Anda di halaman 1dari 2

Akad yang digunakan dalam asuransi

a. Akad Tabarru’
1. Landasan Hukum (dalil halaman 48)
2. Pengertian
Secara umum, bila kita telaah akad yang ada dalam konsep asuransi syariah
merupakan akad tijarah dan juga akad tabarru’. Tabarru’, kebajikan, derma, sedekah
(charity) adalah jenis akad yang berorientasi pada kepentingan sosial. Sebagaimana
menurut Adiwarman Karim, Kontrak Tabarru adalah berbagai perjanjian yang terkait
dengan transaksi nirlaba. Intinya, transaksi tersebut bukanlah transaksi komersial
untuk keuntungan komersial. Pelaksanaan kontrak Tabaru adalah untuk membantu
orang berbuat baik. Dalam akad tabarru’, pihak yang berbuat kebaikan tersebut
berhak mensyaratkan imbalan apapun kepada pihak lainnya. Imbalan dari akad
tabarru’ adalahdari Allah Swt., bukan dari manusia
b. Akad Mudharabah
Mudharabah adalah jenis syirkah yang special, di mana seorang atau sekelompok investor
menyediakan modal ke seorang wakil atau manager yang akan melakukan perdagangan
dengannya; keuntungan kemudian dibagi berdasarkan proporsi yang telah disetujui,
sementara kerugian hanya ditanggung oleh para investor
c. Akad Mudharabah Musytarakah (dalil halaman 50)
Musyawarah Mudharabah adalah salah satu bentuk akad Mudraharabah, dimana
pengelola dana (mudharib) juga memasukkan modal atau dana dalam kerjasama
investasi, yang diperlukan karena mengandung unsur-unsur yang mudah untuk dikelola
dan dapat membawa manfaat yang lebih besar bagi para pihak. Dana ini dapat
diinvestasikan bersama dalam portofolio.
d. Akad Wakalah bil Ujrah (dalil halaman 51)
Wakalah bil Ujrah adalah akad wakalah dengan memberikan fee atau imbalan kepada
wakil. Akad wakalah adalah perwakilan, penyerahan, pendelegasian, atau pemberian
mandate (power of attorney) oleh satu pihak kepada pihak lain dalam hal-hal yang boleh
diwakilkan. Wakalah di dalam asuransi syariah adalah akad wakalah di mana peserta
memberikan kuasa kepada perusahaan asuransi syariah dengan imbalan pemberian Ujrah
(Fee).
Akad yang sesuai dengan hukum Syariah adalah akad yang tidak mencantumkan riba yang
menjengkelkan (samar) maysir (perjudian), zhulm (penganiayaan), riswah (suap), haram, dan
barang tidak etis. (12-article halaman 7)

Mekanisme pengolahan dalam asuransi syariah


Berikut proses yang dilalui seputar mekanisme kerja asuransi syariah dapat diuraikan:
Underwriting
 Underwriting adalah proses penafsiran jangka hidup seorang calon peserta yang dikaitkan
dengan besarnya resiko untuk menentukan besarnya premi. Underwriting asuransi syariah
bertujuan memberikan skema pembagian resiko yang proposional dan adil diantara para
peserta yang secara relatif homogen. Dalam melakukan proses underwriting terdapat tiga
konsep penting yang menjadi dasar bagi perusahaan asuransi untuk menerima dan
menolak suatu penutupan resiko. Pertama, kemungkinan menderita kerugian, kondisi ini
diramalkan berdasarkan apa yang terjadi pada masa lalu. Kedua, tingkat resiko, yaitu
ketidakpastian akan kerugian pada masa yang akan datang. Ketiga, hukum bilangan
dimana makin banyak obyek yang mempunyai resiko yang sama atau hampir sama, akan
makin bertambah baik bagi perusahaan karena penyebaran risiko akan lebih luas dan
kemungkinan menderita kerugian dapat secarasistematisdiramalkan. (37-aricle text
perbandingan halaman 584)

Anda mungkin juga menyukai