Anda di halaman 1dari 18

3

Assalamualaikum
1. Amarta Dwi Kurniawan 63010170310
2. Bagas Ardi Pratama 63010190170
3. Adrika Laily Zuhri M 63010190182
4. Inayatun Nailah 63010190195
Akad Dalam Asuransi Syariah
A. Pengertian Akad
Menurut bahasa ‘Aqad mempunyai beberapa arti, antara lain:
1.Mengikat, yaitu mengumpulkan dua ujung tali dan mengikat salah satunya dengan
yang lain sehingga bersambung, kemudian keduanya menjadi sebagai
sepotongbenda.
2. Sambungan, yaitu sambungan yang memegang kedua ujung itu dan mengikatnya.
3. Janji, Sebagai mana dijelaskan dalam Alquran surah Al-Maidah ayat 1 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman tepatilahjanji-janjimu

3
Secara Umum

Secara umum, pengertian akad dalam arti luas hampir sama dengan
pengertian akad dari segi bahasa menurut pendapat ulama Syafi’iyah,
Malikiya, dan Hanabilah yang artinya: “segala sesuatu yang dikerjakan oleh
seseorang berdassarkan keinginannya sendiri, seperti wakaf, talak,
pembebasan, atau sesuatu yang pembentukannya membutuhkan keinginan
dua orang seperti jual-beli, perwakilan, dan gadai.”

4
Secara Istilah

Secara umum, pengertian akad dalam arti luas hampir sama dengan
pengertian akad dari segi bahasa menurut pendapat ulama Syafi’iyah,
Malikiya, dan Hanabilah yang artinya: “segala sesuatu yang dikerjakan oleh
seseorang berdassarkan keinginannya sendiri, seperti wakaf, talak,
pembebasan, atau sesuatu yang pembentukannya membutuhkan keinginan
dua orang seperti jual-beli, perwakilan, dan gadai.”

5
B. Ketentuan Dan Syarat Akad
1. Ketentuan Umum
 Asuransi syariah (Takmin, Takaful, Tadhamun) adalah usaha saling melindungi dan
saling menolong di antara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam
bentuk aset atau Tabbaru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi
resiko tertentu melalui akad atau perikatan yang sesuai dengan syariah.
 Akad yang sesuai dengan syariah yang dimaksud pada poin 1 adalah yang tidak
mengandung Gharar atau penipuan, Maysir atau perjudian, riba atau bunga, Zulmu
atau penganiayaan, Riswahatau suap, barang haram dan maksiat.

6
Lanjutan
 Akad tijarah adalah semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial.
 Akad tabarru adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebaikan
dan tolong-menolong Bukan semata untuk tujuan komersial.
 Premi adalah Kewajiban peserta untuk memberikan sejumlah dana kepada
perusahaan Sesuai dengan kesepakatan di dalam akad.
 Klaim adalah hak peserta asuransi yang wajib diberi perusahaan asuransi Sesuai
dengan kesepakatan dalam akad.

7
2. syarat-syarat terjadinya akad ada dua macam
Bersifat umum
 Ahliyatu ‘aqdiyaini yaitu kedua orang yang melakukan akad cakap bertindak (ahli).
 Qabiliyyatul mahallil ‘aqdili hukmihi yaitu yang dijadikan objek akad dapat
menerima hukumnya.
 Al-wilayatul syar’iyah fi maudu’I yaituAkad itu diizinkan oleh syara’, dilakukan
oleh orang yang mempunyai hak melakukannya walaupun dia bukan aqid yang
memilikibarang.
 Anlayakunal ‘aqdu au mauu’uhu mamnu’an bi al-nash al-syar’iyin Janganlah akad
itu akad yang dilarang oleh syara’, seperti jual beli mulasamah.

8
Lanjutan
 Ijab itu berjalan terus, tidak dicabut sebelum terjadi kabul. Maka bila orang yang
berijab menarik kembali ijabnya sebelum kabul, maka batallahijabnya.
 Akad itu terjadi dalam suatu majelis. Syarat ini dikemukakan oleh mazhab
Syafi’iyahyang mengisyaratkan orang yang berijabqabul haruslah satu majelis,
dan dianggap batal apabila mujib dan muqbil tidak bertemu dalam satu majelis

9
Bersifat khusus
yaitu syarat-syarat yang wujudnya wajib ada dalam sebagian akad.
Syarat khusus ini bisa juga disebut syarat idhafi (tambahan) yang harus ada
disamping syarat-syarat yang umum, seperti syarat adanya saksi
dalampernikahan.

10
C. Rukun-rukun Akad
● Aqid,yaitu pihak-pihak yang mengadakan akad
● Ma’kut Alaihi, yaitu sesuatu yang di akadkan atasnya (barang dan bayaran)
● Sighat atau ijab qobul, Ma’kout Alaihi dalam asuransi konvensional oleh ulama
dianggap masih Gharar karena akad yang melandasinya adalah aqdun
muamadatun maliyatun (kontrak pertukaran harta benda) atau aqd tabaduli (jual
beli).

11
D. Akad –akad yang terdapat di dalam Asuransi Syariah
● Akad Tijarah
Akad tijarah adalah akad yang dilakukan untuk tujuan komersial. Bentuk akadnya
menggunakan mudharabah. Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi jenis akad
tabarru' bila pihak yang tertahan haknya, dengan rela melepaskan haknya sehingga
menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan kewajibannya.
● Akad Tabarru’
Akad tabarru’ adalah semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebajikan
dan tolong-menolong, bukan semata untuk tujuan komersial. Kemudian akad dalam
akad tabarru adalah akad hibah dan akad tabarru’ tidak bisa berubah menjadi akad
tijaroh.

12
Akad yang mengikuti pelaksanaanya
● Akad Wakalah bil Ujrah
Akad Wakalah bil Ujrah adalah akad tijarah yang memberikan kuasa kepada
perusahaan sebagai wakil peserta untuk mengelola dana tabarru' dan dana investasi
peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan dengan imbalan berupa ujrah
(fee).
● Akad Mudharabah
Akad Mudharabah adalah akad tijarah yang memberikan kuasa kepada perusahaan
sebagai mudharib untuk mengelola investasi dana tabarru’ clan atau dana investasi
peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan dengan imbalan berupa bagi
hasil (nisbah) yang besarnya telah disepakati sebelumnya

13
Lanjutan
● Akad Mudharabah Musyarakah
Akad Mudharabah Musyarakah adalah Akad tijarah yang memberikan
kuasa kepada perusahaan sebagai mudharib untuk mengelola investasi dana
tabarru’ atau dana investasi peserta, yang digabungkan dan telah disepakati
sebelumnya.

14
E. Premi

● Pembayaran premi didasarkan atas jenis akad tijarah dan jenis akad tabarru.
● Untuk menentukan besarnya premi, perusahaan asuransi dapat menggunakan
rujukan table mortalita untuk asuransi jiwa dan table morbidita untuk asuransi
kesehatan, dengan syarat tidak memasukan unsur riba dalam perhitungannya.

15
F. Perbedaan Akad Dalam Asuransi Syariah dan Asuransi
Konvensional
1. Asuransi Syariah
Asuransi Syariah mempunyai akad yang didalamnya dikenal dengan istilahtabarru’
yang bertujuan kebaikan untuk menolong diantara sesama manusia, bukan semata-
mata untuk komersial dan akad tijarah. Akad tijarah adalah akad atau transaksi yang
bertujuan komersial, misalnya akad mudharabah, wadiah, wakalah, dan sebagainya.
Dalam bentuk akad tabarru’ mutabari mewujudkan usaha untuk membantu
seseorang dan hal ini dianjurkan oleh syariat islam, pandema yang ikhlas akan
mendapatkan ganjaran pahala yang besar.

16
Lanjutan

● Asuransi konvensional
Akad pada asuransi konvensional adalah pihak perusahaan asuransi dengan pihak
peserta asuransi melakukan akan mufawadhah yaitu masing-masing dari kedua belah
pihak yang berakad disatu pihak sebagai penanggung dan di pihak lainnya sebagai
tertanggung. Pihak penanggung memperoleh premi-premi asuransi sebagai
pengganti dari premi-premi yang dibayarkannya.

17
Wassalamualaikum Wr.Wb

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai