7.ilmu Metalurgi Pengelasan
7.ilmu Metalurgi Pengelasan
Suryadi
68
Suryadi
Tujuan
Mengetahui fenomena metalurgi yaitu perubahan struktur mikro dan sifat mekanik dalam
proses pengelasan.
69
Suryadi
Daftar Isi
1. Definisi Ilmu metalurgi
2. Macam-macam daerah pengelasan
3. Distribusi panas pada setiap daerah las
4. Logam lasan dan struktur mikronya
4.1 Pertumbuhan butir
4.2 Pengaruh kecepatan pada proses pertumbuhan butiran dendrit
4.3 Distribusi kekerasan logam lasan pada pengelasan multi-layer
5. HAZ (Heat Affected Zone) dan struktur mikronya
5.1 Klasifikasi daerah HAZ
5.2 Distribusi kekerasan dan struktur mikro pada daerah HAZ
6. Fusion line dan struktur mikronya
70
1. Definisi ilmu metalurgi Suryadi
Teknik Metalurgi adalah bidang ilmu yang menggunakan prinsip-prinsip keilmuan fisika,
matematika dan kimia serta proses engineering untuk menjelaskan secara terperinci dan mendalam
fenomena-fenomena proses pengolahan mineral (termasuk pengolahan batubara), proses ekstraksi
logam dan pembuatan paduan, hubungan perilaku sifat mekanik logam dengan strukturnya,
fenomena-fenomena proses penguatan logam serta fenomena-fenomena kegagalan dan degradasi
logam.
Metalurgi dalam pengelasan adalah fenomena perubahan struktur mikro akibat terjadinya fase
pemanasan dan pendinginan dalam pengelasan. Perubahan struktur mikro ini akan menyebabkan
perubahan sifat mekanik pada sambungan pengelasan.
71
2. Macam-macam daerah pengelasan Suryadi
Daerah pengelasan terbagi menjadi empat bagian yaitu :
weld
1. Logam lasan (weld metal)
Daerah yang mengalami proses peleburan karena
Fusion line
pemanasan dan kemudian pendinginan sebagai hasil dari HAZ
proses pengelasan. Daerah ini merupakan campuran dari
peleburan logam pengisi (kawat las) dan juga logam induk. Base metal
Ƴ
diagram.
Ƴ
Fe3C
Pearlite Pada daerah logam induk 0.3%C memiliki
α struktur mikro pearlite dan ferrite pada fase
ferrite cementite.
Merupakan daerah campuran antara logam pengisi dan logam induk yang melebur sampai mencapai titik
cair logam tersebut akibat energi panas yang dihasilkan dari pembentukan busur listrik. Mengacu dari
tujuan sambungan pengelasan, daerah lasan umumnya memiliki kekuatan sama atau lebih tinggi
dibandingkan dengan logam induknya.
Las laser
Struktur mikro arah busur
a) Pembentukan dendrit pada
las
pengelasan penetrasi dalam adalah
a) terbentuk pada daerah yang mengalami
proses pembekuan pertama yaitu fusion
line. Butir-butir dendrit akan tumbuh
ke bagian dalam atau daerah yang akan
mengalami proses pembekuan terakhir
(bagian tengah las)
74
4.1 Pertumbuhan butiran Suryadi
Fase 1 Fase 1.
Pembentukan inti kristal pada
daerah yang memiliki temperatur
panas paling tinggi.
Fase 2 Fase 2.
Pembentukan butiran dendrit solid
yang mengarah pada daerah tengah
las yang mengalami proses
pembekuan terakhir.
Fase 3 Fase 3.
Fase ini dinamakan completed-
solidifacation atau proses
pembekuan sempurna dengan
terjadinya pembentukan batas butir
(grain boundary).
76
4.3 Kekerasan logam lasan pada pengelasan multi-layer Suryadi
77
5. HAZ dan struktur mikronya Suryadi
Daerah yang mengalami perubahan sifat mekanik akibat pengaruh proses pemanasan dan pendinginan.
Daerah ini juga memiliki ketangguhan yang paling rendah dibandingkan dengan daerah lainnya akibat
dari terbentuknya struktur mikro yang kasar berupa bainit atau martensit akibat dari proses pendinginan
yang cepat pada saat proses pembekuan.
Video
http://www.kvastainless.com/welding.html
http://www.twi.co.uk/technical-knowledge/published papers/heat-affected-zone-
microstructures-in-supermartensitic-stainless-steels-october-2002/
78
5.1 Klasifikasi daerah HAZ Suryadi
Pada aktual pengelasan distribusi struktur mikro di
daerah HAZ atau dikenal dengan daerah terpengaruh
panas adalah sangat komplek. Berdasarkan buku Fatigue
and Fracture Testing of Weldments, HAZ terdiri dari
beberapa bagian.
1. CGHAZ (Coarse Grained Heat Affected Zone)
2. FGHAZ (Fine Grained Heat Affected Zone)
3. ICHAZ (Inter Critical Heat Affected Zone)
Fatigue and Fracture Testing of Weldments: Part III p-206 4. SCHAZ (Sub Critical Heat Affected Zone)
18.5 1 No preheat
Robotic
24.9 2 102
Automatic
(Ø1.2 mm)
Welding
34.3 3 131
(GMAW)
40.3 4 85
Nadhif rahmawan, Correlation of Charpy Toughness and CTOD Toughness in Multi-pass Welded
Joints of Steel-frame Structures, 2012
Semakin mendekati daerah las atau lebih tepatnya mendekati fusion line karakteristik struktur mikronya adalah
kasar. Oleh karena itu daerah tersebut dinamakan Coarse Grained HAZ. Daerah ini memiliki sifat mekanik
ketangguhan paling rendah dibandingkan daerah HAZ yang lainnya dan biasa dikenal dengan nama Local Brittle
Zones (LBZ). Semakin tinggi input panas pengelasan semakin besar daerah CGHAZ atau LBZ ini terbentuk.
Semakin besar daerah CGHAZ (dengan lowest toughness property), maka kemungkinan kegagalan (failure) pada
sambungan pengelasan semakin besar pula.
79
5.1 Klasifikasi daerah HAZ Suryadi
Berikut tabel yang menunjukkan klasifikasi daerah HAZ berdasarkan temperatur siklus pemanasannya.
Suryadi 81
6. Fusion line Suryadi
Fusion line atau disebut juga garis batas peleburan. Daerah yang mengalami peak temperature akibat pengaruh
panas pengelasan. Daerah ini rawan terjadinya lack of fusion dimana logam pengisi dan logam induk tidak
mengalami peleburan secara sempurna. Berikut ini adalah gambar fusion line yang diambil dari microscopy.
http://www.tms.org/pubs/journals/JOM/0306/David-0306.html
https://www.efatigue.com/welds/ 82