Anda di halaman 1dari 63

THEORY &

IMPLEMENTATION

SHE DEVELOPMENT
A. Pengertian 5S
Praktek dan aplikasi 5S yang telah banyak digunakan oleh organisasi di
dunia dan terbukti mampu menciptakan lingkungan dan suasana kerja
yang lebih baik untuk meningkatkan produktifitas kerja.
5S juga membantu agar sebuah pekerjaan dapat dilakukan dengan lebih
mudah.

5S adalah salah satu pilar dari Continuous Improvement (perbaikan


yang berkelanjutan)
Kenapa 5S penting ???

Jawabannya adalah:
Menciptakan tempat kerja yang
teratur
Membuat pekerjaan lebih mudah
dan lebih aman.
Mendukung terciptanya ide-ide
baru.
Membuat pekerja menjadi lebih
disiplin dan menjadikannya
sebagai suatu kebiasaan.
Pekerja menjadi lebih bangga pada
tempat kerjanya.
Menjaga “image” perusahaan dan
memperbaiki bisnis.
Istilah 5S berasal dari bahasa Jepang, yang artinya :

SEIRI = RINGKAS

SEITON = RAPI

SEISO = RESIK

SEIKETSU = RAWAT

SHITSUKE = RAJIN
Alur Kerja 5S Sebelum 5S

S1: Ringkas S1: Ringkas

Tidak diperlukan Diperlukan

Singkirkan dari area S2: Rapi,


kerja S3: Resik

Buang jika tidak


dipakai lagi

S4: Rawat

S5: Rajin  Jaga sikap 5S


SEIRI = RINGKAS
SEIRI = RINGKAS S1
Menyingkirkan barang yang tidak
diperlukan di tempat kerja sehingga tercipta
lingkungan kerja yang menyenangkan dan
efisien.

Mengasingkan barang-barang yang tidak


diperlukan di tempat kerja dan
membuangkannya

Seiri berarti membedakan antara yang


diperlukan dengan yang tidak diperlukan,
mengambil keputusan yang tegas, dan
membuang segala sesuatu yang tidak
diperlukan
 Barang yang tidak diperlukan adalah barang yang tidak dibutuhkan untuk
proses saat ini. Hai ini dapat dilakukan dengan cara memilah-milah barang-
barang yang ada pada suatu ruangan menjadi kelompok-kelompok sesuai
fungsinya dan membuang barang-barang yang sudah tidak terpakai.

 Sementara untuk barang-barang yang masih meragukan kegunaannya,


maka perlu dilakukan penilaian terhadap barang tersebut untuk
menentukan value dari barang yang bersangkutan. Tujuan dari seiri adalah
menghindari adanya barang-barang yang berserakan.

 Secara prinsip, tempat kerja merupakan tempat untuk bekerja, karena


orang bekerja membutuhkan tempat. Namun, dalam kenyataannya, tempat
kerja sering menjadi tempat penampungan berbagai benda. Barang rusak,
mesin rusak, pekerjaan tertunda, contohnya adalah barang atau berbagai
macam benda keperluan pribadi maupun titipan dari oranglain ada di situ.
Tempat kerja harus bebas dari semua benda yang tidak diperlukan dalam
bekerja. Tempat kerja harus ringkas, suatu perintah tegas dicanangkan :

"Singkirkan barang-barang yang tidak diperlukan


dari tempat kerja."
Apa yang anda rasakan jika suasana kerja seperti ini ?
PAGE 9REV : 00 PSG-01 NOV 01
Standar Pemilahan
Derajat Kebutuhan Metode
(Frekuensi Pemakaian) Penyimpanan
(Stratifikasi)
Rendah  Barang yang tidak dipergunakan  Buang
tahun lalu
 Barang yang hanya dipergunakan  Simpan
sekali dalam waktu 6-12 bulan
terakhir
Rata-Rata  Barang yang hanya dipergunakan  Simpan dibagian
sekali dalam waktu 2-6 bulan tengah tempat kerja
terakhir
 Barang yang dipergunakan lebih
dari sekali dalam 1 bulan
Tinggi  Barang yang dipergunakan sekali  Simpan di dekat
dalam seminggu orang yang
 Barang yang dipergunakan setiap menggunakan atau
hari simpan di kantong
 Barang yang dipergunakan setiap baju atau celana
jam
Kriteria Penyimpanan
Barang Penyimpanan
Barang yang sering digunakan Simpan ditempat yang mudah
dijangkau
Barang yang selalu digunakan Simpan supaya mudah diambil, mudah
disimpan dan mudah dipahami dimana
disimpan
Barang yang kadang-kadang Pastikan untuk menyimpannya kembali
digunakan di tempat semula yang berarti harus
ada papan bergambar, kode warna dan
lain-lain
Arsip Beri nomor, kode warna baik pada rak
maupun pada penjilid

Keuntungan yang diperoleh dengan penerapan konsep Seiri atau ringkas ini
adalah :
1)Segera mengetahui nilai suatu barang dan menetukan fungsinya.
2)Dapat segera melakukan tindakan terhadap barang-barang yang diragukan
nilai fungsinya.
3)Menciptakan efisiensi tempat kerja
4)Memudahkan kontrol dan perawatan terhadap fasilitas
5)Memudahkan mobilitas manusia dan barang
Tahapan penerapan konsep ringkas antara lain sebagai berikut :

1)Pengambilan data-data peralatan atau mesin yang terdapat di area


produksi. Semua barang, peralatan, ataupun mesin yang terdapat diarea
produksi perlu dicatat, karena sangat diperlukan untuk keakuratan dari data yang
diambil. Data-data yang telah dicatat tersebut akan digunakan untuk
membedakan dan mengelompokkan barang, peralatan, ataupun mesin menjadi
barang yang diperlukan dan barang yang tidak diperlukan.

2)Pemisahan antara barang yang diperlukan dan yang tidak diperlukan.


Dasar dari pemisahan barang yang diperlukan dengan yang tidak diperlukan
adalah kemudahan dalam penyimpanan dan dalam menemukan kembali barang-
barang yang diperlukan saat itu juga. Dasar yang digunakan adalah berdasarkan
data-data barang peralatan. ataupun mesin yang telah didapat

3)Penentuan tindakan terhadap masing-masing kelompok barang.


Membuang barang yang tidak diperlukan merupakan langkah awal yang penting
dalam konsep ringkas, disamping itu juga perlu diperhatikan dengan cermat
peralatan yang tidak berfunggi dengan baik dan yang sudah rusak. Langkah untuk
membuang segala sesuatu yang tidak diperlukan membutuhkan penilaian. Dan
langkah tersebut juga harus ditunjang dengan pembersihan tempat-tempat yang
kotor karena minyak, oli, dan tempat kotoran yang menumpuk.
Tahapan
Proses
SEIRI =
RINGKAS
Melakukan kegiatan
Ringkas

Barang yang tidak


diperlukan harus
diberi tanda (tagging)
dan dipindahkan ke
area “khusus”.
Jika barang tersebut
tidak digunakan selama Saya
beberapa waktu maka mengumpulk
an barang-
bisa dibuang. barang yang
berlabel dan
membawa ke
areal sampah
untuk
dibuang.
Barang yang tidak
terpakai dan tidak
bagus diletakkan
di samping
Contoh Praktek
barang yang
Yang Salah masih bagus

Bisa mengakibatkan
resiko pada Food
Safety!

Sebelum Ringkas Setelah Ringkas


Contoh RINGKAS di Ruang Kantor (Office)
SEITON = RAPI
SEITON = RAPI
Memastikan selalu ada tempat untuk
menyimpan semua barang-barang, dan
harus dimarker agar terlihat jelas dimana
barang berada.
S2
Rapi dapat diartikan dengan meletakkan barang, alat, atau mesin pada
lokasi yang paling tepat/sistematis.

Setiap barang atau alat yang masih diperlukan dalam perkerjaan, harus
memiliki suatu tempat penyimpanan yang tetap dan jelas status
keberadaannya. Setiap item dan lokasi penyimpanan hendaknya
mempunyai nama, alamat lokasi penyimpanan atau kode identifikasi
(label) yang standar dan jelas. Selain itu dalam menentukan penempatan
item, didasarkan pada proiritas berdasarkan frekuensi pemakaian (contoh
: sering dipakai, jarang dipakai, selalu dipakai).
 Metode penyimpanan dikatakan lebih baik bila setiap orang dapat melihat,
mengeluarkan dan mengembalikan barang dengan mudah dan jelas. Tujuan
utama dari konsep seiton adalah penyimpanan fungsional
(rnenghilangkan ketidakpastian peletakan barang) dan untuk
menghilangkan kegiatan yang tidak perlu (mengurangi resiko kehiIangan atau
kesaIahan pengambilan barang menghiIangkan pemborosan waktu untuk
mencari barang)

 Kegiatan mencari merupakan pemborosan waktu karena tidak memberikan


nilai tambah pada hasil produksi. Tanpa kegiatan mencari, pemanfaatan waktu
kerja benar-benar terfokus pada kerja yang bernilai tambah. Setelah tempat
kerja menjadi ringkas, selanjutnya tempat kerja dibuat menjadi rapi (seiton). Di
tempat yang rapi, semua barang dapat ditemukan dengan cepat, karena
prinsip utama tempat kerja yang rapi adalah :

