Anda di halaman 1dari 117

TIPITAKA

TIPITAKA
Tipitaka Bahasa Inggris
Tipitaka Tulisan Devanagari
Tipitaka Tulisan Myanmar
Tipitaka Tulisan Thailand
SYARAT-SYARAT SUATU AJARAN
DI SEBUT SEBAGAI AGAMA :
Ada guru Buddha
Ada kitab suci Tipiţaka
Ada umat/penganutnya.

Saat ini yang memegang peranan


penting adalah kitab suci.
MENGAPA KITAB SUCI?
Kitab suci adalah sebagai acuan, rujukan, sumber ajaran.
Misalnya kita ingin mencari penjelasan tentang Tuhan
atau mengenai surga dan neraka, kita bisa mencarinya di
dalam kitab suci.
Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa Tipiţaka, yang
merupakan kitab suci kita adalah sebagai rekaman dari
ajaran Sang Buddha, yang berisi penjelasan mengenai
adanya guru yang telah berhasil, ada pula ajaran yang
mampu membawa kita pada tujuan akhir kita, dan yang
terpenting adalah berisi tentang adanya siswa yang
berhasil mencapai tujuan akhir sama seperti yang
direalisasi oleh sang guru.
I. Pendahuluan

o Kitab Suci sebagai pedoman bagi


umat beragama, tetapi ternyata
masih banyak umat Buddha yang
belum membaca kitab suci agama
Buddha. Namun anehnya, mereka
sudah bisa yakin terhadap ajaran
Buddha Dhamma.
Hai Wirya, saya boleh tanya
sesuatu? Boleh Christ.
Apakah kamu beragama Betul, saya beragama
Buddha? Buddha.
Apakah kamu tahu kitab suci Kitab sucinya
agama Buddha? TIPITAKA
Apakah artinya TIPITAKA?

Apakah kamu sudah pernah lihat? ????


Apakah kamu sudah pernah baca?
Kamu bisa menceritakan apa saja
yang ada di dalam TIPITAKA itu?
TIPITAKA = tiga keranjang
Pada Tipitaka, diceritakan ada GURU
yang sudah mencapai tujuan, ada
AJARAN yang dapat membawa ke
tujuan dan ada Siswa-siswa yang
berhasil mencapai tujuan seperti Sang
GURU
II.Apa Pegertian Tipitaka?
1. Tipitaka artinya “tiga keranjang” yaitu;
1) Vinaya pitaka = 21.000 Pokok Dhamma.
2) Sutta Pitaka = 21.000 Pokok Dhamma.
3) Abhidhamma Pitaka=42.000 Pokok
Dhamma
Jadi, Tipitaka = 84.000 Pokok Dhamma.

Penjelasan : 82.000 Pokok Dhamma dari


Sang Buddha langsung dan 2.000
Pokok Dhamma dari murid-murid utama
Sang Buddha.
Mengapa meyakini Tipitaka?

2. Kita yakin Tipitaka karena di dalamnya


ada:
- Guru yang berhasil mencapai tujuan
- Ajaran yang membawa pada tujuan
- Siswa-siswa Sang Buddha yang telah
berhasil sampai tujuan karena
mengikuti ajaran Sang Buddha (guru)
III. Mengapa mengacu pada
Pali Text ?

o Karena Tipitaka Pali atau Pali kanon


masih terpelihara secara lengkap.
o Sang Buddha membabarkan Dhamma
kepada rakyat Magadha mengunakan
bahasa Pali dengan dialek Sudhi Magadhi
(tulisan bahasa Pali adalah Pakrit), dan
kepada para brahmana, raja, bangsawan
mengunakan bahasa Sansekerta.
Semasa hidupnya Sang Buddha lebih banyak
menggunakan bahasa “pāļi” dalam
mengajarkan Dhamma.
Bahasa pāļi merupakan famili bahasa
PRAKRIT, yaitu bahasa yang digunakan di
kerajaan MAGADHA.
Bahasa ini merupakan bahasa lisan bukan
bahasa tulis. Yang diturunkan dari generasi
ke generasi secara oral.
Bentuk tertulis baru ditemukan pertama kali
pada sidang agung Sangha keempat sekitar
tahun 101-77 SM. Itupun dalam tulisan
SINHALE, atau tulisan bahasa SINHALE dari
Srilanka.
A.Jaman Raja Asoka (250 SM)
Beliau mengutus dhamma duta ke
seluruh penjuru seperti : China, Mesir,
Yunani, Macedonia, Cyprus, Persia,
Srilanka, Afganistan dan Pakistan
Hal ini dibukukan dalam riwayat Raja
Asoka, yaitu ASOKA AVADANA
Misi ini dianggap sia sia (tidak ada
bekas yang dapat ditelusuri lagi)
Hanya di Srilanka yang membawa hasil.
Penyebaran Agama Buddha
A. Jaman Raja Asoka (250 SM)
 Mengutus anaknya, Bhikkhu
Mahinda dan Bhikkhuni
Sanghamitta ke Srilanka
 Pali teks masih utuh sampai
sekarang.
B. Tiga orang Rahib China menggambil Kitab suci di
India
1. Fa Xien (399 – 413 M) - Dynasty Jin.
 Dari kota Chang’an (sekarang Xian) – Gurun
Tarim (Takla Makan) – India (Universitas
Nalanda) – pulang lewat Indonesia (Jawa)
pada saat jaman Kerajaan Tarumanegara
(tinggal selama 5 bulan) – kembali ke China
(kota Nanjing)
 Kitab suci diterjemahkan ke dalam Bahasa
China (pada saat di Nalanda, rahib Fa Xien
belajar bahasa Sangsekerta)
2. Xuan Zhang (629 – 645 M) - Dynasti Tang.
Cerita Tong Sam Tjong
– Berangkat dari Xian – gurun Tarim – India (Nalanda).
Pulang lewat jalan yang sama, karena di selatan ada
pemberontakan.
– Membawa 29 kereta (Sangsekerta)

