Ekg Soegiri 3
Ekg Soegiri 3
Idrus Alwi
Subbagian Kardiologi Bagian Penyakit
Dalam FKUI-RSU PNCM
Elektrokardiogram (EKG)
Rekaman grafik potensial listrik yang dihasilkan oleh
jaringan jantung
Goldman & Goldschlager
Muatan listrik
Keadaan sel otot Di luar sel Di dalam
sel
Istirahat / repolarisasi Positip Negatif
Depolarisasi Negatif Positif
Proses Aktivasi Jantung
Arah Defleksi
Arah impuls Arah defleksi
Menuju Elektroda (positif) Ke atas (positif)
Karakteristik EKG :
Arah gelombang P normal :
Selalu positif di II dan selalu negatif di aVR.
Tinggi : kurang dari 3 mm (2,5 mm)
Durasi ( lebar ): kurang dari 3 mm (0,10 detik)
Kepentingan :
1. Menandakan adanya aktivitas atrium
2. Menunjukkan arah aktivitas atrium
3. Menunjukkan tanda-tanda hipertrofi atrium
GELOMBANG Ta
Menggambarkan proses repolarisasi
atria, gelombang ini biasanya tidak
tampak karena terlalu kecil dan tertutup
oleh kompleks QRS.
GELOMBANG Q
Kepentingan :
Menunjukkan adanya nekrosis miokard (infark
miokard)
Gelombang Q pada sandapan aVR : normal
GELOMBANG R
Adalah defleksi positif pertama kompleks QRS
Amplitudo normal :
< 10 mm di sandapan dada
< 5 mm di sandapan ekstremitas
Minimum 1 mm
Abnormal :
1. Menandakan adanya iskemia/ infark
2. Menandakan adanya kelainan elektrolit
GELOMBANG U
Asal usulnya tidak diketahui dan paling jelas
terlihat di sandapan dada V1 - V4
Normal :
- kurang dari 2 mm
- Selalu lebih kecil dari gelombang T di
sandapan II
Abnormal :
Bila amplitudo U > 2 mm atau >T,
menandakan adanya hipokalemia
Gelombang U yang terbalik terdapat pada
iskhemia dan hipertrofi
EKG PADA HIPOKALEMIA
INTERVAL PR
Menggambarkan waktu mulai dari depolarisasi atria
sampai onset depolarisasi ventrikel
No. 1 = nilai 3
No. 2 = nilai 3
No. 3 = nilai 3
No. 4 = nilai 2
No. 5 = nilai 1
Bila jumlah nilai 5 maka dianggap ada kemungkinan
HVKi
Kriteria LHV :
Indeks Sokolow-Lyon
Jumlah amplitudo gelombang S di V1 dan
tinggi gelombang R di V5 atau V6 > 3,5
mV
Amplitudo gelombang R di aVL > 1.1 mV
Kriteria Voltase Cornell
Q patologis
Dr S Harun
Dr Daulat Manurung
Dr M Yamin
Perbedaan rate maksimum dan minimum > 10 % atau > 120 mdet
Rate maks- rate min/ rate min > 10 %
Henti Sinus
Multifokal : 2
atau
lebih fokus ektopik
Wandering PM : fokus
ektopik berbeda-beda
Fokus – fokus Re-entry pada
Takikardia Supraventrikular
a. Nodus SA c. Nodus AV
b. Miokard atrium d. Jalur bypass
Takikardia Atrial
c. Pembentukan impuls di
penghubung AV
(aritmia penghubung)
1. Ekstrasistol penghubung AV
2. Takikardia penghubung AV
3. Irama lolos penghubung AV
Irama Junctional
1. Ekstrasistol ventrikular
2. Takikardia ventrikular
4. Fibrilasi ventrikular
5. Henti ventrikular
6. Irama lolos ventrikular
Ekstrasistol Ventrikel
Gelombang QRS prematur, melebar dan bizarre ( tak teratur dan aneh )
P dari sinus tak terpengaruh oleh QRS ekstrasistol
( pause kompensasi lengkap )
Tipe Ekstrasistol Ventrikel
Dasar diagnosis :
Interval PR memanjang lebih dari
0.20 detik
Blok AV Derajat I
Blok AV Derajat Dua
Blok AV derajat dua dapat dibagi menjadi :
1. Blok AV tipe Wenckebach atau tipe
Mobitz I
2. Blok AV tipe Mobitz II
3. Blok AV lanjut atau derajat tinggi
Blok AV Tipe Wenckebach
Dasar diagnosis :
Interval
PR makin memanjang, suatu
saat ada gelombang QRS yang hilang.
Blok AV Derajat II ( Tipe Wenckebach )
Blok AV Tipe Mobitz II
Dasar diagnosis :
Interval PR tetap, suatu saat ada
gelombang QRS yang hilang
Blok AV Derajat II Tipe Mobitz II
Blok AV Derajat II
Blok AV Derajat II
Blok AV Derajat Tinggi
Dasar diagnosis :
Blok AV dengan rasio konduksi 3:1
atau lebih. Misalnya blok AV 3:1, 4:1,
dan sebagainya
Blok AV Total