Anda di halaman 1dari 33

KEPANDUAN

Organisasi Kepanduan HW, Qaidah Organisasi


Otonom Muhammadiyah dan Organisasi Qabilah

Disampaikan pada perkuliahan ke-Empat,


FKIP Pendidikan Matematika
UAD
Selasa, 1 April 2017
Pendahuluan
1. Organsisasi adalah persekutuan orang banyak untuk mencapai tujuan
bersama. Organisasi ibara tubuh manusia yang dilengkapi dengan organ-organ
yang saling kerjasama yang harmonis di bawah koordinasi otak.
2. Gerakan kepanda Hizbul Wathan adalah organisasi otonom Muhammadiyah
bergerak di bidang pendidikan non formal, sebagai kelanjutan kegiatan HW
yang dihentikan kegiatannya sejak tahun 1961. dibangkitkan kembali karena
kesadaran dan rasa tanggun jawab keluarga Muhammadiyah, terhadap
penddikan yang mengutamakan pendidikan watak dan melestarikan nilai
perjuangan dalam mengisi kemerdekaan bangsa dan negara
3. Untuk effektifitas pelaksanaan kegiatan serta effisiensi dalam mencapai tujuan
HW dibentuklah organisasi-organisasi dengan nama Kwartir di wilayah kerja
Pimpiman Muhammadiyah setempat serta Qabilah di pusat operasional
kegiatan anak didik.
Jenjang Organisasi
1. Peserta didik beserta orang dewasa (pandu dan pemimpin pandu) dihimpun dalam
Qabilah, yang berdomisili di suatu kampung, lingkungan masjid, asrama-asrama
pondok dan amal usaha Muhammadiyah.
2. Beberapa Qabilah dalam lingkup pimpinan cabang Muhammadiyah dihimpun dalam
Kwartir Cabang.
3. Beberapa Kwartir Cabang dalam lingkup pimpinan daerah Muhammadiyah dihimpun
dalam Kwartir Daerah.
4. Beberapa Kwartir Daerah dalam lingkup pimpinan wilayah Muhammadiyah dihimpun
dalam Kwartir Wilayah. Kwartir wilayah se-Indonesia dihimpun dalam Kwartir
5. Beberapa Kwartir Wilayah dalam lingkup kwartir wilayah se-Indonesia dihimpun
dalam Kwartir Pusat yang berkedudukan di Yogyakarta dan perwakilan istimewa di
Jakarta.
Kepemimpinan
1. Kwartir adalah pusat pengendali kegiatan yang dipimpin secara kolektif
2. Kepemipinan kwartir pusat terdiri dari:
a. Ketua umum, dan beberapa ketua yang merangkap ketua bidang.
b. Seorang sekretaris umum dan beberapa sekretaris berfungsi sebagai sekretaris
bidang.
c. Seorang bendahar umum dan beberapa bendahara dengan fungsi berbeda.
d. Beberapa anggota.
e. A,b, dan c sebutan untuk kwartir pusat
f. Kwartir menetapkan anggotanya dalam kelompok tertentu untuk memperlancar dan
mengkooridinasikan pelaksanaan kebijakan pimpinan. Pengelompokan disesuaikan
dengan kepentingan kwartir.
g. Bila memungkinkan kwartir dapat memilih staf/karyawan
Kepemimpinan Kwartir Wilayah, Daerah,
Cabang
a. Ketua dan beberapa wakil ketua yang merangkap ketua bidang.
b. Seorang sekretaris dan beberapa wakil sekretaris yang berfungsi
sebagai sekretaris bidang.
c. Seorang bendahara dan beberapa wakil bendahara dengan fungsi
berbeda.
d. Beberapa anggota yang berfungsi sesuai dengan bidangnya.