3. Yi Jing (671 – 695 M) - Dynasti Tang.


Berangkat dari Xian melalui jalan selatan, mampir di
Sumatra, Jaman kerajaan Sriwijaya dan menetap 2
bulan – ke India ( Universitas Nalanda)
pada perjalanan pulang, mampir kembali di Sumatra –
kembali ke Xian.
1
2

3
C. Pada Jaman Dynasty Tang terakhir,
Raja Wu Zong (840 – 847 M).
Buddhisme di China dihancurkan.

Agama Buddha dianggap agama parasit,


karena para bhikku tidak bekerja, tetapi
kuil/vihara lebih megah dari kerajaan.
D. Pada jaman Raja terakhir Dynasti Chou
(954–959 M),
Raja Shih Zong.
Terjadi juga pembakaran kuil karena
banyak kuil lebih mewah dari kerajaan
dan para bhikku hidup mewah, tidak
bekerja sedangkan rakyat diperas.
E. Pada jaman Dynasti Moghul di India tahun
1197,
Raja Khilji Alauddin Bachtiar.
Merupakan Dynasti Islam yang
menggantikan Dynasti Asoka.
Universitas Nalanda dihancurkan dengan
dibakar karena ingin dicatat sebagai raja
yang mempunyai usaha besar dalam sejarah.
Dengan hancurnya Universitas Nalanda 
Ilmu pengetahuan mundur 1000 tahun.
Khilji Alauddin Bachtiar
Nalanda
F. Setelah abad XIII ada 3 dynasti di China yang
mengondisikan agama Buddha berkembang lagi.

1. Dynasti Yuan/Mongol (1271 – 1368)


(kekaisaran Mongolia) – dijadikan Agama Negara
2. Dynasti Ming/Han (1368 - 1644)
(Kekaisaran Han) - Kitab Suci disusun kembali
3. Dynasti Qing/Mancu (1644 – 1911)
(Kekaisaran Manchu) - Dibakar kembali

Pada Jaman Manchu ada sekelompok bhikku yang


tidak setuju dengan kebijaksanaan dynasti Mancu.
Karena memberontak  Buddhisme dihancurkan lagi
oleh dynasti mancu.
KESIMPULAN
Terjadinya pembakaran kitab kitab suci
Tripitaka bahasa Sansekerta di China
membuat Tripitaka bahasa Sansekerta
menjadi tidak lengkap, sedangkan sumbernya
di India juga sudah dihancurkan oleh Dynasti
Moghul di bawah pimpinan Raja Khilji
Alauddin Bachtiar Tahun 1197

Tipitaka bahasa Pali masih lengkap karena


penyebaran agama Buddha oleh Raja Asoka
ke Srilangka tidak mengalami gangguan
G. Gunung besar yang menjadi
pusat perkembangan Mahayana

1. Gunung Wu Thai San


Guru Manjusri / Wen Su Phu Sa
Di sebelah utara China, Propinsi Shansi
2. Gunung O Mei San
Guru Samantabhadra / Pu Sen Phu Sa
Di sebelah barat China, Propinsi Sechuan
3. Gunung Jiu Hua Shan
Guru Ksitigarbha / Ti Chang Wang Phu Sa
Sebelah timur China Propinsi Anhui

4. Gunung Putuo Shan


Avalokitesvara / Kwan Yin Phu Sa
Sebelah selatan China Propinsi Ceciang
/(Kepulauan Chou San)
IV. Sejarah terbentuknya Tipitaka

o Setelah Sang Buddha parinibbana


pada tahun 543 SM , 3 bulan kemudian
diadakan Sidang Agung (Konsili)
Sangha atau Sangha Samaya.
A. Konsili Sangha I
1) Penjelasan
a. Diadakan pada tahun 543 SM, yaitu 3
bulan setelah Sang Buddha
parinibbana.
b. Berlangsung selama 2 bulan.
c. Dipimpin oleh YA.Maha Kassappa.
d. Dihadiri oleh 500 bhikkhu Arahat.
e. Sidang diadakan di Gua Sattapanni
(lereng gunung Vebhara) dekat kota
Rajagaha.
f. Disponsori oleh Raja Ajatasattu.
Ilustrasi gambar konsili atau sidang
Sangha samaya
Gambar Gua Sattapanni
2) Tujuan Sidang ke I
a) Menghimpun ajaran Sang Buddha yang
diajarkan kepada orang yang
berlainan, di tempat berlainan, dan
dalam waktu yang berlainan.
b) Mengulang Dhamma dan Vinaya agar
ajaran Sang Buddha tetap murni, kuat,
melebihi ajaran-ajaran yang lainnya.
Pada waktu itu ada 2 bhikkhu yang
mengulang, yaitu:
1. YA.Upali mengulang Vinaya.
2. YA.Ananda mengulang Dhamma.
Ilustrasi gambar YA.Ananda dan YA.Upali
dalam pengulangan Dhamma dan Vinaya
3) Hasil / kesimpulan Sidang I
a) Sangha tidak akan menetapkan hal-hal
yang perlu dihapus dan hal-hal yang
harus dilaksanakan, juga tidak akan
menambah hal-hal yang telah ada.
b) Mengadili YA.Ananda.
c) Mengucilkan Channa sebagai
Brahmadanda.
d) Agama Buddha masih utuh.
B. Konsili Sangha II
1) Penjelasan
a) Diadakan pada tahun 443.
b) Sidang berlangsung selama 4 bulan.
c) Dipimpin oleh YA.Revata dibantu
oleh YA.Yasa.
d) Dihadiri oleh 700 bhikkhu Arahat.
e) Sidang diadakan di Vesali.
f) Sponsornya adalah Raja Kalasoka.
Vesali

Ini adalah gambar/foto Stupa Ananda yang


berada dikota Vesali Kerajaan Licchavi-
Vajjis. Stupa ini dibangun sebagai
penghormatan kepada Bhikkhu Ananda
atas jasa dan suri teladannya yang
diberikan kepada Sang Buddha . Pilar ini
dibangun pada zaman Kerajaan Asoka.
Bhikkhu Ananda merupakan salah satu
Siswa Utama dari Sang Buddha.
2) Tujuan Sidang ke II
o Membahas sekelompok bhikkhu
Sangha (Mahasanghika) yang
menghendaki untuk memperlunak
Vinaya yang dianggap mereka sangat
keras akan tetapi usaha mereka
gagal. Inilah awal mula terbentuknya
aliran Mahasanghika,
3) Hasil / Kesimpulan Sidang ke II
a) Kesalahan bhikkhu-bhikkhu dari
suku Vajji yang melanggar “pacittiya”
dibicarakan, dan diakui bahwa
mereka telah melanggar Vinaya dan
700 bhikkhu Arahat menyatakan
setuju.
b. Pengulangan kembali Dhamma dan
Vinaya yang dikenal dengan “Satta
Sati” atau “Yasathera Sanghiti”
karena bhikkhu Yasa dianggap berjasa
dalam bidang pemurnian Vinaya.
C.Konsili Sangha III
1) Penjelasan
a) Diadakan pada tahun +/- 313 SM
atau 230 tahun setelah sidang I.
b) Dipimpin oleh YA.Tissa Moggaliputta.
c) Sidang diadakan di Pataliputta/Patna.
d) Sponsornya adalah Raja Asoka dari
Suku Mauriya.
2) Tujuan Sidang ke III
a) Menertibkan perbedaan pendapat
yang dapat mengakibatkan
perpecahan Sangha.
b) Memeriksa dan menyempurnakan
kitab suci Pali (memurnikan ajaran
Buddha).
c) Raja Asoka meminta agar para
bhikkhu mengadakan upacara
uposatha setiap bulan, supaya
Sangha Bhikkhu bersih dari oknum-
oknum yang bermaksud tidak baik.
3) Hasil/Kesimpulan Sidang ke III
a) Menghukum bhikkhu-bhikkhu slebor.
b) Abhidhamma diulang tersendiri oleh
YA.Maha Kassapa sehingga lengkaplah
pengertian Tipitaka yaitu Vinaya,
Sutta, dan Abhidhamma. Jadi, Tipitaka
mulai lengkap pada konsili ke 3 ini.
c) YA.Tissa memilih 1000 bhikkhu Sangha
yang benar-benar telah memahami
ajaran Sang Buddha untuk
menghimpun ajaran tersebut menjadi
Tipitaka dan hal ini berlangsung
selama 9 bulan.
D. Konsili Sangha Ke.IV
1) Penjelasan
a) Diadakan pada masa pemerintahan
Raja Vattagamani Abhaya (101-77
SM).
b) Dipimpin oleh YA.Rakkhita Mahatera.
c) Dihadiri oleh 500 bhikkhu Arahat
yang terpelajar.
d) Sidang diadakan di Alu vihara atau
Aloka Vihara di desa Matale
(Srilanka).
Alu Vihara Desa Matale Srilangka
2) Tujuan Sidang ke IV
o Mencari penyelesaian karena melihat
terjadinya kemungkinan-kemungkinan yang
mengancam ajaran-ajaran dan
kebudayaan-kebudayaan agama Buddha
oleh pihak-pihak lain.
3) Hasil/kesimpulan Sidang ke IV
a) Mengulang Tipitaka.
b) Menyempurnakan komentar Tipitaka.
c) Menuliskan Tipitaka dan komentarnya di
atas daun lontar.
Konsili sangha keempat
E. Konsili Sangha ke V
a) Diadakan pada tahun 1871 atau
permulaan abad ke 25 sesudah
Sang Buddha wafat.
b) Dibantu oleh Raja Mindon (Burma).
c) Kejadian yang sangat penting yaitu
Kitab Suci Tipitaka diprasastikan
pada 729 buah lempengan marmer
atau batu pualam dan diletakkan di
Pagoda Kuthodaw bukit Mandalay
(Burma).
Pagoda Kuthodaw Mandalay
F. Konsili Sangha ke VI
a) Diadakan pada hari Vesakha Puja tahun
Buddhis 2498 dan berakhir tahun Buddhis
2500 atau tahun 1956 Masehi.
b) Diadakan di gua Passana di Rangoon.
c) Dipelopori oleh Mahasi Sayadaw dan
dibantu oleh Tipitakadhara Mingun
Sayadaw.
d) Mulai saat itu penterjemahan kitab suci
Tipitaka Pali mulai digiatkan ke dalam
beberapa bahasa asing.
Konsili Sangha ke VI dipimpin oleh :

Mahasi Sayadaw Tipitakadhara Mingun Sayadaw


Konsili keenam
TRIPITAKA
Berkembang di Cina, dibawa oleh tiga rahib
Cina, yaitu :
1. Fa xian
2. Xuan Zang diterjemahkan dari
3. Yi jing Sanskrta ke Cina
Kemudian karya terjemahan mereka
mengalami kehancuran pada masa :
1. Raja Wu tsung
2. Raja Shih tsung
Baru pada abad ke-13 raja dari dinasti Ming,
ingin mempelajari serta ingin melengkapi
kembali Tripitaka.
Perbedaan isi
TIPIŢAKA dengan TRIPITAKA
TIPIŢAKA TRIPITAKA

