SENSITIVI
TAS
ANGGOTA KELOMPOK
UMI ATFY
ANUGERA
HIDAYATI SAFIRA
H ALI
(1301617024 ASIFY
WARDANA
) (1301617055)
(1301617011
)
PENGERTIAN PENDEKATAN
01 ANALISIS 04 ANALISIS
SENSITIVITAS
CARA PENGGUNAAN
02 TUJUAN ANALISIS 05 ANALISIS
SENSITIVITAS SENSITIVITAS
METODE DAN
PENDEKATAN
03 KINERJA ANALISIS 06 ANALISIS
SENSITIVITAS SENSITIVITAS
KEUNTUNGAN
07 ANALISIS B PERUBAHAN PADA
SENSITIVITAS KENDALA
KEMUNGKINAN PENAMBAHAN
PERUBAHAN YANG VARIABEL
08 TERJADI PADA SAAT C KEPUTUSAN YANG
TAHAP OPTIMAL TELAH BARU
TERCAPAI
PENAMBAHAN
A PERUBAHAN PADA D KENDALA-KENDALA
KOEFISIEN TUJUAN BARU
01
PENGERTIAN
ANALISIS
SENSITIVITAS
Analisis sensitivitas merupakan metode yang dilakukan untuk mengurangi
perhitungan-perhitungan dan menghindari perhitungan ulang, bila terjadi
perubahan-perubahan satu atau beberapa koefisien model program linear
pada saat penyelesaian optimal telah dicapai. Hal ini dapat dilakukan
dengan catatan tersedianya matriks kunci pada tabel simpleks optimal
tersebut.
Pada prinsipnya terdapat beberapa perubahan yang mungkin terjadi
yang dapat dijawab melalui analisis sensitivitas, yaitu:
Desain eksperimental adalah kombinasi parameter yang akan bervariasi dan tingkat
di mana hal tersebut akan ditetapkan. Pemodel harus memutuskan apakah akan
bervariasi parameter satu per satu, meninggalkan yang lain pada nilai standar atau
dasar, atau apakah akan memeriksa kombinasi perubahan. Isu penting dalam
keputusan ini adalah kemungkinan kombinasi kombinasi yang relatif kecil. Jika dua
parameter cenderung berkorelasi positif (misalnya harga dua keluaran serupa),
kemungkinan keduanya akan mengambil nilai yang relatif tinggi pada saat yang
sama layak dipertimbangkan. Sebaliknya jika dua parameter berkorelasi negatif,
pemodel harus memeriksa nilai tinggi satu kombinasi dengan nilai rendah yang lain.
05
CARA
PENGGUNAAN
CARA PENGGUNAAN
Kendala-kendala :
2A + 2B + C ≤ 250
5A + 4B + 3C ≤ 350
6B + 5C ≤ 500
A, B, C ≥ 0
Lengkapilah tabel simpleks di bawah ini.
Zj 800 400 600 0 0 0
Variabel
Cj
Dasar bj A B C S1 S2 S3
S1
A
C
C
Mengisi kolom A =j matriks kunci X koefisien kendala untuk variabel A
Cj-Zj
Mengisi nilai variabel dual pada baris Cj atau Cj – Zj = vektor baris X matriks kunci
Angka-angka tersebut dimasukkan ke dalam tabel simpleks optimal
seperti di bawah ini:
Koefisien Tujuan variabel dasar (non- basis) adalah B, S 1, S2, dan S3.
Besarnya koefisien tujuan untuk variabel basis
Pada Variabel Dasar adalah 800 dan 600. Apabila besarnya koefisien A
(Basis) (C1) dan C (C3) dinaikkan atau diturunkan dalam
jumlah tetentu maka ada kemungkinan A atau C
tidak menguntungkan untuk diproduksi.
Koefisien A :
Perkalian matriks dilakukan dengan mengalikan vektor baris dengan vektor kolom pada
variabel non-basis, hasil perkalian tersebut dikurangkan dengan koefisien non-basis tersebut.
= 0,08 + 720 – 400
= 0,08 + 320
Syarat tabel optimum adalah B ≥ 0, sehingga 0,08 + 320 ≥ 0 atau ≤ 1000
=0
= 0,2 - 0 = -0,12 + 120
= 0,2 ≥ 0 = -0,12 + 120 ≥ 0
= ≥0 = 0,12 - 120 ≤ 0
= ≤ 1000
Kesimpulan :
Bahwa tabel akan tetap optimum jika koefisien C 1 berada dalam interval 0
≤ C1 ≤ 1.000. Tabel akan tetap optimum apabila koefisien C 1 dinaikkan menjadi
1.000 (dinaikkan 200) atau diturunkan menjadi 0 (diturunkan 800), akan tetapi
tabel tidak lagi akan menjadi optimum apabila koefisien C 1 dinaikkan melebihi
1.000.
Contoh: Kesimpulan:
Dari hasil perhitungan variabel non-basis
[ ]
1) Koefisien C1 naik dari 800
0,64
menjadi 900
B= [ 0 900 600 ] 0,08 − 400=392 seluruhnya menghasilkan angka positif atau ≥
1,2 0, berarti tabel optimum tidak berubah (tetap).
= 100 tidak berubah. Perubahan terjadi pada Z
sebagai akibat perubahan koefisien C 1 dari
[ ]
−0,4
S ₂=[ 0 900 600 ] 0,2 − 0=180 800 ke 900. Nilai Z yang baru adalah
0 Z = 900A + 400B + 600C
[ ]
0,04
Z = 900(10) + 400(0) + 600(100)
S ₃=[ 0 900 600 ] − 0,12 − 0=12
0,2 Z = 69.000
Contoh:
[ ]
2) Koefisien C1 naik dari0,64
800 menjadi 1.100 Kesimpulan:
B= [ 0 1100 600 ] 0,08 − 400= 408
Dari hasil perhitungan variable non-basis,
1,2
pada variabel S3 didapatkan nilai negatif,
0=0
dengan demikian tabel sudah tidak optimal
lagi oleh karena itu perlu dilakukan eksekusi
[ ]
−0,4 pada kolam S3 tersebut. Besarnya variabel
S ₂=[ 0 1100 600 ] 0,2 −0=220
semula, yaitu A = 10 dan C = 100 juga
0
[ ]
mengalami perubahan.
0,04
S ₃=[ 0 1100 600 ] −0,12 − 0=−12
0,2
Tabel simpleks optimum yang baru:
0 C 500 0 6 5 0 0 1
[ ]
koefisien non-basis tersebut. 0,64
B= [ 0 800 𝐶 ₃] 0,08 − 400
1,2
= + 1,2 – 400
= -336 +
Syarat tabel optimum adalah B ≥ 0, sehingga -336 + ≥ 0 atau ≥ 280
=0
= 160
= -96 + 0,2
= -96 + 0,2 ≥ 0
= ≥ 480
Kesimpulan :
480. Tabel akan tetap optimum apabila koefisien C 3 berada dalam interval di
atas, tetapi apabila C3 < 480 berarti tabel sudah tidak optimum lagi dan harus di
eksekusi ulang.
Kesimpulan:
Contoh:
Dari basil perhitungan variabel non-basis
[ ]
1) Koefisien C3 berubah0,64
dari 600 menjadi 500
B= [ 0 800 500 ] 0,08 − 400= 264 seluruhnya menghasilkan angka positif berarti
1,2 tabel optimal tidak berubah (tetap) dengan
0=0
demikian besarnya nilai A besarnya nilai A =
10 dan = 10 dan C = 100 tidak berubah.
Perubahan terjadi pada nilai sebagai akibat
[ ]
−0,4 perubahan koefisien C3 dari 600 ke 500. Nilai Z
S ₂=[ 0 800 500 ] 0,2 −0=160
0 yang baru adalah:
[ ]
0,04 Z = 900A + 400B + 500C
S ₃=[ 0 900 600 ] − 0,12 − 0=4
Z = 900(10) + 400(0) + 500(100)
0,2
Z = 59.000
Contoh:
2) Koefisien C1 turun dari 600 menjadi 450 Kesimpulan:
[ ]
0,64
B= [ 0 800 450 ] 0,08 − 400=204 Dari hasil perhitungan variabel non-basis,
1,2
pada variabel S3 terdapat nilai negatif
0=0
dengan demikian tabel sudah tidak optimum
lagi oleh karena itu perlu dilakukan
[ ]
− 0,4 dilakukan eksekusi eksekusi pada kolom S 3
S ₂=[ 0 800 450 ] 0,2 − 0=160
tersebut. Besarnya variabel semula, yaitu A
0
[ ]
0,04 = 10 dan C = 100 juga mengalami
S ₃=[ 0 800 450 ] − 0,12 −0=− 6 perubahan.
0,2
Tabel simpleks optimum yang baru:
0 C 500 0 6 5 0 0 1
Menjadi
= :
Dengan perubahan pada kendala ke-2 maka terjadi perubahan tingkat produksi menjadi A = 110,
B = 20 dan C = 100, dengan demikian nilai Z meningkat dari Rp. 68.000,- menjadi:
Z = 800A + 400B + 600C
Z = 800(110) + 400(20) + 600(100)
Z = 156.000
Sebagai akibat kenaikan pembatas ke-2 dari 350 menjadi 400, maka terjadi kenaikan Z sebesar
Rp. 88.000,- (156.000 - 68.000). Secara rata-rata dapat diperoleh setiap kenaikan pembatas ke-2
sebanyak 1 satuan maka dapat meningkatkan Z sebesar Rp. 1.760,- (88.000/50).
(2) PERUBAHAN PADA KENDALA
– C4 = 392 – C4
Untuk memastikan bahwa produk D layak untuk diproduksi maka harus memenuhi
syarat, yaitu C4 ≤ 0. Dengan demikian perhitungan di atas yang menghasilkan 392 - C4 ≤ 0
diperoleh C4 ≥ 392. Perusahaan dapat menetapkan besarnya keuntungan untuk produk D di
besarnya keuntungan untuk produk D di atas atau sama dengan 392 dihasilkan nilai ekonomis,
apabila keuntungan perusahan dari memproduksi produk D di bawah 392 maka lebih baik
tidak ada penambahan produk baru.
(4) PENAMBAHAN KENDALA BARU
Apabila terdapat penambahan kendala baru pada persamaan sebelumnya, kita harus
memastikan apakah dengan penambahan kendala baru tersebut mempengaruhi hasil
optimum yang telah ada. Misalnya terdapat penambahan kendala ke-4, yaitu: A + B + 3C ≤
350. Pada kendala tersebut substitusikan nilai variabel A = 0 dan C = 100 menjadi 10 + (0) +
3(100) = 310. Dapat disimpulkan penambahan kendala baru tidak mempengaruhi hasil
optimum, karena penambahan tersebut masih dapat dipenuhi oleh kapasitas yang ada. Akan
tetapi apabila kapasitas kendala yang baru adalah 300, maka penambahan baru membawa
perubahan. Pada solusi optimum, karena setelah disubstitusikan minimal kapasitas yang
harus ada adalah 310. Perubahan yang terjadi seperti dijelaskan pada model simpleks di
bawah ini.
Zj 800 400 600 0 0 0 0
Variabel
Cj
Dasar bj A B C S1 S2 S3 S4
S4 300 1 1 3 0 0 0 1
Walaupun dari hasil Cj - Zj diperoleh keseluruhan nilai positif, akan tetapi pada pembatas yang baru ada
yang bernilai negatif sebesar 10, dengan demikian harus dieksekusi ulang dengan memilih kolom kunci pada
positif terbesar di Cj – Zj dengan mengikuti langkah yang telah ada dalam pengerjaan metode simpleks.
LATIHAN
SOAL
Sebuah perusahaan memproduksi jaket dan tas kulit. Sebuah jaket memerlukan 8 meter persegi
kulit dan tas hanya menggunakan 3 meter persegi. Persyaratan kerja untuk kedua produk tersebut
adalah 12 jam dan 4 jam. Harga pembelian kulit adalah $8 meter persegi dan biaya tenaga kerja
diperkirakan sebesar $15 per jam. Persediaan kulit mingguan saat ini dan tenaga kerja dibatasi
sampai 1200 meter persegi dan 800 jam. Perusahaan menjual jaket dan tas masing-masing dengan
harga $350 dan $120. Tujuannya adalah untuk menentukan jadwal produksi yang memaksimalkan
pendapatan bersih. Perusahaan sedang mempertimbangkan untuk memperluas produksi.
Pertanyaan :
1. Berapa harga pembelian maksimal yang harus dibayar perusahaan untuk kulit dan tenaga
kerja?
2. Jika perusahaan mengurangi jam kerja yang tersedia menjadi 700 jam, Apakah keputusan ini
tepat?
TERIM
A
KASIH
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics &
images by Freepik and illustrations by Stories
SUMBER
Salsabila, Nisrina Nur. 2017. “Analisis Sensitivitas”. Student Warsidi
[ONLINE] tersedia di:
https://students.warsidi.com/2017/06/analisis-sensitivitas.html