Anda di halaman 1dari 26

Perhitungan Erosi

Pertemuan Ke : 6

Dr. Ir. Halim Akbar,


M.Si

Program Studi Agroekoteknologi


FAKULTAS PERTANIAN – UNIV. MALIKUSSALEH
Perhitungan Erosi
Perhitungan Erosi dpt dilakukan dengan 2 (dua) cara :

1. Prediksi Erosi
2. Petak Erosi
1. Prediksi Erosi

Prediksi erosi dihitung dengan persamaan USLE (universal soil loss equation)
menurut Wischmeier dan Smith (1978) sebagai berikut :

A=RxKxLxSxCxP
dimana :
A = Besarnya erosi (ton/ha/tahun)
R = Indeks erosivitas hujan
K = Faktor erodibilitas tanah
L = Faktor panjang lereng (m)
S = Faktor kemiringan lereng (%)
C = Faktor pengelolaan tanaman
P = Faktor tindakan konservasi
Bagan Perhitungan Erosi

Besarnya Erosi yang akan


terjadi adalah fungsi :

Kemungkinan Erosi Tanah


Hujan

Sifat Tanah Pengelolaan


Energi

Kekuatan Perusak Pengelolaan Pengelolaan


Hujan Lahan Tanaman

A R K LS P C
Penentuan Nilai Erosivitas Hujan (R)

Erosivitas hujan adalah kemampuan hujan untuk mengerosi tanah yang


dicerminkan oleh kombinasi energi kinetik hujan dengan intensitas hujan
maksimum 30 menit yang dihitung selama 1 tahun.

Dikarenakan tidak adanya data hujan harian dari penangkar otomatik,


maka nilai erosivitas hujan (R) dihitung berdasarkan persamaan Lenvain
(1975 dalam Asdak 1995) :

EI30 = 2,21 (CHm)1,36

dimana :
EI30 = Intensitas hujan maksimum 30 menit
(CHm) = Curah hujan bulanan
Penentuan Nilai Erodibilitas Tanah (K)

Nilai kepekaan erosi tanah dapat dihitung dengan menggunakan


nomograf Wischmeier dalam sistem metrik atau dengan menggunakan
persamaan Wischmeier dan Smith (1978):

100K = 1,292 {2,1 M1,14 (10 –4) (12 – a) + 3,25 (b – 2) + 2,5 (c – 3)}

dimana :

K = erodibilitas tanah
M = kelas tekstur tanah (% pasir halus + debu)(100 - % liat)
a = % bahan organik
b = kode struktur tanah
c = kode permeabilitas profil tanah
Penentuan Nilai Panjang dan Kemiringan Lereng (LS)

Faktor panjang lereng (L) dan faktor kemiringan lereng (S) dapat dihitung
secara terpisah atau dihitung sekaligus sebagai faktor LS.

Faktor LS didefinisikan sebagai nisbah antara besarnya erosi dari sebidang


tanah dengan panjang lereng dan kemiringan lereng tertentu terhadap
besarnya erosi dari sebidang tanah yang terletak pada lereng dengan
panjang lereng 22 m dan kecuraman 9 %.

Faktor LS dihitung dengan menggunakan rumus:

LS  X (0,0138  0,00965S  0,00138S 2

dimana :
X = panjang lereng (m) dan S = kecuraman lereng (%)
Penentuan Nilai Pengelolaan Lahan dan Tanaman (C)

Nilai faktor pengelolaan tanaman (C) merupakan nisbah antara


tanah yang hilang pada pengelolaan tanaman tertentu dengan
tanah yang hilang tanpa tanaman.

Nilai C ditentukan berdasarkan pengamatan lapangan dan


wawancara yang meliputi : sistem pertanaman, pemupukan,
pemanfaatan sisa tanaman, cara penanaman dan teknik
perlakuan terhadap tanah serta penggunaan mulsa dan
kompos dengan mengacu pada nilai C hasil-hasil penelitian
terdahulu.
Nilai Faktor C dengan Pertanaman Tunggal
Nilai
No Tipe penggunaan untuk pertanaman tunggal
Faktor C
1 Tanah yang diberakan tapi diolah secara periodik 1.00*
2 Semak Belukar 0.30*
3 Sawah tadah hujan 0.05*
4 Tanaman tegalan (tidak terspesifikasi) 0.70*
5 Tanaman rumput Brachiaria :  
Tahun permulaan 0.30*
Tahun berikutnya 0.02*
6 Ubi kayu 0.80*
7 Jagung 0.70*
8 Kacang-kacangan 0.60*
9 Kentang 0.40*
10 Kacang tanah 0.20*
11 Tebu 0.20*
12 Pisang 0.60*
13 Padang Penggembalaan 0.10*
14 Kopi dengan tanaman penutup tanah 0.20*
15 Cabe, jahe, dan lain-lain (rempah-rempah) 0.90*
16 Kebun campuran :  
Kerapatan tinggi 0.10*
Ubi kayu-kedele 0.20*
Kerapatan sedang 0.30*
Kerapatan rendah (kacang tanah) 0.50*
17 Perladangan berpindah-pindah (shifting cultivation) 0.40*
18 Perkebunan (penutup tanah buruk)  
Karet 0.80*
Teh 0.50*
Kelapa sawit 0.50*
Kelapa 0.80*

