PONDASI GRUP
TIANG
TEKNIK PONDASI 2
Potongan Memanjang
Tanah Oprit :
𝒄𝟏 = 𝟎 𝒌𝑵Τ𝒎
𝝋𝟏 = 𝟑𝟓°
𝜸𝒃𝟏 = 𝟏𝟗 �� ൗ
𝒌
𝒎𝟑
𝟑𝟓
𝐊𝐚 = 𝐭𝐠 𝟐 𝟒𝟓 − 𝟐 = 𝟎,
𝟐𝟕𝟏
Tekanan tanah oprit
𝟐𝟑𝟕, 𝟎𝟒 𝐤𝐍
𝐏𝐚𝐋𝐋 = 𝐦 × 8,7 𝐦 × 𝟎, 𝟐𝟕𝟏 = 557,48
𝟏𝐦
Tekanan Tanah Aktif Total dan Momen Terhadap O
Stabilitas Terhadap Pergeseran
= 1446,14 𝑘𝑁Τ
𝑚
∑𝑅ℎ 1446,14
𝐹𝑔 = = = 1,775 > 1,5 𝑜𝑘𝑒
∑𝑃ℎ 1814,886
Stabilitas Terhadap Penggulingan
Untuk memperoleh faktor aman terhadap penggulingan dengan
cara membandingkan momen yang menahan abutment dengan
momen yang menyebabkan abutment terguling
∑𝑀𝑅 6.113,4
𝐹𝑔 = = = > 1,5
∑𝑀𝑔𝑙
𝑙 2,083 2.934,46 𝑜𝑘𝑒
Stabilitas Terhadap Keruntuhan Kapasitas Dukung
Tanah
∑MW − ∑𝑊
x = = 1,5535 m
e ∑W
1 − 𝑖𝑞
𝑖 𝑐 = 𝐼𝑞 − = -0,1095
𝑁𝑐 ∙ 𝑡𝑔𝛿
5
0.7 𝐻
𝑖𝑦 = = 0,2477
1−
𝑉 + 𝐴 ′ 𝐶𝑢 ∙ 𝑐𝑡𝑔𝛿
Stabilitas Terhadap Keruntuhan Kapasitas Dukung
Tanah
q u = 1.361,86 kNൗm2
𝑊𝑝 = 𝐴 𝑏 𝑔 × 𝐿 𝑡 × 𝛾𝑐
𝑊𝑝 = 9.600 𝑘𝑁
𝛾 = 16,55 𝑘��ൗ𝑚3
ɸ = 39,7
Data Tiang Pancang :
Diameter tiang 𝑑 𝑡 = 0,8 𝑚
Panjang tiang 𝐿 =8𝑚
Mutu beton tiang 𝑓′𝑐 = 52 𝑀𝑃𝑎 (berdasarkan standar PT. Wika Beton)
Modulus elastisitas 𝐸𝑐 = 4700 𝑓′𝑐 = 33892,18 𝑁Τ𝑚𝑚2
Inersia
𝐼𝑥 = 1527870 𝑐𝑚4 = 1,527870 𝑚 2
Gaya leteral pada tiang H = = 407,443 kN
Tahanan Lateral Tiang
Tahanan Lateral Tiang
Pada perencanaan tipe perletakan yang digunakan adalah tipe tiang ujung jepit
(fixed end pile) . McNulty (1956) mendefenisikan tiang ujung jepit sebagai tiang
yang ujung atasnya terjepit(tertanam) dalam pelat penutup kepala tiang paling
sedikit sedalam 60 cm (24 inc) .hal ini dapat diilustrasikan pada gambar 2.79 buku
Teknik pondasi 2 berikut
Metode Analitis Broms
Dengan N-SPT = 16, dari gambar 2.18
diperoleh ϕ = 32 (sedang)
ϕ 32
𝐾𝑝 = 𝑡𝑔 2 45 + 2 = 𝑡𝑔 2 45 + 2 = 4,544
Cek Keruntuhan Tanah Akibat Beban Tiang
Karena momen yang bekerja pada tiang 𝑀 𝑚 𝑎 𝑥 > 𝑀 𝑦 , maka saat gaya horisontal belum
mencapai 𝐻𝑢 tiangnya sudah patah. Karena itu, gaya horisontal ultimit ditentukan oleh
kekuatan bahan tiang dalam menahan beban momen (𝑀𝑦 ) atau hitungan didasarkan pada
persamaan tiang panjang.
Hu
f = 0,82 = 0,106 Hu
dK p γ
2 ∙ My
Hu = 1.093,25 kN
=
e + 2f
3
0,93 𝐻
𝑦𝑜 = 3 2
𝑛ℎ 5 ∙ 𝐸 𝑝 𝐼𝑝 5
3 2 3
𝑦𝑜 ∙ 𝑛 ℎ 5 𝐸𝑝𝐼𝑝 5
𝐻= = 2 = 166,976 kN
0,93 0,006 × 16300 50,93
33892,18 × 1,528 5
Beban lateral izin tiang dipilih nilai terkecil, maka beban lateral izin
Ha = 198,316 kN
Jadi, tiang memenuhi syarat yang telah ditetapkan
Metode Grafis Broms
Cek Keruntuhan Tanah Akibat Beban Lateral
Tiang
𝑀𝑦
= 19,439
𝑑 4 𝛾𝐾𝑝
𝐻𝑢
= 20 → 𝐻𝑢 = 20 × 𝑑 3 𝛾𝐾𝑝 = 41,454 𝑘𝑁
𝑑 3𝛾𝐾 𝑝
◦Sehingga diperoleh gaya horisontal yang di izinkan 693,201 kN, dengan gaya horisontal yang terjadi pada
pangkal tiang sebesar 91,362 kN maka diperoleh nilai keamanan sebesar :
◦ Hu 768,8267
◦SF = 1,887
Dari kedua metode yang digunakan, maka diperoleh faktor aman yang terbesar yaitu
menggunakan metode grafis dengan SF = 1,887
Cek Defleksi Akibat Beban Lateral
Untuk menentukan keruntuhan tanah akibat beban lateral tiang menggunakan metoda
grafis menggunakan gambar 2.94b buku Teknik Pondasi 2, menentukan untuk sumbu x
menggunakan persamaan 𝛼𝐿 = 11,904 𝑚
Dari grafik diperoleh nilai = 0
0.2 𝐻𝐿
𝑦𝑜 = 3
2
𝐸𝐼 5 𝑛ℎ 5
𝑦𝑜 = 0,001 m
𝑦𝑜 = 0,640 mm
H Wc Yd y sat c
M jenis tanah % ton/m3 ton/m3 ton/m3 pi Gs
H Wc Yd y sat c ∅
jenis tanah Gs
M % ton/m3 ton/m3 ton/m3
lanau
0-10 59,925 0,925 1,475 0,305 14,5 2,66
kelempungan
Asumsikan = jenis tanah pada kedalaman 10 m – D adalah lanau kelempungan sehingga data
tanah pada kedalaman D ke bawah sama dengan data tanah diatasnya.
Perhitungan tekanan tanah lateral menggunakan teori Rankien. Diasumsikan desain
perencanaan turap pada saat kondisi tanpa muka air tanah.
Menentukan D dan Kedalaman Turap
Perhitungan tekanan tanah lateral menggunakan teori Rankien.
Diasumsikan desain perencanaan turap pada saat kondisi tanpa muka air tanah.
1 2 2 1 0 0
2 2 + (1,475 x 10) 16,75 2 1,475 x (3+D) 4,425 + 1,475D
3 16,75 + (1,475 x 0) 16,75
4 16,75 + (Do x 1,475) 16,75 + 1,475D
Step 2 mencari tegangan horizontal
Tanah Pasif
𝒕𝒐𝒏
𝝈𝒉 ′
titik 𝒎𝟐
total (t/m2)
𝒕𝒐𝒏
𝝈 ′𝑯
P 𝒎𝟐 H (m) Luasan P = Luasan x H total (ton)
𝒅Ʃ𝑴𝒕𝒐𝒕𝒂𝒍
=𝟎
Maka didapatkan 𝒅𝒙
Sehingga diperoleh :
X1 = 6,004 m
X2= -5,06 m
Digunakan turap baja dengan profil Larsen dengan 𝜎t = 210 MN, maka diperoleh
W = Mtotal / 𝜎t = 3247 / 210,103 = 1,536 x 10-3 m3 = 1546 cm3
Dengan W adalah Widerstands Moment.
Dari tabel profil turap Larsen, digunakan Profil Larssen 704 dengan W = 1600 cm3>1546 cm3
Dengan dimensi sebagai berikut :
b = 700 mm
h = 440
mm t = 9,5
mm s =
10,2 mm
Penentuan Baja Angkur
Gaya P dan Momen akibat tanah aktif dengan D = 11 m dan pusat lengan di
B
titik P (ton) Lengan / jarak ke titik B (m) Momen (t.m)
aktif
1 7,27 16 116,32
2 44,215 14,3 632,27
3 105,27 5,5 578,985
4 53,482 3,67 196,279
210,237 Jumlah 1532,854
pasif
1 11,032 7 7,224
2 159,9015 4,67 746,74
3 T 16 16T
170,9335 + T ∑Mpasif 823,964 + 16T
Pada perencanaan ini angkur dipasang pada Perencanaan angkur
kedalaman 3,5 m, maka ƩP dan ƩM dikalikan
dengan 3,5, maka didapatkan : Perencanaan diameter angkur
Jarak Angkur = S = 3,5 m
∑P aktif = 210,237 x 3,5 =735,83 ton/m
T’ = T x S = 137,563 x 3,5T’ =
∑M aktif =1532,854 x 3,5 = 5364,975 ton/m 481,47 tm
∑P pasif = (170,9335+T) x 3,5 Direncanakan ada 3 angkur pada 1 angkur
= 598,267 + T ton.m sehingga, T = 481,47 / 3 = 160,5 t
∑M pasif = (823,964 + 16 T) x 3,5 Diketahui σ angkur = 3700 kg/cm2
= 2883,874 + 16 T ton.m σ angkur= T/A,
Pada kondisi seimbang maka ; dimana A = Luas penampang baja angkur
→ (A)= 𝜋𝑟 2
∑P aktif - ∑P pasi= 0
sehingga diperoleh diameter baja angkur
735,83 – (598,267 + T) = 0 (d) =
735,83 – 598,267 – T = 0
137,563 – T = 0 >> T =
137,563
Perencanaan blok angkur
Ko diambil = 0,4
H = 1 m, dan H = 4 m
H < H/3 → 1,2 < 4/3 → 1,2 < 1,3 ”oke”
Maka dianggap tinggi balok angkur → H =
4
Pp = (1/2 x 42x 14,7 x 1,688 x 2) = 397, 1
ton
Pa = (1/2 x 42x 14,7 x 0,5995 x 2) = 141 ton
∑P aktif = ( 0,443 x 212) + (9,57 x 21 ) + 51,485 Faktor keamanan minimal berkisar antara