(AUDIT RISK)
Kelompok 2
Topic
Topic 1: Penjelasan mengenai Risiko Audit
Resiko Bawaan (Inherent risk) adalah kerentanan suatu saldo rekening atau golongan transaksi terhadap suatu salah saji
yang material, dengan asumsi bahwa tidak terdapat kebijakan dan prosedur pengendalian intern yang terkait.
Inherent risk merupakan faktor independen terhadap audit laporan keuangan. Ini berarti bahwa auditor tidak dapat
mengubah tingkat sesungguhnya (actual level) dari Inherent risk. Namun auditor dapat mengubah tingkat risiko yang
ditetapkan (assessed level) dari Inherent risk. Auditor biasanya melakukan perhitungan Inherent risk terutama pada tahap
perencanaan audit.
Pada awal audit tidak banyak yang bisa diperbuat untuk mengubah Inherent risk. Sebaliknya, auditor harus
menetapkan faktor-faktor pembentuk risiko tersebut dan memodifikasi bahan bukti audit.
Faktor- faktor utama dibawah ini harus ditelaah dalam menetapkan Inherent risk :
Risiko pengendalian (control risk) adalah ukuran kemungkinan terdapatnya suatu salah saji material yang dapat terjadi
dalam suatu asersi tidak dapat dicegah atau dideteksi secara tepat waktu oleh pengendalian intern satuan usaha. Risiko
pengendalian adalah fungsi dari keefektifan kebijakan dan prosedur pengendalian intern klien.
Tingkat risiko pengendalian sesungguhnya tidak bisa diubah oleh auditor, Tetapi, auditor bisa mengubah tingkat risiko
pengendalian yang ditetapkan dengan memodifikasi :
1) Prosedur - prosedur yang digunakan untuk mendapatkan pemahaman mengenai struktur pengendalian intern yang
berhubungan dengan asersi-asersi, dan
2) Prosedur - prosedur yang digunakan untuk melakukan pengujian pengendalian. Biasanya auditor menetapkan
perhitungan tingkat risiko pengendalian direncanakan untuk setiap asersi penting laporan keuangan pada tahap
perencanaan audit.
Komponen Resiko Audit
3. Resiko Deteksi (Deteksi Risk)
Risiko deteksi (Deteksi Risk) adalah ukuran kemungkinan seorang auditor tidak dapat mendeteksi salah saji material
yang terdapat dalam suatu asersi. Risiko deteksi adalah suatu fungsi dari keefektifan prosedur auditing dan penerapannya
oleh auditor.
Tingkat risiko auditor sesungguhnya bisa diubah oleh auditor dengan memodifikasi sifat, saat, dan luas pengujian
substantif yang dilakukan untuk setiap asersi.
Dalam menentukan risiko deteksi, auditor juga harus memperhitungkan kemungkinan bahwa ia melakukan kesalahan.
Aspek risiko deteksi dapat dikurangi melalui perencanaan yang memadai dan supervisi yang tepat serta melalui penerapan
standar pengendalian mutu.
Hubungan Antar Komponen Resiko
Untuk suatu tingkat risiko audit tertentu, terdapat hubungan terbalik antara tingkat
risiko bawaan dan risiko pengendalian yang diperhitungkan untuk suatu asersi, dengan
tingkat risiko deteksi yang dapat diterima auditor untuk aasersi tersebut.
Di dalam menghubungkan komponen-komponen risiko audit, auditor bisa
menyatakan setiap komponen dalam bentuk kuantitatif atau non-kuantitatif.
Model risiko audit sangat penting untuk dipahami dalam menentukan tingkat risiko
deteksi direncanakan yang dapat diterima.
Hubungan Antar Resiko Audit dengan
Bukti Audit
Terdapat hubungan terbalik antara risiko audit dengan jumlah bukti yang diperlukan untuk mendukung
pendapat auditor atas laporan keuangan. Artinya untuk klien tertentu, semakin rendah tingkat risiko audit
Hubungan ini berlaku pula untuk risiko deteksi. Untuk asersi tertentu, semakin rendah tingkat risiko
deteksi yang dapat diterima yang ditetapkan auditor, semakin banyak bukti yang diperlukann untuk
Sebaliknya risiko bawaan dan risiko pengendalian mempunyai hubungan langsung dengan jumlah
bukti yang diperlukan. Bukti yang diperlukan semakin sedikit apabila risikonya rendah karena dalam