Anda di halaman 1dari 20

Reliabilitas

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika

Di Susun Oleh :
Dita Fadma Ristianti 1907050002
Bidayatun Nafi’ah 1907050013
Danty Rahmasantika 1907050021
Fauzia Harun 1907050030

Dosen Pengampu :
Dr. Andriyani

MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2019
RELIABILITAS

Konsep tentang reliabilitas ini tidak akan sulit dimenegrti apabila pembaca telah memahami
konsep validitas. Tuntutan bahwa instrument evaluasi harus valid menyangkut harapan
diperolehnya data yang valid, sesuai dengan kenyataan. Dalam hal reliabilitas ini tuntutannya
tidak jauh berbeda. Jika validitas terkat dengan ketepatan objek yang tidak lain adalah tidak
menyimpangnya data dari kenyataan, artinya data tersebut benar, maka konsep reliabilitas
terkait dengan pengambilan data berkali-kali.

Kalau kita mengukur panjang sebuha meja kayu dengan menggunakan meteran berulang-
ulang, baik dalam tenggang wantu yang singkat maupun tenggang waktu yang lama, apabila
hasil pengukurannya sama atau tetap., maka dapat dikatakan bahwa meteran tersebut dapat
dipercaya (reliable) untuk mengukur panjang meja. Kita katakan bahwa meteran tersebut
reliabel, ajek, tetap, stabil, andal, atau konsisten. Alat ukur yang hasil pengukurannya bersifat
tetap dikatakan alat ukur tersebut mempunyai reliabilitas yang baik.

Pengertian Reliabilitas

Kata reliabelitas dalam bahasa Indonesia diambil dari kata reliability dalam bahasa inggris,
berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Instrument tes dikatakan dapat
dipercaya jika memberikan hasl yang tetap atau ajek(konsisten) apabila diteskan berkali-kali.
Jika kepada siswa diberikan tes yang sama pada waktu yang berlainan, maka setiap ssiwa akan
tetap berada dalam urutan (rangking) yang sama atau ajek dalam kelompoknya.

Ajek atau tetap tidak selalu harus sama skornya, skor dapat berubah tetapi mengikuti perubahan
secara ajek. Jika keadaan A mula-mula berada lebih rendah dibandingkan dengan B, maka jika
diadakan pengukuran ulang, si A tetap berada lebih rendah dari B. itulah yang dikatakan ajek
atau tetap, yaitu tetap dalam kedudukan siswa di antara anggota kelompok yang lain. Jika
dihubungkan dengan validitas maka validitas berhubungn dengan ketepatan sedangkan
relibilitas berhubungan dengan ketetapan atau keajekan.

Sehubungan dengan reliabilitas ini, Scarvia B. Anderson dan kawan-kawan, menyatakan


bahwa persyaratan bagi tes yaitu validitas dan reliabilitas ini penting. Dalam hal ini, validitas
lebih penting dan reliabilitas ini perlu karena menyokong terbentuknya validitas. Sebuah tes
mungkin reliabel tetapi tidak valis. Sebaliknya sebuah tes yang valid maka biasanya reliabel.

“A reliable measure in one that provides consistent and stable indication of characteristic being
investigated”
Berdasarkan beragam makna di atas, dalam bidang pengukuran ada aneka ragam istilah untuk
menunjuk pada istilah reliabilitas yaitu diantaranya ada yang menggunakan istilah konsistensi,
keajekan, ketetapan, kestabilan, dan keandalan. Instumen yang reliabel belum tentu valid.
Meteran yang putus bagian ujungnya, bila digunakan berkali-kali akan menghasilkan data yang
sama (reliabel), tetapi selalu tidak valid. Hal ini disebabkan karena instrument (meteran)
tersebut rusak. Reliabilitas instrument merupakan syarat untuk pengujian validitas instrument.
Oleh karena itu, walaupun instrument yang valid pada umumnya pasti reliabel, tetapi pengujian
reliabilitas instrument perlu dilakukan.

Jenis-Jenis Reliabilitas

Berdasarkan cara-cara melakukan pengujian tingkat reliabilitas instrument, secara garis besar
ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal.

1. Reliabilitas Eskternal
Reliabilitas eksternal diperoleh jika ukuran atau kriteria tingkat reliabilitas berada di
luas intrumen yang bersangkutan. Ada du acara untuk menguji reliabilitas eksternal
suatu instrument adalah sebagai berikut:
a. Metode Bentuk Paralel
Metode parallel dilakukan dengan cara menyusun dua instrument yang hampir
sama, kemudian diujicobakan pada sekelompok responden yang sama (responden
mengerjakan dua kali) kemudian dari hasil uji coba tersebut dikorelasikan dengan
teknik korelasi product moment. Data dari hasil dua kali uji coba, yang satu
dianggap sebagai nilai X, sedangkan yang lainnya dianggap sebagai nilai Y. karena
dalam metode ini ada dua instrument dan dilakukan dua kali tes maka disebut
dengan metode berulang.
Instrument parallel atau equivalen adalah dua buah instrument yang mempunyai
kesamaan tujuan., tingkat kesulitan dan susunan, tetapi butir-butir
pertanyaan/pernyataan berbeda. Kelemahan metode ni adalah membutuhkan waktu
dan biaya yang lebih karena harus menyusun dua instrument dan harus tersedia
waktu yang lama untuk mencobakan dua kali tes.
b. Metode Tes Berulang
Metode ini dilakukan untuk menghindari penyusunan instrument dua kali. Dengan
menggunakan metode ini kita hanya menyusun satu perangkat instrument.
Instrument tersebut diujicobakan pada sekelompok responden, hasilnya dicatat.
Pada kesempatan yang lain instrument tersebut diberikan pada kelompok responden
yang semua untuk dikerjakan lagi, dan hasil yang kedua juga dicatat. Kemudian
kedua hasil tersebut dikorelasikan. Perhitungan dan penafsiran hasil korelasi
menggunakan aturan yang sama dnegan metode parallel.
Kelemahan dari metode ini adalah ketika untuk tes yang banyak mengungkapkan
pengetahuan dan pemahaman, karena responden masih ingat akan butir-butir
soalnya. Oleh karena itu, tenggang waktu antara tes pertama dengan tes kedua
menjadi permasalahan sendiri. Jika tenggang waktu terlalu dekat, maka siswa masih
banyak yang ingat materi, sebaliknya apabila tenggang waktu terlalu lama, maka
faktor-faktor atau kondisi tes sudah berbeda, da siswa sendiri barangkali sudah
mempelajari sesuatu. Tentu saja faktor-faktor ini akan berpengaruh terhadap
reliabilitas. Pada umumnya hasil tes yang kedua cenderung lebih baik daripada hasil
tes pertama. Hal dimungkinkan karena adanya carry over effect.
2. Reliabilitas Internal
Reliabilitas internal diperoleh jika kriteria maupun perhitungan didasarkan pada dara
dari instrument itu sendiri. Reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data
dari satu kali pengumpulan data. Berdasarkan system pemberian skor instrument, ada
dua metode analisis reliabilitas internal, yaitu:
a. Instrumen Skor Diskrit
Instrumen skor diskrit, nominal, atau pila adalah instrument yang skor
jawaban/responsnya hanya dua yaitu 1 dan 0 atau benar dan salah. Jawaban benar
diberi skor 1 sedangkan jawaban salah diberi skor 0. Untuk instrument yang skornya
diskrit (1 dan 0) tingkat reliabilitasnya dapat dicari dengan menggunakan:
1) Metode Belah Dua
Metode belah dua yang dibelah menjadi dua kelompok adalah jumlah butir
instrument, bukan jumlah responden. Hal ini perlu ditegaskan untuk
menghindari kesalahan karena yang dibagi dua kelompok adalah jumlah
responden. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam membagi menjadi dua
kelompok jumlah butir instrument harus genap, jangan ganjil, karena akan
menyulitkan dalam pengelompokkan. Ada du acara membelah butir instrument
yaitu:
a) Membelah butir instrument menjadi kelompok butir nomor genap dan
kelompok butir nomor ganjil yang selanjutnya disbeut dengan belahan
ganjil-genap.
b) Membelah butir instrument menjadi kelompok butir nomor awal dan
kelompok butir nomor akhir, yaitu separuh jumlah pada nomor-nomor awal
dan separuh pada nomor-nomor akhir yang selanjutnya disebut dengan
belahan awal-akhir.

Dua belah butir instrument (baik berdasar nomor ganjil-genap maupun nomor
awal-akhir), yang satu belah/kelompok diberi kode X sedangkan
belahan/kelompok yang lain diberi kode Y, kemudian antara keduanya
dikorelasikan satu dengan lain sehingga diperoleh harga 𝑟𝑥𝑦 . Untuk mencari
korelasi antara kelompok X dan Y dapat digunakan korelasi product moment.
Karena indeks korelasi yang diperoleh baru menunjukkan uhbungan antara dua
belahan intstrumen, maka untuk memperoleh indeks reliabilitas instrument
masih harus menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu:

2𝑟 1 /2
21
𝑟11 =
(1 + 𝑟 1 /2 )
21

Keterangan:

𝑟 1 /2 = korelasi antara dua belahan instrument


21

𝑟11 = indeks reliabilitas instrument

2) Metode Flanagan
Rumus:
𝑆12 + 𝑆22
𝑟11 = 2 (1 − )
𝑆𝑡2
Keterangan:
𝑟11 = reliabilitas tes
𝑆12 = varians belahan pertama (1) yang dalam hal ini varians skor item ganjil
𝑆22 = varians belahan kedua (2) yaitu varians skor item genap
𝑆𝑡2 = varians total yaitu varians skor total
Dimana,
2
(∑ 𝑋)
∑ 𝑋2 −
𝑆2 = 𝑁
𝑁
Bagi yang mencari S dulu untuk mencari varians maka menggunakan rumus S
berikut:
√∑ 𝑋 2
𝑆=
𝑁
Keterangan:
𝑆 = Standar deviasi
𝑥 = Simpangan 𝑋 dan 𝑋̅, yang dicari dari 𝑋 − 𝑋̅
𝑆 2 = Varians, selalu ditulis dalam bentuk kuadrat, karena standar deviasi
kuadrat.
𝑁 = Banyaknya subjek pengikut tes
3) Rumus Rulon
Rumus:
𝑆𝑑2
𝑟11 =1− 2
𝑆𝑡
Dimana,
2
(∑ 𝑑)
∑ 𝑑2 −
𝑆𝑑2 = 𝑁
𝑁
Keterangan:
𝑆𝑑2 = varians beda
𝑑 = difference, adalah perbedaan antara skor belahan pertama (awal) dengan
skor belahan kedua (akhir)
4) Rumus K – R.20
Rumus:
𝑛 𝑆 2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟11 =( )( )
𝑛−1 𝑆2
Keterangan:
𝑟11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
𝑝 = proposisi subjek yang menjawab item dengan benar
𝑞 = proposisi subjek yang menjawab item dengan salah (𝑞 = 1 − 𝑝)
∑ 𝑝𝑞 = jumlah hasil perklaian antara 𝑝 dan 𝑞
𝑛 = banyaknya item
𝑆 = standar deviasi dari tes (standa deviasi adalah akar varians)
5) Rumus K – R.21
Rumus:
𝑛 𝑀(𝑛 − 𝑀)
𝑟11 = ( ) (1 − )
𝑛−1 𝑛𝑆𝑡2
Keterangan:
𝑟11 = reliabilitas tes secara keseluruhan
𝑛 = banyaknya item
𝑀 = mean atau rata-rata skor total
𝑆𝑡2 = varians total yaitu varians skor total

6) Rumus Hoyt
Rumus:
𝑉𝑠 𝑉𝑟 − 𝑉𝑠
𝑟11 = 1 − =
𝑉𝑟 𝑉𝑟
Keterangan:
𝑟11 = reliabilitas seluruh soal
𝑉𝑟 = varians responden
𝑉𝑟 = varians sisa
b. Instrumen Skor Non Diskrit
Instrument skor non diskrit adalah instrument pengukuran yang dalam system
skoringnya bukan 1 dan 0, tetapi bersifat gradual yaitu ada penjenjangan skor, mulai
dari skor tertinggi sampai skor terendah. Hal ini biasanya terdapat pada instrument
tes bentuk uraian, angket dengan skala Likert, dan skala bertingkat (rating scale).
Interval skor dapat mulai 1 sampai 4; 1 sampai 5; maupun 1 sampai 8, dan
seterusnya. Untuk instrument skor non diskrit dianalis reliabilitasnya menggunakan
Rumus Alpha.
Rumus Alpha adalah:
𝑘 ∑ 𝜎𝑏2
𝑟11 =( ) (1 − 2 )
𝑘−1 𝜎𝑡
Dimana,
2
(∑ 𝑋)
∑ 𝑋2 −
𝜎2 = 𝑁
𝑁
Atau
∑ 𝑋𝑡2 (∑ 𝑋𝑡 )2
𝜎𝑡 = −
𝑁 𝑁
Keterangan:
𝑟11 = reliabilitas instrument
𝑘 = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑ 𝜎𝑏2 = jumlah varians butir
𝜎𝑡2 = varians total
𝑋 = skor total
Contoh Perhitungan Reliabilitas dengan Metode Belah Dua

TABEL ANALISIS ITEM TES MATEMATIKA


Nomor Item Skor 1,3,5,7,9 2,4,5,8,10 1,2,3,4,5 6,7,8,9,10
No. Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Ganjil Genap Awal Akhir
1 Hartati 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 5 3 3 5
2 Yoyok 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 5 3 2 2 3
3 Oktaf 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 4 0 4 1 3
4 Wendi 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 5 3 2 3 2
5 Diana 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 3 3 5 1
6 Paul 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 4 4 0 3 1
7 Susana 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 4 3 5 2
8 Helen 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 3 5 3 5

Pembelahannya hanya memilih salah satu saja, untuk selanjutnya dihitung dengan korelasi product moment.
1) Pembelahan ganjil genap
Tabel persiapan perhitungan reliabilitas dengan belah dua ganjil-genap adalah sebagai
berikut:

1,3,5,7,9 2,4,5,8,10
No. Nama Ganjil Genap X2 Y2 XY
(X) (Y)
1 Hartati 5 3 25 9 15
2 Yoyok 3 2 9 4 6
3 Oktaf 0 4 0 16 0
4 Wendi 3 2 9 4 6
5 Diana 3 3 9 9 9
6 Paul 4 0 16 0 0
7 Susana 4 3 16 9 12
8 Helen 3 5 9 25 15
Jumlah 25 22 93 76 63

Kelanjutan dari tabel ini adalah menghitung dengan rumus korelasi product moment.

𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)( ∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

𝑟𝑥𝑦 = −0,3786
Harga tersebut baru menunjukkan reliabilitas separoh tes. Oleh karena itu, 𝑟𝑥𝑦 untuk
belahan ini disebut dengan istilah 𝑟 1 /2 atau 𝑟𝑔𝑔 atau 𝑟𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙−𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙 . Untuk mencari
21

reliabilitas seluruh tes maka digunakan rumus Spearman-Brown yakni:


2𝑟 1 /2
21
𝑟11 =
(1 + 𝑟 1 /2 )
21

2 × (−0,3786)
𝑟11 =
(1 + (−0,3786))

−0,7572
𝑟11 = = −0,5493
1,37686

Pengurangan merupakan bilangan dengan harga mutlak, jadi tidak mengenal negatif.
1) Pembelahan Awal-Akhir
Dengan data sebelumnya diketahui dalam tabel berikut ini:

1,2,3,4,5 6,7,8,9,10
No. Nama X2 Y2 XY
Awal Akhir
1 Hartati 3 5 9 25 15
2 Yoyok 2 3 4 9 6
3 Oktaf 1 3 1 9 3
4 Wendi 3 2 9 4 6
5 Diana 5 1 25 1 5
6 Paul 3 1 9 1 3
7 Susana 5 2 25 4 10
8 Helen 3 5 9 25 15
Jumlah 25 22 91 78 63

Kelanjutan dari tabel ini adalah menghitung dengan rumus korelasi product moment.

𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)( ∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

𝑟𝑥𝑦 = −0,3831
Harga tersebut baru menunjukkan reliabilitas separoh tes. Oleh karena itu, 𝑟𝑥𝑦 untuk
belahan ini disebut dengan istilah 𝑟 1 /2 atau 𝑟𝑔𝑔 atau 𝑟𝑔𝑎𝑛𝑗𝑖𝑙−𝑔𝑒𝑛𝑎𝑙 . Untuk mencari
21

reliabilitas seluruh tes maka digunakan rumus Spearman-Brown yakni:


2𝑟 1 /2
21
𝑟11 =
(1 + 𝑟 1 /2 )
21

𝑟11 = −0,5538

Selain menggunakan rumus product moment, dua orang ahli mengajukan rumus lain.
Seorang bernama Flanagan menemukan rumus yang perhitungannya boleh dua ganjil-
genap dan seorang lagi bernama Rulon yang rumusnya diterapkan pada data belahan
awal-akhir.
Penggunaan Rumus Flanagan

Berdasarkan data tabel belahan ganjil-genap perhitungannya dengan rumus Flanagan


berikut ini:

2 2
(∑ 𝑋) (∑ 𝑋)
∑ 𝑋2 − ∑ 𝑋2 −
𝑆12 = 𝑁 𝑆22 = 𝑁
𝑁 𝑁
252 222
93 − 8 76 − 8
𝑆12 = 𝑆22 =
8 8
93 − 78,125 76 − 60,5
𝑆12 = = 1,859 𝑆22 = = 1,937
8 8

2
(∑ 𝑋)
∑ 𝑋2 −
𝑆𝑡2 = 𝑁
𝑁
472
295 − 8
𝑆𝑡2 =
8
295 − 276,13
𝑆𝑡2 = = 2,36
8

Dimasukkan ke dalam rumus Flanagan berikut:

𝑆12 + 𝑆22
𝑟11 = 2 (1 − )
𝑆𝑡2
1,859 + 1,937
𝑟11 = 2 (1 − )
2,359
𝑟11 = −2(2 − 1,609)
𝑟11 = −1,218
Penggunaan Rumus Rulon

Untuk memperjelas keterangan, maka tabel belahan awal-akhir berikut:

1,2,3,4,5 6,7,8,9,10
No. Nama d 𝒅𝟐
Awal Akhir
1 Hartati 3 5 -2 4
2 Yoyok 2 3 -1 1
3 Oktaf 1 3 -2 4
4 Wendi 3 2 1 1
5 Diana 5 1 4 16
6 Paul 3 1 2 4
7 Susana 5 2 3 9
8 Helen 3 5 -2 4
Jumlah 25 22 3 43

Dari perhitungan terdahulu diketahui varians total = 2,36

2
(∑ 𝑑)
2
∑𝑑 −
2
𝑆𝑑 = 𝑁
𝑁
32
43 − 8
𝑆𝑑2 =
8
43 − 1,125
𝑆𝑑2 =
8
41,875
𝑆𝑑2 = = 5,234
8
Dimasukkan ke dalam Rumus Rulon:
𝑆𝑑2
𝑟11 = 1 −
𝑆𝑡2
5,234
𝑟11 = 1 −
2,36
𝑟11 = 1 − 2,218
𝑟11 = −1,218
Dari perhitungan dengan Rumus Flanagan maupun Rulon ternyata hasilnya sama,
keduanya lebih besari dari 1,00. Secara teoritik, koefisien ini salah tetapi karena
pembulatan-pembulatan dalam perhitungan, maka hasil seperti ini dapat saja terjadi.
Telah disinggung dibagian awal bahwa salah satu syarat untuk mendapatkan metode
belah dua adalah bahwa banyaknya item harus genap agar dapat dibelah. Syarat yang
kedua, item yang membentuk soal tes harus homogen atau paling tidak setelah dibelah
terdapat keseimbangan antara belahan pertama dengan belahan kedua.
Untuk mengatasi kesulitan memenuhi persyaratan ini maka reliabilitas dapat dicari
melalui rumus yang dikemukakan oleh Kuder dan Richardson. Kedua orang ahli ini
menemukan banyak rumus yang diberi nomor. Rumus yang digunakan untuk mencari
reliabilitas dan banyak digunakan orang ada dua rumus yaitu rumus K-R 20 dan rumus
K-R 21.
Penggunaan Rumus K-R 20
Nomor Item Skor
No. Nama
1 2 3 4 5 6 7 Total
1 Wardoyo 1 0 1 1 1 1 0 5
2 Benny 0 1 1 0 1 1 1 5
3 Hanafi 0 0 0 0 1 0 1 2
4 Rahmad 0 1 1 1 1 1 1 6
5 Tanti 1 0 0 0 1 0 0 2
6 Nadia 0 1 1 1 1 0 0 4
7 Tini 0 0 0 1 1 1 0 3
8 Budi 0 1 0 1 1 0 0 3
9 Daron 0 1 0 1 1 0 0 3
10 Yakob 0 0 0 1 1 0 0 2
𝑁𝑝 2 5 4 7 10 4 3 35
p 0,2 0,5 0,4 0,7 1 0,4 0,3
q 0,8 0,5 0,6 0,3 0 0,6 0,7
1,31
pq 0
(∑ 𝑝𝑞)
Cari terlebih dahulu standar deviasinya:
2
(∑ 𝑋)
2
∑𝑋 −
2
𝑆 = 𝑁
𝑁
2
2 (∑ 𝑋)
√∑ 𝑋 − 𝑁
𝑆=
𝑁

𝑆 = 1,36
Dimasukkan ke dalam rumus K-R 20
𝑛 𝑆 2 − ∑ 𝑝𝑞
𝑟11 =( )( )
𝑛−1 𝑆2
7 1,362 − 1,31
𝑟11 =( )( )
7−1 1,362
1,85 − 1,31
𝑟11 = 1,17 ×
1,85
0,54
𝑟11 = 1,17 ×
1,85
𝑟11 = 1,17 × 0,29 = 0,3415 ≈ 0,342

Penggunaan Rumus K-R 21


𝑛 𝑀(𝑛 − 𝑀)
𝑟11 = ( ) (1 − )
𝑛−1 𝑛𝑆𝑡2
7 3,5(7 − 3,5)
𝑟11 = ( ) (1 − )
7−1 7 × 1,85
3,5 × 3,5
𝑟11 = 1,17 × (1 − )
12,95
12,25
𝑟11 = 1,17 × (1 − )
12,95
𝑟11 = 1,17 × (1 − 0,946)
𝑟11 = 1,17 × (1 − 0,0541)
𝑟11 = 0,06329 ≈ 0,0633
Jika dibandingkan reliabilitas yang dihitung dengan K-R 20 dan K-R 21 lebih besar
yang K-R 20. Memang menggunakan rumus K-R 20 cenderung memberikan hasil
yang lebih tinggi, tetapi pekerjaannya lebih rumit.
Penggunaan Rumus Hoyt
Untuk mencari reliabilitas suatu soal dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
Langkah 1: mencari jumlah kuadrat responden dengan rumus:
∑ 𝐵 2 (∑ 𝑋𝑡 )2
𝐽𝑘(𝑖) = −
𝑘 𝑘×𝑁
Keterangan:
𝐽𝑘(𝑖) = jumlah kuadrat responden
𝑋𝑡 = skor total tiap responden
𝐾 = banyaknya item
𝑁 = banyaknya responden atau subjek
Langkah 2: mencari jumlah kuadrat item dengan rumus:
∑ 𝐵 2 (∑ 𝑋𝑡 )2
𝐽𝑘(𝑟) = −
𝑁 𝑘×𝑁
Keterangan:
𝐽𝑘(𝑟) = jumlah kuadrat responden
∑ 𝐵 2 = jumlah kuadrat jawaban benar seluruh item
2
(∑ 𝑋𝑡 ) = kuadrat dari jumlah skor total
Langkah 3: mencari jumlah kuadrat total dengan rumus:
(∑ 𝐵)(∑ 𝑆)
𝐽𝑘(𝑡) =
(∑ 𝐵) + (∑ 𝑆)
Keterangan:
𝐽𝑘(𝑡) = jumlah kuadrat responden
∑ 𝐵 = jumlah jawaban benar seluruh item
∑ 𝑆 = jumlah jawaban salah seluruh item
Langkah 4: mencari jumlah kuadrat sisa, dengan rumus:
𝐽𝑘(𝑠) = 𝐽𝑘(𝑡) − 𝐽𝑘(𝑟) − 𝐽(𝑖)
Langkah 5: mencari varians responden dan varians sisa dengan tabel F
Dalam menari varians ini diperlukan db (derajat kebebasan) dari masing-masing
sumber varians kemudian db ini sebagai penyebut terhadap setiap jumlah kuadrat
untuk memperoleh varians.
db = banyaknya N setiap sumber variansi dikurangi 1
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡
Jadi, 𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 = 𝑑𝑏
Langkah 6: memasukkan ke dalam rumus 𝑟11
Contoh Perhitungan dengan Rumus Hoyt
Nomor Item Skor Total Kuadrat Skor
No. Nama
1 2 3 4 5 6 7 (𝑿) Total (𝑿𝟐 )
1 Wardoyo 1 0 1 1 1 1 0 5 25
2 Benny 0 1 1 0 1 1 1 5 25
3 Hanafi 0 0 0 0 1 0 1 2 4
4 Rahmad 0 1 1 1 1 1 1 6 36
5 Tanti 1 0 0 0 1 0 0 2 4
6 Nadia 0 1 1 1 1 0 0 4 16
7 Tini 0 0 0 1 1 1 0 3 9
8 Budi 0 1 0 1 1 0 0 3 9
9 Daron 0 1 0 1 1 0 0 3 9
10 Yakob 0 0 0 1 1 0 0 2 4
Jumlah jawaban 141
2 5 4 7 10 4 3 35
benar
Kuadrat jumlah 2 2
4 25 16 49 100 16 9 (∑ 𝑋𝑡 ) (∑ 𝑋𝑡 )
jawaban benar
Jumlah kuadrat
219
jumlah jawaban benar
Jumlah jawaban salah 8 5 6 3 0 6 7 35

Berdasarkan tabel diatas, dapat dicari reliabilitas soal dengan rumus Hoyt melalui
langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1: mencari jumlah kuadrat responden dengan rumus:
∑ 𝐵 2 (∑ 𝑋𝑡 )2
𝐽𝑘(𝑖) = −
𝑘 𝑘×𝑁
141 352
𝐽𝑘(𝑖) = −
7 7 × 10
𝐽𝑘(𝑖) = 20,143 − 17,5 = 2,643
Langkah 2: mencari jumlah kuadrat item dengan rumus:
∑ 𝐵 2 (∑ 𝑋𝑡 )2
𝐽𝑘(𝑟) = −
𝑁 𝑘×𝑁
219 352
𝐽𝑘(𝑟) = −
10 7 × 10
𝐽𝑘(𝑟) = 21,9 − 17,5 = 4,4
Langkah 3: mencari jumlah kuadrat total dengan rumus:
(∑ 𝐵)(∑ 𝑆)
𝐽𝑘(𝑡) =
(∑ 𝐵) + (∑ 𝑆)
(35)(35)
𝐽𝑘(𝑡) =
(35) + (35)
1225
𝐽𝑘(𝑡) = = 17,5
70
Langkah 4: mencari jumlah kuadrat sisa, dengan rumus:
𝐽𝑘(𝑠) = 𝐽𝑘(𝑡) − 𝐽𝑘(𝑟) − 𝐽(𝑖)
𝐽𝑘(𝑠) = 17,5 − 2,643 − 4,4 = 10,457
Langkah 5: mencari varians responden dan varians sisa dengan tabel F
Tabel F
Sumber Variansi Jumlah Kuadrat db Varians
2,643
Responden 2,643 10 – 1 = 9 = 0,294
3
4,4
Ite, 4,4 7 – 1= 6 = 0,733
6
10,457
Sisa 10,457 69 – 9 – 6 = 54 = 0,1936
54
Total 17,5 70 – 1 = 69

Untuk mencari db sisa, harus dicari db total dahulu baru dikurangi db responden dan
db item
𝑑𝑏 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = 𝑘 × 𝑁 − 1 = 7 × 10 − 1 = 70 − 1 = 69
𝑑𝑏 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 = 𝑁 − 1 = 10 − 1 = 9
𝑑𝑏 𝑖𝑡𝑒𝑚 = 𝑘 − 1 = 7 − 1 = 6
𝑑𝑏 𝑠𝑖𝑠𝑎 = 𝑑𝑏 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 − 𝑑𝑏 𝑟𝑒𝑠𝑝𝑜𝑛𝑑𝑒𝑛 − 𝑑𝑏 𝑖𝑡𝑒𝑚 = 69 − 9 − 6 = 54

Langkah 6: memasukkan ke dalam rumus 𝑟11


𝑉𝑠
𝑟11 = 1 −
𝑉𝑟
0,1936
𝑟11 =1−
0,294
𝑟11 = 1 − 0,658 = 0,342
Sama dengan K-R 20

Contoh Perhitungan Mencari Reliabilitas Tes Berupa Uraian


Nomor Item Kuadrat
Skor
No. Nama Skor
1 2 3 4 5 6 Total
Total
1 Wardoyo 10 6 8 8 10 10 52 2704
2 Benny 6 4 4 6 6 5 31 961
3 Hanafi 8 2 6 8 7 8 39 1521
4 Rahmad 7 3 7 7 6 6 36 1296
5 Tanti 0 5 3 2 4 4 18 324
6 Nadia 2 4 2 8 6 8 30 900
7 Tini 4 3 6 6 6 6 31 961
8 Budi 5 5 5 7 7 7 36 1296
9 Daron 5 5 4 6 8 5 33 1089
10 Yakob 3 0 3 1 6 6 28 784
Jumlah 50 43 48 62 66 65 334 11836
Jumlah Kuadrat 328 201 264 418 458 451 2120

Jumlah dari jumlah kuadrat setiap skor = 2120


Jumah kuadrat skor total = 11836
Dengan data yang tertera dalam tabel, maka dicari varians tiap-tiap item dahulu
kemudian dijumlahkan.
Perlu diingat kembali rumus varians yang sudah dikenal yaitu:
2
(∑ 𝑋) ∑ 𝑋𝑡2 (∑ 𝑋𝑡 )2
∑ 𝑋2 − Atau 𝜎𝑡 = −
𝜎2 = 𝑁 𝑁 𝑁
𝑁

Perhitungan varians tiap item:


502
328 − 10 328 − 250 78
2
𝜎(1) = = = = 7,8
10 10 10
432
201 − 10 201 − 184,9 16,1
2
𝜎(2) = = = = 1,61
10 10 10
482
264 − 10 264 − 230.4 33,6
2
𝜎(3) = = = = 3,36
10 10 10
602
418 − 10 418 − 435,6 33,6
2
𝜎(4) = = = = 3,36
10 10 10
662
458 − 10 458 − 435,6 22,4
2
𝜎(5) = = = = 2,24
10 10 10
652
451 − 10 451 − 422,5 28,5
2
𝜎(6) = = = = 2,85
10 10 10
Jumlah varians semua item ∑ 𝜎𝑡2 = 7,8 + 1,61 + 3,36 + 2,24 + 2,85 = 21,22
3342
11836 − 10
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
10
11836 − 11155,6
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =
10
680,4
𝑣𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 = = 68,04
10
Dimasukkan ke dalam rumus alpha:
𝑘 ∑ 𝜎𝑏2
𝑟11 = ( ) (1 − 2 )
𝑘−1 𝜎𝑡
6 21,22
𝑟11 = ( ) (1 − )
6−1 68,04
6
𝑟11 = × (1 − 0,312)
5
6
𝑟11 = × 0,688 = 0,8256 ≈ 0,826
5
Berdasarkan perolehan hasil koefisien korelasi yakni 𝑟11 sebenarnya baru diketahui
tinggi-rendahnya koefisien tersebut. Lebuh sempurnanya apabila perhitungan
reliabilitas sampai pada kesimpulan, sebaiknya hasil tersebut dikonsultasikan
dengan tabel r product moment.

Anda mungkin juga menyukai