Periode yang ada Ada lima periode


didalamnya yaitu
yang
sesuai dari
Bodhisatta bertekad berbeda, yaitu:
untuk 1. Avatamsaka
menjadi Buddha 2. Agama
sampai kemudian
Beliau
3. Vaipulya
merealisasi ke- 4. Prajna
Buddhaan 5. Pundarika
Skema Tipiţaka
Skema Tipitaka
V. Skema Tipitaka
Bhikkhu-vibhanga
(227 Sila)

V Sutta-vibhanga Bhikkhuni-vibahanga
I (311 Sila)
N
A
Mahavagga
Y
(Peraturan besar)
A
Khandhaka
P
I Cullavagga
T (Peraturan kecil)
A
K Parivara
A (Tanya Jawab Bhikkhu)

Vinaya Pitaka =
21.000 Dhamma
VINAYA PIŢAKA
 Berisikan peraturan yang ditetapkan untuk
mengatur tingkah laku dari siswa-siswa Sang
Buddha yang telah ditahbiskan sebagai
bhikkhu dan bhikkhuni.
 Tujuannya adalah sebagai saran pengendalian
diri, baik dalam perbuatan maupun ucapan.
 Vinaya baru ditetapkan oleh Sang Buddha
setelah 20 tahun merealisasi penerangan
sempurna.
kasus pertama berhubungan dengan Bhikkhu
Sudinna.
Berisi 21.000 pokok dhamma.
5 KITAB VINAYA
SUTTA VIBHAŃGA
1. BHIKKHU VIBHAŃGA
Pārājika 4
Sańghādisesa
Aniyata
Nissaggiya pācittiya

2. BHIKKHUNI VIBHAŃGA
* Pācittiya
* Pāţidesanīya
* Sekhiya
* Adhikaraņasamatha
* Sila untuk Bhikkhuni
Bhikkhu/bhikkhuni Sila
 Bhikkhu sila  Bhikkhuni sila

pārājika 4 pārājika 8
sańghādisesa 13 sańghādisesa 17
aniyata 2 aniyata -
nissaggiya pācittiya 30 nissaggiya pācittiya 30
suddhika pacittiya 92 suddhika pācittiya 166
patidesaniya 8
pātidesaniya 4
sekhiya 75
sekhiya 75
adhikaraņasamatha 7
adhikaraņasamatha 7
311
227
KHANDHAKA
 MAHĀVAGGA
- Ceritera Petapa Gotama mencapai penerangan
sempurna
- Kisah Sang Buddha menemukan Hukum
Paticcasamuppāda
- Tentang khotbah pertama Beliau, lalu
Anattalakkhana Sutta, serta kisah siswa-siswa
utama beliau masuk ke sangha bhikkhu.
- Mengenai cara penahbisan, hari uposattha,
penentuan vassa, pavarana, kathina, dan
penggunaan kebutuhan para bhikkhu.
CŪĻAVAGGA
Tentang hukuman yang harus
dilaksanakan oleh para bhikkhu jika
melanggar peraturan kecil.
Tentang sejarah Pajapati Gotami
ditahbiskan menjadi bhikkhuni pertama.
Tentang konsili sangha pertama di
Rājagaha serta konsili kedua di Vesālī.

PARIVĀRA
* tentang bagaimana vinaya bisa terbentuk.
Saranattaya
Dasasikkhapada
Digha-nikaya Dvatitimsakara
(34 Sutta) Kumarapanha
1.Khuddakapatha
2.Dhammapada. Mangala Sutta
Majjhima-nikaya
S 3.Udana. Ratana Sutta
(152 Sutta)
4.Itivuttaka. Tirokudda Sutta
ut Nidhikanda Sutta
Samyutta-nikaya 5.Suttanipata.
ta 6.Vimana-vathu. Metta Sutta
(7762 Sutta)
Pi 7,Peta-vatthu
ta Anguttara-nikaya 8.Thera-gatha.
k (955 Sutta) 9.Theri-gatha.
10.Jataka.
a Khuddaka-nikaya 11.Niddesa.
(15 buku) 12.Patisambida-
magga.
13.Apadana.
14.Buddhavamsa.
15.Cariya-pitaka

Sutta Pitaka = 21.000


Dhamma
SUTTA PIŢAKA
- Merupakan khotbah yang di sampaikan oleh
Sang Buddha di berbagai tempat dan
kesempatan, serta kepada berbagai karakter
orang yang berbeda.
- Secara keseluruhan berisi tentang :
praktik dasar umat Buddha, seperti dāna, sīla,
samādhi, serta paňňa.
- Berisi 21.000 pokok dhamma.
5 BAGIAN SUTTA PIŢAKA
Dīgha Nikāya
* merupakan kelompok khotbah
panjang.
* terdiri dari 3 vagga, 34 sutta.
* contoh khotbah-khotbah terkenal
dari kitab ini, yaitu :
brahmajalā sutta
mahāparinibbāna sutta
aggaňňa sutta
sigalovada sutta
Majjhima Nikāya
Merupakan khotbah yang panjangnya
sedang.
Terdiri dari 3 kelompok besar,
masing-masing terdiri dari 5 vagga,
dengan sutta sebanyak 152 sutta
Contoh sutta-suttanya :
rathavinīta sutta
mahākamma vibhańga sutta
kāyagatāsati sutta
Samyutta Nikāya
Sutta-sutta pendek yang disusun
berdasarkan topik.

Terbagi menjadi 5 vagga, yang terdiri


dari masing-masing 56 kelompok
topik, dengan 7762 sutta.
Ańguttara Nikāya
Sutta-suttanya dikelompokan berdasarkan
penomoran.
Terdiri dari 11 nipāta, dengan 9557 sutta
Khuddaka Nikāya
Terdiri dari 15 kitab, yaitu:
1. Khuddaka patha, terdiri dari 9 sutta.
2. Dhammapada, terdiri dari 423 syair.
3. Udāna, 80 uncaran dari sang Buddha.
4. Itivuttaka, 112 sutta.
5. Suttanipāta, 70 sutta.
6. Vimāna vatthu, 85 sutta.
7.Peta vatthu, 51 sutta.
8. Thera gāthā, 264
9.Therī gāthā, 73
10. Jātaka , 547 cerita
11. Niddesa komentar suttanipata, serta
komentar yang disampaikan oleh bhikkhu
Sariputta.
12. Patisambhidā magga, analisis Abhidhamma
tentang konsep dan latihan
13. Apadāna, cerita kehidupan lampau 550 orang
bhikkhu dan 40 bhikkhuni
14. Buddhavamsa, riwayat 25 orang Buddha
15. Cariyā piţaka, 35 cerita jataka, mengambil
tema mengenai 7 kesempurnaan (parami)
Dhamma-sangani
(kitab Proses Nama&Rupa)

Vibhanga
(kitab pengelompokan)

Dhatukatha
Ab (kitab unsur-unsur)
hid
ha Puggalapannati
m (kitab konsep-konsep yg muncul pada makhluk)
ma
Pit
ak
Kathavatthu
a (kitab pandangan sekte-sekte ttg ‘aku’)

Yamaka
(kitab yang berpasangan)
Patthana
(kitab 24 kondisi sebab & akibat)

Abhidhamma Pitaka =
42.000 Dhamma
Abhidhamma
Terdiri dari 7 buah kitab. 42.000 pokok dhamma.
Membahas kebenaran konvensional (sammuti sacca) dan
kebenaran hakikat (paramattha sacca)
Bagian Abhidhamma :
1. Dhammasańganī, mengenai proses batin dan jasmani
2. Vibhańga, merupakan penjelasan dari dhammasańganī
3. dhātukathā, penjelasan rinci mengenai unsur-unsur
4. puggalapaňňatti, penjelasan mengenai konsep makhluk
5. kathāvatthu, penjelasan mengenai kekeliruan
pandangan sesat
6. yamaka, tanya jawab berpasangan tentang psikologi
batin.
7. paţţhāna, penjelasan tentang 24 kondisi sebab akibat
PENJELASAN RINCI
9 SUTTA DALAM KHUDDAKA PATHA

SARAŅATTAYA SUTTA

Buddham saranam gacchami


Dhammam saranam gacchami
Sangham saranam gacchami
Artinya : aku berlindung kepada
Buddha
aku berlindung kepada Dhamma
aku berlindung kepada Sangha
Kata “berlindung” di sini bersifat aktif.
Bukan sekedar ungkapan keyakinan kita terhadap
tiga permata, namun merupakan perwujudan dari :
1. kerendahan hati kita.
2. penerimaan kita terhadap tiga permata sebagai
tuntunan praktik untuk meningkatkan kualitas
batin kita.
3. penerimaan terhadap latihan kemoralan dan
kebijaksanaan
4. penghormatan kita.
Pertama kali dibabarkan oleh Sang Buddha
kepada 60 Arahat pertama dalam misi misionaris
pertama di Taman Rusa Isipatana, Benares.
Khuddaka Patha
1. Saranattaya
Khotbah tentang Tisarana
Diajarkan pertama kali oleh Sang
Buddha sendiri kepada 60 orang
Bhikkhu Arahat murid Beliau sebelum di
persilakan menyebar ke segala penjuru
untuk membabarkan Dhamma
2.DASA SIKKHAPADA
(10 LATIHAN KEMORALAN)
Dikhotbahkah kepada Samanera Rahula di
Vihara Jetavana, Savati, pemberian Anatha
Pindika
Samanera diberikan 10 latihan sila yaitu
Panca Sila Buddhis ditambah dengan :
- Tidak makan setelah tengah hari
- Menghindari tontonan dan musik
- Menghindari mengunakan wewangian dan
perhiasan yang bertujuan mempercantik diri
- Menghindari tidur di tempat yang mewah /
tinggi
- Tidak menerima emas dan perak (uang)
DASASIKKHAPADA
10 latihan untuk samanera.
Dibabarkan oleh Sang Buddha di Jetavana
Arama berkenaan dengan samanera pertama
Rahula, yang bertanya mengenai peraturan
bagi samanera.
Dalam 10 sila samanera, tidak di temukan
kata “sikkhapada” yang artinya ‘melatih diri’
seperti yang terdapat dalam 5 sila. Karena 10
sila bagi seorang samanera adalah mutlak
kemoralan yang harus dipegang teguh.
ISI SILA SAMANERA
1. Panatipata veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari membunuh makhluk hidup.
2. Adinnadana veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari mengambil barang yang tidak diberikan.
3. Abrahmacariya veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari aktivitas seksual.
4. Musavada veramani sikkhapadam samadiyami
Saya berjanji ajaran untuk menahan diri dari pembicaraan yang tidak benar .
5. Suramerayamajja pamadatthana veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari minuman memabukkan dan obat-obatan yang menyebabkan
kurangnya kesadaran.
6. Vikalabhojana veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari makan pada waktu yang tak sesuai (yaitu, setelah tengah hari).
7. Nacca-gita-vadita-visukkadassana veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari menari, menyanyi, musik, pergi melihat hiburan .
8. Mala-gandha-vilepana-dharana-mandana-vibhusanathana veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari mengenakan kalung, menggunakan parfum, dan mempercantik
tubuh dengan kosmetik .
9. Uccasayana-mahasayana veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari berbaring di tempat tidur mewah atau tinggi .
10. Jatarupa-rajata-patiggahana veramani
Saya berjanji untuk menahan diri dari menerima emas dan perak (uang).
3. DVATTIMSAKARA
(32 UNSUR JASMANI)
 Sewaktu Bhikkhu Ananda mengunjungi Bhikkhu Giri
Manando yang sakit, Sang Buddha mengajarkan Sutta ini
agar siswanya sembuh

