Anda di halaman 1dari 15

Ilmu Metalurgi Pengelasan

Suryadi
68
Suryadi
Tujuan
Mengetahui fenomena metalurgi yaitu perubahan struktur mikro dan sifat mekanik dalam
proses pengelasan.

69
Suryadi
Daftar Isi
1. Definisi Ilmu metalurgi
2. Macam-macam daerah pengelasan
3. Distribusi panas pada setiap daerah las
4. Logam lasan dan struktur mikronya
4.1 Pertumbuhan butir
4.2 Pengaruh kecepatan pada proses pertumbuhan butiran dendrit
4.3 Distribusi kekerasan logam lasan pada pengelasan multi-layer
5. HAZ (Heat Affected Zone) dan struktur mikronya
5.1 Klasifikasi daerah HAZ
5.2 Distribusi kekerasan dan struktur mikro pada daerah HAZ
6. Fusion line dan struktur mikronya

70
1. Definisi ilmu metalurgi Suryadi

Teknik Metalurgi adalah bidang ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip keilmuan fisika,
matematika dan kimia serta proses engineering untuk menjelaskan secara terperinci dan mendalam
fenomena-fenomena proses pengolahan mineral (termasuk pengolahan batubara), proses ekstraksi
logam dan pembuatan paduan, hubungan perilaku sifat mekanik logam dengan strukturnya,
fenomena-fenomena proses penguatan logam serta fenomena-fenomena kegagalan dan degradasi
logam.

Metalurgi dalam pengelasan adalah fenomena perubahan struktur mikro akibat terjadinya fase
pemanasan dan pendinginan dalam pengelasan. Perubahan struktur mikro ini akan menyebabkan
perubahan sifat mekanik pada sambungan pengelasan.

Gambar retak las yang terjadi


Pengambilan foto makro potongan Foto struktur mikro pada salah pada sambungan pengelasan
las pada sambungan filled-joint satu daerah pengelasan

71
2. Macam-macam daerah pengelasan Suryadi
Daerah pengelasan terbagi menjadi empat bagian yaitu :
weld
1. Logam lasan (weld metal)
Daerah yang mengalami proses peleburan karena
Fusion line
pemanasan dan kemudian pendinginan sebagai hasil dari HAZ
proses pengelasan. Daerah ini merupakan campuran dari
peleburan logam pengisi (kawat las) dan juga logam induk. Base metal

2. HAZ (Heat Affected Zone)


Dikenal dengan daerah terpengaruh panas. Dinamakan
daerah terpengaruh panas dikarenakan daerah ini http://www.lonestarwelds.com.au/welding_procedures.htm
merupakan daerah yang mengalami perubahan struktur
mikro dan sifat mekanik. Umumnya daerah ini memiliki
ketangguhan yang rendah (getas).

3. Logam induk (base metal)


Daerah yang tidak mengalami perubahan sifat mekanik
dikarenakan tidak adanya pengaruh panas. Atau dengan
kata lain daerah ini masih memiliki sifat yang sama seperti
logam induknya.
4. Garis batas peleburan (fusion line)
Garis batas peleburan antara logam lasan dengan HAZ.
Pada saat fase pemanasan, daerah ini mengalami
temperatur yang paling tinggi (peak temperature).
72
3. Distribusi panas pada setiap daerah las Suryadi
L
Berikut adalah hubungan antara distribusi panas
pada setiap daerah las dan kurva Fe-Fe3C
Ƴ Ƴ

Ƴ
diagram.
Ƴ

Semakin jauh dari sumbu las, temperatur


α Ƴ Ƴ pemanasan akan semakin menurun. Sebaliknya
Ƴ Ƴ
semakin dekat dengan sumbu las maka
Ƴ Ƴ temperatur pemanasan akan semakin meningkat.
α
Ƴ Ƴ

Fe3C
Pearlite Pada daerah logam induk 0.3%C memiliki
α struktur mikro pearlite dan ferrite pada fase
ferrite cementite.

Kemudian mendekati daerah pengelasan fase


yang terjadi adalah dual-phase yaitu ferrite dan
austenite.

Ferrite akan berubah sepenuhnya menjadi


austenite dengan semakin naiknya temperatur
atau dengan kata lain semakin mendekati daerah
las.

Dan pada temperatur maksimum yaitu pada


sumbu las fasenya berubah menjadi liquid atau
cair
Introductory Welding Metallurgy,
AWS, 1979 73
4. Logam lasan dan struktur mikronya Suryadi

Merupakan daerah campuran antara logam pengisi dan logam induk yang melebur sampai mencapai titik
cair logam tersebut akibat energi panas yang dihasilkan dari pembentukan busur listrik. Mengacu dari
tujuan sambungan pengelasan, daerah lasan umumnya memiliki kekuatan sama atau lebih tinggi
dibandingkan dengan logam induknya.

Las laser
Struktur mikro arah busur
a) Pembentukan dendrit pada
las
pengelasan penetrasi dalam adalah
a) terbentuk pada daerah yang mengalami
proses pembekuan pertama yaitu fusion
line. Butir-butir dendrit akan tumbuh
ke bagian dalam atau daerah yang akan
mengalami proses pembekuan terakhir
(bagian tengah las)

b) Pembentukan dendrit pada


b) pengelasan penetrasi dangkal adalah
sama yaitu dari fusion line, namun
untuk butir-butir dendrit akan tumbuh
ke bagian luar atau daerah yang
mengalami pembekuan paling akhir Setelah proses peleburan
yaitu permukaan logam lasan.
https://engineering.purdue.edu/LAMPL/
research_welding.html

74
4.1 Pertumbuhan butiran Suryadi

Fase 1 Fase 1.
Pembentukan inti kristal pada
daerah yang memiliki temperatur
panas paling tinggi.

Fase 2 Fase 2.
Pembentukan butiran dendrit solid
yang mengarah pada daerah tengah
las yang mengalami proses
pembekuan terakhir.

Fase 3 Fase 3.
Fase ini dinamakan completed-
solidifacation atau proses
pembekuan sempurna dengan
terjadinya pembentukan batas butir
(grain boundary).

Video Introductory Welding Metallurgy,


AWS, 1979
75
4.2 Pengaruh kecepatan pada proses pertumbuhan butiran dendrit Suryadi
1. Kecepatan tinggi
Kecepatan yang tinggi akan menghasilkan
pool leburan las menyerupai ellips. Dan
arah pertumbuhan butiran dendrit
cenderung tegak lurus dengan arah
pengelasan.
Apabila dilihat dari permukaannya maka
pembekuan terakhir berada tepat ditengah
daerah las.

2. Kecepatan lambat Kecepatan yang lambat akan menghasilkan


pool leburan las mendekati lingkaran. Dan
arah pertumbuhan butiran dendrit
cenderung searah dengan arah pengelasan.

Apabila dilihat dari permukaannya maka


pembekuan terakhir berada tepat ditengah
dan mendekati permukaan las.

Catatan : Pengelasan dengan kecepatan yang terlalu tinggi akan


memudahkan terjadinya solidification crack tepat di tengah daerah
las akibat dari tekanan residual stress yang tertahan dan terjadi di
bagian tengah (dimana unsur pengotor sperti S dan P yang memiliki
temperatur leleh tinggi tidak melebur sempurna)

76
4.3 Kekerasan logam lasan pada pengelasan multi-layer Suryadi

Berikut ini adalah hasil pengujian


kekerasan pada daerah las pada
pengelasan CO2 dan baja 490Mpa.

Distribusi kekerasan paling tinggi


terjadi pada (1) atau lapisan paling
terakhir. Hal ini dikarenakan input
panas yang paling tinggi dicapai pada
lapisan terakhir.

Untuk kekerasan pada daerah las saja


dapat dilihat pada (4) bahwa
kekerasan tertinggi juga dicapai pada
lapisan paling terkhir meskipun
perbedaannya tidak terlalu signifikan.
Kondisi pengelasan

Nadhif rahmawan, Correlation of Charpy Toughness and CTOD Toughness in


Multi-pass Welded Joints of Steel-frame Structures, 2012

77
5. HAZ dan struktur mikronya Suryadi
Daerah yang mengalami perubahan sifat mekanik akibat pengaruh proses pemanasan dan pendinginan.
Daerah ini juga memiliki ketangguhan yang paling rendah dibandingkan dengan daerah lainnya akibat
dari terbentuknya struktur mikro yang kasar berupa bainit atau martensit akibat dari proses pendinginan
yang cepat pada saat proses pembekuan.

Semakin mendekati daerah logam induk struktur mikronya


menjadi semakin halus. Hal ini dikarenakan oleh dimulainya
proses rekristalisasi dari daerah HAZ yang berdekatan
dengan logam induk menuju ke arah logam las.

Video

http://www.kvastainless.com/welding.html

Contoh HAZ pada


super martensite
stainless steel
12Cr3Ni

http://www.twi.co.uk/technical-knowledge/published papers/heat-affected-zone-
microstructures-in-supermartensitic-stainless-steels-october-2002/
78
5.1 Klasifikasi daerah HAZ Suryadi
Pada aktual pengelasan distribusi struktur mikro di
daerah HAZ atau dikenal dengan daerah terpengaruh
panas adalah sangat komplek. Berdasarkan buku Fatigue
and Fracture Testing of Weldments, HAZ terdiri dari
beberapa bagian.
1. CGHAZ (Coarse Grained Heat Affected Zone)
2. FGHAZ (Fine Grained Heat Affected Zone)
3. ICHAZ (Inter Critical Heat Affected Zone)
Fatigue and Fracture Testing of Weldments: Part III p-206 4. SCHAZ (Sub Critical Heat Affected Zone)

(BM:490MPa and WM:YGW-18-JISZ3312)


Welding Electrode Heat input, Interpass
Pass Geometry
method (Diameter) Q (kJ/mm) temperature, I (oC)

18.5 1 No preheat
Robotic
24.9 2 102
Automatic
(Ø1.2 mm)
Welding
34.3 3 131
(GMAW)
40.3 4 85

Nadhif rahmawan, Correlation of Charpy Toughness and CTOD Toughness in Multi-pass Welded
Joints of Steel-frame Structures, 2012

Semakin mendekati daerah las atau lebih tepatnya mendekati fusion line karakteristik struktur mikronya adalah
kasar. Oleh karena itu daerah tersebut dinamakan Coarse Grained HAZ. Daerah ini memiliki sifat mekanik
ketangguhan paling rendah dibandingkan daerah HAZ yang lainnya dan biasa dikenal dengan nama Local Brittle
Zones (LBZ). Semakin tinggi input panas pengelasan semakin besar daerah CGHAZ atau LBZ ini terbentuk.
Semakin besar daerah CGHAZ (dengan lowest toughness property), maka kemungkinan kegagalan (failure) pada
sambungan pengelasan semakin besar pula.
79
5.1 Klasifikasi daerah HAZ Suryadi
Berikut tabel yang menunjukkan klasifikasi daerah HAZ berdasarkan temperatur siklus pemanasannya.

Peak temperature Peak temperature by HAZ-


by first cycle subsequent cycles microstructure
Melting point ~1200oC UACGHAZ
Melting point 1200~850oC FGHAZ
~1200oC 850~750oC ICCGHAZ
(CGHAZ) 750~450oC SCCGHAZ
450~ UACGHAZ
Melting point ~1200oC UACGHAZ
1200 ~850oC 1200~850oC FGHAZ
(FGHAZ) 850~700oC ICGHAZ
700~ FGHAZ
Melting point ~1200oC UACGHAZ
850 ~750oC
1200~850oC FGHAZ
(ICHAZ)
850~700 ICGHAZ
Fatigue and fracture mechanic on 29th volume

Cara menghitung daerah HAZ berdasarkan WES :


Keterangan :
d 850  T0 Tmp  T0  Tp  T0 d = Jarak dari fusion line ke daerah yang
 diinginkan
d HAZ TP  T0 Tmp  T0  850  T0 dHAZ = Lebar HAZ (etching dengan nital)
80
5.2 Disribusi kekerasan dan struktur mikro pada daerah HAZ
Kekuatan mekanik pada logam induk dan logam lasan Distribusi kekerasan pada daerah HAZ
Hardness Vicker’s, HV
HAZ Hardness
Joint ratio
Material BM WM BM WM (WM/BM)
σY (MPa) 382 543 CGHAZ FGHAZ
σT (MPa) 519 639
El (%) 18.3 12.3
Base metal YR (%) 73.3 85.2 Over
Prosedur 174 201 196 206 1.18
Sr 1.23 match pengujian kekerasan (Vickers)

Nadhif rahmawan, Correlation of Charpy Toughness and CTOD Toughness in Multi-


pass Welded Joints of Steel-frame Structures, 2012

Kekerasan pada daerah HAZ berbeda tergantung dengan


siklus pemanasan, struktur mikro yang terbentuk dan jarak
dari fusion line. Dikarenakan struktur mikro yang terbentuk
di daerah yang dekat dengan fusion line (CGHAZ) kasar,
maka kekerasan yang dihasilkan juga lebih tinggi
dibandingkan daerah HAZ yang lainnya.
Grafik distribusi kekerasan yang ditunjukkan di gambar
sebelah kanan adalah kondisi di mana kekuatan mekanik
pada logam pengisi (wire) lebih tinggi dibandingkan
dengan logam lasan.

Suryadi 81
6. Fusion line Suryadi
Fusion line atau disebut juga garis batas peleburan. Daerah yang mengalami peak temperature akibat pengaruh
panas pengelasan. Daerah ini rawan terjadinya lack of fusion dimana logam pengisi dan logam induk tidak
mengalami peleburan secara sempurna. Berikut ini adalah gambar fusion line yang diambil dari microscopy.

http://www.tms.org/pubs/journals/JOM/0306/David-0306.html

Dengan menggunakan scanning electron micrograph


dapat dilihat terjadinya pertumbuhan dendrit dari
fusion line (superalloy nickel based)
Nadhif rahmawan, Correlation of Charpy Toughness and CTOD Toughness in Multi-
pass Welded Joints of Steel-frame Structures, 2012

Contoh perambatan retak yang terjadi akibat dari cacat lack of


fusion. Terjadinya cacat lack of fusion pada sambungan
pengelasan akan menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan
yang tinggi yang akan mengurangi kekuatan dari sambungan
las.

https://www.efatigue.com/welds/ 82

Anda mungkin juga menyukai