Anda di halaman 1dari 9

E-SPORT DALAM

KURIKULUM
LATARBELA
KANG
Industri mobile e-sports di Indonesia telah berkembang pesat dengan dahsyat. Dengan jumlah penonton
yang begitu besar, wajar jika banyak organisasi dan penyelenggara turnamen yang tertarik untuk
berinvestasi di ranah mobile esports Indonesia.

Belakangan e-sport ini kemudian menjadi isu yang cukup serius dan vocal di dunia Pendidikan
Indonesia yang dimana sempat tersiar kabar bahwa e-sport akan masuk ke dalam kurikulum Indonesia.

Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan,


Kemendikbudristek Anindito Aditomo menjelaskan materi
e-sports bersifat opsional. Jika ada sekolah yang merasa
butuh materi pelajaran tersebut, maka diperbolehkan.

Menurut beliau yang bisa menilai materi relevan atau tidak


adalah sekolah. Karenanya, operasional kurikulum dibuat oleh
sekolah bukan oleh Kemendikbudristek.
SISWA (Venansius
Kusnandi)
 Trend yang sedang hype
 E-sport memberikan menanamkan sikap disiplin baik dalam disiplin bersikap dan disiplin dalam bertutur kata
 E-Sport membuka peluang untuk siswa bekerja sama dalam tim dan berkompetisi secara sehat dengan skala
internasional
 E- Sport sebagai penyaluran hobby
 E-Sport Juga bisa menghasilkan Uang dan sudah menjadi profesi di zaman sekarang
 E- Sport juga bisa menjadi tempat refreshing
 E- sport sebagai olahraga yang melatih fisik maupun mental pemain karena menuntut
untuk konsentrasi tinggi dan durasinya bisa berjam-jam
 E-sport bisa menekan perilaku negatif siswa seperti tawuran ataupun
menggunakan obat-obat terlarang
 E-Sport dapat mengasah keterampilan siswa, tidak hanya untuk menjadi pemain
berbakat, tetapi juga bisa membuat aplikasi game seluler
Orang Tua Murid (Ruth
Laurentia)
(-) Game online hanya menghabiskan kuota, menghambur-hamburkan uang
(-) Anak menjadi addict hanya focus bermain game saja
(-) Efek kesehatan jangka Panjang, seperti: mata minus, bungkuk, Blue-ray effect
(-) Anak jadi terlambat makan, mandi, tidur dan belajar
karena terlalu fokus dengan game
(-) Kelengkapan komputerisasi yang harus canggih untuk
mendukung game online dengan budget yang terbilang besar
(-) Lack of concentration

(+) Anak jadi menambah circle pertemanan


(+) Perbendaharaan kata dalam Bahasa Inggris bertambah
GURU (Ignatius Satya Paramitha &
Samuel Ben)
Bisa menjadi boomerang bagi sekolah. Guru di daerah pelosok belum siap dengan
sekolah selama ini menyatakan salah satu kehadiran kurilkulum E-Sports. Bagi guru
hal yang menyebabkan nilai siswa tidak di pelosok, penerapan K-13 saja masih
baik adalah karena anak banyak bermain kesulitan, masih banyak yang harus di
game, tetapi malah mendukung pelaksanaan evaluasi dan juga mengenai kurikulum
E-sport. merdeka masih dalam proses.

Bahwa akselerasi kebijakan Pendidikan


tidak hanya menggunakan standar Pulau
Jawa, namun seluruh wilayah Indonesia,
tidak bisa juga disejajarkan antar sekolah
dari Sabang sampai Merauke.
KEPALA SEKOLAH (Albertus Noegroho)
1. E-sports telah dipertandingkan dalam kompetisi-kompetisi resmi tingkat nasional seperti Pekan
Olahraga Nasional (PON) dan event internasional termasuk Asian Games 2018 dan SEA Games 2019.

2. Menurut Penjelasan Pasal 20 ayat (5) huruf m UU Keolahragaan

Yang dimaksud dengan "Olahraga berbasis teknologi" adalah Olahraga bersifat kompetitif dan interaktif
yang menggunakan perantara perangkat dan/atau peralatan dengan memanfaatkan inovasi teknologi
elektronik.

3.Berdasarkan Pasal 1 angka 12 UU Keolahragaan yaitu:Seperti yang telah disampaikan sebelumnya, e-


sports termasuk cabang olahraga, salah satunya yaitu olahraga prestasi.

4. Induk Olahraga E-Sports di Indonesia (IESPA)

5. Pasal 1 angka 24 UU Keolahragaan IESPA sah secara hukum berdasarkan


undang-undang sebagai induk organisasi cabang olahraga.
3 Manfaat dari E-sport :
1. Pengaplikasian yang mudah

Tidak seperti kurikulum pendidikan yang biasanya membuat sebagian siswa kebingungan mengenai hal
apa yang akan dipelajarinya. Hadirnya esport di sekolah malah sebaliknya, yaitu mudah diterima oleh
semua kalangan siswa.

2. Siswa Belajar Valuasi yang Baik

Dalam esport tentunya bukan hanya bermain video game saja intinya. Melainkan juga mengajarkan
berbagai hal positif, misalnya mengenai disiplin latihan, manajemen waktu, hingga kerja sama dengan
kawan.

3. Menunjang Studi lanjutan

Sekarang sudah banyak universitas yang sudah menonjolkan program-program studi yang berkaitan
dengan era industri 4.0 yang tengah berjalan. Maka tidak heran jurusan-jurusan seperti programmer game,
desain grafis, hingga Ilmu komputer mulai dilirik banyak anak yang masuk kuliah.
KESIMPULAN
Menurut pertimbangan pertimbangan di atas maka saya selaku
Kepala Sekolah : mendukung E-sport dimasukkan dalam
kegiatan Ekstrakurikuler, yang bisa diselenggarakan di sekolah,
dengan pengaturan dan pengawasan yang baik, diharapkan dapat
menumbuhkan minat siswa untuk memilih sekolah sebagai
bersekolah, membuka peluang bagi peserta didik untuk
berprestasi sesuai dengan potensi diri mereka masing-masing.
THANKS!
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai