Anda di halaman 1dari 11

HIPERTIROID

KELOMPOK III

• YUDHA PRANDANA MULYA


• NIDIYA INDAH LESTARI
• RESTU ABIYASA
DEFINISI
Hipertiroid adalah suatu kondisi dimana kelenjar tiroid
merpoduksi hormon tiroid secara berlebihan, biasanya
karena kelenjar terlalu aktif. Kondisi ini menyebabkan
beberapa perubahan baik secara mental maupun fisik
seseorang, yang disebut dengan thyrotoxocisis (barah,
2009).
ETIOLOGI
• Penyakit Graves -> autonium -> TSHr Stimulating
Antibody
• Adenoma Toksik
• Struma multinodosa toksik (Plummer) -> sel kon memproduksi hormon tiroid
• Tiroiditis. Kerusakan folikel tiroid -> cadangan hormon tiroid lepas ke sel sirkulasi
• Hashimoto -> autoimun -> bloking antibody
• Penyakit Tropoblastik
• Pemakaian berlebihan yodium atau obat hormon tiroid
• Obat amiodaron
• Hipersekresi TSH
FATOFISIOLOGI
Tirotoksikosis ialah manifestasi klinis kelebihan hormon tiroid yang beredar dalam
sirkulasi. Hipertiroidisme adalah tirotoksikosisyang di akibatkan oleh kelenjar tiroid yang
hiperaktif. Apapun sebabnya manifestasi klinisnya sama, karena efek ini disebabkan
ikayan T3 dengan reseptor T3-Iinti yang makin penuh. Rangsang oleh TSH atau TSH-like
substance (TSI,TSAb), autonomi intrinsik kelenjar menyebakan tiroid meningkat, terlihat
dari radioactive neck-uptake naik.
Sebaiknya pada destruksi kelenjar misalnya karena radang, implamasi,radiasi, akan
terjadi kerusakan sel hingga hormon yang tersimpan dakam folikel keluar masuk
dalam darah. Dapat pula karena pasien mengkonsumsi hormon tiroid berlebihan.
Dalam hal ini justru radioactive neck-uptake turun. Membedakan ini perlu, sebab
umumnya peristiwa kedua ini, toksokosis tanpa hipertiroidisme, biasanya sel /
limiting disease (Djokomoeljanto, 2009).
KLASIFIKA
SI
Terdapat dua tife hipertiroidisme spontan yang paling sering di
jumpai yaiutu penyakit graves dan goitter nodulartoksik. Pada
penyakit graves terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu
tiroidal dan ekstra tiroidal ,dan keduanya meungkin tak nampak.
Ciri ciri tiroidal berupa goiter akibat hiperplasia kelenjar tiroid. Dan
hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan. Pasien mengeluh
lelah, gemetar, dan tidak tahan nafas, keringat semakin banyak bila panas, kulit
lembab, berat badan menurun, sering di sertai dengan nafsu makan yang
meningkat, palpitasi dan takikardi, diare, dan kelemahan serta atropi otot.
Manifestasi ekstratiroidal optalmopati di tandai dengan mata melotot,
fisura palpebra melebar, kedipan berkurang, lig lag, dan kegagalan
konvergensi. Goiter nodular toksik, lebih sering di temukan pada pasien
lanjut usia sebagai komplikasi goiter nodular pronik, manipetasinya
lebih ringan daripada penyakit graves ( schteingart, 2006).
MANISFESTASI
KLINIS
1. Umum : tak tahan hawa panas hiperkinesis, capek, BB turun, tumbuh cepat, toleransi obat,
hiperdefeksasi, lapar.
2. Gastrointestinal : makan banyak, haus, muntah, disfagia splenomegali.
3. muskular : rasa lemah.
4. Genitourania : Oligomenorea, omenorea, libido turun infertil, ginekomastis.
5. kulit : Rambut rontok, kulit basah, berkeringat, hislky hair.
6. Psilkis dan saraf : Labil, iritabel, tremor, psikosis, nervosita, paralisis periodik disneu.
7. Jantung : hipertensi, aritmia, palpitasi, gagal jantung.
8. Darah dan limfatik : Limfositosis, anemia, splenomegali, leher membesar.
9. Skelet : Osteoporosis, epifisis cepat menutup dan nyeri tulang
PROGNOSIS
Dubia ad bonam. Mortalitas klisis tiroid dengan pengobatan adekuat adalah 10-
15% (rani ., et., 2006).
Individu dengan tes fungsi tieoid normal- tinggi, hipertiroidisme subklinis, dan
hipertiroidisme klinis akan meningkatkan risiko antrium fibrilasi.
Hipertiroidisme juga berhubungan dengan peningkatan resiko gagal jantung (6%
dari pasien), yang mungkin menjadi sekunder untuk atrium fibrilasi atau takikardia
yang mediasi cardiomyopathy. Gagal jantung biasanya reversible bila
hipertiroidisme diterapi.
Pada pasien dengan penyakit jantung yang sudah ada sebelum nya,
hipertiroidisme meningkatkan risiko kematian (rasio hazard [HR] = 1,57),
dan bahkan mungkin pasa pasien tanpa jantung. Hal ini juga meningkatkan
risiko stroke iskemik (HARI = 1,44) antara dewasa usia 18 sampai 44 tahun.
Hipertiroidisme tidak diobati juga berpengaruh terhadap kepadatan mineral
tulang yang rendah dan meningkatkan risiko fraktur pinggul ( Gandhour and
reust, 2011).

Anda mungkin juga menyukai