Anda di halaman 1dari 19

Tradisi Ma’Nene

Kelompok 1
Kelas 2021A
Anggota Kelompok :

1. CHATRINE FRESCILIA
2. DELIA MEIDITA ESPINHA SOARES
3. FIRSTA VINDY AUSELY
4. AYUDYA NIKEN MELANI SUKMA
5. FARHANAH DITA RAHMAWATI
6. WANDA WIDYASTUTI
7. PRAJNAPRAMITHA AZZAHRA
8. RISTA AULIA RAHMA
9. MUHAMMAD FIERNANDIANSYAH PUTRA KURNIAWAN
10. MUTIARA AYU LESTARI
11. SISCA RISKI SELVIRA
12. ABIMANYU YANUTAMA FERNANDI
Anggota Kelompok :

13. RAMADAN TARUNA UTAMA


14. MAURIKA SYAHARANI ANDINI
15. ANESTY NINDYA HADRA PRASTIKA
16. CHINTYA WULAN DARI
17. AGAM NANDI TIO PRABOWO
18. NAIS SAIROH HIDARUL
19. ALIF DENDY HENRIAN NURCAHYO
20. MEYLINDA PUTRI WIDIYASARI
21. NAUFALRIZKY
22. VERONIKA MANAFE
23. MOCHAMAD ARIF MU'BAROK
24. M. RIZQI SENJA VIRAWAN
25. MAYSIZU MUTIARA AGTRIE
Sejarah kebudayaan
1
Unsur-unsur
kebudayaan 2
Identitas sosial

Manusia
Budaya material
3

Peranan relasi
4

kesenian
5

Bahasa dan interaksi


6
Stabilitas kebudayaan
7
Unsur-unsur
kebudayaan 8
kepercayaan

Manusia
Kebudayaan dan nilai
9

etnosentrisme
10

Perilaku non verbal


11
Sejarah kebudayaan
Identitas sosial
1. Pengertian 3. Komponen dalam
Identitas sosial dapat meliputi mengidentfikasi sosial
antara lain religi, etnis (suku • Cognitive component
bangsa), dan juga kelas sosial. • Evaluative component
2. Karakteristik • Emotional component
• Waktu Pelaksanaan Upacara 4. Tujuan melakukan identifikasi
Ma’Nene • Self-enhancement dan positive
• Mayat Yang Tidak Membusuk distinctiveness
• Prosesi Upacara Ma’Nene • Uncertainty Reduction
• Optimal Distinctiveness
Budaya material
Peranan relasi
● Aspek penting dalam peran adalah status sosial, sehingga
peran menunjukkan aspek dinamis dari kedudukan atau status
sosial orang tersebut dalam masyarakat.
● Peran ini berdasarkan
1. Umur
2. Profesi
3. Sopan santun
4. Gender
Kesenian
Bahasa dan interaksi
Stabilitas kebudayaan
Kepercayaan
Kebudayaan dan nilai
• Upacara adat ini dilakukan dalam rangka mengganti pakaian mayat para
leluhur, yang dilakukan oleh masyarakat Baruppu di pedalaman Tana Toraja.
• Sejarah mengenai ritual ini berawal dari seorang pemburu binatang yang
Bernama Pong menemukan jasad manusia yang telah meninggal dunia
dengan kondisi yang cukup memprihatinkan. Karena melihat hal tersebut
pemburu membawa jasad tersebut dan dikenakan pakaian yang layak dan
dikuburkan ditempat yang aman. Semenjak dari kejadian tersebut, pemberu
mendapatkan berkah yang tiada tara. Dengan kejadadian tersebut, pemburu
Pong beranggapan bahwa jasad orang meninggal sekalipun harus dirawat
dan dihormati, meskipun jasad tersebut sudah tidak berbentuk lagi.
• Nilai Budaya dalam Tradisi Ma’nene :
1. Simbol ikatan keluarga tak putus antara leluhur yang sudah mati dengan
keturunan yang masih hidup
2. meminta keberkahan dari leluhur agar musim panen berjalan baik.
3. Anggota keluarga bisa berkumpul untuk beribadah bersama
4. Menjaga penghormatan kepada leluhur

• Ritual ma’nene lebih dari sekadar membersihkan jasad dan memakaikannya


baju baru. Ritual ini mempunyai makna yang lebih, yakni mencerminkan betapa
penting hubungan antar anggota keluarga bagi masyarakat Toraja. Ritual ini juga
digunakan untuk memperkenalkan anggota-anggota keluarga yang muda dengan
para leluhurnya.
Etnosentrisme
• Tradisi ma’nene erat kaitannya dengan konsep hidup masyrakat toraja bahwa
leluhurnya yang suci berasal dari langit dan bumi, sehingga tak semestinya orang
yang meninggal jasadnya dikuburkan dalam tanah bagi mereka hal itu akan
merusak kesucian bumi yang berakibat pada kesuburan bumi. Ritual ma’nene ini
masih terus ada walaupun masyarakat toraja mulai tidak memakai ritual ini.
Masyarakat toraja masih banyak yang mempercayai hal” yang mistis dan karena
mereka tidak ingin meninggalkan budaya” leluhur yang ditelan oleh bumi.
Perilaku non verbal
• Dalam ritual ini, mayat yang berusia puluhan bahkan ratusan tahun yang lalu
dikeluarkan dari dalam liang kuburan untuk dibersihkan dan diganti baju dan
kainnya.
• Proses mengganti pakaian jenazah tidak lama hanya butuh waktu setengah jam
saja, setelah itu jenazah biasanya diarak bersama keluarga keliling kampong,
meskipun tidak selalu begitu, selama proses tersebut sebagian kaum lelaki
membentuk lingkaran menyanyikan lagu dan tarian yang melambangkan
kesedihan . Lagu dan tarian tersebut guna untuk menyemangati para keluarga
yang di tinggalkan .

Anda mungkin juga menyukai