"Setiap barang yang berada ditempat kerja mempunyai


tempat yang pasti"
Keuntungan yang diperoleh dengan penerapan konsep Seiton atau
rapi ini adalah :
1)Dapat mengurang kerugian waktu yang disebabkan lamanya mencari barang.
2)Dapat memudahkan memantau barang dan tempat jika terdapat barang yang
hilang dan mudah terdeteksi.
3)Dengan tertata rapinya barang dapat pula mencegah terjadinya kecelakaan kerja.
4)Menempatkan/menata barang pada tempat yang paling tepat.
5)Adanya tanda petunjuk dan batas pada tiap barang atau tempat penyimpanan
sehingga dapat mertgurangi kesalahan pengambilan barang.

Tahapan penerapan Seiton atau Rapi antara lain sebagai berikut :


1)Melakukan inventarisasi barang dan memberikan nama atau kode klasifikasi dari
barang-barang yang masih berguna.
Pengelompokkan terhadap barang-barang tersebut dapat dilihat
diantaranya dari :
 Frekuensi pemakaian, yang terdiri dari frekuensi rendah atau jarang,
frekuensi sedang atau kadang-kadang, dan frekuensi tinggi atau sering.
 Keseragaman alat.
 Fungsional, yaitu seperangkat alat yang berfungsi untuk mesin tertentu.
 Batasan waktu, dimana terdapat arsip, atau laporan untuk bulanan, atau
satu tahun.
2) Melakukan inventarisasi lokasi dan menentukan lokasi penyimpanan barang
sesuai klasifikasi dan juga memberi nama atau kode lokasi. Perlu diingat
bahwa penentuan lokasi penempatan barang harus mempertimbangkan sifat
barang yang akan disimpan.

3) Menempatkan barang pada lokasi yang telah ditentukan. Tempat


penyimpanan yang tepat harus:
 Mudah dalam mencari, mengambil, dan mengembalikan barang atau alat
yang digunakan.
 Tempat penyimpanan alat atau barang tersebut tidak terlalu jauh dari lokasi
penggunaannya.
 Barang atau alat yang mempunyai fungsi atau kegunaan yang sama
hendaknya tempat penyimpanannya pada lokasi yang sama.
 Jumlah tempat penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan barang
atau alat harus diminimalkan, agar tidak mengganggu jalannya proses
produksi serta mempertimbangkan tata letak area kerja yang telah ada.

4) Membuat katalog atau peta lokasi barang dan tempatkan di tempat yang
mudah dilihat oleh semua orang.
3 (tiga) aturan utama dalam menjalankan RAPI :

1.Tentukan tempat barang yang tepat, ini adalah langkah pertama dalam
melaksanakan seiton, yaitu dengan menentukan tempat yang tepat untuk
barangbarang yang tepat. Hal ini akan memudahkan kita dalam menemukan
ataupun mengambil suatu barang.

2.Tentukan bagaimana menyimpan barang, hal ini penting sekali untuk


penyimpanan fungsional dimana penyimpanan fungsional merupakan
penyimpanan yang tentu saja dilakukan dengan mempertimbangkan mutu,
keamanan, efisiensi, dan konservasi. Barang harus disimpan supaya mudah
ditemukan dan mudah diambil

3.Taati aturan penyimpanan, hal ini berarti, setelah mengambil dan menggunakan
suatu barang maka kita harus mengembalikan barang tersebut ke tempat semula.
Dengan demikian barang tersebut akan tetap mudah untuk ditemukan kembali.

Intisari dari penerapan Seiton di tempat kerja adalah kemudahan dalam


mencari dan mendapatkan barang yang dibutuhkan pada saat yang tepat.
Sebaliknya setelah menggunakan alat kerja, pemakai juga mendapatkan
kemudahan dalam mengembalikannya.
Prinsip RAPI ! S2
Adalah menyusun barang dengan urutan yang baik
sehingga memudahkan dalam pemakaian

Pastikan bahwa terdapat keteraturan susunan yang dapat terlihat secara jelas dan
baik di area kerja.

Waktu tidak akan terbuang hanya untuk mencari barang-barang, karena secara
jelas barang terlihat di tempat yang semestinya.

MANFAAT:
Melihat dan mengerti di mana
suatu barang disimpan.
Mengambil dan menggunakan
barang dengan mudah.
Mudah untuk mengembalikan
barang pada tempat yang benar.
Bagaimana cara menyusun RAPI?
Semua jadi
rapi karena
 Menyimpan barang pada lokasi yang
memakai kode
telah ditentukan.

