Anda di halaman 1dari 46

PENGENALAN SYARIAH

Syariah
 Syariah = Undang-undang Islam

 Definisi : Jalan yang lurus

 Sumber : Al Quran (45:18) ~ “kemudian Kami jadikan kamu


(ya Muhammad) berada di atas suatu syariat (peraturan) dari
urusan (agama), maka ikutilah syariat itu dan jangan kamu
ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak berilmu”

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) :


Konsep dan Sistem Operasional, Gema Insani, 2004, hlm. 9
SYARIAH DAN FIQIH
Qur’an & Syariah
Hadist

Penafsiran ulama
Fiqih Atas Qur’an & Hadist

Ibadah Muamalat

Mengatur hubungan Mengatur hubungan


manusia dengan Allah antara sesama manusia
Semua tidak boleh kecuali yang Semua boleh kecuali ada
telah ada ketentuannya larangannya
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) :
Konsep dan Sistem Operasional, Gema Insani, 2004, hlm. 9
ASURANSI

Mengapa Asuransi itu mulia?


 “Pergunakanlah lima hal sebelum datangnya lima perkara;
Muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum miskin,
lapang sebelum sempit dan hidup sebelum mati.” (Hadist
riwayat Muslim)

 Pergunakan kekayaan Perlindungan terhadap


kehilangan penghasilan
untuk masa depan

Hadist Riwayat: Muslim


ASURANSI KONVENSIONAL

Menyediakan Perlindungan Harta

Sangat mulia dan diterima dalam Islam

Tetapi ada 3 unsur yang dilarang dalam pelaksanaannya

Gharar Maysir Riba

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) :


Konsep dan Sistem Operasional, Gema Insani, 2004, hlm. 46, 48 & 53
Gharar, Maysir, Riba dan Asuransi

Asuransi Konsep Jual


konvensional Beli /pertukaran

KONSEP JUAL BELI  KEPASTIAN:

1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Harga
4. Waktu penyerahan

Karim Business Consulting, Modul Training on Islami Insurance, 2008, slide

5
Gharar

Situasi dimana terdapat informasi yang tidak jelas, sehingga


terjadi ketidakpastian dari kedua belah pihak yang bertransaksi

Mengapa Gharar dilarang?

 Pihak-pihak yang mengikat kontrak tidak mengerti


ketentuan/konsekuensi kontrak tersebut

 Pada saat bertransaksi nasabah rela, akan tetapi


berpotensi terjadi perselisihan dikemudian hari bila
informasi yang didapatkan lebih jelas.

Karim Business Consulting, Modul Training on Islami Insurance, 2008, slide


Gharar

Contoh Gharar pada zaman dahulu:

• Penjualan ditentukan dengan melempar batu


• Menjual anak sapi yang masih dalam perut induknya
• Menjual burung yang masih terbang

Karim Business Consulting, Modul Training on Islami Insurance, 2008, slide


Gharar

Gharar dalam Asuransi Jiwa

Misalnya:
• Bentuk akad yang melandasi penutupan polis tidak jelas
• Sumber dana pembayaran klaim kita tahu berapa yang
akan kita terima (sejumlah uang/manfaat pertanggungan)
namun tidak diketahui berapa yang akan kita bayarkan
(akumulasi premi)

Karim Business Consulting, Modul Training on Islami Insurance, 2008, slide


Maysir
Suatu transaksi yang menempatkan salah satu pihak harus menanggung
beban pihak yang lain akibat transaksi tersebut.

Perjudian atau permainan untung-untungan

Bisa untung atau rugi

Dasar larangan, Al Quran (5:90), yang artinya:


“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya arak,
judi,
berhala dan mengundi nasib adalah perbuatan keji
termasuk
perbuatan syaitan, maka hendaklah kamu jauhi, agar
kamu
mendapat keberuntungan.”
Karim Business Consulting, Modul Training on Islami Insurance, 2008, slide
Maysir

Maysir dalam Asuransi:

Ketika seorang pemegang polis yang baru sebentar menjadi nasabah dan baru
sedikit membayar klaim, terkena musibah kemudian klaim dibayarkan 
nasabah diuntungkan

Jika hingga akhir masa perjanjian tidak terjadi sesuatu, sementara pemegang
polis telah membayar premi secara penuh/lunas  perusahaan asuransi yang
diuntungkan

Karim Business Consulting, Modul Training on Islami Insurance, 2008, slide


Riba
Secara bahasa: tambahan, dalam fiqih muamalah artinya tambahan yang
diharamkan, yang dapat muncul akibat utang atau pertukaran.

Jenis Riba Fadhl Riba Nasi’ah Riba Jahiliah


Definisi Upaya mengambil Riba yang timbul akibat Riba Jahiliyah adalah
keuntungan dari hutang-piutang yang upaya mengambil
pertukaran barang tidak memenuhi kriteria. keuntungan dari akad
sejenis yang secara yang bersifat non-
 untung muncul
kasat mata sama profit
kualitasnya. bersama
resiko
 hasil usaha muncul

bersama biaya
Contoh Pertukaran emas Bunga Bank Meminta tambahan
dengan emas konvensional dari pinjaman Qardh

Karim Business Consulting, Modul Training on Islami Insurance, 2008, slide


Riba
Larangan Riba dalam Al Quran

Al Quran (2:275)
“…padahal Allah telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba…”

Interpretasi

Riba dilarang
Surat Al-Baqarah, ayat 275,Qur’an Tajwid Dan Terjemahan, Maghrifah Pustaka;
2006, hlm 47
Riba

Larangan Riba
Riba antara lain dapat terjadi pada:
 Semua aktifitas pinjaman yang berdasarkan bunga
 Penghasilan tetap pada deposito dalam bank konvensional

Agar sesuai dengan konsep syariah, asuransi tidak boleh


mengandung atau melibatkan aktifitas riba di dalamnya

Karim Business Consulting, Modul Training on Islami Insurance, 2008, slide


Riba

Riba dalam Asuransi:

Investasi dalam instrumen bisnis yang berbasis riba

Pinjaman Premi kepada Nasabah yang berbasis bunga/


pinjaman polis (biasanya asuransi tradisional)

Karim Business Consulting, Modul Training on Islami Insurance, 2008, slide


ASURANSI
SYARIAH

10
Sejarah Asuransi Syariah
Sudanese Islamic Insurance (1979)

Islamic Arab Insurance Co. (1980)

Dar Al-Maal Al-Islami, Geneva (1981)

Islamic Takafol Company (I.T.C), S.A. Luxembourg (1983)

Islamic Takafol & Re-Takafol Company, Bahamas (1983)

Syarikat Al-Takafol Al-Islamiah Bahrain, E.C. (1983)

Syarikat Takaful Malaysia, Bhd (1985)


Pengertian
• Asuransi Syariah adalah usaha saling melindungi
dan tolong menolong di antara sejumlah orang
melalui investasi dalam bentuk aset dan atau
Tabarru' yang memberikan pola pengembalian
untuk menghadapi risiko tertentu melalui akad
yang sesuai dengan syariah (DSN-MUI)*

*DSN-MUI: Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia


Risk Transferring

Premi Perusahaan
TERTANGGUN Asuransi
G
Premi

Penanggung
Tertanggung
Klaim

Klaim

18
Risk Sharing

PESERTA
(PEMEGANG POLIS)

Pengelola
Peserta Peserta (Perusahaan
Hibah Hibah Asuransi)

Dana
Tabarru’ Sakit Kecelakaan
Klaim

Peserta Hibah Hibah


Peserta

PESERTA

19
Tabarru'
Definisi: Sumbangan (dalam definisi Islam = Hibah)

Jenis akad/kontrak dimana peserta adalah pihak yang


menanggung risiko bersama bukan Perusahaan

Pengelola atau Operator yaitu Perusahaan bukanlah


pemilik dana tetapi hanyalah mengelolanya

Pengelola tidak boleh menggunakan dana-dana tersebut


jika tidak ada kuasa dari peserta

Unsur Gharar dan Maysir akan hilang


KONTRAK
DALAM ISLAM

10
Kontrak dalam Islam

MUAMALAT

Wa’ad Akad
Janji antara satu pihak Kontrak yang dibuat
Kepada pihak lainnya Oleh kedua belah pihak

1. Janji antara satu pihak 1. Mengikat kedua belah


kepada pihak lainnya pihak yang saling
2. Pihak yang diberi janji bersepakat
tidak memikul kewajiban 2. Syarat dan ketentuannya
kepada pemberi janji sudah ditetapkan secara
3. Bila janji tidak dipenuhi rinci dan spesifik
yang diterima 3. Bila kewajiban tidak
merupakan sanksi moral dipenuhi maka sanksi
yang diterima sesuai
kesepakatan

Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance A-Z


Keuangan Syariah, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009, hlm
183-193
Kontrak dalam Islam

KONTRAK
( AKAD)

Kontrak Tabarru’ Kontrak Tijarah

Dana kebajikan Kontrak-kontrak yang


Bukan transaksi untuk mencari bertujuan untuk
keuntungan Mencari keuntungan

Muhammad Ayub, Understanding Islamic Finance A-Z


Keuangan Syariah, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2009, hlm
183-193
Akad Tabarru' & Fatwa

Akad Tabbaru’ pada asuransi syariah adalah semua bentuk


akad yang dilakukan dalam bentuk hibah dengan tujuan
kebajikan dan tolong menolong antar peserta, bukan untuk
tujuan komersial

Peserta memberikan hibah yang akan digunakan untuk


menolong peserta lain yang terkena musibah

Fatwa No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru’ pada


Asuransi dan Reasuransi Syariah

24
Akad Tabarru’ dalam Asuransi Syariah

PESERTA
(PEMEGANG POLIS)

peserta peserta
Hibah Hibah

RESIKO KONTRAK Dana


MURNI TABARRU’ Tabarru’

peserta Hibah Hibah


peserta

PESERTA

25
Akad Tijarah Pada Asuransi Syariah

PESERTA
(PEMEGANG POLIS)

peserta peserta
Hibah Hibah
PENGELOLA
Dana KONTRAK
Tabarru’ TIJARAH PERUSAHAAN ASURANSI

peserta Hibah Hibah


peserta Wakalah bil
Ujrah

PESERTA

Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General) :


Konsep dan Sistem Operasional, Gema Insani, 2004, hlm. 301

26
TIJARAH VS TABARRU’

Tijarah 

  Tabarru’
Wakalah & Fatwa DSN

 Pemberian kuasa dari peserta kepada perusahaan asuransi untuk


mengelola dana peserta dengan pemberian ujrah (“fee”).
 Obyeknya:
1. Administrasi
2. Pengelolaan dana
3. Pembayaran klaim
4. Underwriting
5. Pengelolaan portfolio risiko
6. Pemasaran
7. investasi
 Fatwa No 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah bil Ujrah
pada
Asuransi dan Reasuransi Syariah.

28
Surplus Underwriting & Defisit Dana
Tabarru’
PESERTA
(PEMEGANG POLIS)

peserta peserta Surplus


Akhir periode keuangan
Hibah Hibah

Impas
Dana
Tabarru’
Defisit

peserta Hibah Hibah


peserta

PESERTA

29
Surplus Underwriting & Defisit Dana Tabarru’
Dana
Tabarru’

Surplus Defisit

Diperlakukan seluruhnya sebagai Perusahaan asuransi wajib


cadangan dalam Dana Tabarru’ menanggulangi defisit dalam
bentuk pinjaman Qard

Disimpan sebagian sebagai


dana cadangan dan dibagikan
sebagian lainnya kepada
peserta yang memenuhi syarat

Disimpan sebagian sebagai


dana cadangan dan dibagikan
sebagian lainnya kepada
perusahaan asuransi dan
peserta sepanjang disepakati
oleh para peserta

Referensi : Fatwa No. 53/DSN-MUI/III/2006

30
Istilah dalam Asuransi Syariah

Kontrak Tabbaru’
Memberi/meminjam sesuatu
Pinjaman $

Lending Qard

Akad melimpahkan wewenang


kepada pihak lain Wakalah

Memberikan sesuatu Hibah


Kesimpulan

Asuransi Syariah sesuai dan mematuhi syariah Islam dan


menjadi alternatif selain asuransi konvensional

Azas utama Asuransi Syariah adalah kerja sama, persaudaraan


& kesetiakawanan

Kontrak antar peserta asuransi syariah adalah tabarru’ (tolong


menolong, sedangkan kontrak antar peserta asuransi syariah
dengan Pengelola adalah Tijarah (mencari keuntungan)
Surplus Sharing

Surplus Sharing adalah dana yang akan diberikan kepada


Pemilik Polis bila terdapat kelebihan dari rekening Tabarru’
termasuk juga bila ada pendapatan lain setelah dikurangi
klaim dan hutang kepada perusahaan (jika ada).

 Dihitung pada akhir tahun kalender.


 30% dari surplus sharing akan ditahan dalam dana Tabarru’
70% dari surplus sharing akan dibagikan kepada Peserta
dan Perusahaan.
 Besarnya pembagian surplus sharing: 80% dari 70% (56%)
dibagikan kepada pemegang polis, 20% dari 70% (14%)
merupakan hak Perusahaan sebagai bagian keuntungan.
 Dibayarkan setiap tanggal 30 April setiap tahun.
Surplus Sharing
Untuk polis yang terbit sejak 7 April 2010, Syarat bagi
pemegang polis yang bisa menerima
Surplus Sharing pada 30 April 2012:

1. Tidak ada klaim yang dibayarkan kepada peserta


sampai tanggal 31 Desember 2011;
2. Peserta telah memiliki polis sekurang-kurangnya 1(satu)
tahun sejak polis diterbitkan;
3. Polis inforce dan iuran Tabarru’ telah dibayar penuh
per tanggal 31 Desember 2011 dan
4. Polis masih inforce sampai dengan surplus dibagikan.
Surplus Sharing

Syarat pembagian Surplus Sharing:

1. Bila pemilik polis yang telah dihitung surplus-nya pada


akhir 31 Desember tetapi tidak lagi memenuhi syarat
untuk dapat dibagikan surplus pada 30 April maka
surplus-nya akan dikembalikan ke rekening Tabarru’.

2. Surplus yang telah dibagikan akan dipergunakan untuk


membeli unit pada harga yang akan datang.
Surplus Sharing
Contoh:

07/04/10 07/04/11 31/12/11 30/04/12

Polis terbit 1 tahun sejak tidak ada klaim Surplus Sharing


polis terbit dibagikan
Penjelasan:
• Tanggal 7 April 2011 polis telah diasuransikan sekurang-
kurangnya 1
tahun
• Sampai dengan 31 Desember 2011 Pemegang Polis tidak pernah
mengajukan klaim.
• 30 April 2012 Pemegang Polis berhak mendapatkan Surplus
Sharing
karena polisnya masih inforce.
Surplus Sharing
Contoh:

10/03/08 10/03/10 31/12/11

Polis terbit Klaim Kembali membayar &


tidak ada klaim
Penjelasan:
• Tanggal 30 April 2011 Pemegang Polis tidak berhak mendapatkan
Surplus Sharing karena telah melakukan Klaim pada tanggal 10 Maret
2010.

• Tanggal 30 April 2012 Pemegang Polis kembali berhak mendapatkan


Surplus Sharing karena telah membayar kembali dan tidak terjadi Klaim
sampai tanggal 31 Desember 2011.
Investasi di Asuransi
Syariah
 Perusahaan asuransi sebagai wakil para peserta menginvestasikan dana yang
dikelolanya dimana instrumen dan transaksinya harus sesuai dengan prinsip
syariah dan peraturan yang berlaku.

 Akad yang dapat digunakan dalam investasi asuransi syariah


(1) Wakalah bil Ujrah
(2) Mudharabah
(3) Mudharabah Musyarakah

38
38
Re-asuransi Syariah

Ujrah Ujrah reasuransi Re Asuransi


Asuransi

Peserta Kontribusi

Dana Tabarru' Dana Tabarru’


Hibah
Hibah Asuransi Reasuransi

39
Struktur
Produk
Prudential Unit
Link Syariah
Struktur Produk Unit Link Konvensional

Pemegang Polis Penarikan/Surrender

Premi

Premi yang tidak dialokasikan


Premi yang dialokasikan

Dana yang siap


diinvestasikan
(Rekening Unit Pemegang Polis)
Hasil Investasi

REF,RMF,RMFplus,
RFIF,RCF,
DFIF(US$)
Biaya Admin Bulanan
Biaya Asuransi Bulanan
Biaya Pengelolaan Investasi

Klaim Cadangan Perusahaan


Struktur Produk Unit Link Syariah (PIA &
PAA)
Cadangan/Surplus Peserta Penarikan/Surrender
yang ditahan (30%)
Wakalah bil Ujrah
56% Total Kontribusi
Surplus
Komisi dan Distribusi

Dana yang siap diinvestasikan Biaya


(Rekening Unit Pemegang Polis) Wakalah

Iuran Tabarru’ Bulanan Keuntungan Investasi


Hibah Equity Fund/
Klaim Dana Tabarru' Managed Fund/
Cash&Bond Fund
Biaya Admin/Jasa Bulanan
Wakalah bil Ujrah Biaya Pengelolaan Risiko
Biaya Pengelolaan Investasi
Biaya Wakalah

Operator
14%
Bagian Modifikasi
Syariah
SELESAI
Hal-Hal yang Wajib diinformasikan kepada Calon Nasabah / Nasabah

1. Tenaga Pemasaran wajib menjelaskan konsep asuransi dari sudut pandang Islam
dianjurkan untuk mempersiapkan kemungkinan terjadinya risiko di masa yang akan
datang, sesuai dengan Hadis riwayat muslim “Pergunakanlah lima hal sebelum
datangnya lima perkara; Muda sebelum tua, sehat sebelum sakit, kaya sebelum
miskin, lapang sebelum sempit dan hidup sebelum mati.”
2. Tenaga Pemasaran wajib menjelaskan asuransi syariah sudah tidak ada unsur
Ghahrar , Riba, Maysir (lihat Handbook AWS Konsep Produk Syariah hal 3-4).
3. Tenaga Pemasaran wajib menjelaskan asuransi syariah adalah usaha saling
melindungi dan tolong menolong di antara sejumlah orang melalui investasi dalam
bentuk aset dan/atau Tabarru' yang memberikan pola pengembalian untuk
menghadapi risiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah (Dewan Syariah
Nasional – Majelis Ulama Indonesia).
4. Tenaga Pemasaran wajib menjelaskan pengelolaan risiko Asuransi Syariah
menggunakan azas risk-sharing, dimana para peserta yang tergabung dalam
kelompok akan menanggung risiko secara bersama-sama.
Hal-Hal yang Wajib diinformasikan kepada Calon Nasabah / Nasabah

5. Tenaga Pemasaran wajib menjelaskan Kontrak (Akad) pada Asuransi Syariah


menggunakan “Akad Tabarru dan Akad Tijarah “ .
6. Tenaga Pemasaran wajib menjelaskan alokasi investasi kontribusi dalam PAA syariah
, PRU saver dan Top Up tunggal dan PIA syariah (lihat Handbook AWS Konsep
Produk Syariah hal 9).

7. Tenaga Pemasaran wajib menjelaskan Biaya pada PRUlink syariah investor


account syariah atau PRU link syariah assurance account (lihat Handbook
AWS Konsep Produk Syariah hal 10).
– Biaya Administrasi
– Iuran Tabarru’/Biaya Asuransi
– Biaya Investasi
– Biaya Top Up Tunggal
– Biaya Pengalihan Dana/Switching
Hal-Hal yang Wajib diinformasikan kepada Calon Nasabah / Nasabah

8. Tenaga Pemasaran wajib menjelaskan fasilitas polis PRUlink syariah investor


account syariah atau PRU link syariah assurance account (lihat Handbook
AWS Konsep Produk Syariah hal 10).
– Penarikan Dana/Withdrawal
– Pengalihan Dana/Switching
– Pemulihan Polis/Revival
– Cuti Kontribusi/Contribution Holiday
– Perubahan Polis baik minor ataupun major

9. Tenaga Pemasaran wajib menjelaskan mengenai Ketentuan Surplus Sharing (lihat


Handbook AWS Konsep Produk Syariah hal 11).
10. Tenaga Pemasaran wajib menjelaskan mengenai syarat pembagian Surplus Sharing
(lihat Handbook AWS Konsep Produk Syariah hal 12).

Anda mungkin juga menyukai