Anda di halaman 1dari 13

BEDAH BUKU

“SEBUAH SENI UN-


TUK BERSIKAP
BODO AMAT”
Dosen Pengampuh :
Dr. Michael Bayudhirgantara

Oleh Kelompok 1 :
1. POETRI SABILLA (2201422021)
2. DEWI SRI SUMARNI (2201022008)
3. DEWI MELIA (2201022007)
4. IRFAN (2201322027)
5. OPA MUSTOFA (2201322023)
MATERI YANG DIBAHAS DALAM BEDAH BUKU “ SEBUAH SENI
UNTUK BERSIKAP BODO AMAT”

LATAR BELAKANG BUKU “SEBUAH


SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT”

PERUMUSAN MASALAH
DALAM BUKU

KERANGKA BERPIKIR “SEBUAH SENI UNTUK


BERSIKAP BODO AMAT”

KESIMPULAN ISI BUKU


KENAPA BUKU TERSEBUT DIKARANG?

Buku berjudul Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat ini adalah
salah satu buku yang termasuk dalam jajaran buku self improvement
yang populer. Bahkan menjadi salah satu global best seller yang
ditulis oleh Mark Manson.

Ini buku pertama Mark Manson yang menyuguhkan seni pengem-


bangan diri yang dinilai sangat mewakili generasi ini. Buku ini
membahas bagaimana kunci untuk menjalani hidup menjadi lebih
kuat, lebih bahagia adalah dengan mengerjakan segala tantangan
dengan lebih baik dan berhenti memaksa diri untuk menjadi
“positif” di setiap saat”.

Buku ini memberikan perspektif yang berbeda daripada buku-buku


lain yang bertemakan self improvement lainnya. Dalam buku ini,
sang penulis berargumen bahwa manusia tidak sempurna dan
terbatas. Buku ini mengajak kita untuk mengerti batasan-batasan
diri dan menerimanya.
Buku ini bisa kita sebut benar-benar berbeda, bagaimana tidak? Halaman pertama bab satu buku ini saja di-
awali oleh Manson dengan tips “Jangan Berusaha”, sungguh kebalikan dari kebanyakan buku pengemban-
gan diri (self improvement) yang sering kita temui, yang pasti akan mendorong kita dengan berbagai diksi-
diksi positif.

Karena dinilai akan berbeda, maka pada bagian awal bab, Manson menuliskan keterangan lebih jelas
dahulu, inti dari buku Sebuah Seni untuk Bersikap Bodo Amat ini, agar pembaca tidak salah kaprah
Maka dari itu, seperti yang dituliskan oleh Manson, buku ini akan membantu pembaca berpikir sedikit lebih
jelas untuk memilih mana yang penting dalam kehidupan dan mana yang sebaliknya. Menurutnya, “cuek”
dan masa bodoh adalah cara yang sederhana untuk mengarahkan kembali ekspektasi hidup kita dan memilih
apa yang penting dan apa yang tidak. Usaha untuk mengembangkan kemampuan untuk bersikap “cuek”
tersebut, butuh pengarahan yang praktis, seperti isi dalam buku ini.

Saat ini, banyak orang mungkin setuju bahwa kita sedang diserang oleh wabah psikologis, di mana
orang-orang tidak lagi menerima dengan tenang bahwa kadang-kadang ada hal yang tidak menyenangkan
dalam hidup ini. Orang-orang berpikir, bahwa tidak sempurna itu memalukan.
PERUMUSAN MASALAH DALAM BUKU

 Kelebihan Buku

Buku ini ditulis dengan bahasa sederhana yang mudah dimengerti.


Alignment teks juga rapi sehingga tidak mengganggu saat dibaca,
pemilihan font dan warna juga menarik. Jika kita mendatangi toko
buku, warna cover buku yang orange-terang juga dijamin akan sangat
menarik perhatian, meskipun layoutnya simple saja.
 
 Kelemahan Buku

Buku asli ini ditulis dalam Bahasa Inggris American, di Indonesia


sendiri diterjemahkan ke Bahasa Indonesia. Karena terjemahan ini,
pada beberapa hal, bahasanya jadi terkesan kaku.
 
KERANGKA BERPIKIR “SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT”

Buku ini tersusun dari sembilan bab yang terbagi dalam 232 halaman isi. Bab pertama dibuka dengan tips “Jangan Ber-
usaha” tadi dan inti dari buku ini. Kemudian dilanjutkan

Bab Kedua, “Kebahagiaan itu masalah “dimana Manson membuat kita melihat bahwa kebahagiaan bersumber dari
pemecahan masalah. Bab ini menyinggung kita yang sering mengeluh ketika mendapat masalah dengan sebutan “si
nyinyir”. Bab ini menjelaskan bagaimana kita mengendalikan emosi dan memilih medan juang yang benar dalam
memecahkan suatu masalah. Kebahagiaan merupakan proses kerja yang konstan, karena memecahkan masalah juga adalah
proses kerja yang
konstan—solusi terhadap masalah kita hari ini akan meletakan pondasi untuk masalah di esok hari dan seterusnya. Apa pun
masalah anda, konsepnya sama : selesaikan masalah; lalu berbahagialah

Pada Bab Ketiga, Manson menyadarkan bahwa “Anda tidak Istimewa”. Banyak Peneliti dan pembuat kebijakan pada saat
itu sampai pada keyakinan bahwa meningkatnya penghargaan diri penduduk dapat menuntun pada beberapa keuntungan so-
cial yang nyata: kejahatan yang semakin menurun, catatan akademik yang semakin membaik lapangan pekerjaan yang se-
makin
luas, deficit anggaran yang semakin rendah Lalu, jika kita tidak istimewa atau luar biasa, apa jadinya guna hidup ini?
Karena ini, justru pada bab ini, Manson membuka perspektif kita untuk mampu mengapresiasi pengalaman-pengalaman
dalam hidup kita; yang mungkin kita nilai tidak ada istimewa-istimewanya agar lebih mengerti bahwa istimewa bukan
berarti hanya ketika memiliki sesuatu yang besar saja.
Pada Bab Keempat “nilai penderitaan”, kita akan diajak untuk melihat nilai-nilai dari penderitaan dan membuat
kita memilih tindakan untuk menanggapi berbagai tragedi yang terjadi dalam hidup. Manusia sering memilih untuk
membaktikan porsi besar hidup mereka demi alasan-alasan yang tampaknya tidak berfaedah atau merusak secara
sekilas, alasan tersebut tampak tidak masuk akal. Jika penderitaan tidak biasa ditolak, jika permasalahan dalam
kehidupan kita tidak dapat dihindari, pertanyaan yang harus kita ajukan bukan’’Bagaimana saya menghentikan
penderitaan?’’tapi ‘’Mengapa saya menderita—demi tujuan apa?’’

Dan Bab Kelima, ‘’ Anda selalu memilih’’Kita bertanggung jawab atas hal-hal yang bukan merupakan kesalahan
kita. Inilah bagian kehidupan. Berikut ini cara memahami perbedaan antara 2 konsep tersebut. Kesalahan adalah
bentuk lampau (past tense). Tanggung jawab adalah bentuk kini (present tense). Kesalahan merupakan hasil dari
pilihan-pilihan yang telah diambil. Tanggung jawab merupakan hasil dari pilihan yang sedang anda ambil saat ini,
setiap detik, setiap hari.

Selanjutnya di Bab keenam,’’ Anda keliru tentang semua hal’’(tapi saya pun begitu) kita sangat diingatkan untuk
berhati-hati dengan apa yang kita percayai. Bisa jadi selama ini kita keliru mempercayai hal-hal di dalam hidup.
Tidak ada dogma yang benar, tidak ada pula ideology yang sempurna. Yang ada hanyalah bahwa pengalaman kita
telah menunjukan kepada kita mana yang benar untuk kita dan bahkan, bahwa pengalaman juga bisa keliru.
Bab Tujuh, ‘’ Kegagalan adalah jalan untuk maju’’jika seseorang lebih baik dai pada kita mengenai sesuatu
hal, sepertinya itu karna dia telah mengalami kegagalan lebih banyak daripada kita. jika seseorang lebih buruk
dari pada kita sepertinya itu karna itu dia belum mengalami semua pengalaman yang menyakitkan seperti yang
kita rasakan.

Bab Delapan, “Pentingnya berkata tidak” Kita perlu menolak sesuatu. Jika tidak, kita kehilangan alasan untuk
berrtahan. Jika tidak ada sesuatu yang lebih baik atau lebh di inginkan dari pada yang lain, kita akan merasa
hampa dan hidup kita menjad tanpa makna.

Bab Sembilan, “ Dan kemudian anda mati” Kematian membuat kita takut. Dan karena menakutkan, kita
menghindari untuk memikirkan nya, membicrakannya, dan kadang bahkan mengakuinya. Tanpa kematian,
semua
terasa tidak penting, semua pengalaman, semua ukuran dan nilai tiba-tiba menjadi nol

Pada bab selanjutnya, dilengkapi dengan pandangan bagaimana kita melihat paradoks antara kegagalan dan
kesuksesan.
“Pada titik tertentu, sebagian besar dari kita berhasil meraih suatu posisi yang mengondisikan kita
untuk takut gagal, untuk menghindari kegagalan secara naluriah, dan hanya terpaku pada apa yang ada
di depan kita atau hanya pada bidang yang kita kuasai.

Jika kita tidak bersedia untuk gagal, kita pun tidak bersedia untuk sukses” -hal.175
Dua bab terakhir mengajarkan kita untuk memberi batasan pada diri sendiri akan hal-hal yang berada
di luar kendali kita. Dan terakhir, tidak lengkap sebuah buku pedoman hidup tidak mengingatkan kita
akan kematian. Meskipun begitu, Manson mencoba menunjukkan sisi cerah kematian kepada kita
Ketika kita tahu gelapnya kematian itu sebenarnya.

Gaya penulisan dan kata-kata yang digunakan bersifat interaktif, sehingga pembaca akan merasa sep-
erti diajak mengobrol. Contoh-contoh peristiwa kehidupan yang disuguhkan dalam setiap bab juga
memiliki nilai kedekatan dengan masyarakat umum pada generasi ini.
KESIMPULAN BUKU “SEBUAH SENI UNTUK
BERSIKAP BODO AMAT”

Buku ini mengasumsikan bahwa kita pasti memilih sesuatu dalam hidup.
Hal yang kita pilih seharusnya membuat kita bahagia. Jika tidak, maka buku
ini akan membantu membuka pikiran kita untuk melihat masalah-masalah
yang membuat kita tidak bahagia, tidak merasa istimewa, merasa gagal, dan
menderita. Dengan gaya penulisan yang interaktif, meskipun pada beberapa
poin terjemahan bahasanya kaku, buku ini adalah panduan praktis yang
beralih dulu dari paradigma-paradigma “paling positif” buku-buku
self improvement lainnya.
RIWAYAT PENULIS BEDAH BUKU “SEBUAH SENI UNTUK BERSIKAP BODO AMAT”
POETRI SABILLA
Tanggal Lahir : 16 Februari 2004
Tempat : Purwakarta
"tidak semua harus kamu hadapi, perihal peduli, kamu juga berhak untuk
berhenti."

DEWI SRI SUMARNI


Tanggal Lahir : 08 Desember 2000
Tempat : Purwakarta
"Ilmu Akan Menghidupkan Jiwa"

DEWI MELIA OKTAVIANA


Tanggal Lahir : 05 Oktober 1997
Tempat : Purwakarta
"Tidak Ada Kata terlambat untuk apapun yang ingin kamu capai”

IRFAN
Tanggal Lahir : 17 Juli 2002
Tempat : Purwakarta

OPA MUSTOFA
Tanggal Lahir : 25 Juni 2001
Tempat : Purwakarta
“Gapai cita-citamu setinggi langit, walaupun ga kecapai setidaknya
kamu sudah berusaha"
THANK YOU
KELOMPOK 1

Anda mungkin juga menyukai