Untuk Mendukung kegiatan kwartir perlu dibentuk badan pembantu


kwartir yang mempunyai kewenangan sesuai dengan bidangnya.
Musyawarah
1. Muktamar dilaksanakan di tingkat kwartir pusat.
2. Tanwir dilaksanakan di tingkat kwartir pusat.
3. Musyawarah wilayah, musyawarah daerah,
musyawarah cabang dan musyawarah qabilah
dilaksanakan di wilayah kerja masing-masing.
4. Waktu/masa kerja masing-masing kwartir diatur
dalam AD dan ART Hizbul Wathan.
Qoidah Organisasi Otonom Muhammadiyah

Pengertian organisasi otonom Muhammadiyah adalah


satuan organisasi yang dibentuk oleh dan
berkedudukan di bawah persyarikatan guna membina
warga Muhammadiyah dan kelompok masyarakat
tertentu sesuai dengan bidang kegiatan yang
diadakannya dalam rangka mencapi maksud dan
tujuan Muhammadiyah.
Kedudukan Ortom

Kedudukan organisasi otonom adalah


satuan organisasi yang berkedudukan di
bawah persyarikatan Muhammadiyah.
Kategori
Organisasi otonom dibedakan dalam dua kategori, yaitu umum dan khusus.
Ortom umum adalah ortom yang anggotnya belum seluruhnya anggota
Muhammadiyah, yaitu Hizbul Wathan, Nasyiatul Aisyiayah, Pemudah
Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah, dan Tapak Suci Putera Muhammadiyah.
Ortom Khusus adalah ortom yang seluruh anggotanya anggota Muhammadiyah
dan diberi wewenang menyelenggarakan amal usaha yang ditetapkan oleh
pimpinan Muhammadiiyah dalam koordinasi unsur pembantu pimpinan yang
menbidanginya sesuai dengan ketentuan yang berlaku tentang amal usaha
tersebut yaitu Aisyiyah.
Pembentukan

1. Pembentukan ortom ditentukan oleh Tanwir atas usul


pimpinan pusat Muhammadiyah dan dilaksanakan dengan
keputusan PP Muhammadiyah.
2. Ortom Khusus ditetapkan dengan keputusan PP
Muhammadiyah.
3. Pembentukan Ortom pada tiap-tiap tingkat selain
pimpinan pusat dibentuk oleh pimpinan ortom satu tingkat
diatasnya dengan rekomendasi pimpinan persyarikatan
setingkat.
Fungsi dan Tugas Ortom

1. Pembentukan dan pembinaan kader persyarikatan.


2. Pembinaan warga Muhammadiyah dan pembimbingan kelompok
masyarakat tertentu dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.
3. Pengembangan persyarikatan.
Wewenang Ortom

1. Ortom berwenang mengatur rumah tangganya sendiri


yang dituangkan dalam AD dan ART masing-masing
dan tidak bertentangan dengan AD dan ART
Muhammadiyah.
2. Ortom Khusus berwenang menyelenggarakan amal
usaha yang ditetapkan oleh Pimpinan Muhammadiyah
dalam koordinasi unsur pembantu pimpinan yang
membidanginya.
Organisasi

1. Anggota ortom umum yang telah memenuhi persyaratan


diproses menjadi anggota Muhamamadiyah
2. Anggota ortom khusus adalah anggota Muhammadiyah
3. Ketentuan tentang keanggotaan ortom diatur oleh organisasi
masing-masing.
Susunan organisasi dan susunan pimpinan
Pimpinan
1. Pemilihan, penetapan dan masa jabatan pimpinan ortom diatur dalam AD masing-masing.
2. Syarat anggota pimpinan
a. Telah menjadi anggota Muhammadiyah sekurang-kurangnya 1 tahun, kecuali yang belum memenuhi syarat usia.
b. Taat beribadah dan mengamalkan ajaran Islam.
c. Setia pada prinsip-prinsip dasar perjuangan Muhammadiyah.
d. Taat pada garis kebijakan pimpinan Muhammadiyah.
e. Memiliki kecakapan dan berkemampuan menjalankan tugasnya.
f. Tidak merangkap jabatan dengan keanggotaan pimpinan parpol .
g. Tidak merangkap keanggotaan dengan organisasi kemasyarakatan sejenis sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dalam persyarikatan.
3. Calon pimpinan yang akan diajukan dalam permusyawaratan harus mendapat persetujuan dari pimpinan
persyarikatan setingkat atau pimpinan persyarikatan yang mewilayahi langsung ortom bagi yang strukturnya
berbeda dengan persyarikatan.
Permusyawaratan dan Rapat

1. Permusyawaratan dan rapat ortom diatur dalam AD masing-masing


2. Acara dan materi pokok permusyawaratan ortom harus mendapat
persetujuan pimpinan persyarikatan setingkat.
3. Keputusan permusyawaratan di Tanfidz oleh ortom setelah
mendapat pengesahan dari pimpinan persyarikatan setingkat.
Hubungan dan tata kerja
1. Pimpinan ortom berhubungan langsung dengan piminan persyarikatan
setingkat.
2. Pimpinan ortom mengadakan hubungan dan kerjasama dengan unsur
pembantu pimpinan dan organisasi otonom lain dengan pemberitahuan
kepada pimpinan persyarikatan setingkat dan yang dituju.
3. Pimpinan ortom dapat mengadakan hubungan kerjasama dengan pihak luar
negeri setelah mendapat persetujuan pimpinan pusat ortom dan PP
Muhammadiyah serta melaporkan hasilnya.
4. Tata kerja pimpinan ortom diatur oleh ortom masing-masing.
Pembinanaan dan bimbingan
1. Komunikasi dan koordinasi secara berkala antara pimpinan persyarikatan
dengan pimpinan ortom.
2. Pengarahan oleh pimpinan persyarikatan kepada pimpinan ortom.
3. Penegakan aturan, ketentuan, dan norma organisasi.
4. Penyertaan ortom dalam kegiatan persyarikatan.
5. Penugasan ortom dalam penyelenggaraan amal usaha, program, dan kegiatan
persyarikatan.
Keuangan dan kekayaan

1. Keuangan dan kekayaan ortom secara hukum milik Pimpinan Pusat


Muhammadiyah.
2. Keuangan dan kekayaan ortom diperoleh dan dipergunakan sesuai
dengan ketentuan yang diatur dalam AD masing-masing.
3. Pemindahan hak atas kekayaan berupa benda bergerak dilakukan
oleh pimpinan ortom masing-masing tingkat dengan pemberitahuan
kepada piminan persyarikatan masing-masing tingkat. Sedang untuk
benda tidak bergerak dilakukan atas ijin tertulis PP Muhammadiyah.
Pengawasan dan Sanksi

1. Pengawasan terhadap ortom dilakukan oleh Pimpinan Persyarikatan pada


semua tingkat.
2. Sanksi berupa tindakan administratif dan atau yuridis dilakukan oleh
Pimpinan Persyarikatan terhadap ortom baik isntitusi dan atau perorangan
yang menyalahi ketentuan peraturana yang berlaku.
Laporan
1. Laporan akhir masa jabatan selama satu masa periode tentang hasil kerja
ortom disampaikan kepada pimpinan persyarikatan tiap-tiap tingkat.
2. Laporan tahunan tentang perkembangan ortom disampaikan kepada
pimpinan persyarikatan tiap-tiap tingkat.
3. Laporan insidental tentang penanganan terhadap peristiwa atau masalah
khusus di luar ketentuan ayat 1 dan disampaikan, dipertanggungjawabkan
secara tersendiri kepada pimpinan persyarikatan tiap-tiap tingkat selambat-
lambatnya satu bulan setelah kegiatan tersebut dinyatakan selesai.
4. Laporan internal ortom diatur dalam AD dan ART masing-masing.
Pembubaran

1. Pembubaran ortom dilakukan apabila melakukan penyimpangan


terhadap prinsip, garis dan kebijakan persyarikatan.
2. Pembubaran ortom diputuskan oleh Tanwir atas usul PP
Muhammadiyah dilaksanakan dengan keputusan PP
Muhammadiyah.
3. Setelah ortom dianyatakan bubar segala hak milik kembali kepada PP
Muhammadiyah.
Organisasi Qabilah