 Jasmani terdiri dari 6 kelompok bagian :


 1. Kulit, rambut kepala, bulu badan, kuku, gigi
 2. Ginjal, daging, urat/otot saraf, tulang, sumsum
 3. Paru-paru, jantung, lever, diafragma, limpa/pankreas
 4. Otak, lambung, usus halus, usus besar, anus &
 kotoran
 5. Lemak, empedu, lendir, nanah, darah, keringat
 6. Air Seni, air mata, minyak kulit (penyebab jerawat),
 ludah, ingus, minyak persendian,
DVATIMSAKARA
Mengenai perenungan terhadap 32
unsur badan jasmani.
Dibabarkan Sang Buddha di Jetavana
kepada Bhikkhu Ananda berkenaan
dengan Bhikkhu Girimando yang
menderita sakit parah.
Tujuan dari perenungan 32 unsur
jasmani ini adalah untuk mengurangi
kadar kemelekatan kita terhadap
badan jasmani ini.
6 KELOMPOK BESAR JASMANI
1. Kulit
rambut, bulu badan, kuku, gigi, kulit.
2. Ginjal
daging, otot syaraf, tulang, sumsum tulang, ginjal.
3. Paru-paru
jantung, lever, diafragma, pankreas, paru-paru
4. Otak
lambung, usus halus, usus besar, anus dan kotoran,
otak.
5. Lemak
empedu, lendir, nanah, keringat, lemak.
6. Air seni
air mata, minyak kulit, ludah, ingus, minyak sendi,
air seni.
4. KUMARA PANHA
Sopaka (7 Thn) dibuang ayah tirinya di kuburan
Dari Savathi Sang Buddha datang
menenangkan & membawa Sopaka ke Vihara
Ketika dikunjungi ibunya, Sang Buddha
memberikan 10 pertanyaan kecil untuk
menunjukkan bahwa Sopaka sudah Ariya
Apa yang 1 Sopaka ?
Semua mahkluk hidup karena makanan (Ahara)
(Kavalinkahara, Phassahara,
Manosancetanahara, Vinnanahara)
Apa yang 2 ? Batin & Jasmani (Nama & Rupa)
Apa yang 3 ? 3 Jenis Vedana (senang, tidak &
netral)
Apa yang 4 ? 4 Kebenaran Mulia
5 ? 5 Kemelekatan (Pancupaddana Khanda)
Kemelekatan masing masing terhadap 4 Nama
dan 1 Rupa
6 ? 6 Landasan Indera
7 ? 7 Bojhanga (Sati, Dhammavicayo, Viriya,
Piti, Pasadhi, Samadhi dan Upekkha)
8 ? 8 Magganga (Jalan mulia berunsur 8)
9 ? 9 Tempat kediaman semua mahkluk
(Sattavasa Bumi 9)
10 ? 10 Kekuatan yang dimiliki seorang Arahat
(Asekha Dhamma) yaitu JMB8 + Vimutti
(Kebebasan) + Asavakkhaya Nana
(Pengetahuan penghancur Asava)
KUMARA PAŇHA
 10 pertanyaan untuk anak kecil.
 Di babarkan Sang Buddha kepada Sopaka di Savatthi.
 Isi pertanyaannya :
1. apa yang satu itu?
2. apa yang dua itu?
3. apa yang tiga itu?
4. apa yang empat itu?
5. apa yang lima itu?
6. apa yang enam itu?
7. apa yang tujuh itu?
8. apa yang delapan itu?
9. apa yang sembilan itu?
10. apa yang sepuluh itu?
Jawaban pertama
Semua makhluk hidup karena makanan.
Ada 4 jenis makanan :
1. makanan biasa
2. kontak
3. kehendak
4. kesadaran
Ke empat jenis makanan ini
mengondisikan keberlangsungan.
Jawaban kedua
Semua makhluk memiliki batin dan jasmani.
Batin jasmani yang terdiri dari perpaduan
ini selalu dalam keadaan berproses dan
tidak kekal.
Jasmani : unsur padat, cair, panas, gerak
bayi-balita-anak-anak-remaja-dewasa-tua-
mayat
Batin : perasaan, pencerapan, faktor-faktor
mental, kesadaran. Contoh: sedih-senang,
pikiran baik-pikiran buruk, tadi ingat-
sekarang lupa.
Jawaban ketiga
Adanya tiga jenis perasaan, yaitu
menyenangkan, tidak menyenangkan, dan
netral.
Perasaan timbul karena indera kontak
dengan objeknya.
Jika kita tidak waspada maka akan timbul
lobha, dosa, moha
Jawaban keempat
Empat kebenaran mulia.
Adanya dukkha, lahir, tua, sakit, mati,
dll.
Adanya sebab dari dukkha, yaitu
tanha, atau keinginan rendah
Adanya terhentinya dukkha, yaitu
nibbana
Adanya jalan menuju terhentinya
dukkha, yaitu jalan mulia berunsur
delapan.
Jawaban kelima
Kemelekatan terhadap lima
kelompok kehidupan, yaitu:
- Kelompok jasmani
- Kelompok perasaan
- Kelompok pencerapan
- Kelompok faktor-faktor mental
- Kelompok kesadaran
Kemelekatan ini dapat menyebabkan
kita terus terbelenggu oleh dukkha.
Jawaban keenam
Adanya enam landasan indera.
Landasan indera adalah tempat timbulnya
kesadaran.
Mata retina
hidung syaraf olfaktori
lidah papila
telinga gendang telinga
jasmani seluruh jasmani
pikiran hadaya vatthu
Jawaban ketujuh
7 faktor penerangan sempurna yang jika
dilatih dengan tekun akan membawa kita
pada perealisasian Nibbana.
1. perhatian benar
2. penyelidikan dhamma
3. semangat
4. kegiuran
5. ketenangan
6. konsentrasi
7. keseimbangan batin
Jawaban kedelapan
Delapan unsur jalan mulia. yang terbagi menjadi 3
kelompok, yaitu sila, samadhi, paňňā
Digunakan untuk mengikis lobha, dosa, moha dari
kadar yang kasar, sedang sampai halus.
Ke delapan faktor tersebut, yaitu:
1. pengertian benar
2. pikiran benar
3. ucapan benar
4. perbuatan benar
5. matapencaharian/penghidupan benar
6. daya upaya benar
7. pehatian benar
8. konsentrasi benar
Jawaban kesembilan
9 alam kehidupan makhluk.