Sumber : Pusat Penelitian Tanah (1973 – 1981), diacu dalam Hardjowigeno (2007).
Penentuan Nilai Teknik Konservasi Tanah (P)

Nilai P merupakan nisbah besarnya erosi dari petak lahan


dengan tindakan konservasi tertentu (misalnya teras) terhadap
besarnya erosi dari petak standar tanpa penerapan tindakan
konservasi

Nilai faktor P ditentukan berdasarkan kondisi lapang dimana


tidak saja tindakan konservasi tanah secara mekanik tetapi
juga berbagai usaha yang bertujuan mengurangi erosi tanah
Nilai Faktor tindakan konservasi Tanah (P) dan Pengelolaan Tanaman (C )
No Jenis Tanaman/Penggunaan Lahan Nilai Faktor CP Sumber
1 Mulsa penahan air :
- serasah atau jerami 6 ton/ha/thn 0.30 2
- serasah atau jerami 3 ton/ha/thn 0.50 2
- serasah atau jerami 1 ton/ha/thn 0.80 2
2 Teras bangku ditanami :
- kacangtanah - kacang tanah 0.009 3
- jagung + mulsa jerami 4 ton/ha 0.006 3
- jagung 0.480 3
3 Penanaman strip rumput :
- bahia (3 thn) dalam sereh wangi 0.00 3

- bahia (2 thn) + padi gogo + ubi kayu, rotasi sorgum 0.00 3


- bahia (1 thn) dalam kedelai 0.02 3
4 Penanaman clotalaria dalam :
- kedelai 0.111 3
- padi gogo 0.340 3
4. Pusat Penelitian Tanah (1973-1981)
- kacang tanah 0.389 3
5 Penanaman strip kacang tanah dalam pertanaman jagung, sisa
tanaman sebagai 0.05 4
mulsa
6 Teras gulud
- dengan rumput penguat 0.5 4
- padi gogo - jagung (rotasi) 0.013 4
- ubi kayu 0.041 4

- jagung - kacang tanah (rotasi), mulsa sisa tanaman 0.006 4

Sumber :
1. Wood dan Dent (1983)
2. Hammer (1981)
3. Abdurachman, S. Abujamil dan U. Kurnia (1984)
2. Petak Erosi
Gambar Petak Erosi
Contoh pengukuran erosi dan run-off di lapangan
Surface Run-off Collection

Sunn hemp Oats

Fallow Sudex
Pengukuran Erosi di Lapangan

Cara pengukuran :
1.Pengukuran banyaknya air sebagai aliran permukaan
diukur puku 7.00 pagi kalau terjadi hujan
2.Keadaan hujan dapat dilihat pada kertas pias dari penakar
hujan yang ada
3.Untuk mengukur banyaknya aliran permukaan diperlukan
penakar dan penggaris, penakar digunakan untuk mengukur
byknya air dalam bak, penggaris digunakan untuk mengukur
byknya air dlm drum penampungan
Pengukuran Erosi di Lapangan (lanjutan..)

Contoh pengukuran aliran permukaan :


1.Diukur byknya air dalam bak penampungan = 200 liter
2.Dihitung byknya air dalam drum penampungan:
a. luas permukaaan drum, apabila diameternya = 70 cm, yaitu:
22/7 x 35 x 35 cm2 = 3.850 cm2
b. Diukur tinggi air dengan penggaris, misal 30 cm
c. Maka volume air dlm drum= 3.850 cm2 x 30 cm = 115.500
cm3 atau 115,5 liter
Pengukuran Erosi di Lapangan (lanjutan..)

c. Oleh karena ada 7 lubang maka jumlah air


keseluruhan yang ada dalam drum = 7 x 115,5 liter =
808,5 liter,
sehingga :
• keseluruhan jumlah aliran permukaan yang mengalir
di permukaan petak tanah = 200 liter + 808,5 liter =
1.008,5 liter
Pengukuran Erosi di Lapangan (lanjutan..)

Contoh pengukuran berat tanah tererosi :

a.Timbang semua tanah yang masih basah, dengan cara


tanah dari bak penampungan diangkat terus dikeringkan
sehari dalam tampah, selanjutnya ditimbang, sama halnya
perlakuan terhadap tanah dlm drum
b.Diambil contoh tanah dengan berat tertentu, selanjutnya
dikering ovenkan untuk penentuan kadar airnya
Pengukuran Erosi di Lapangan (lanjutan..)

Contoh pengukuran berat tanah tererosi :

c.Kemudian ditentukan KA nya, sebagai contoh tanah dalam


bak seberat 100 kg, dari drum = 10 kg, karena ada 7 lubang
pengeluaran jadi 7 x 10 kg = 70 kg, jd secara keseluruhan
berat tanah basah = 100 kg + 70 kg = 170 kg
d.Seumpama kadar airnya = 60% maka berat tanah kering
total = 60/100 x 170 kg = 102 kg
Adapun Kelemahan dari Pengukuran petak kecil

Kelemahan :
1.Sering run-off mengalir sepanjang sekat
2.Setelah terjadi beberapa kali hujan tanah akan terkikis
dan akan mengurangi kemiringan lereng walau sedikit
3.Karena ukuran kecil, dgn demikian pengolahan tanah
harus dilakukan dengan hati-hati dan cermat
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai