Anda di halaman 1dari 31

c

Red

Perancangan Promkes “low


back pain” pada pekerja
Blue car
d
Disusun Oleh :
Epa Salpiah & La Ode Azizi
Apa itu low back pain ?
 adalah rasa nyeri pada pinggang atau tulang punggung bagian bawah
yang bisa terasa hingga ke bokong dan paha. Bahkan pada beberapa kasus,
nyeri bisa menjalar hingga ke kaki.

Punggung bagian bawah tersusun dari tulang punggung, ligamen, dan otot.


Bagian tubuh ini merupakan struktur yang kuat dan berperan penting dalam
menopang tubuh saat berdiri tegak maupun saat bergerak ke berbagai arah.

Selain itu, pada punggung juga terdapat saraf yang berfungsi untuk mengatur
pergerakan dan menangkap rangsang Nyeri punggung bawah dapat terjadi jika
ada gangguan pada struktur punggung.
c ar d
Red
d
Gejala Nyeri Punggung Bawah     
Tingkat nyeri punggung yang dirasakan setiap penderita berbeda-beda,
mulai dari ringan hingga nyeri berat yang mengganggu aktivitas.
Namun secara umum, berikut adalah gejala nyeri punggung bawah:

• Nyeri terasa seperti ditusuk atau tersetrum listrik


• Nyeri dapat dirasakan di punggung saja atau menjalar ke bagian
tubuh lain, misalnya ke kaki
• Nyeri timbul saat berada pada posisi tertentu, seperti saat duduk
atau berjalan, namun membaik saat berdiri atau berbaring R
• Nyeri punggung kumat atau semakin berat setelah mengangkat
benda berat
• Nyeri punggung dapat disertai kedutan otot (spasme)
ue
rd

ed
Penyebab Nyeri Punggung Bawah
Nyeri punggung bawah dapat terjadi selama beberapa hari hingga beberapa minggu.
Nyeri ini bisa disebabkan oleh beberapa hal, seperti cedera karena terjatuh atau terbentur,
pergerakan tubuh yang berlebihan, atau mengangkat beban berat.

Selain itu, nyeri punggung bawah juga dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:

• Kekakuan otot
Otot yang kaku akibat jarang bergerak dapat menimbulkan nyeri punggung bawah.
• Kerusakan pada celah sendi tulang belakang
Pertambahan usia membuat jaringan di celah sendi melemah, sehingga bantalan tulang
belakang menonjol. Kondisi ini dapat menekan saraf tulang belakang (saraf terjepit) dan
menyebabkan nyeri yang menjalar ke kaki. Selain itu, pergeseran tulang belakang atau 
spondylolisthesis juga bisa menyebabkan nyeri punggung bawah.
Penyebab Nyeri Punggung Bawah
• Radang sendi (arthritis)
Pada beberapa kasus, radang sendi dapat menyebabkan penyempitan padda sendi dan
ruas tulang belakang, sehingga menimbulkan nyeri.
• Kelainan bentuk dan pengeroposan tulang belakang
Kelainan bentuk tulang belakang, misalnya kifosis dan pengeroposan tulang
(osteoporosis) dapat menyebabkan penekanan pada saraf dan menimbulkan nyeri.
• Gangguan pada saraf tulang belakang
Kondisi ini dapat terjadi akibat radang, penekanan, cedera, atau tumor yang menekan
saraf tulang belakang.
• Batu ginjal
Nyeri punggung bawah karena batu ginjal biasanya biasanya terasa seperti ditusuk
benda tajam dan dirasakan hanya pada satu sisi punggung.
d
rd
Selain karena beberapa penyebab di atas, nyeri punggung bawah juga lebih
berisiko dialami oleh orang yang memiliki kondisi berikut ini:

a. Berusia 30–50 tahun


b. Memiliki berat badan berlebih atau obesitas
c. Jarang berolahraga
d. Mengangkat beban berlebihan
e. Memiliki pekerjaan yang mengharuskan untuk banyak duduk,
membungkuk, atau mengangkat benda berat
f. Sedang hamil
e. Merokok
f. Terlalu sering mengenakan sepatu hak tinggi
Cara Mengatasi Nyeri Punggung Bawah

Berikut adalah langkah awal yang bisa dilakukan di rumah untuk meringankan gejala,
sekaligus mencegah kekambuhan nyeri punggung bawah:

1. Rutin berolahraga, terutama yang melatih otot perut dan punggung. Jenis latihan yang baik
untuk nyeri punggung adalah yoga, pilates, tai chi, jalan kaki, dan berenang.
2. Menjaga postur tubuh tetap tegap saat duduk atau berdiri guna mengurangi tekanan
berlebih pada otot dan tulang belakang
3. Mengurangi berat badan karena berat badan berlebih akan memberikan penekanan lebih
besar pada otot-otot punggung bawah dan tulang belakang
4. Menghindari stres
5. Tidak merokok karena merokok dapat mengganggu aliran pembuluh darah pada tulang
belakang, serta memperlambat penyembuhan nyeri punggung
6. Menggunakan kompres dingin pada punggung selama 10 menit, lalu gunakan kompres
hangat 2 hari kemudian
7. Tidak mengangkat benda berat agar nyeri punggung bawah tidak muncul kembali
8. Memperbaiki posisi tidur dengan menaikkan kaki sedikit lebih tinggi daripada tubuh untuk
mengurangi tekanan pada punggung
Tahapan Perancangan Promosi Kesehatan

1. Tahap Rekognisi
2. Tahap Analisis
3. Tahap Perencanaan
4. Tahap Komunikasi
5. Tahap Persiapan
6. Tahap Implementasi
7. Tahap Evaluasi
8. Tahap Kontinuitas
1. Tahap Rekognisi

Rekognisi adalah Pada tahap rekognisi, HSE Officer mela kukan penilaian


terhadap risiko kesehatan dan keselamatan (K3) yang ada di tempat kerja
(Health Risk Assesment) . Tahapan ini ditujukan untuk lebih mengenal total
risiko kesehatan dan kapasitas kerja seluruh pekerja.
Rekognisi mencakup pemeriksaan kebugaran, status gizi dan tingkat stres
pekerja.
Tahap rekognisi nyeri punggung bawah pada pekerja sering kali melibatkan aspek yang lebih
spesifik terkait pekerjaan dan lingkungan kerja. Beberapa langkah tambahan yang dapat
dilakukan dalam rekognisi nyeri punggung bawah pada pekerja adalah sebagai berikut:
 
Evaluasi Aktivitas Pekerjaan: Profesional kesehatan akan mengevaluasi aktivitas pekerjaan
individu, termasuk posisi tubuh yang sering diadopsi, gerakan yang dilakukan, penggunaan alat
atau peralatan berat, dan durasi atau intensitas pekerjaan. Informasi ini membantu
mengidentifikasi faktor-faktor pekerjaan yang dapat mempengaruhi terjadinya nyeri punggung
bawah.
 
Evaluasi Ergonomi: Evaluasi ergonomi terkait dengan posisi kerja, peralatan, dan lingkungan
kerja. Dokter atau profesional kesehatan dapat melihat apakah ada masalah ergonomi yang
mungkin berkontribusi terhadap nyeri punggung bawah, seperti kursi atau meja yang tidak
mendukung, posisi duduk atau berdiri yang buruk, atau ketidakseimbangan beban kerja.
 
Tinjauan Lingkungan Kerja: Penilaian lingkungan kerja penting untuk mengidentifikasi faktor-
faktor lingkungan yang dapat berkontribusi terhadap nyeri punggung bawah. Misalnya,
lingkungan yang terlalu berisik atau berdebu, kondisi suhu yang tidak nyaman, atau faktor-faktor
lain seperti getaran atau gaya gravitasi yang berlebihan dapat mempengaruhi kesehatan
punggung.
 
Riwayat Pekerjaan dan Cedera Terkait: Dokter akan menanyakan riwayat
pekerjaan individu, termasuk pekerjaan sebelumnya dan cedera atau insiden
terkait pekerjaan yang mungkin memengaruhi kondisi punggung. Informasi ini
membantu dalam memahami konteks pekerjaan yang mungkin berkontribusi
pada nyeri punggung bawah.
 
Dalam tahap rekognisi nyeri punggung bawah pada pekerja, penting untuk
melibatkan ahli ergonomi atau profesional kesehatan kerja yang memiliki
pemahaman yang lebih mendalam tentang faktor-faktor pekerjaan dan
lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi kesehatan punggung. Dengan
demikian, rekomendasi dan intervensi yang sesuai dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko dan memperbaiki kondisi punggung pekerja.
2. Tahap Analisis

Analisis promosi kesehatan terkait low back pain pada pekerja melibatkan
penilaian menyeluruh tentang faktor-faktor yang berkontribusi terhadap
masalah ini, serta identifikasi intervensi yang efektif untuk mencegah dan
mengelola low back pain di tempat kerja. Tahap analisis ini dapat melibatkan
langkah-langkah berikut:
 
Pengumpulan Data: Kumpulkan data terkait prevalensi low back pain di tempat
kerja, karakteristik pekerja, jenis pekerjaan, kebiasaan kerja, dan faktor-faktor
risiko terkait lainnya. Data ini dapat diperoleh melalui survei, wawancara, atau
pengamatan langsung.
 
Identifikasi Faktor Risiko: Analisis faktor risiko yang berkaitan dengan low back
pain dapat membantu mengidentifikasi elemen-elemen dalam lingkungan kerja
yang berkontribusi terhadap masalah ini.
Misalnya, faktor-faktor seperti posisi kerja yang buruk, angkat beban yang berat,
gerakan berulang yang berlebihan, atau kurangnya dukungan ergonomis dapat
menjadi faktor risiko yang relevan.
 
Penilaian Lingkungan Kerja: Evaluasi kondisi dan desain lingkungan kerja untuk
mengidentifikasi aspek-aspek yang dapat ditingkatkan untuk mengurangi risiko
low back pain. Misalnya, penataan area kerja, penggunaan peralatan ergonomis,
dan pelatihan khusus bagi pekerja mengenai postur yang benar saat bekerja.
 
Analisis Kebiasaan Kerja: Tinjau kebiasaan kerja yang mungkin mempengaruhi
risiko low back pain. Ini dapat mencakup durasi kerja yang berlebihan,
kurangnya istirahat, atau kurangnya aktivitas fisik yang memadai.
Mengidentifikasi kebiasaan kerja yang tidak sehat dapat membantu merancang
intervensi yang tepat.
Pemetaan Intervensi: Berdasarkan analisis data yang telah dikumpulkan,
tentukan intervensi yang sesuai untuk mencegah dan mengelola low back pain
di tempat kerja. Intervensi dapat meliputi program pelatihan ergonomi,
kampanye kesadaran dan pendidikan tentang postur yang benar dan teknik
angkat yang aman, peningkatan akses ke fasilitas olahraga atau aktivitas fisik di
tempat kerja, serta program kesejahteraan yang mendukung gaya hidup sehat.
 
Evaluasi Efektivitas: Setelah intervensi diterapkan, lakukan evaluasi untuk
menilai efektivitasnya. Monitor tingkat kejadian low back pain, partisipasi
pekerja dalam intervensi, dan perubahan perilaku atau kebiasaan kerja. Evaluasi
ini dapat membantu dalam penyesuaian dan peningkatan intervensi yang ada.
 
Melalui tahap analisis yang komprehensif ini, diharapkan dapat dikembangkan
strategi promosi kesehatan yang efektif untuk mengurangi risiko low back pain
pada pekerja dan meningkatkan kualitas kesehatan mereka di tempat kerja.
3. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan promosi kesehatan terkait low back pain pada pekerja
melibatkan merumuskan strategi dan rencana tindakan yang spesifik untuk
mengatasi masalah tersebut. Berikut adalah tahap-tahap perencanaan yang dapat
diikuti.

Menetapkan Tujuan: Tentukan tujuan yang jelas dan terukur untuk program
promosi kesehatan terkait low back pain pada pekerja. Contohnya, mengurangi
tingkat kejadian low back pain sebesar 20% dalam satu tahun, meningkatkan
kesadaran akan postur kerja yang benar, atau meningkatkan partisipasi dalam
pelatihan ergonomi.

Identifikasi Target Audiens: Kenali kelompok pekerja yang paling rentan


terhadap low back pain, seperti pekerja yang terlibat dalam pekerjaan fisik berat
atau pekerja yang memiliki postur kerja yang buruk. Fokuskan upaya promosi
pada kelompok ini untuk memaksimalkan dampaknya.
Pengembangan Strategi: Rancang strategi komprehensif untuk mempengaruhi perilaku
dan lingkungan kerja pekerja. Contohnya, strategi dapat meliputi kampanye
pendidikan dan kesadaran tentang postur yang benar, pendekatan ergonomi di tempat
kerja, peningkatan akses ke fasilitas olahraga, dan program pelatihan khusus untuk
pekerja.

Penentuan Metode Promosi: Pilih metode dan saluran komunikasi yang efektif untuk
mencapai target audiens. Ini dapat mencakup penyuluhan langsung melalui pertemuan
atau presentasi, distribusi materi promosi seperti poster atau brosur, penggunaan media
sosial, atau melibatkan manajemen dan supervisor dalam mendukung program
promosi.

Penyusunan Rencana Tindakan: Buat rencana tindakan terperinci yang mencakup


langkah-langkah spesifik, jadwal pelaksanaan, dan penugasan tanggung jawab kepada
anggota tim atau pihak terkait. Pastikan rencana ini mencakup semua aspek program
promosi, termasuk pelatihan, kampanye, pengukuran, dan evaluasi.
Penyusunan Anggaran: Tentukan anggaran yang diperlukan untuk melaksanakan
program promosi. Anggaran harus mencakup biaya pengembangan materi promosi,
pelatihan, peralatan ergonomis, dan sumber daya lain yang diperlukan.

Implementasi Program: Terapkan rencana tindakan yang telah disusun secara


konsisten sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Pastikan semua komponen
program promosi dijalankan dengan baik dan melibatkan partisipasi aktif dari pekerja,
manajemen, dan pihak terkait lainnya.

Evaluasi dan Pemantauan: Lakukan evaluasi terhadap program promosi secara


berkala untuk menilai keberhasilannya dalam mencapai tujuan yang ditetapkan.
Pemantauan juga perlu dilakukan untuk mengidentifikasi masalah atau hambatan yang
muncul selama implementasi, sehingga dapat dilakukan perbaikan dan penyesuaian
yang diperlukan
4. Tahap Komunikasi
Tahap komunikasi dalam promosi kesehatan terkait low back pain pada pekerja
melibatkan penyampaian informasi dan pesan-pesan yang relevan kepada target audiens
untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan perubahan perilaku terkait low back
pain.

Berikut adalah tahap-tahap yang dapat diikuti dalam komunikasi promosi


kesehatan:Penentuan Pesan Utama: Identifikasi pesan utama yang ingin disampaikan
kepada pekerja terkait low back pain. Pesan harus jelas, relevan, dan mudah dimengerti.
Misalnya, pesan utama bisa berfokus pada pentingnya menjaga postur yang benar saat
bekerja, menjaga kebugaran fisik, dan melakukan gerakan peregangan secara teratur.

Segmen dan Adaptasi Pesan: Pertimbangkan karakteristik dan kebutuhan target audiens
Anda. Pekerja mungkin memiliki beragam tingkat pengetahuan, bahasa, atau latar
belakang budaya. Sesuaikan pesan dan metode komunikasi agar sesuai dengan kelompok
pekerja yang dituju. Gunakan bahasa yang mudah dipahami, visual yang menarik, dan
contoh yang relevan untuk membantu pekerja memahami dan menghubungkan informasi
dengan konteks kerja mereka.
Pemilihan Saluran Komunikasi: Pilih saluran komunikasi yang tepat untuk
mencapai target audiens. Pertimbangkan penggunaan berbagai saluran,
seperti pertemuan atau presentasi langsung, poster di tempat kerja, email,
media sosial, papan pengumuman, atau melibatkan manajemen dan
supervisor untuk menyampaikan pesan secara langsung. Gabungan berbagai
saluran komunikasi dapat meningkatkan efektivitas pesan.

Pengembangan Materi Promosi: Buat materi promosi yang menarik dan


informatif. Gunakan gambar, grafik, dan infografis untuk memvisualisasikan
pesan dengan jelas. Pastikan materi tersebut mudah dibaca dan dimengerti
oleh target audiens. Anda juga dapat menggunakan testimonial atau cerita
sukses dari pekerja yang telah mengatasi low back pain untuk meningkatkan
kepercayaan dan motivasi.
Pelatihan dan Edukasi: Sediakan pelatihan dan sesi edukasi kepada pekerja
untuk memberikan informasi yang lebih rinci tentang low back pain, faktor
risiko, dan strategi pencegahan. Sertakan demonstrasi praktis tentang postur
yang benar, teknik angkat yang aman, dan gerakan peregangan yang
bermanfaat. Berikan kesempatan bagi pekerja untuk berdiskusi dan
mengajukan pertanyaan.

Keterlibatan Manajemen dan Supervisor: Dapatkan dukungan dan


keterlibatan aktif dari manajemen dan supervisor dalam menyampaikan
pesan promosi kesehatan. Mereka dapat memainkan peran penting dalam
menyampaikan pesan secara langsung, memberikan contoh yang baik, dan
memfasilitasi lingkungan kerja yang mendukung kebiasaan sehat.

Evaluasi Dampak Komunikasi: Lakukan evaluasi terhadap efektivitas


komunikasi yang telah dilakukan. Gunakan metode seperti survei
pendahuluan dan survei pascakomunikasi untuk mengukur perubahan
5. Tahap Persiapan
Persiapan promosi kesehatan terkait low back pain pada pekerja dapat melibatkan
beberapa tahap berikut:

Analisis situasi: Lakukan penelitian untuk mengidentifikasi tingkat prevalensi dan


dampak low back pain pada pekerja di tempat kerja. Kumpulkan data mengenai
jumlah pekerja yang mengalami masalah ini, faktor risiko yang mungkin terkait, dan
dampaknya terhadap produktivitas dan kesejahteraan pekerja.

Identifikasi sasaran: Tentukan kelompok pekerja yang menjadi sasaran utama promosi
kesehatan terkait low back pain. Identifikasi pekerjaan atau sektor industri yang
memiliki risiko yang lebih tinggi, serta pekerja yang sering mengalami masalah nyeri
punggung bawah.

Bentuk tim promosi kesehatan: Bentuk tim promosi kesehatan yang terdiri dari
berbagai pemangku kepentingan, seperti staf kesehatan, manajemen, perwakilan
pekerja, dan ahli ergonomi. Tim ini akan bertanggung jawab merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi program promosi kesehatan.
Penentuan tujuan dan sasaran: Tetapkan tujuan dan sasaran yang spesifik
untuk program promosi kesehatan. Tujuan dapat mencakup peningkatan
kesadaran, pengetahuan, dan penerapan praktik ergonomi yang baik di
tempat kerja, serta mengurangi jumlah dan keparahan kasus low back
pain.

Rancang program: Rancang program promosi kesehatan yang mencakup


pendekatan edukasi, perubahan perilaku, dan perbaikan lingkungan kerja.
Program dapat mencakup pelatihan ergonomi, pembentukan kebiasaan
postur yang benar saat bekerja, dan promosi gaya hidup sehat untuk
mencegah nyeri punggung bawah.

Komunikasi dan sosialisasi: Sosialisasikan program promosi kesehatan


kepada seluruh pekerja dan manajemen. Gunakan berbagai saluran
komunikasi, seperti pertemuan, brosur, poster, dan email, untuk
menyampaikan informasi tentang program, manfaatnya, serta dukungan
yang tersedia.
6. Tahap Implementasi
Implementasi promosi kesehatan untuk mengurangi low back pain pada pekerja
dapat melibatkan beberapa tahap yang penting. Berikut adalah tahap-tahap yang
dapat diikuti:
Penilaian risiko: Identifikasi pekerja atau kelompok pekerja yang berisiko tinggi
mengalami low back pain. Tinjau pekerjaan mereka, tugas yang mereka lakukan,
postur tubuh yang diharapkan, kebiasaan kerja, dan faktor risiko lainnya. Hal ini
membantu dalam menentukan langkah-langkah pencegahan yang tepat.

Edukasi: Berikan edukasi kepada pekerja tentang pentingnya menjaga kesehatan


punggung dan menghindari low back pain. Sampaikan informasi mengenai postur
tubuh yang benar saat bekerja, teknik pengangkatan yang aman, peregangan otot,
dan latihan penguatan inti. Jelaskan juga faktor risiko yang mungkin terkait
dengan pekerjaan mereka.

Modifikasi tempat kerja: Tinjau dan evaluasi tempat kerja untuk mengidentifikasi
faktor-faktor yang dapat menyebabkan atau memperburuk low back pain. Buat
perubahan pada desain tempat kerja, seperti mengatur posisi kerja, menyediakan
alat bantu atau peralatan ergonomis, dan memastikan meja, kursi, dan peralatan
Program latihan: Sediakan program latihan khusus untuk pekerja yang
menguatkan otot-otot punggung dan inti. Program latihan ini dapat mencakup
peregangan, penguatan, dan latihan keseimbangan. Pastikan program latihan
disesuaikan dengan kebutuhan individu dan diawasi oleh ahli fisioterapi atau
pelatih yang berpengalaman.

Sistem manajemen keselamatan: Implementasikan sistem manajemen keselamatan


kerja yang komprehensif di tempat kerja. Ini termasuk kebijakan dan prosedur
yang jelas terkait pencegahan cedera punggung, pelaporan insiden, manajemen
beban kerja, rotasi tugas, dan istirahat yang cukup. Dukungan dari manajemen
dan partisipasi aktif dari pekerja dalam sistem ini sangat penting.

penting juga untuk mendorong partisipasi aktif dari pekerja dalam upaya promosi
kesehatan. Libatkan mereka dalam pengambilan keputusan terkait perubahan
tempat kerja, latihan, dan kebijakan keselamatan. Komunikasi yang terbuka dan
kampanye kesadaran yang terus-menerus juga membantu menjaga motivasi dan
keterlibatan pekerja dalam program tersebut.
7. Tahap Evaluasi
Evaluasi promosi kesehatan untuk mengurangi low back pain pada pekerja sangat
penting untuk memastikan efektivitas program tersebut. Berikut adalah beberapa
tahap evaluasi yang dapat Anda lakukan:
Pengumpulan data awal: Dalam tahap ini, kumpulkan data tentang tingkat
kejadian low back pain di antara pekerja sebelum implementasi program promosi
kesehatan. Data ini dapat mencakup jumlah kasus, tingkat keparahan, dan
dampaknya terhadap produktivitas kerja. Pengumpulan data ini menjadi titik
awal untuk membandingkan hasil setelah program diimplementasikan.

Evaluasi kesadaran dan partisipasi: Evaluasi apakah pekerja telah mendapatkan


pengetahuan tentang low back pain, risiko yang terkait, dan pentingnya menjaga
kesehatan punggung. Selain itu, tinjau tingkat partisipasi pekerja dalam program
promosi kesehatan, seperti mengikuti pelatihan, program latihan, atau kegiatan
lainnya.

Evaluasi promosi kesehatan low back pain pada pekerja harus dilakukan secara
berkelanjutan untuk memantau perubahan dalam jangka waktu yang lebih
panjang. Hal ini membantu memastikan bahwa program promosi kesehatan tetap
relevan, efektif, dan memberikan manfaat jangka panjang bagi pekerja.
8. Tahap Kontinuitas
Untuk menjaga kontinuitas promosi kesehatan low back pain pada pekerja, ada
beberapa tahap yang dapat Anda ikuti:
Komitmen manajemen: Pastikan ada dukungan dan komitmen yang kuat dari
manajemen perusahaan untuk melanjutkan promosi kesehatan low back pain.
Manajemen harus memahami pentingnya kesehatan punggung pekerja dan
melibatkan sumber daya yang cukup untuk menjaga program tetap berjalan.

Pemantauan dan evaluasi berkala: Lakukan pemantauan dan evaluasi berkala


terhadap program promosi kesehatan low back pain. Tinjau data kejadian low
back pain, tingkat partisipasi, perubahan perilaku, dan dampaknya terhadap
kesejahteraan pekerja. Evaluasi ini membantu mengidentifikasi keberhasilan
program dan area yang memerlukan perbaikan.

Pengembangan program yang berkelanjutan: Berdasarkan hasil evaluasi, terus


kembangkan dan perbarui program promosi kesehatan. Perhatikan umpan balik
dari pekerja dan implementasikan perubahan yang diperlukan. Libatkan pekerja
dalam proses pengembangan program, seperti melalui kelompok diskusi atau
survei kebutuhan.
PERENCANAAN PROGRAM

1. MENENTUKAN TUJUAN PROMOSI KESEHATAN


TUJUAN UTAMA :

A. PENINGKATAN PENGETAHUAN ATAU SIKAP PADA PEKERJA MENGENAI LOW BAC


B. PENINGKATAN PERILAKU PEKERJA
C. PENINGKATAN STATUS KESEHATAN PEKERJA

2. MENENTUKAN SASARAN PROMOSI KESEHATAN


DIDALAM PROMOSI KESEHATAN YANG DIMAKSUD SASARANNYA ADALAH SELURUH
PEKERJA, MULAI DARI ATASAN HINGGA PARA KARYAWAN/ SELURUH SDM DIPERUS
TERSEBUT.

3. MENENTUKAN ISI ATAU MATERI PROMOSI KESEHATAN


ISI PROMOSI KESEHATAN HARUS DIBUAT SESEDERHANA MUNGKIN SEHINGGA MUD
DIPAHAMI OLEH SASARAN.

4. MENENTUKAN METODE
A. PENGETAHUAN TENTANG LOW BACK PAIN
B. SIKAP
C. KETERAMPILAN
D . PERTIMBANGKAN SUMBER DANA / SDM
PERENCANAAN PROGRAM

5. MENETAPKAN MEDIA
A. TEORI PENDIDIKAN
BELAJAR YANG PALING MUDAH ADALAH DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA
B. MEDIA YANG HARUS DIPILIH HARUS BERGANTUNG PADA JENIS SASARAN.
CONTOH MEDIA UNTUK PENYAKIT LOW BACK PAIN BISA MENGGUNAKAN
PROYEKTOR ATAU ALAT PERAGA SEPERTI MANUSIA UNTUK MENUNJUKKAN
TITIK- TITIK NYERI TERSEBUT.

6. MENYUSUN RENCANA EVALUASI


HARUS DIJABARKAN TENTANG KAPAN EVALUASI AKAN DILAKSANAKAN, DIMANA
AKAN DILAKSANAKAN, KELOMPOK SASARAN YANG MANA AKAN DIEVALUASI DAN
SIAPA YANG AKAN MELAKSANAKAN EVALUASI TERSEBUT.

7. MENYUSUN JADWAL PELAKSANAAN


MERUPAKAN PENJABARAN DARI WAKTU, TEMPAT DAN PELAKSANAAN YANG BIASA
DISAJIKAN.
Kesimpulan
Promosi kesehatan low back pain pada pekerja adalah upaya penting untuk
mencegah dan mengurangi risiko cedera punggung serta meningkatkan
kesejahteraan pekerja di tempat kerja.yang dimana Promosi kesehatan low back
pain harus menjadi komitmen perusahaan dan manajemen. Dukungan yang kuat
dari manajemen sangat penting untuk keberhasilan program ini, Edukasi dan
kesadaran pekerja tentang low back pain dan cara mencegahnya merupakan
langkah awal yang penting. Pengetahuan yang tepat dan pemahaman akan
membantu pekerja mengadopsi perilaku yang sehat,dan Promosi kesehatan low back
pain pada pekerja tidak hanya memberikan manfaat bagi kesehatan individu, tetapi juga
meningkatkan produktivitas dan kualitas kerja secara keseluruhan. Dengan upaya yang
berkelanjutan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi
pekerja mereka.
THANK YOU 

Anda mungkin juga menyukai