 Meletakkan barang yang sering


digunakan dekat dengan anda.

 Menggolongkan barang yang sejenis/


setipe seperti dalam sistem katalog
perpustakaan.
Susun!  Memisahkan dan menandai suatu
area tertentu dengan tanda yang
jelas.
 Mengembalikan barang pada
tempat semula setelah selesai
penggunaan.

Menyediakan checklist barang.

 Secara berkala mengecek lokasi


barang.
Aplikasi “RAPI” untuk “Floor Planing and Painting”

• Pisahkan antara area operasional dan area pejalan kaki.


• Petakan area operasional berdasarkan alur produksi dan
barang setengah jadi (work in progress).
• Hindarkan putaran dan liukan di area pejalan kaki.
• Tentukan standar pengecatan dan warna.
Aplikasi “RAPI” untuk Penyimpanan
Mencegah masalah yang muncul karena umur suatu produk,
dengan menggunakan metode masuk awal-keluar awal “First-
in-First-out” (FIFO) ketika menyimpan barang baku atau
perlengkapan lainnya.

Masuk
paling
dulu

Keluar
paling
dulu

Metode “FIFO” dapat


diterapkan dalam
Tote-Bin Handling di
pabrik.
Aplikasi “RAPI” untuk Peralatan Kerja

Peraturan dasar untuk RAPI untuk peralatan kerja adalah sebagai berikut:
1. Memastikan lokasinya mudah diingat.
2. Menyediakan informasi visual (identitas) dimana harus
meletakkan peralatan.
3. Menempatkan penyimpanan sedekat mungkin dengan area kerja
dimana barang sering digunakan.

Contoh: List Peralatan &


Identitas Peletakan
Penerapan “RAPI” dalam Lubrikasi
Kesalahan pada lubrikasi, dapat dihindari dengan
menentukan dan memberikan identitas atau warna
lubrikasi khusus untuk setiap bagian yang berbeda.

1. Mengindentifikasikan tipe yang berbeda pada lubrikasi.


2. Memberikan warna yang berbeda pada tiap titik kerja.
3. Memastikan kebenaran kode warna pada poin lubrikasi dan
mencocokkan item lubrikasi.
Penerapan “RAPI” untuk Penyimpanan Spare-part dan Komponen Kecil

Terdapat dua metode penyimpanan:


1. Function based
Untuk memudahkan
penyimpanan komponen,
maka dikelompokkan menurut
tipe dari masing-masing
komponen.

2. Product based
Dikelompokkan menurut
jenis penggunaan
komponen.
Kalau berantakan begini
sulit untuk menemukan
barang
yang saya perlukan.

Kalau rapi dan tersusun kan


lebih mudah mencarinya…
SEISO = RESIK
SEISO = RESIK S3
Menghilangkan kotoran-kotoran dan debu
dari tempat kerja dengan membersihkan
area dan peralatan di sekitar kita.

Tempat kerja yang gelap, kumuh dan kotor dapat mengganggu proses kerja dan
mengurangi estetika keindahan. Orang harus bertahan sambil bekerja di tempat
kerja seperti itu. Tempat kerja yang kotor, berdebu, lembab dan berjamur tidaklah
sehat. Keadaan tempat kerja yang kotor dan kumuh berdampak pada kesulitan
pemeriksaan mesin maupun peralatan kerja. Tempat kerja perlu resik karena
pengaruh resik terhadap produktivitas, kualitas dan keselamatan kerja sangatlah
jelas. Secara singkat prinsip resik (seiso) adalah :

"Bersihkan segala sesuatu yang ada di tempat kerja"


Dalam 5S, Seiso berarti membuang sampah, kotoran, dan benda-benda asing
serta membersihkan segala sesuatu dalam area kerja. Pembersihan merupakan
salah satu bentuk pemeriksaan. Seiso mengutamakan pembersihan sebagai
pemeriksaan terhadap kebersihan dan menciptakan tempat kerja yang
tidakmemiliki cacat.

Jadi, pembersihan adalah sesuatu yang memiliki pengaruh besar atas kualitas,
keamanan, semangat kerja, dan setiap aspek operasi lain. Bagian ini
memerlukan perhatian yang penting. Gerakan Seiso ini berusaha untuk
mencapai kotoran dan debu nihil serta menghilangkan cacat dan kesalahan kecil
sesuai dengan tujuan dilakukannya pemeriksaan utama.

Tiga (3) Iangkah pembersihan yang benar :


1)Aktivitas tingkat makro, membersihkan segala sesuatu dan mencari cara
untuk menemukan penyebab keseluruhan yang berkaitan dengan keseluruhan
gambaran.
2)Tingkat individual, menangani tempat kerja khusus dan mesin khusus.
3)Tingkat mikro, dimana penyebab terjadinya kotoran dicari dan dihilangkan
Keuntungan penerapan konsep Seiso atau resik ini adalah :
1)Melatih semua karyawan menjaga kebersihan hingga hal tersebut menjadi
kebiasaan.
2)Terciptanya lingkungan kerja yang sehat, indah dan nyaman.
3)Semua orang akan langsung melakukan pembersihan apabila melihat ada
yang kotor.
4)Mengingat bahwa tanggung jawab kebersihan bukan hanya terletak pada
petugas kebersihan.
5)Menjaga kesehatan dan keselamatan kerja.
6)Mencegah kerusakan terhadap benda kerja.
7)Meningkatkan semangat kerja pada pekerja.

Tahapan penerapan konsep resik ini antara lain :


1)Menentukan penanggung jawab ruang dan barang
2)Bersihkan dengan segera, barang atau lokasi penyimpanan barang apabila
terdapat kotoran
3)Sediakan waktu sekitar 5-10 menit untuk membersihkan lingkungan kerja tepat
sebelum meninggalkan ruang kerja,
4)Ajak setiap orang di sekitar untuk melakukan pembersihan yang sama,
sebagaimana yang telah dilakukan
Penerapan yang harus dilakukan di tempat kerja untuk mencapai
konsep resik adalah :
1)Persiapkan sarana kebersihan dalam jumlah yang cukup
2)Pelaksanaan kegiatan pembersihan secara berkala dan teratur
3)Penemuan masalah dalam proses melalui kegiatan pembersihan

Rahasia pembinaan kebiasaan dan disiplin karyawan terutama dititik beratkan


pada 3R yang pertama ini (Ringkas, Rapi, Resik) atau 3S yang pertama
(Seiri, Sefton, Seiso). Kegiatan nyata secara fisik yang dikembangkan dalam
3S pertama ini akan dapat merubah cara berpikir dari setiap personel
diperusahaan atauorganisasi agar dapat lebih disiplin dalam menjaga kondisi
perusahaan yang lebih baik.
Prinsip RESIK S3! Menghilangkan kotoran-kotoran dan debu
dari tempat kerja dengan membersihkan
peralatan, rak, meja, lantai dan tembok
serta menghilangkan sumbernya.

• Jangan menunggu sampai segalanya kotor.


• Sisihkan 3 menit setiap hari untuk “KEGIATAN RESIK”.
• Area kerja kita adalah tanggung jawab kita dan rekan kerja kita
bersama-sama.
• Jangan pernah membuang sesuatu sembarangan dan
menjadikannya kebiasaan.
• Pembersihan juga merupakan pengecekan.
Menentukan Target & Membagi Tanggung Jawab

Ketika melaksanakan “RESIK”, ikuti langkah-langkah


detail di bawah ini:
• Buat rencana dan jadwal pembersihan.
• Tentukan area yang akan dibersihkan dan siapa
orang yang bertanggung jawab.
• Berikan peralatan dan perlengkapan lengkap
kepada orang yang bertanggung jawab.
Cleaning Checklist
Buatlah checklist satu halaman untuk membantu anda
melakukan jadwal pembersihan

• Tentukan satu halaman standar untuk pengecekan aktifitas


pembersihan.
• Memastikan halaman standar tersebut mudah
diinterpretasikan, tampilkan visual.
• Letakkan dekat dengan mesin.

Penting!
“Pastikan semua orang untuk mengerti apa yang harus dilakukan”.
Area yang Menjadi Fokus untuk Pembersihan

Tembok, lantai, langit-langit, sudut-sudut yang tak terlihat,


lampu dan penutupnya.
Meja, rak, dan lemari.
Peralatan, perlengkapan dan area sekitar.
Benda-benda yang mudah kotor dan akan mudah rusak jika
tidak dibersihkan.
SEIKETSU = RAWAT
S4 RAWAT
Menerapkan prinsip “ergonomis” pada tempat
kerja, yaitu mengurangi aktivitas yang tidak
bernilai tambah dan membuat pekerjaan lebih
aman dan mudah serta terstandardisasi.