Pendahuluan
1. Qabilah merupakan wadah untuk menghimpun anggota gerakan kepanduan Hizbul Wathan
baik peserta didik, anggota pembina, maupun anggota kehormatan.
2. Qabilah merupakan ujung tombak dalam kesatuan organik, karena proses pendidikan
progresif diselenggarakan di satuan-satuan yang lebih kecil dalam Qabilah.
3. Qabilah putera terpisah dengan qabilah puteri yang memiliki manajemen sendiri-sendiri.
4. Kelompok putera dipimpin oleh pemimpin putera dan kelompok puteri dipimpin oleh
pemimpin puteri.
Tujuan pembentukan Qabilah

1. Efesiensi dan efektivitas pengelolan dalam mencapai tujuan


organisasi.
2. Efesiensi dan efektivitas serta menjamin pelaksanaan proses
pendidikan yang progresif, utuh dan bermutu.
3. Terjaminnya pelaksanaan sistem kepanduan (scouting) sebagai
pendidikan yang sehat, terencana dan praktis.
4. Sebagai wahana terjadinya interaksi sesama anggota dewasa dalam
berukhuwah islamiyah dan menjamin kesinambungan proses
pendidikan peserta didik sehingga mendekati sasaran yang
diharapkan.
Bentuk Kelompok Qabilah

a. Satu rumpun Athfal, terdiri dari 12-40 anak berusia 6-10


tahun.
b. Satu pasukan Pengelan, terdiri dari 12-40 remaja berusia
11-15 tahun.
c. Satu kerabat penghela, terdiri dari 4-40 pemuda berusia
16-20 tahun.
d. Satu Kafilah Penuntun terdiri dari 4-40 Pemuda Dewasa
berusia 21-25 tahun.
Ketentuan Qabilah Athfal

a. Satu rumpun athfal dibagi menjadi empat satuan kecil yang


dinamakan kuntum.
b. Pembentukan kuntum oleh athfal sendiri dibantu oleh para
pemimpin rumpun athfal.
c. Setiap kuntum memakai nama warna yang dipilihnya sendiri
misalahnya; merah, putih, biru, kuning, hijau, coklat, dst.
d. Atfal tidak memiliki bendera atau tidak menggunakan bendera.
Ketentuan Qabilah Pengenal

a. Satu pasukan pengenal dibagi menjadi empat satuan kecil yang


dinakam regu.
b. Pembentukan regu oleh pengenal sendiri dan bila perlu dibantu oleh
pimpinan pasukan pengenal.
c. Setiap regu memakai nama yang dipilihnya sendiri untuk regu
putera memakai nama binatang, sedang regu puteri memakai nama
bunga atau tumbuh-tumbuhan.
d. Tiap regu ditandai dengan bendera regu bergambar sesuai dengan
nama yang dimiliki.
Ketentuan Qabilah Penghela

a. Satu kerabat dapat dibagi menjadi beberapa satuan kecil


yang disebut ikhwan untuk putera dan akhwat untuk
puteri.
b. Satuan ikwan/akwat memakai nama lambang sesuai
dengan aspirasinya dengan ketentuan nama lambang tidak
sama dengan lambang yang dipakai oleh organisasi lain.
Pimpinan Qabilah, Rumpun, Pasukan dan
Kerabat

a. Qabilah dipimpin oleh seorang pemimpin qabilah,


yang dipilih dalam musyawarah qabilah.
b. Rumpun dipimpin oleh empat pemimpin rumpun
athfal.
c. Pasukan dipimpin oleh tiga orang pemimpin
pasukan pengenal.
d. Kerabat penghela dipimpin oleh dua orang
pemimpin kerabat penghela.
Penutup
Qabilah sebagai ujung tombak keberhasilan
tujuan gerakan kepanduan Hizbul Wathan
harus memiliki kegiatan yang terarah
dengan program yang teratur, terencana
dan berkualitas.
SELESAI

YOGYAKARTA 5 MARET 2017

Anda mungkin juga menyukai