Anda di halaman 1dari 18

Laporan Pendahuluan

Diabetes Militus

Di Susun Oleh :

Vivi Apri Saneli


Yurika Pastika
Necci NurmelGus Tavianti
A. DEFINISI DIABETES MILITUS

 Diabetes Melitus adalah keadaan hiperglikemia kronik yang disertai dengan berbagai
kelainan metabolic akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi
kronik dengan mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membrane
basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron. (mansjer, Arif,2002)
B. ETIOLOGI

1. Diabetes Tipe I (Insulin Dependent Diabetes Melitus/IDDM)


Diabetes Tipe ini disebab kan oleh :
a. Faktor genetic
b. Faktor Imunologi
c. Faktor Lingkungan
2. Diabetaes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Millitus/NIDDM)
terdapat faktor-faktor resiko tertentu yang berhubungan yaitu :
Usia
Restitensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun.
Obesitas
Riwayat Keluarga
Kelompok etni
C. ANATOMI FISIOLOGI

 Pankreas manusia secara anatomi letaknya menempel pada duodenum dan terdapat kurang lebih
200.000 sampai 1.800.000 pulau langerhans. Pulau langerhans mempunyai empat macam sel
yaitu :

 Sel Alfa - sekresi glukosa


 Sel beta - sekresi insulin
 Sel delta - sekresi somatostatin
 Sel pangkreatik
D. PATOFISIOLOGI
Jika terdepat deficit insulin, empat perubahan metabolic terjadi menibulkan hiperglikemi. Empat
perubahan itu adalah :

1. Transport glukosa yang melintasi membrane sel berkurang.


2. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah
3. Glikolisis meningkat sehingga glikogen berkurang dan glukosa hati dicurahkan ke dalam darah
secara terus menerus melebihi kebutuhan.
4. Gluconeogenesis meningkat dan lebih bayak lagi glukosa hati yang tercurah ke dalam darah
dari pemecahan asam amino dan lemak
E. WOC
F. MANIFESTASI KLINIS
 ketoasidosis atau serangan diam-diam pada tipe 1
 yang paling sering terjadi adalah keletihan akibat defisiensi eneri dan keadaan
metabolisme
 kadang kadang tidak ada gejala (pada diabetes tipe 2)
 Dieuretik ostomik yang disertai poliuria, dehidrasi, polidipsia, selaput lendir, dan
kekencangan kulit buruk
 Pada ketoasidosi dan keadaan non-ketotik hipermosmolar hiperglikemia, dehidrasi
berpotensi menyebabkan hipovolemia dan syok
 Jika diabetes tipe 1 tidak di kontrol, pasien mengalami penurunan berat badan dan
selalu lapar, padahal ia sudah makan sangat banyak
 Penurunan berat badan
 Lemah
 Kesemutan, rasa baal
 Bisul/luka yang lama tidak sembuh
G. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Pemeriksaan diagnostik

Tes toleransi glukosa


HbAIC
Pemeriksaan kadar glukosa urin
H. KOMPLIKASI
Hiploglikemia
Ketosiadosis diabetik (KAD)
Hyperosmolae hyperglycemic state
(HHS)
Komplikasi Diabetes Melitus Kronis
I. PENATALAKSANAAN

ada 5 komponen penatalaksaan DM yaitu :


1. Penatalaksaan diet
2. Latihan fisik
3. Pemantauan
4. Terapi
5. Pendidikan kesehatan
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien

2. Riwayat Kesehatan
3. Riwayat kesehatan dahulu
4. Riwayat kesehatan keluarga
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah b/d Gangguan


Toleransi Glukosa Darah.
2. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b/d Gangguan
mekanisme regulasi.
3. Defisit nutrisi b/d Ketidakmampuan Mengabsorpsi nutrient
INTERVENSI KEPERAWATAN
IMPLEMENTASI

 Implementasi adalah komponen dari proses keperawatan, kategori dari


perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan dari hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan
dan diselesaikan.
 Implementasi merupakan tahap proses keperwatan dimana perawat
memberikan intervensi keperawatan secara langsung dan tidak langsung
terhadap pasien.
EVALUASI

 Evaluasi merupakan langkah akir dari proses keperawatan untuk mengetahui


sejauh mana tujuan dari rencena keperawatan tercapai. Evaluasi ini dilakukan
dengan cara membandingkan hasil akhir yang teramati dengan tujuan dan
kriteria hasil yang dibuat dalam rencana keperawatan
MAACIW

Anda mungkin juga menyukai