Anda di halaman 1dari 17

TATA KERJA ORGANISASI

MUHAMMADIYAH

KELOMPOK 2
Struktur Organisasi Muhammadiyah

Struktur Horizontal Struktur Vertikal

Merupakan jaringan kelembagaan Jaringan kelembagan


muhammadiyah dalam satu muhammadiyah dari tingkat
tingkat kepemimpinan yang pusat (nasional) hingga ke
terdiri dari pimpinan majelis, tingkat jamaah (anggota).
lembaga/badan dan organisasi Fungsi struktur ini adalah
otonom.
untuk menata kelembagaan
Pada struktur horizontal dari ranting pusata hingga pada
organisasi muhammadiyah
tingkat jamaah
terdapat adanya lembaga dan
majelis maupun ortom yang
memiliki tugas dan fungsinya
masing-masing.
 Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT)
 Majelis Tabligh (MT)

Majelis  Majelis Pendidikan Tinggi (Majelis Dikti kini


jadi Litbang Dikti)
 Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah
Merupakan (Majelis Dikdasmen)
unsur  Majelis Pendidikan Kader (MPK)
pembantu  Majelis Pelayanan Sosial (MPS)
pimpinan yang  Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK)
menjalankan  Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM)
sebagian tugas  Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU)
 Majelis Pustaka dan Informasi (MPI)
pokok  Majelis Lingkungan Hidup (MLH)
Muhammadiya  Majelis Hukum Dan Hak Asasi Manusia
h (MHH)
 Majelis Wakaf dan Kehartabendaan (Majelis
Wakaf)
 Lembaga Pengembangan Cabang dan
Lembaga Ranting (LPCR)
 Lembaga Zakat Infaq dan Shodaqqoh
Lembaga (LAZISMU)
merupakan unsur  Lembaga Pembina dan Pengawasan
pembantu yang Keuangan (LPPK)
menjalankan tugas  Lembaga Penanganan Bencana (LPB
pendukung yang Muhammadiyah)
tidak operasional  Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik
atau tidak (LHKP)
berhubungan  Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO)
dengan pencapaian  Lembaga Penelitian dan Pengembangan
tujuan (LPP)
Muhamadiyah  Lembaga Hubungan dan Kerjasama
International (LHKI)
Organisasi Aisyiyah
Otonom Hizbul Wathan (HW)
(Ortom) Tapak Suci (TS)
Merupakan organisasi Pemuda Muhammadiyah (PM)
atau badan yang
dibentuk oleh  Nasyiyatul Aisyiyah (NA)
Persyarikatan
Muhammadiyah diberi Ikatan Mahasiswa
hak dan kewajiban
untuk mengatur rumah Muhammadiyah (IMM)
tangga sendiri,
membina warga Ikatan Pelajar
Persyarikatan
Muhammadiyah Muhammadiyah (IPM)
tertentu dan dalam
bidang-bidang tertentu
pula dalam rangka
mencapai maksud dan
tujuan Persyarikatan
Muhammadiyah.
Struktur Pimpinan Muhammadiyah

Struktur pimpinan muhammadiyah dimulai dari atas


ke bawah atau sebaliknya. Pimpinan tersebut
tersusun sebagai berikut :
1. Pimpinan Pusat
2. Pimpinan wilayah
3. Pimpinan cabang
4. Pimpinan ranting
Dahulu bernama Pengurus Besar
adalah pimpinan tertinggi yang
memimpin muhammadiyah secara
keseluruhan, terdiri dari 13 orang
yang dipilih oleh Muktamar untuk
1. satu masa jabatan dari calon-calon
yang diusulkan oleh Tanwir. Ketua
Pimpinan Umum Pimpinan Pusat ditetapkan
Pusat oleh Muktamar dari dan atas usul
anggota Pimpinan Pusat terpilih.
Memimpin Muhammadiyah ditingkat
wilayah kesatuan cabang dalam satu
provinsi serta melaksanakan
kebijakan pimpinan pusat. Terdiri
dari 11 orang yang ditetapkan oleh
2. pimpinan pusat untuk satu masa
Pimpinan jabatan dari calon-calon yang dipilih
dalam Musyawarah Wilayah. Ketua
Wilayah
Pimpinan Wilayah ditetapkan oleh
Pimpinan Pusat dari dan atas usul
calon anggota Pimpinan Wilayah
terpilih yang telah disahkan oleh
Musyawarah Wilayah.
Memimpin Muhammadiyah dalam
daerahnya serta melaksanakan
kebijakan pimpinan di atasnya.
Terdiri dari 9 orang yang ditetapkan
oleh pimpinan Wilayah untuk satu
3. masa jabatan dari calon-calon yang
Pimpinan dipilih dalam Musyawarah Daerah.
Daerah Ketua Pimpinan Daerah ditetapkan
oleh Pimpinan Wilayah dari dan atas
usul calon anggota Pimpina Daerah
terpilih yang telah disahkan oleh
Musyawarah Daerah.
Memimpin Muhammadiyah dalam
cabangnya serta melaksanakan
kebijakan pimpinan di atasnya.
Pimpinan Cabang terdiri dari 7 orang
4. ditetapkan oleh Pimpinan Daerah
Pimpinan untuk satu masa jabatan dari calon-
Cabang calon yang dipilih dalam Musyawarah
Cabang.
Memimpin Muhammadiyah dalam
Rantingnya serta melaksanakan
kebijakan pimpinan di atasnya.
Terdiri dari 5 orang yang ditetapkan
oleh Pimpinan Cabang untuk satu
5. masa jabatan dari calon-calon yang
Pimpinan dipilih dalam Musyawarah Ranting.
Ranting Ketua Pimpinan Ranting ditetapkan
oleh Pimpinan Cabang dari dan atas
usul calon anggota Pimpina Ranting
terpilih yang telah disahkan oleh
Musyawarah Ranting.
Prinsip Kepemimpinan dalam Muhammadiyah

kepemimpinan dalam muhammadiyah memiliki tipikal khusus


yakni mengembangkan kepemimpinan yang bersifat kolektif-
kolegial. Kepemimpinan yang demikian berorak sistem yang
artinya berada dalam regulasi organisasi dan tidak bertumpu
pada kepemimpinan personal atau figur.
Model kepemimpinan kolektif-kolegial dalam Muhammadiyah ini
merupakan bentuk pilihan ijtihad para pendiri dan penerusnya.
Kepemimpinan Muhammadiyah yang menganut sistem kolegial
didukung dengan struktur otoritas yang berada pada lembaga
rapat atau musyawarah dan regulasi organisasi yang permanen.
Sistem ini juga telah menjadikan Muhammadiyah sebagai
organisasi yang dipimpin secara kolektif yang menghasilkan
keputusan-keputusan yang bersifat mengikat secara kolektif pula
Badan/Amal Usaha Muhammadiyah

Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) adalah salah


satu usaha yang dibangun oleh Muhammadiyah
untuk mencapai maksud dan tujuannya, yakni
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam.
Semua bentuk kegiatannya harus mengarah kepada
terlaksanakannya maksud dan tujuan
Muhammadiyah.
• TK/TPQ
• SD/SDLB/MI Muhammadiyah
• SMP/MTS Muhammadiyah
• SMA/SMK Muhammadiyah
1. • Perguruan Tinggi
Bidang Muhammadiyah
Pendidikan
• Rumah Sakit Umum dan Bersalin
Muhammadiyah/Aisyiyah
• Balai Kesehatan Ibu dan Anak
2. (BKIA)
Bidang • Balai Kesehatan Masyarakat
Kesehatan • Balai Pengobatan
• Apotek
• Panti Asuhan Yatim/Piatu
• Panti Jompo
• Balai Kesehatan Sosial
• Panti Wreda/Manula
3.
• Panti Cacat Netra
Bidang • Santunan (Keluarga,
Sosial Wreda/Manula, Kematian)
• Balai Pendidikan dan Ketrampilan
Muhammadiyah
• Rehabilitasi Cacat
• Pondok Pesantren Muhammadiyah
• Masjid dan Mushola
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai