Anda di halaman 1dari 58

PERENCANAAN

PONDASI GRUP
TIANG
TEKNIK PONDASI 2
Potongan Memanjang
 Tanah Oprit :
𝒄𝟏 = 𝟎 𝒌𝑵Τ𝒎
𝝋𝟏 = 𝟑𝟓°
𝜸𝒃𝟏 = 𝟏𝟗 �� ൗ
𝒌
𝒎𝟑

 Berat Volume Beton = 𝟐𝟒


�� ൗ
𝒌
𝒎𝟑
Perhitungan Stabilitas
Abutment
Momen yang menahan abutment
terhadap penggulingan
Faktor Beban : (1,2 DL + 1,6
LL) Faktor Beban Hidup : 1,2
Faktor Beban Mati : 1,6
Volume = Luas x volume beton
Berat = volume x faktor
beban
Momen yang Menahan Abutment terhadap penggulingan
Momen yang Menggulingkan Abutment
 Menentukan nilai Ka

𝟑𝟓
𝐊𝐚 = 𝐭𝐠 𝟐 𝟒𝟓 − 𝟐 = 𝟎,
𝟐𝟕𝟏
 Tekanan tanah oprit

𝐏𝐚𝐨𝐩 = 𝟎, 𝟓 × 8,7𝟐 𝐦 × 𝟏𝟗 𝐤��ൗ 𝐦 𝟑 × 𝟎, 𝟐𝟕𝟏 × 𝟏, 𝟐 = 23 3,828 𝐤𝐍


 Tekanan akibat beban struktur
perkerasan jalan
𝐏𝐚𝐨𝐯𝐥 = 𝟏𝟎 𝐤��ൗ
𝐦 𝟐 × 8,7 𝐦 × 𝟎, 𝟐𝟕𝟏 = 2 3,58 𝐤𝐍
 Tekanan akibat beban
hidup

𝟐𝟑𝟕, 𝟎𝟒 𝐤𝐍
𝐏𝐚𝐋𝐋 = 𝐦 × 8,7 𝐦 × 𝟎, 𝟐𝟕𝟏 = 557,48
𝟏𝐦
Tekanan Tanah Aktif Total dan Momen Terhadap O
 Stabilitas Terhadap Pergeseran

Tahanan geser pada dinding sepanjang


B = 6,5 m, dihitung dengan menganggap dasar dinding sangat
kasar, sehingga sudut gesek dapat dihitung dengan persamaan :
Gaya yang menahan (Rh)
𝑅 ℎ = 𝑐 𝑎 ∙ 𝐵 + ∑𝑊 𝑡𝑔 𝛿𝑏

= 1446,14 𝑘𝑁Τ
𝑚

Sehingga diperoleh faktor aman untuk stabilitas terhadap


pergeseran adalah :

∑𝑅ℎ 1446,14
𝐹𝑔 = = = 1,775 > 1,5 𝑜𝑘𝑒
∑𝑃ℎ 1814,886
 Stabilitas Terhadap Penggulingan
Untuk memperoleh faktor aman terhadap penggulingan dengan
cara membandingkan momen yang menahan abutment dengan
momen yang menyebabkan abutment terguling

∑𝑀𝑅 6.113,4
𝐹𝑔 = = = > 1,5
∑𝑀𝑔𝑙
𝑙 2,083 2.934,46 𝑜𝑘𝑒
 Stabilitas Terhadap Keruntuhan Kapasitas Dukung
Tanah
∑MW − ∑𝑊
x = = 1,5535 m
e ∑W

e = BΤ2 − x e = 0,696 < BΤ


6 = 0,75 “oke”

Lebar efektif : B ′ = 5,107


A′ = B ′ × 1 = 5,107 m2
Gaya horizontal (H) = 814,886 kN
Faktor kemiringan beban
Gaya Vertikal (V) = 2.046,351
5
kN 0.5 𝐻
𝐼𝑞 = = 0,3341
1−
𝑣 + 𝐴 𝑐𝑡𝑔𝛿

1 − 𝑖𝑞
𝑖 𝑐 = 𝐼𝑞 − = -0,1095
𝑁𝑐 ∙ 𝑡𝑔𝛿

5
0.7 𝐻
𝑖𝑦 = = 0,2477
1−
𝑉 + 𝐴 ′ 𝐶𝑢 ∙ 𝑐𝑡𝑔𝛿
 Stabilitas Terhadap Keruntuhan Kapasitas Dukung
Tanah

Menggunakan Metoda Hansen


Nilai 𝝋𝟐 = 𝟒𝟏, 𝟎𝟐𝟑°
Sehingga di interpolasikan
Nc = 6,82
Nq = 1,72
Ny = 103,22
Kapasitas dukung ultimit untuk fondasi dipermukaan menurut Hansen
(Df = 0, faktor kedalaman dc = dq = dy = 1, faktor bentuk sc = sq = sy = 1)
q u = i c ∙ c2 ∙ Nc + I y ∙ 0,5 ∙ B ′ ∙ γb2 ∙ N y

q u = 1.361,86 kNൗm2

Bila dihitung dengan berdasarkan lebar fondasi efektif yaitu tekanan


fondasi ke tanah dasar terbagi rata secara sama, maka :
V
q′ = B′ = 400, 701 kNൗm2

Sehingga faktor aman terhadap keruntuhan kapasitas


dukung ;
F = qu = 3,4 𝐣𝐢𝐤𝐚 > 𝟑 "oke"
q′
Perhitungan fondasi Tiang Menggunakan Metoda US ARMY
Data Perencanaan
Pada perancangan menggunakan diameter tiang 0,8 m dengan panjang tiang 8 m, dasar
abutment berada pada kedalaman 2 m. pada ujung tiang (kedalaman 20 m) nilai N-SPT
sebesar 60 sehingga dikategorikan kepada pasir sangat padat. Berdasarkan metode US
Army untuk menentukan kedalam tinjauan (Zc) Untuk pasir padat menggunakan
persamaan 20d
Zc = 15 m
Sehingga tekanan overburden tanah ditinjau sampai ujung tiang
 Metode U.S Army
Untuk Nilai Kd di pakai antara 1,45 - 1,6 (Untuk Pondasi Beton)
Nilai ɸ terkoreksi antara 0,9ɸ - 1ɸ
 Tahanan Ujung Ultimit
Untuk mencari nilai Ab maka data data yang di perlukan
yakni : Dengan dudt geser sebesar 44,421, maka :
Nq = 59

Maka untuk mencari nilai Ab yakni :


1
A b = 4 πd 2 2
= 0,5026mm

 Tahanan Ujung (Qb)


Sehingga untuk mencari sudut geser dalam tanah pada ujung tiang yakni
dengan nilai Ab = 0,503 mm2, Pb’ = 327,4, dan Nq =78 :
1 2 2
A b = πd = 0,503 mm
4
Qb = Ab . Pp′ . Nq = 5.544,901 kN

Cek tanahan ujung,


kN
fb = 11.031,23 < 15000 "oke"
m2
 Mencari Nilai Nq
 Tahanan Geser Tiang Tunggal
Karena tanah memiliki nilai kohesi yang kecil, maka metode yang digunakan dalam
Analisa pada kondisi tanah pasir, Untuk tiang beton pracetak rentang nilai Kd
berkisa 1.45-1.6 sedangkan koreksi untuk sudut geser dalam berkisar 0.9-1Φ
maka
 Tahanan Geser Tiang Tunggal
Karena tanah memiliki nilai kohesi yang kecil, maka metode yang digunakan dalam
Analisa pada kondisi tanah pasir, Untuk tiang beton pracetak rentang nilai Kd
berkisa 1.45-1.6 sedangkan koreksi untuk sudut geser dalam berkisar 0.9-1Φ
maka
Keliling tiang
Parimeter = 𝜋𝑑
 Berat tiang (Wp)
 Tahanan Geser Tiang Grup
Sudut geser dalam tanah pada ujung tiang adalah
𝑊𝑝= A b × Lt × γc
44,431 sehingga nilai Nq = 59, Lb = 6,8 m ,Bg = 2.8
𝑊𝑝= 480 kN m
Luas ujung :
 Tegangan ultimit (Qu)
A bg = L g × B g A bg =
factor aman = 3
Q b +Q s −W p 19,04 m2
Qu =
3 Qb = Ab g . Pp′ . Nq
Q u = 3.305,64453 kN 𝑸𝒃 = 210.034,6 𝒌𝑵
 Tahanan Geser Tiang Grup
Karena tanah memiliki nilai kohesi yang kecil, maka metode yang digunakan
dalam Analisa pada kondisi tanah pasir, Untuk tiang beton pracetak rentang
nilai Kd berkisa 1.45-1.6 sedangkan koreksi untuk sudut geser dalam berkisar
0,9-1Φ maka :
Parameter = 19,2 m
 Berat tiang (Wp)

𝑊𝑝 = 𝐴 𝑏 𝑔 × 𝐿 𝑡 × 𝛾𝑐
𝑊𝑝 = 9.600 𝑘𝑁

 Tegangan ultimit (Qu)  Factor efesiensi tiang (Eg)


factor aman = 3
𝑄 𝑢𝑔
𝐸𝑔 = =
𝑄𝑏 + 𝑄𝑠 − 𝑊𝑝 𝑛× 𝑄 𝑢
𝑄𝑢 𝑔 =
3
𝐸𝑔 = 1,3305 < 2
𝑄 𝑢 𝑔 = 79.167,139 𝑘𝑁 “oke”
Tahanan Lateral Tiang
Data – data Tanah :
𝑁 − 𝑆𝑃𝑇 = 19

𝛾 = 16,55 𝑘��ൗ𝑚3

ɸ = 39,7
Data Tiang Pancang :
 Diameter tiang 𝑑 𝑡 = 0,8 𝑚
 Panjang tiang 𝐿 =8𝑚
 Mutu beton tiang 𝑓′𝑐 = 52 𝑀𝑃𝑎 (berdasarkan standar PT. Wika Beton)
 Modulus elastisitas 𝐸𝑐 = 4700 𝑓′𝑐 = 33892,18 𝑁Τ𝑚𝑚2
 Inersia
𝐼𝑥 = 1527870 𝑐𝑚4 = 1,527870 𝑚 2
 Gaya leteral pada tiang H = = 407,443 kN
Tahanan Lateral Tiang
Tahanan Lateral Tiang
Pada perencanaan tipe perletakan yang digunakan adalah tipe tiang ujung jepit
(fixed end pile) . McNulty (1956) mendefenisikan tiang ujung jepit sebagai tiang
yang ujung atasnya terjepit(tertanam) dalam pelat penutup kepala tiang paling
sedikit sedalam 60 cm (24 inc) .hal ini dapat diilustrasikan pada gambar 2.79 buku
Teknik pondasi 2 berikut
Metode Analitis Broms
Dengan N-SPT = 16, dari gambar 2.18
diperoleh ϕ = 32 (sedang)
ϕ 32
𝐾𝑝 = 𝑡𝑔 2 45 + 2 = 𝑡𝑔 2 45 + 2 = 4,544
 Cek Keruntuhan Tanah Akibat Beban Tiang

M maks = 16 × 0,8 × 153 × 3,25 = 30.753,103 kN. m > 𝑀𝑦 = 539 𝑘𝑁. 𝑚

Karena momen yang bekerja pada tiang 𝑀 𝑚 𝑎 𝑥 > 𝑀 𝑦 , maka saat gaya horisontal belum

mencapai 𝐻𝑢 tiangnya sudah patah. Karena itu, gaya horisontal ultimit ditentukan oleh

kekuatan bahan tiang dalam menahan beban momen (𝑀𝑦 ) atau hitungan didasarkan pada
persamaan tiang panjang.
Hu
f = 0,82 = 0,106 Hu
dK p γ

2 ∙ My
Hu = 1.093,25 kN
=
e + 2f
3

Sehingga diperoleh gaya horisontal yang di izinkan 26.922,79 kN,


dengan gaya horisontal yang terjadi pada pangkal tiang sebesar
105,7144 kN maka diperoleh nilai keamanan sebesar :
Hu
Hs = = 2,69 𝑘𝑁
F
 Cek Defleksi Akibat Beban Lateral
Defleksi izin 𝑦𝑜 = 6,054 𝑚𝑚 = 0,006 𝑚 (berkisar antara 6 mm
– 18 mm)
𝑛 ℎ 51
𝛼= = 0,399
𝐸𝑝 𝐼𝑝
 Cek Defleksi Akibat Beban Lateral

Dengan demikian, nilai 𝛼𝐿 = 3.200 𝑚


nilai 𝛼𝐿 > 4, sehingga menggunakan analisa untuk tiang panjang.

0,93 𝐻
𝑦𝑜 = 3 2
𝑛ℎ 5 ∙ 𝐸 𝑝 𝐼𝑝 5

3 2 3
𝑦𝑜 ∙ 𝑛 ℎ 5 𝐸𝑝𝐼𝑝 5
𝐻= = 2 = 166,976 kN
0,93 0,006 × 16300 50,93
33892,18 × 1,528 5

Beban lateral izin tiang dipilih nilai terkecil, maka beban lateral izin
Ha = 198,316 kN
Jadi, tiang memenuhi syarat yang telah ditetapkan
Metode Grafis Broms
 Cek Keruntuhan Tanah Akibat Beban Lateral
Tiang

𝑀𝑦
= 19,439
𝑑 4 𝛾𝐾𝑝
𝐻𝑢
= 20 → 𝐻𝑢 = 20 × 𝑑 3 𝛾𝐾𝑝 = 41,454 𝑘𝑁
𝑑 3𝛾𝐾 𝑝

◦Sehingga diperoleh gaya horisontal yang di izinkan 693,201 kN, dengan gaya horisontal yang terjadi pada
pangkal tiang sebesar 91,362 kN maka diperoleh nilai keamanan sebesar :
◦ Hu 768,8267
◦SF = 1,887

Dari kedua metode yang digunakan, maka diperoleh faktor aman yang terbesar yaitu
menggunakan metode grafis dengan SF = 1,887
 Cek Defleksi Akibat Beban Lateral
Untuk menentukan keruntuhan tanah akibat beban lateral tiang menggunakan metoda
grafis menggunakan gambar 2.94b buku Teknik Pondasi 2, menentukan untuk sumbu x
menggunakan persamaan 𝛼𝐿 = 11,904 𝑚
Dari grafik diperoleh nilai = 0

0.2 𝐻𝐿
𝑦𝑜 = 3

2
𝐸𝐼 5 𝑛ℎ 5

𝑦𝑜 = 0,001 m

𝑦𝑜 = 0,640 mm

Sehingga defleksi yang terjadi yaitu 0,64 mm. Dari kedua


metoda yang digunakan diperoleh nilai defleksi terbesar dengan
metoda grafis yaitu = 0,64 mm
Pada suatu area dengan topografi kontur yang
naik-turun akan dibangun suatu kompleks
perumahan. Untuk menyamakan dan meratakan
elevasi maka perlu dilakukan cut and fill pada
beberapa area. Kontur asli kawasan yang akan
dibangun adalah seperti pada Gambar 1,
sedangkan kontur rencana setelah dilakukan
cut adalah seperti pada gambar 2. Dengan
adanya cut seperti pada gambar di atas dan
dengan adanya tambahan beban perumahan
setara 2 t/m maka perlu dilakukan perkuatan
berupa turap atau dinding penahan untuk
menghindari kelongsoran.
Berdasarkan hasil N-SPT di dapatkan data berikut ini

H Wc Yd y sat c
M jenis tanah % ton/m3 ton/m3 ton/m3 pi Gs

0-3 67,87 0,928 1,557834 0,32 11 2,641


3-5 lunau 47,44 1,018 1,500939 0,29 15 2,662
5-7 kelempungan 56,05 0,928 1,448144 0,26 19 2,683
7-10 68,34 0,827 1,392172 0,35 13 2,654
0-10 average 59,925 0,92525 1,474772 0,305 14,5 2,66
Dari data diatas diketahui bahwa pada kedalaman 0-10 m memiliki jenis tanah yang
sama sehingga data data yang akan digunakan adalah hasil rata-rata sbb :

H Wc Yd y sat c ∅
jenis tanah Gs
M % ton/m3 ton/m3 ton/m3
lanau
0-10 59,925 0,925 1,475 0,305 14,5 2,66
kelempungan

Asumsikan = jenis tanah pada kedalaman 10 m – D adalah lanau kelempungan sehingga data
tanah pada kedalaman D ke bawah sama dengan data tanah diatasnya.
Perhitungan tekanan tanah lateral menggunakan teori Rankien. Diasumsikan desain
perencanaan turap pada saat kondisi tanpa muka air tanah.
 Menentukan D dan Kedalaman Turap
Perhitungan tekanan tanah lateral menggunakan teori Rankien.
Diasumsikan desain perencanaan turap pada saat kondisi tanpa muka air tanah.

 Menghitung nilai ka dan kp


Mencari nilai ka dan kp dapat dicari dengan rumus

tanah pasif Kp = 𝑡𝑎𝑛2 (45
2 14,5
+ ) kp (1) = 𝑡𝑎𝑛2(45 + =1,668
)
2
2 ∅
tanah aktif Ka = 𝑡𝑎𝑛 (45
2
) = 𝑡𝑎𝑛2(45 − 14,5 =0,5995
− (1)
ka
)
2
 Untuk menghitung tegangan horizontal dilakukan perhitungan tegangan
vertical terlebih dahulu dengan rumus sbb :
step 1 mencari tegangan vertical di titik 1
𝜎𝑣 = 𝑞 + 𝛾. ℎ = 2 + (1,475.0) = 2 t/m2
Rekap hasil perhitungan tegangan vertical

Tanah aktif Tanah pasif


𝒕𝒐𝒏
𝜎𝐯′ 𝒕𝒐𝒏
titik 𝒎𝟐 Total (t/m2) titik 𝝈𝒗 ′ Total (t/m2)
𝒎𝟐

1 2 2 1 0 0
2 2 + (1,475 x 10) 16,75 2 1,475 x (3+D) 4,425 + 1,475D
3 16,75 + (1,475 x 0) 16,75
4 16,75 + (Do x 1,475) 16,75 + 1,475D
Step 2 mencari tegangan horizontal

𝜎ℎ = 𝜎𝑥𝑘𝑎 − 2𝑐 𝐾𝑎 = 2𝑥0,5995 − 2 0,305 0,5995


𝜎ℎ = 0,727 𝑡/𝑚2
Tanah Aktif
𝒕𝒐𝒏
𝝈𝒉 ′
titik 𝒎𝟐 Total (t/m2)

1 (2 x 0,5995) - (2 x 0,305 x √0,5995) 0,727


2 (16,75 x 0,5995) - (2 x 0,305 x √0,5995) 9,57
3 (16,75 x 0,5995) - (2 x 0,305 x √0,5995) 9,57
4 (16,75 x 1,475D) x 0,5995 - (2 x 0,305 x √0,5995) 9,57 + 0,884D

Tanah Pasif
𝒕𝒐𝒏
𝝈𝒉 ′
titik 𝒎𝟐
total (t/m2)

1 (0 x 1,668) - (2 x 0,305 x √1,668) 0,778


2 (4,425 x 1,475D) x 1,668 - (2 x 0,305 x √1,668) 8,169+2,46D
 Gambar Diagram Tegangan Aktif dan Pasif
 Menghitung gaya yang bekerja pada turap

Perhitungan gaya-gaya tekanan tanah aktif


𝒕𝒐𝒏
𝝈 ′𝑯
P 𝒎𝟐 H (m) Luasan P = Luasan x H total (ton)

1 0,727 10 persegi 0,727 x 10 7,27


2 9,57 10 segitiga 0,5 x (9,75 - 0,727) x 10 44,215
3 9,57 D persegi 9,5 x d 9,57D
4 9,57 + 0,884D D segitiga 0,5 x (9,57 + 0,884D - 9,5) x D 0,44D2

Perhitungan gaya-gaya tekanan tanah pasif

𝒕𝒐𝒏
𝝈 ′𝑯
P 𝒎𝟐 H (m) Luasan P = Luasan x H total (ton)

1 0,788 3+D persegi 0,778 x (3 + D) 2,364+0,778D


2 8,169 + 2,46D 3+D segitiga 0,5 x (8,169 + 2,46D - 0,789) x (3 + D) 11,0715+1,23D2
 Menghitung momen yang bekerja pada turap
Perhitungan Momen akibat Tekanan Tanah Aktif dan tanah pasif
(ke Titik A dimana angkur dipasang)

lengan/jarak ke titik A Momen


titik P(ton)
(m) (t.m)
aktif
1 7,27 1,5 10,905
2 44,215 3,166 139,985
3 9,57D 6,5+0,5D 62,205D + 4,75D2
4 0,44D2 6,5+0,5D 2,873D2 + 0,132D3
∑Maktif 0,132D3 + 7,658D2 + 62,205D + 150,89
pasif
1 2,364 + 0,778D 5+0,5D 0,39D2 + 9,062D + 11,82
2 11,0715 + 1,23D2 5,5+0,6D 0,738D3 + 6,76D2 + 6,643D + 60,893
∑Mpasif 0,738D3 + 6,76D2 + 6,643D + 60,893
 Mencari kedalaman dan panjang turap
∑M total = 0
∑ M aktif - ∑ M pasif = 0
Maka, 0,605D3 + 6,76D2 + 6,643D + 60,893 = 0

Dengan trial and error maka didapatkan


D = 11 (memenuhi)
D = -1,72
D = -7,825

Dengan menggunakan cara coba-coba, maka digunakan nilai positif yaitu, D = 11


m Untuk itu, panjang turap yang masuk kedalam tanah adalah
H =3 + 11 = 14 m.

Sehingga panjang total turap yang dibutuhkan adalah


= 14 + 7 = 21 m (secara teoritical)

Sedangkan untuk panjang secara actual = 1,2D + L =(1,2x11) +3+ 7 = 23,2 m


 PERENCANAAN PROFIL TURAP

Dalam perencanaan ini, digunakan baja dengan profil LARSSEN. Penentuan


ukuran dan geometri profil turap baja didasarkan pada Widerstands Moment
yang tersedia pada table profil Larssen.Berdasarkan perencanaan diatas,
didapatkan berikut ini :
∑M total = 0,6054D³ + 6,765D² + 6,643D + 60,893
Menghitung letak Momen Maksimum yaitu dengan cara
mendeferensialkanpersamaan momen total diatas terhadap x (D = X)

𝒅Ʃ𝑴𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
=𝟎
Maka didapatkan 𝒅𝒙

1,82D2 - 1,786D - 55,562 = 0


Dengan menggunakan rumus ABC, maka diperoleh nilai x1 dan x2

Sehingga diperoleh :
X1 = 6,004 m
X2= -5,06 m
Digunakan turap baja dengan profil Larsen dengan 𝜎t = 210 MN, maka diperoleh
W = Mtotal / 𝜎t = 3247 / 210,103 = 1,536 x 10-3 m3 = 1546 cm3
Dengan W adalah Widerstands Moment.
Dari tabel profil turap Larsen, digunakan Profil Larssen 704 dengan W = 1600 cm3>1546 cm3
Dengan dimensi sebagai berikut :

b = 700 mm
h = 440
mm t = 9,5
mm s =
10,2 mm
 Penentuan Baja Angkur
Gaya P dan Momen akibat tanah aktif dengan D = 11 m dan pusat lengan di
B
titik P (ton) Lengan / jarak ke titik B (m) Momen (t.m)
aktif
1 7,27 16 116,32
2 44,215 14,3 632,27
3 105,27 5,5 578,985
4 53,482 3,67 196,279
210,237 Jumlah 1532,854
pasif
1 11,032 7 7,224
2 159,9015 4,67 746,74
3 T 16 16T
170,9335 + T ∑Mpasif 823,964 + 16T
Pada perencanaan ini angkur dipasang pada Perencanaan angkur
kedalaman 3,5 m, maka ƩP dan ƩM dikalikan
dengan 3,5, maka didapatkan : Perencanaan diameter angkur
Jarak Angkur = S = 3,5 m
∑P aktif = 210,237 x 3,5 =735,83 ton/m
T’ = T x S = 137,563 x 3,5T’ =
∑M aktif =1532,854 x 3,5 = 5364,975 ton/m 481,47 tm
∑P pasif = (170,9335+T) x 3,5 Direncanakan ada 3 angkur pada 1 angkur
= 598,267 + T ton.m sehingga, T = 481,47 / 3 = 160,5 t
∑M pasif = (823,964 + 16 T) x 3,5 Diketahui σ angkur = 3700 kg/cm2
= 2883,874 + 16 T ton.m σ angkur= T/A,
Pada kondisi seimbang maka ; dimana A = Luas penampang baja angkur
→ (A)= 𝜋𝑟 2
∑P aktif - ∑P pasi= 0
sehingga diperoleh diameter baja angkur
735,83 – (598,267 + T) = 0 (d) =
735,83 – 598,267 – T = 0
137,563 – T = 0 >> T =
137,563
Perencanaan blok angkur
Ko diambil = 0,4

Diasumsikan sebelumnya bahwa h = 1,2, m dan H = 4 m.


Apabila nilai h ≤ H/3 maka dianggap tinggi papan angker = H dan termasuk jenis blok angkur
memanjang didekat permukaan tanah, sehingga tekanan tanah aktif dan pasif yang bekerja pada
blok angkur adalah setinggi H. Selanjutnya apabila h > 0,5H maka dapat dianggap RA = luas papan
angker x kuat dukung tanah (Terzaghi) atau RA = A x σtanah, dengan σtanah= 1,3cNc + b ' q + 0,4
dimana :
c = kohesivitas tanah (untuk pasir c = 0)
Nc, Nq, Nγ = faktor kapasitas dukung tanah
pb’ = tekanan overburden efektif pada ujung bawah tiang
d = diameter tiang
Persamaan menghitung kapasitas ultimit blok angkur
pendek didekat permukaan tanah adalah sbb :

H = 1 m, dan H = 4 m
H < H/3 → 1,2 < 4/3 → 1,2 < 1,3 ”oke”
Maka dianggap tinggi balok angkur → H =
4
Pp = (1/2 x 42x 14,7 x 1,688 x 2) = 397, 1
ton
Pa = (1/2 x 42x 14,7 x 0,5995 x 2) = 141 ton

160,5< L( 397,01 – 141 ) + (1/3 x 0,4 x 14,7(√1,688+ √0,5995) x 43x tg 14,5


160,5 < 256 L + 67,26
93,24 < 256 L
L > 0,364 m
Maka dipakai L = 0,5 m
Dipakai H = 4 m sehingga tinggi blok angkur → H - h = 4 - 1,2 = 2,8 mc
Perencanaan Panjang baja angkur

Letak angkur harus terletak pada zone tanah yang


stabil. Blok angkur bekerja penuh jika:
1. daerah aktif turap yang alan runtuh tidak
memotong bidang longsor blok angkur
2. blok angkur terletak dibawah garis yang
ditarik dari ujung bawah turap yang membuat
sudut φ terhadap horizontal.

A=2/3 d = 2/3 x 11 = 7,3 m


Diasumsikan sudut 40°
Didapatkan L = 11,57 m = 12
m
Cek Sliding
SF = Pp/Pa

Pada tanah aktif Pada tanah pasif


∑P aktif = 0,442D2+ 9,57D + 51,485 ∑P pasif =1,23D2+ 0,788D + 13,4355
∑P aktif = ( 0,443 x 212) + (9,57 x 21 ) + 51,485 ∑P pasif = ( 1,23 x 212) + ( 0,788 x 21 ) + 13,4355
∑P aktif = 447,8 ton ∑P pasif = 572,5 ton

SF = 572,5 / 447,8 = 1,28 (aman)


Faktor keamanan minimal berkisar antara 1,2-1,5 dan bedasarkan
perhitungan diatas didapatkan SF –
1,28 Maka, turap dinyatakan aman
Cek Sliding
SF = Pp/Pa

 Pada tanah aktif


∑P aktif = 0,442D2+ 9,57D + 51,485 SF = 572,5 / 447,8 = 1,28 (aman)

∑P aktif = ( 0,443 x 212) + (9,57 x 21 ) + 51,485 Faktor keamanan minimal berkisar antara

∑P aktif = 447,8 ton 1,2-1,5 dan bedasarkan perhitungan diatas


didapatkan SF – 1,28
 Pada tanah pasif Maka, turap dinyatakan aman
∑P pasif =1,23D2+ 0,788D + 13,4355
∑P pasif = ( 1,23 x 212) + ( 0,788 x 21 ) + 13,4355
∑P pasif = 572,5 ton
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai