (5) MENGURANGI FASILITAS/TUNJANGAN; (6)
TIDAK MEMPERPANJANG PKWT; (7) MELAKUKAN PENSIUN;
 KALAU UPAYA DI ATAS GAGAL, PHK DILAKUKAN SESUAI DENGAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN;
 UANG PESANGON DAN UPMK DIHITUNG SEPERTI PHK BIASANYA.
 PERUSAHAAN WAJIB MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA
PEKERJA WANITA DAN PEKERJA DISABILITAS.
 SELURUH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG
KETENAGAKERJAAN BERLAKU SAMA BAGI SETIAP ORANG
YANG MENGIKATKAN HUBUNGAN KERJA DENGAN
PENGUSAHA DENGAN TANPA MEMBEDAKAN JENIS KELAMIN
DAN KETERBATASAN TERTENTU (DISABILITAS).
 PEREMPUAN DAN PEKERJA DISABILITAS BUKAN SASARAN
UTAMA KETIKA PERUSAHAAN MEMBUAT KEBIJAKAN
MENGHADAPI DAMPAK PANDEMI COVID-19;
 PERUSAHAAN TIDAK BOLEH MENURUNKAN KUALITAS
SYARAT KERJA DAN KESEJAHTERAAN PEKERJA PEREMPUAN
DAN DISABILITAS. MENGHADAPI DAMPAK PANDEMI COVID-19
PERUSAHAAN HARUS MEMBERIKAN PERLAKUAN YANG SAMA
KEPADA SEMUA PEKERJA.
TERIMAKA
SI

JUANDA PANGARIBUAN &

PARTNERS
Law Office
0812 99 66 764
www.jpp-law.com
juandapangaribuan@ymail.co
m
juanda@jpp-law.com