Jawaban kesepuluh
10 faktor yang dimiliki oleh seorang arahat,
yaitu:
- 8 unsur jalan mulia
- 1 unsur pembebasan
- 1 asavakkhaya.
MAŃGALA SUTTA
Dibabarkan oleh Sang Buddha kepada
seorang deva di Jetavana Arama berkenaan
pertanyaan deva mengenai apa itu berkah
utama.
Sang Buddha menjelaskan mengenai 38
berkah utama yang sesungguhnya.
Kesimpulannya, jika kita praktik dhamma
dan hal-hal yang baik lainnya, maka dalam
hidup ini kita tidak akan kekurangan berkah.
5. MANGALA SUTTA
(Sutta Tentang 38 Berkah Utama)
Bait I
Buddha ditanya: Apakah Berkah2 tertinggi dalam kehidupan?
Yang Terberkahi menjawab: Berkah-Berkah Tertinggi adalah:

Bait II
1. Asevanā ca bālānaṃ: Tidak bergaul dgn orang-orang dungu.
2. Panḍitānañ ca seyanā: Bergaul dengan yang bijaksana.
3. Pūjā ca pūjanīyānaṃ: Menghormati mereka yg patut
dihormati.

Bait III
4. Patirūpadesavāso: Tempat tinggal di lingkungan yang sesuai.
5. Pubbe ca katapuññatā: Berkat jasa kebajikan di masa lalu.
6. Attasammāpaṇidhi: Pikiran seseorang diarahkan dengan
benar.
Bait IV
7. Bahusaccañ: Banyak pengetahuan.
8. Bahusippañ: Keahlian dalam pekerjaan seseorang.
9. Vinayo ca susikkhito: Disiplin moral yg telah dipelajari dgn baik.
10. Subhāsitā ca yā vācā: Ucapan yang ramah tamah.

Bait V
11. Mātāpitu upaṭṭhānaṃ: Memberi sokongan kepada orang tua.
12. Puttadārassa saṅgaho: Menyayangi istri dan anak-anak.
13. Anākulā ca kammantā: Melakukan bisnis yang damai dan
bebas dari konflik-konflik (masalah).

Bait VI
14. Dāna: Tindakan berdana.
15. Dhammacariyā: Perilaku sesuai dengan Dhamma.
16. Nātakānañ ca saṅgaho: Membantu kerabat-kerabatnya.
17. Anavajjāni kammāni: Perbuatan tanpa cela.
Bait VII
18. Ārati pāpā: Menghindari kejahatan.
19. Virati pāpā: Tidak melakukan kejahatan.
20. Majjapānā ca saññamo: Menhindari minuman memabukkan.
21. Appamādo ca dhammesu: Tekun menjalankan Dhamma.

Bait VIII
22. Gāravo: Rasa hormat.
23. Nivāto: Kerendahan hati.
24. Santuṭṭhi: Kepuasan hati.
25. Kataññutā: Berterima kasih.
26. Kālena dhammasavana ṃ: Mendengar Dhamma di wkt yg tepat.

Bait IX
27. Khantī: Kesabaran
28. Sovacassatā: Sifat penurut ketika dikoreksi.
29. Samaṇānañ ca dassanaṃ: Bertemu (melihat) para Bhikkhu.
30. Kālena dhammasākacchā: Berdiskusi Dhamma di waktu
yg tepat.
Bait X
31. Tapo: Pengendalian diri yang giat.
32. Brahmacariyā: Kehidupan suci dan tanpa noda.
33. Ariyasaccāna dassanaṃ: Pandangan terang terhadap
Kebenaran- kebenaran Mulia.
34. Nibbāna sacchikiriyā: Realisasi Nibbāna.

Bait XI
35. Phuṭṭhassa lokadhammehi cittaṃ yassa na kampati: Pikiran
yang tak tergoyahkan oleh pasang surut kehidupan.
36. Asokaṃ: Kebebasan dari duka.
37. Virajaṃ: Kebebasan dari noda hawa nafsu.
38. Khemaṃ: Perlindungan sempurna.

Bait XII
Etādisāni katvāna sabbattham-aparājitā sabbattha sotthi ṃ
gacchanti:
Mereka yang telah berlaku dengan cara ini tidak dapat
dikalahkan dan selalu hidup dalam keselamatan.

29 Pertama adalah berkah untuk umat awam


9 yang terakhir adalah berkah milik para Ariya
6. RATANA SUTTA
 Terjadi di Kota Vesali pada Kerajaan Lichavi yang
dilanda 3 bencana : kelaparan, mahkluk halus dan
penyakit
 Sutta pertama dari Cula Vagga, Sutta Nipata dan ke
enam dari Khuddaka Patha
 Setelah melihat moral Suku Lichavi yang terampil
dalam 5 sila, Sang Buddha memutuskan menolong
masyarakat Lichavi
 Sang Buddha mengajarkan Ratana Sutta yang
berupa “Pernyataan Kebenaran” kepada Bhikkhu
Ananda
 Disertai 500 bhikkhu Arahat, Bhikkhu Ananda
membaca Ratana Sutta dan memerciki air di kota
Vesali sehingga turun hujan besar yang menyapu
bangkai-bangkai dan akhirnya para Dewa datang
RATANA SUTTA
Khotbah mengenai keluhuran dari tiga
permata.
Dikhotbahkan oleh Sang Buddha di Vesali,
kepada Bhikkhu Ananda. Karena 3 bencana
melanda Vesali, yaitu :
- bencana kelaparan,
- bencana hantu kelaparan,
- serta wabah penyakit
yang awalnya disebabkan karena kekeringan.
7. TIROKUDDA SUTTA
(Khotbah di luar dingding)
 92 Kappa yang lalu, Kasi, Raja Jasena & Ratu
Sirimaya adalah orang tua Samma Sambuddha
Phussa
 3 Adik tiri pura-pura berperang agar dapat melayani
Buddha Phussa (7 thn s/d 3 bulan)
 Sekelompok koruptor makanan, yang juga
membakar ruangannya (92 kalpa di alam apaya)
 Masa SSB Kassapa, mereka menjadi Peta yang
diberitahu kelak muncul SSB Gotama dengan Raja
Bimbisara sebagai keluarga yang berdana
 3 Pangeran -> 3 Petapa berambut kusut di
Gayasisa, Pejabat negri -> Raja Bimbisara
TIROKUDDA SUTTA
Khotbah mengenai pelimpahan jasa
kepada sanak keluarga yang telah
meninggal yang terlahir sebagai peta.
Dibabarkan oleh sang Buddha kepada
Raja Bimbisara di Rajagaha.
Istilah pattidana
- Patti artinya jasa
- Dana artinya berbagi.
 Jaman Raja Bimbisara
 Undangan makan -> Raja tidak melakukan
pelimpahan jasa tetapi berpikir “dimana yang
Terberkahi akan tinggal?”
 Para Peta marah, Raja lalu diberitahu tentang
berdana dan Pattidana
 Raja diperlihatkan ketika para Peta terlihat
mandi dan minum dari kolam dengan tubuh yang
keemasan. Setelah Raja berdana Catupaccaya
 Sang Buddha berkata :
“Tidak ada pemberi yang pernah kekurangan
buah”
Bagaikan Air hujan yang tercurah dari bukit
ke lembah yang kosong akan mengisi sungai
dan mengalir terus ke lautan
8. NIDHIKHANDA SUTTA
(KHOTBAH PENYIMPANAN HARTA)
 Di Savatti, pemilik tanah yang kaya dan jujur, tidak
tamak
 Sewaktu berdana kepada rombongan bhikkhu yang
dipimpin oleh SSB Gotama, ia dipanggil Raja. Ia
menolak dengan berkata “ Pergilah sekarang
Sahabat, saya akan datang nanti, sekarang ini saya
sedang sibuk menyimpan harta”
 Sotapanna ini lalu diberi selamat oleh Raja: “Bagus
perumah tangga, bagus, bahwa kalian menyimpan
simpanan harta yang tidak dapat dibawa lari oleh
orang-orang sepertiku, Semua diperoleh dari akibat
jasa kebajikan”.
 Nidhikhanda Sutta sering dipakai untuk
pemberkahan
NIDHIKANDA SUTTA
Khotbah mengenai penimbunan harta sejati.
Dikhotbahkan oleh Sang Buddha mengenai orang-
orang yang dulu suka menyimpan harta benda
mereka di dalam sumur, lubang, dan lain
sebagainya.
Walau disimpan bagaimanapun juga harta tersebut
bukanlah harta sejati kita.
Harta kita yang paling sejati adalah jasa
perbuatan baik kita yang dapat menjamin
kebahagiaan duniawi serta membawa kita pada
perealisasian Nibbana.
9. METTA SUTTA
(KHOTBAH TENTANG CINTA KASIH)
 Di Savatthi sebelum masa Vassa, Sang Buddha
mengajar meditasi :
 Yang penuh nafsu -> 11 Asubha
 Pembenci -> Brahma Vihara (Metta)
 Bodoh -> Objek kewaspadaan akan kematian
 Pikiran spekulatif -> Nafas, tanah
 Bakti -> Renungan (Buddhanussati)
 Cerdas -> Definisi 4 unsur
METTA SUTTA
Khotbah tentang cinta kasih universal.
Dibabarkan oleh Sang Buddha kepada 500
orang bhikkhu yang hendak bermeditasi di
sebuah hutan, namun mereka diganggu oleh
makhluk halus.
Bukan saja mengajarkan bagaimana
memancarkan cinta kasih kepada semua
makhluk tanpa pilih kasih, melainkan juga
dapat dijadikan dasar landasan bagi
pencapaian Jhana.
Diundang masyarakat untuk Vassa 3 bulan
Para bhikkhu mempersiapkan tempat tinggal
dalam hutan dan setiap waktu memukul balok
kayu untuk mengetahui waktu
Para Dewa mengungsi spt rumah disita Raja
“Kapan mereka pergi ?” 3 Bulan ? Wah…
Mengganggu dengan: bentuk, mahkluk tanpa
kepala & sebaliknya, suara seram , bau busuk,
sehingga para bhikkhu tidak dapat
berkonsentrasi
Akhirnya, berkomunikasi dengan Sang Buddha
Kemudian Sang Buddha mengajarkan Sutta ini
kepada para bhikkhu tersebut
ANUMODANA

Anda mungkin juga menyukai