Memelihara taraf penjagaan kebersihan dan penyusunan tempat kerja


yang tinggi pada setiap masa

Prinsip utama dari seiketsu adalah memelihara keadaan area kerja yang
bersih dan rapi dengan meningkatkan disiplin kerja mengikuti disiplin 3S
yang telah ada sebelumnya. Tujuan dari seiketsu adalah untuk menjaga
lingkungan agar dalam kondisi tetap baik, menjaga agar alat kerja selalu
siap untuk dipakai, menjaga kualitas hasiI kerja, lebih mudah melatih
karyawan baru.
Prinsip RAWAT !S4

Mengatur area kerja sedemikian rupa


untuk mengurangi aktivitas yang tidak bernilai
tambah dan membuat pekerjaan lebih aman dan
mudah. Bisa juga disebut Standardisasi.

Cara menjaga standar yang tinggi:


• Standardisasi kerja yang lebih efisien dan efektif dalam
mendukung cara kerja yang ergonomis di semua area.
• Menampilkan informasi 5S baik contoh kasus yang baik
ataupun kurang baik di “Opportunity Board”.
• Membuat lembar standardisasi di setiap area.
Keuntungan yang didapatkan dengan penerapan konsep Seiketsu
atau rawat ini adalah :
1)Kondisi tata graha terjaga sesuai standar.
2)Semua orang dapat mengetahui prosedur yang benar dalam menjaga kondisi
tata graha tetap sesuai standar.
3)Mempercepat diIaksanakannya tindakan perbaikan

Tahapan dalam penerapan konsep rawat ini antara lain :


1.Melakukan mekanisme pantau
2.Seorang operator harus mampu mengidentifikasi adanya ketidaknormalan
walaupun aktivitas berjalan dalam keadaan normal. Hal ini karena seorang,
operator yang mengendalikan dan mengatur sesuatu, dan operator juga yang dapat
membedakan antara proses yang normal dengan yang tidak dan melakukan suatu
tindakan. Dengan dilakukannya pengawasan diharapkan agar ketidaknormalan
yang terjadi dapat dilihat oleh semua prang, agar dapat dengan mudah
menemukan masalah yang terjadi.

3.Pengawasan dilakukan untuk mengetahui adanya penyimpangan dengan lebih


cepat, dimana pengawasan ini menggunakan metode visual dengan cara :
1) Memberikan garis tempat peletakan baring yang tetap.
2) Membedakan kode warna.
3) Pembuatan peraturan yang mudah ditaati..
4) Pembuatan daftar periksa.
4. Melakukan pemeriksaan secara berkala. Pemeriksaan dilakukan secara
berkala untuk mempertahankan kondisi 3S tetap berjalan sesuai dengan
prosedur yang ada. Sehingga, diharapkan pelaksanaannya dapat dievaluasi
dan dilakukan perbaikan secara terus menerus. Untuk membantu dalarn
melakukan pemeriksaan, maka dapat digunakan daftar periksa agar tidak
ada satu pun inspeksi yang terlewatkan. Salah satu cara untuk
melaksanakan pemeriksaan adalah dengan melakukan patroli dan evaluasi
silang. Patroli dilakukan dengan mengelilingi tempat produksi, melakukan
evaluasi, bertukar pikiran clan mengajukan pertanyaan kepada operator
lain. Dengan melakukan evaluasi silang, masing-masing operator akan
mendapatkan masukan yang berharga sehingga dapat digunakan untuk
melakukan perbaikan dalam pelaksanaannya.

Banyak orang menyadari bahwa ketidakpastian di tempat kerja dapat


berpengaruh pada unjuk kerja. Ketidakpastian banyak berkurang dengan
melaksanakan perawatan (seiketsu) dan kontrol visual di tempat kerja. Dengan
demikian, tempat kerja menjadi semakin transparan dan makin terkendali.
Seiketsu (rawat) membekali semua orang di tempat kerja dengan informasi yang
diperlukan sehingga mampu bertindak dengan cepat dan tepat.
Standardisasi kerja yang lebih efisien dan
efektif dalam mendukung cara kerja yang
ergonomis di semua area

Bekerja lebih cermat bukan keras dengan merancang tempat kerja


sedimikian rupa hingga pekerjaan lebih aman dan mudah.

Sebagai satu kesatuan tim, bersama-sama anda mampu menganalisa


dan menemukan cara terbaik untuk meningkatkan moral kerja,
efisiensi kerja dan perbaikan-perbaikan dalam aktifitas fisik yang
harus dilakukan.
Menggunakan “Opportunity Board”
Menggunakan papan untuk menampilkan area perbaikan dalam
hal 5S untuk memotivasi semua anggota tim.
Contoh Lembar Standardisasi 5S di area Ruang Kantor
Contoh Lembar Standardisasi 5S di area Produksi
SHITSUKE = RAJIN
RAJIN
S5
Menerapkan disiplin yang baik untuk
memastikan bahwa penerapan S1, S2, S3 dan
S4 dilakukan secara konsisten dan
berkelanjutan dan berkesinambungan.

Melatih pekerja mematuhi peraturan penjagaan kebersihan yang baik


dengan sendirinya

Prinsip utama dari shitsuke adalah secara rutin dan kontinyu dengan penuh disiplin
melakukan prosedur dan semua aktivitas yang telah ditetapkan dengan benar. Adapun
tujuan utama dari konsep shitsuke adalah membudayakan 4S sebelumnya sebagai
sarana untuk menciptakan kondisi tempat kerja yang lebih kondusif (lebih baik).

Shitsuke (Rajin) berkaitan dengan kebiasaan karyawan yang harus dibina agar dapat
menjaga dan meningkatkan apa yang sudah baik. Rajin di tempat kerja berarti
pengembangan kebiasaan positif di tempat kerja. Apa yang sudah baik harus selalu
dalam keadaan prima setiap saat.
Prinsip RAJIN ! S5
Menerapkan disiplin yang baik
untuk memastikan bahwa penerapan S1, S2, S3
dan S4 dilakukan secara konsisten dan
berkelanjutan dan berkesinambungan.

Intinya adalah melakukan aktivitas 5S secara aktif tanpa diminta

BAGUS!

S5 memastikan bahwa 4S yang pertama, menjadi suatu


kebiasaan yang berkesinambungan.
Bagaimana memastikan, 5S menjadi suatu kebiasaan?

Terus
pertahankan
kondisi 5S ini
ya!

• Menggalakkan budaya beraktivitas 5S selama 5 menit tiap hari


di awal dan di akhir shift.
• Pelaksanaan audit 5S oleh komite khusus.
• Mengadakan kompetisi 5S untuk meningkatkan gairah dan
motivasi.
• Menciptakan lingkungan kerja yang baik yang bisa diteladani
oleh area lain.
Audit 5S
Audit 5S adalah cara efektif dalam mengevaluasi tempat kerja
secara bulanan dalam meningkatkan suatu perbaikan. Tiap
tempat kerja ditentukan dengan skor, untuk mengidentifikasi
siapa yang mengimplementasikan standar 5S dengan baik.

Kegiatan ini dapat dilakukan


tiap bulan dengan:
• Mengevaluasi kondisi 5S
berdasarkan standar yang
ada.
• Setelah menerima feedback,
tim 5S membuat rencana
perbaikan dan
mengimplementasikannya.
• Tim yang berhasil akan
mendapat penghargaan atas
keberhasilannya.
5S adalah tentang “Pola Pikir”

• Perlakukan tempat kerja layaknya rumah kedua.


• Tempat kerja adalah tempat penting dimana kita mendapatkan
penghasilan bagi diri sendiri dan keluarga.
• Tempat kerja yang rapi dan bersih akan membantu kita untuk
melakukan pekerjaan dengan lebih baik dan lebih mudah.
Keuntungan dari konsep rajin adalah:
Konsep 5S menjadi kebudayaan kerja perusahaan tersebut.
Suasana ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin terlaksana dengan baik.

Tahapan yang perlu diperhatikan dalam penerapan konsep rajin ini antara
lain:
1.Kampanyekan agar semua orang menghargai upaya-upaya yang telah
dilakukan guna menciptakan tata graha yang baik.
Setiap tenaga kerja harus melaksanakan tugas dan tanggung jawab
sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan. Diharapkan dengan bekerja
dengan prosedur, pekerjaan dapat dilakukan dengan baik dan teratur. Prosedur
kerja untuk masingmasing tenaga kerja harus dibuat dengan jelas dan lengkap.
Untuk memastikan tugasnya berjalan dengan benar, maka perlu dibuat prosedur
operasi mesin atau alat, prosedur kerja. dan prosedur pemerksaan mesin,
barang, ataupun alat. Melakukan pekerjaan sesuai dengan prosedur adalah
suatu kebiasaan yang harus dibina. Pembiasaan adalah melakukan pekerjaan
yang berulang-ulang sehingga secara alami orang dapat melakukan dengan
benar. Ini merupakan cara untuk mengubah kebiasaan buruk dan menciptakan
kebiasaan baik. 55 tidak akan berhasil tanpa pembiasaan. Hal-hal kecil yang
dapat diterapkan di tempat kerja adalah membiasakan untuk mengembaIikan
barang yang habis dipakai ketempat asaI pengambilannya.
2) Latih seluruh karyawan untuk "tahu" dan "sadar" akan sikap dan kebiasaan-
kebiasaan balk.
3) Pelaksanaan konsep "10 menit 5S“
Kegiatan ini dilakukan dalam waktu yang cukup singkat, setiap orang harus
mengerjakan hal yang sama, pada saat yang sama, dan juga melibatkan
banyak prakoordinasi, kepemimpinan serta satu cara untuk rnelibatkan orang
yang tidak memiliki gairah kerja. Setiap hari dilakukan kegiatan 5S, untuk
rnempertahankan 5S tetap berada pada jalur yang tepat. Pelaksanaan ini
nantinya mengambil waktu setelah selesai atau sebelum melaksanakan
aktivitas harian. Aktivitas ini dilakukan selama kurang lebih 10 menit. Aktivitas
ini bertujuan untuk membuat 5S sebagai budaya kerja dalam aktivitas sehari-
hari.
4) Lakukan evaluasi secara periodik terhadap standar tata graha dan umumkan
hasil evaluasi.
5) Berilah feedback atas prestasi yang telah dilakukan atau dicapai.
EVALUASI 5S
Evaluasi 55 dilakukan terhadap area-area yang ada di dalam perusahaan.
Evaluasi tersebut dilakukan setiap periode tertentu (umumnya dilaksanakan setiap
2 minggu). Hasil dari evaluasi tersebut berupa status area. Berikut ini adalah
macam-macam status area :
Status Area Persentase 5S
NO Status Area Prosentase Pinalti
1 Gold Di bawah 5 %
2 Silver 5 % sampai dengan 10%
3 Green 10 % sampai dengan 15%
4 Red 15 % sampai dengan 20%
5 Black 20 % sampai dengan 25%
Kriteria-kriteria dalam memberikan pinalti terhadap area-area kerja :
a. Seiri (Ringkas)
Dalam evaluasi, pinalti diberikan jika :
Ada barang-barang berantakan di tempat kerja.
Peralatan bergeletakan di tempat kerja.
Ada barang rusak yang tidak dipisahkan.
Ada barang yang tidak sesuai penempatannya.
Ada barang yang tidak diperlukan di tempat kerja, dan lain-lain.
b. Seiton (Rapi)
Dalam evaluasi pinalti diberikan jika :
1)Ada barang tidak pada tempatnya menghalangi jalan.
2)Penempatan barang yang tidak sesuai dengan garis pembatasnya.
3)Ada peralatan yang terhalang oleh benda lain.
4)Barang tidak teratur dan tidak ada identitasnya, dan lain-lain.

c. Seiso (Resik)
Dalam evaluasi, pinalti diberikan jika :
1)Tempat kerja dan Iantai kotor (banyak terdapat sampah atau kotoran).
2)Mesin dan alat kerja kotor.
3)Tembok, tiang, lampu, dan peralatan lain dalam kundisi kotor (berdebu,
terdapat coretan, dan sebagainya)
4)Ada ceceran oli, air, baut, dan lain-lain yang berserakan di lantai.
5)Toilet, kamar ganti, dan kamar mandi kotor, dan lain-lain.

d. Seiketsu (Rawat)
Dalam evaluasi, pinalti diberikan jika:
1)Tidak ada pada tempat sampah yang telah ditentukan.
2)Saluran air tidak berfungsi dengan baik
3)Lampu penerangan mati/tidak memadai.
4)Garis lantai atau dinding bangunan rusak.
5)Angin bocor atau alat kerja tidak normal dibiarkan, dan lain-lain.
e. Shitsuke (Rajin)
Dalam evaluasi, pinalti diberikan jika:
1)Menggunakan pakaian atau perlengkapan kerja secara tidak benar.
2)Karyawan memulai dan mengakhiri kerjanya tidak sesuai dengan
waktunya.
3)Karyawan bekerja menyalahi prosedur standar operasional.
4)Makan dan Merokok sambil bekerja atau di tempat terlarang.
5)Pengisian tanggal, data, model, dan pemakaian check point tidak
sesuai

Kendala Penerapan 5S :
1) Tidak paham arti pentingnya 5S.
2) 5S merupakan perubahan prilaku bukan
sistem.
3) Tidak ada semangat kerja keras.
4) Melupakan yang mudah.
5) Terlalu berorientasi hasil
6) Tidak ada kerja team
7) Kurangnya dukungan manajemen.
Itu tidak mungkin
dilakukan!
Tidak ada waktu!

Atasan tidak
memberi tahu Dari dulu juga
sudah begini..
Teman saya tidak
melakukan,
kenapa saya?

INGAT!! SEMUA TERGANTUNG DIRI


ANDA SENDIRI !!!
Implementasikan
5S
Sekarang Juga! Dimulai dari diri
kita sendiri

Saya Bisa!!
Anda Bisa!!
Kita Bisa!!
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai