Anda di halaman 1dari 22

MENGAPA MENJUAL

ASURANSI SYARI’AH ?
ASURANSI KONVENSIONAL VS SYARI'AH
KONVENSIONAL SYARI'AH

AKAD JUAL BELI HIBAH, DERMA, CHARITY

MENCARI LABA TOLONG MENOLONG


TUJUAN
TRANSFER RESIKO SHARING RESIKO

PREMI DIMILIKI
DANA PERUSAHAAN KONTRIBUSI MILIK PESERTA

SISA MILIK PESERTA DIKEMBALIKAN KE


KEUNTUNGAN PESERTA
DANA
PERUSAHAAN (SURPLUS UNDER WRITING
SHARING)
ASURANSI KONVENSIONAL VS SYARI'AH
KONVENSIONAL SYARI'AH

PENEMPATAN INVESTASI TERSERAH PENEMPATAN HANYA BOLEH


INVESTASI PERUSAHAAN DAN HASIL INVESTASI DI PERUSAHAAN SYARI’AH
DIMILIKI PENUH PERUSAHAAN (Jakarta Islamic Index)

ATURAN AGAMA
(ISLAM) ADA UNSUR YANG DIHARAMKAN DIPERBOLEHKAN

PENGAWASAN INTERNAL PENGAWASAN DARI DSN


PENGAWASAN
(KOMISARIS) MUI DAN OJK
ALASAN MENGAPA MENJUAL SYARI'AH

Syari'ah terbebas dari 3 unsur yang dilarang Agama (Islam) :


AGAMA
Riba, Ghoror, Maysir (Qimar)

Baik Nasabah maupun Agen terhindar dari dosa kehidupan


bermuamalah

Penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, dan baru sedikit yang


PASAR
memiliki Polis Asuransi Syari'ah

Masyarakat Islam Merupakan potensi pasar yang sangat besar untuk


Asuransi Syari'ah

DANA Ada Surplus Underwriting Sharing


ALASAN MENGAPA MENJUAL SYARI'AH

KEAMANAN USAHA
Dana aman karena dana kontribusi tidak dimiliki Perusahaan
NASABAH
tetapi milik Peserta

Tidak berpengaruh bagi Nasabah apakah perusahaan akan


bangkrut atau tidak

Jika terjadi likuidasi, maka seluruh aset dan dana tersisa akan
disalurkan untuk kepentingan sosial

Ada auditor syari'ah dalam struktur kepengurusan perusahaan


yang mengawasi jalan nya pengelolaan

Perusahaan juga aman dari resiko rugi karena perusahaan hanya


PERUSAHAAN
sebagai pengelola

Perusahaan mendapat income dari ujroh dan bagi hasil investasi


DASAR HUKUM HALALNYA ASURANSI SYARI'AH

Al Majma' Al Fiqhiy Al Islami (divisi fiqih Rabithah Alam Islami) dalam


1. Muktamar I, tahun 1978 setelah mengeluarkan fatwa mengharamkan asuransi
konvensional menyertakannya dengan fatwa asuransi Islami yang berbunyi :

"Majlis Al Majma' sepakat membolehkan asuransi kooperatif


(Ta'min Ta'awuni) sebagai ganti dari asuransi komersial yang diharamkan“.

Majma' Al Fiqh Al Islami (divisi fiqih OKI) juga mengusulkan konsep pengganti
2
asuransi komersial dengan keputusan No.9 (9/2) 1985 yang berbunyi :

“Sebagai ganti dari asuransi komersial yang diharamkan adalah


Ta'min Ta'awuni (Asuransi Syari'ah) yang dibangun atas dasar Hibah dan
Tolong - Menolong".
DASAR HUKUM HALALNYA ASURANSI SYARI'AH

3 Dewan Syari'ah Nasional (DSN) juga telah mengeluarkan fatwa tentang :


PEDOMAN UMUM ASURANSI SYARI'AH NO. 21 / DSN - MUI / X /
2001.
AAOIFI (Accounting & Auditing Organization for Islamic Financial Institution)

4 juga mengeluarkan panduan umum tentang asuransi syari'ah pada tahun


2006 dalam pasal (26) tentang At Ta'min Al Islami sebagai berikut :

Definisi Ta'min Islami (Asuransi Syari'ah) yaitu :


"Kesepakatan sekelompok orang yang menghadapi resiko tertentu untuk
mengurangi dampak resiko yang terjadi dengan cara membayar kewajiban
atas dasar Hibah yang mengikat sehingga terhimpun dana Tabarru’“.
DASAR HUKUM HARAMNYA ASURANSI KONVENSIONAL

Asuransi Konvensional semenjak kemunculan nya telah diharamkan oleh


1
para Ulama baik Perorangan maupun Lembaga.

Tahun 1978 dalam muktamar I, Al Majma' Al Fiqhiy Al Islami (divisi fikih


Rabithah Alam Islami) di Mekkah telah diputuskan bahwa asuransi
2
konvensional dengan segala jenis nya adalah haram, bunyi keputusan
tersebut adalah :

"Setelah melakukan kajian yang mendalam dan mendiskusikan, maka


Majlis Al Majma‘ memutuskan berdasarkan suara terbanyak bahwa
asuransi Konvensional dengan segala bentuk nya : Asuransi Jiwa,
Asuransi Niaga, dan lain nya adalah haram“.
DASAR HUKUM HARAMNYA ASURANSI KONVENSIONAL

Tahun 1985, para Ulama Islam sedunia yang berada di bawah OKI dalam
3 konferensi ke II di Jeddah sepakat mengeluarkan keputusan No.9 (9/2)
tahun 1985 yang berbunyi :
"Transaksi Asuransi dengan premi tertentu yang diselenggarakan
oleh
perusahaan asuransi merupakan transaksi dengan tingkat ghoror
(spekulasi) tinggi. Hal ini membuat hukum transaksi asuransi batal
(menurut syari’at). Oleh karena itu, transaksi ini diharamkan Islam".
Tahun 2006, AAOIFI (Accounting & Auditing Organization for Islamic
Financial Institution) juga menegaskan kembali haramnya asuransi
4 konvensional dalam pasal (26) tentang “At Ta’min Al Islami“ ayat 2 yang
berbunyi :

"Hukum asuransi konvensional menurut syari’at adalah haram".


SEBAB HARAMNYA ASURANSI KONVENSIONAL

Karena ada 3 Unsur yang dilarang dalam agama Islam :


1. RIBA

2. GHOROR

3. MAYSIR (QIMAR)
SEBAB HARAMNYA ASURANSI KONVENSIONAL

Polis Asuransi Konvensional adalah akad jual beli, tukar menukar uang
RIBA
dengan uang.

Nasabah memberikan uang dalam bentuk Premi dan menerima uang dalam
bentuk Ganti Rugi (Klaim).

Dalam akad tukar menukar uang dengan uang, bila uangnya sejenis
disyaratkan harus sama nominalnya dan harus serah terima tunai pada saat
itu juga.
Jika tidak terpenuhi salah satu persyaratan tersebut, maka akad tukar
menukar uang dengan uang tersebut termasuk dalam kategori jual beli yang
mengandung riba (Riba Ba’i).
SEBAB HARAMNYA ASURANSI KONVENSIONAL

Terdapat perbedaan nominal Premi yang dibayar dengan ganti


1. RIBA FADHL
rugi Klaim yang diterima

Uang Kecil membeli Uang Besar

Tukar menukar uang tidak tunai, uang premi sudah dibayarkan


bebrapa waktu yang lalu tetapi uang ganti rugi baru diterima
2. RIBA NASI'AH setelah berlalu beberapa waktu kemudian, yaitu ketika terjadi
klaim (resiko).
SEBAB HARAMNYA ASURANSI KONVENSIONAL

Akad Asuransi Konvensional mengandung ghoror (ketidak jelasan)


GHOROR
tingkat tinggi

Nasabah tidak tahu berapa total jumlah premi yang harus


dibayar setelah pembayaran premi pertama

Jika resiko datang tidak berapa lama dari saat akad, maka kontrak
langsung berakhir dan nasabah memproleh ganti rugi sehingga premi
yang dibayarkan lebih sedikit dibandingkan jika tidak terjadi
resiko sampai berakhirnya kontrak.

Perusahaan juga tidak tahu berapa jumlah uang yang akan dibayarkan
jika terjadi resiko terhadap tertanggung bisa jadi pihak penanggung
tidak harus membayar ganti rugi jika syarat-syarat yang tertuang
dalam kontrak tidak terpenuhi.

Waktu penyerahan uang pertanggungan juga tidak diketahui


kapan terjadinya.
222
SEBAB HARAMNYA ASURANSI KONVENSIONAL

Karena ada ketidakjelasan waktu pembayaran ganti


MAYSIR / QIMAR
(JUDI) ruginya maka terjadi kondisi untung-untungan (judi).

Jika resiko terjadi setelah pembayaran premi pertama,


maka nasabah memperoleh ganti rugi jauh lebih besar
dari premi yang dibayarkan sehingga nasabah untung
besar sedangkan penanggung rugi.

jika terjadi sebaliknya, maka penanggung yang untung


besar. Inilah hakikat judi, jika satu pihak beruntung, maka
pihak yang lain merugi.
KENDALA MENJUAL
ASURANSI SYARI’AH
KENDALA MENJUAL ASURANSI SYARI’AH
1. BANYAK ORANG BELUM TAHU ADANYA ASURANSI SYARI’AH
2. BANYAK ORANG MENGANGGAP SEMUA ASURANSI HARAM
BANYAK VIDEO PENDAPAT PERORANGAN YANG MENGATAKAN ASURANSI
3. HARAM

4. BANYAK ORANG BELUM SADAR PENTINGNYA MANFAAT ASURANSI

5. ASURANSI DIANGGAP BEBAN PENGELUARAN BULANAN YANG TIDAK BERGUNA

6. IKUT ASURANSI UANG NYA HILANG


7. DAYA BELI MASYARAKAT RENDAH
8. HASIL INVESTASI LEBIH RENDAH
TRIK MENJUAL ASURANSI SYARI’AH
CREATIVE

C 1.Sosialisasi keberadaan Asuransi Syari'ah


2.Menciptakan Idea Penjualan Baru (wakaf, hibah dll)

ATTITUDE
1.Jujur
A 2.Mengutamakan kepentingan Nasabah
3.Dedikasi, tanggung jawab

SKILL
1.Menguasai Dasar Hukum Asuransi Syari'ah
S 2.Menguasai Materi Produk Asuransi Syari'ah
3.Menjawab Keberatan dengan benar (Handling
Objection)
HABIT

H 1.Menggunakan Terminologi Asuransi Syari'ah


2.Belajar (update info dan upgrade ilmu)
ASAS HUKUM ASAL (FIQIH)

Pada dasarnya semua ibadah dilarang


IBADAH MAHDHOH
kecuali yang diperintahkan

Pada dasarnya semua akad muamalah


MUAMALAH
dibolehkan kecuali yang dilarang
URUTAN DASAR HUKUM ISLAM

AL QUR'AN

HADIST

IJMA' ULAMA

QIYAS

Pendapat perorangan tidak bisa digunakan untuk


Sandaran Hukum bagi ummat
TIPS MENJUAL ASURANSI SYARI’AH
TIPS MENJUAL ASURANSI SYARI’AH

1.Niatkan karena ibadah

2.Berbagi manfaat dengan sesama

3.Asuransi hanyalah penyempurna ikhtiar

4.Positive thinking

5.Ikhlas
LARANGAN MENGHARAMKAN YANG TELAH
DIHALALKAN ALLAH

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu


haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah halalkan
bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas. Q.S Al-Maidah (87)

Anda mungkin juga menyukai