Anda di halaman 1dari 13

TEORI LATIHAN

PULIH ASAL ORGANISME SETELAH LATIHAN DAN


PERTANDINGAN
OLEH
AHDAN
CARDI FADRIAN

LOGO
Pendahuluan

“Latihan fisik yang intens menyebabkan kerusakan pada jaringan otot dan sistem
saraf pusat, serta menguras energi tubuh. Proses pemulihan setelah latihan
memungkinkan tubuh untuk memperbaiki jaringan rusak, mengisi kembali energi
yang terkuras, dan memperkuat sistem saraf pusat. Melalui pemulihan ini, tubuh
beradaptasi dengan latihan dan menjadi lebih kuat, lebih tahan, dan lebih siap
untuk performa yang optimal di masa depan”
“Bompa menyoroti bahaya overtraining, yaitu kondisi ketika tubuh mengalami
kelelahan yang berlebihan akibat beban latihan yang terlalu tinggi dan pemulihan
yang tidak memadai.
Overtraining dapat mengakibatkan penurunan performa, risiko cedera yang lebih
tinggi, dan dampak negatif terhadap kesehatan secara keseluruhan. Dengan
memberikan perhatian yang cukup pada pemulihan, atlet dapat mencegah
overtraining dan mempertahankan performa yang optimal secara konsisten”
Pemulihan olahraga adalah komponen krusial dalam mencapai performa
optimal
PRINSIP PEMULIHAN (RECOVERY)

 Recovery atau pemulihan merupakan faktor yg amat kritis dlm pelatihan OR


modern. Karena itu pelatih hrs dapat menciptakan kesempatan2 recovery dalam sesi-
sesi latihannya. Prinsip recovery hrs dianggap sama pentingnya dengan prinsip
overload.

 Perkembangan atlet tergantung pada pemberian istirahat yang cukup seusai latihan,
agar efek latihan dapat dimaksimalisasi.

 Hal tsb sesuai dg prinsip recovery yg mengatakan bahwa kalau kita ingin berprestasi
maksimal, maka setelah tubuh diberi rangsangan berupa pembebanan latihan, hrs ada
“complete recovery” sebelum pemberian stimulus berikutnya.

 Tanpa recovery yg cukup seusai lat. yg berat, tak akan banyak manfaatnya bagi atlet.
Lanjutan…

 Lamanya recovery masih tergantung dari kelelahan yg dirasakan atlet


atas lat. sebelumnya.

 Makin besar kelelahan yang dirasakan, makin lama waktu yang


dialokasikan untuk pemulihan. (ini juga masih terkait dengan prinsip
individualisasi).

 Seberapa lama waktu yg diperlukan u/ recovery bergantung pada:


 Individu atlet.
 Tingkat kelelahan yg diderita atlet.
 Sistem energi yg terlibat.
 dan sejumlah faktor lainnya.

 Kalau recovery antara sesi latihan tidak cukup, maka kelelahan akan
semakin menumpuk (accumulate), shg proses adaptasi latihan tdk akan
terjadi dan akan menyebabkan adaptasi semakin tertunda, penurunan
prestasi, kemungkinan terjadinya cedera semakin terbuka.
PENYEBAB LAMBATNYA RECOVERY
 Salah satu penyebab lambatnya recovery adalah akumulasi asam laktat di dlm otot
dan darah. Menurut (R & P) dalam Harsono (2006), tingkat asam laktat dalam darah
dapat mencapai 20 mmol (“. . . . can reach as high as 20 mmol L-1).

 Tubuh kita memang mampu mentolelir kehadiran asam laktat dlm darah, namun
hanya sampai tingkat tertentu. Lebih dari itu atlet tsb dapat hilang kesadaran atau
bahkan dapat merusak organ tubuh yang lain.

 Karena itu dalam melatih skill yg baru atau OR yg menuntut skill yg tinggi
sebaiknya jangan sampai terjadi akumulasi asam laktat yg tinggi pula. Dalam
hal ini prosedure recovery atau cooling down rutine menjadi amat penting, shg hrs
menjadi bagian yg integral dlm sesi-sesi latihan.

 Sebagai patokan untuk memulai kembali aktivitas selanjutnya (yang praktis bagi
sebagian besar kegiatan latihan) adalah dengan menggunakan “takaran denyut nadi”,
karena bila berpatokan pada kadar asam laktat dalam darah sangat sulit dilakukan
oleh para pelatih.
ASAS OVERKOMPENSASI.

 Jawaban awal dari pemberian beban dalam latihan adalah berupa kelelahan. Bila
pemberian beban latihan berhenti, maka akan terjadi proses pemulihan dari
kelelahan, selanjutnya akan diikuti dengan proses penyesuaian terhadap beban
tersebut.

 Pemulihan dan penyesuaian ini, tdk saja akan mengemba likan kondisi seseorang
ke tingkat asal, akan tetapi dapat mencapai tingkatan yang lebih tinggi dari
kemampuan awalnya.

 Dengan kata lain bahwa pemberian beban latihan yang lebih tinggi dari
kemampuannya (overload), akan menyebabkan terjadinya kelelahan, selanjutnya
diikuti oleh proses pemulihan dan penyesuaian, yg memungkinkan tubuh kita
untuk mendapatkan penyesuaian yang lebih tinggi (kompensasi lebih).
GAMBARAN PROSES ASAS OVERKOMPENSASI
Lanjutan…

Penambahan Beban Latihan Secara Bertahap,


Kelelahan, dan overkompesasi
(Harsono 1988)
PEMBEBANAN BERLEBIHAN

 Hindarkan pemberian intensitas maksimal.

 Karena atlet akan mengalami keadaan lelah yang berlebihan shg akan
mengakibatkan penurunan prestasi.
PRINSIP PULIH ASAL (REVERSIBILITY)

 Prinsip ini menggambarkan bahwa apabila tubuh kita diberikan waktu istirahat
yang tertalu lama, maka kemampuan atau kesegaran tubuh yang sudah dimiliki
melalui proses latihan sebelumnya, akan kembali ke tingkat semula, atau sama
seperti ketika tidak melakukan latihan.

 Lamanya istirahat yang dilakukan jangan terlalu lama, karena kalau terlalu lama
maka kondisi tubuh akan kembali ke asal, dan sebaliknya bila tidak diberi
istirahat sama sekali, juga tidak akan ada peningkatan.
BEBERAPA PENDAPAT TTG PULIH ASAL

 Herberger, (1977) dlm Bompa (1983) menyarankan:


 “Following optimal training stimuli of the training lesson, the
recovery period including the over- compensation phase in
approximately 24 hours”.
 Satu hari adalah waktu yang cukup untuk pemulihan.

 Jadi dalam merancang atau memberikan beban latihan, disamping


harus dapat mengatur intensitas serta volume, mengatur hari-hari
yang berat dan hari yang ringan, juga harus mempertimbangkan
waktu istirahat minimal yang diperlukan oleh tubuh untuk
pemulihan dan regenerasi.

 Saltin dkk. (R & P, 1990) dlm Harsono (2006), mengemukakan


bahwa tiga minggu istirahat (bed rest) akan menurunkan VO2-max
sampai sebesar 25%. Untuk kembali ke keadaan semula
dibutuhkan waktu 4 – 6 minggu active training hanya untuk
mengembalikan 25% VO2max yang hilang tsb.
Lanjutan…

 Astrand (1960) dalam Harsono (2006), berpendapat bahwa dengan


istirahat selama 3 minggu saja, VO2max dapat turun 17-20%. Padahal
dengan latihan keras 8-12 minggu, VO2max hanya dapat meningkat
antara 5% - 20%.

 Rushall dan Pyke (1990) mengatakan bahwa komponen daya tahan lebih
cepat hilang atau menurun dan sebaliknya, diperlukan waktu yg lebih
lama untuk membentuknya dibanding aspek biomotorik lainnya seperti
kekuatan.

 Coistill dkk. (R&P, 1990) memperkirakan bahwa 6-8 minggu istirahat


adalah cukup untuk menghilangkan daya tahan yg sudah dilatih dengan
susah payah selama 5 bulan. Dia juga mengatakan bahwa daya tahan otot
akan menurun setelah hanya 2 minggu tidak aktif.

 Oleh karena itu pelatih juga harus tahu betul komponen apa dan berapa
lama untuk membentuk maupun terjadinya pulih asalnya
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai