Anda di halaman 1dari 14

REGULASI JALAN KHUSUS

• UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2022


TENTANG JALAN
• PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR
11 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN
PENYELENGGARAAN JALAN KHUSUS
DEFINISI JALAN KHUSUS

Jalan Khusus adalah Jalan yang dibangun dan dipelihara


untuk kepentingan sendiri oleh badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, badan usaha
berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum,
perseorangan, kelompok masyarakat, dan/atau instansi
Pemerintah Pusat dan/ atau Pemerintah Daerah selain
Penyelenggara Jalan.
Sumber: UU No.2/2022 Tentang Jalan
KATEGORI JALAN KHUSUS

Jalan Khusus dikategorikan menjadi 3 (tiga):


a. Jalan Khusus yang hanya digunakan sendiri dengan jenis, ukuran,
dan muatan sumbu terberat kendaraan yang tidak sama dengan
kendaraan yang digunakan untuk Jalan Umum;
b. Jalan Khusus yang hanya digunakan sendiri dengan jenis, ukuran,
dan muatan sumbu terberat kendaraan yang sama dengan
kendaraan yang digunakan untuk Jalan Umum; dan
c. Jalan Khusus yang digunakan sendiri dan diizinkan digunakan
untuk Jalan Umum.

Sumber: UU No.2/2022 Tentang Jalan (Pasal 57A Ayat 3)


KATEGORI JALAN KHUSUS
Jalan khusus antara lain:
a. jalan dalam kawasan perkebunan;
b. jalan dalam kawasan pertanian;
c. jalan dalam kawasan kehutanan, termasuk jalan dalam kawasan konservasi;
d. jalan dalam kawasan peternakan;
e. jalan dalam kawasan pertambangan;
f. alan dalam kawasan pengairan;
g. jalan dalam kawasan pelabuhan laut dan pelabuhan udara;
h. jalan dalam kawasan militer;
i. jalan dalam kawasan industri;
j. jalan dalam kawasan perdagangan;
k. jalan dalam kawasan pariwisata;
l. jalan dalam kawasan perkantoran;
m. jalan dalam kawasan berikat;
n. jalan dalam kawasan pendidikan;
o. jalan dalam kawasan permukiman yang belum diserahkan kepada penyelenggara jalan
umum; dan
p. jalan sementara pelaksanaan konstruksi.

Sumber: PermenPU No.11/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Jalan Khusus


KEWAJIBAN, SANKSI, DAN PENGAWASAN
JALAN KHUSUS
• Badan usaha, termasuk penyedia jasa dan/atau subpenyedia jasa, yang
memerlukan Jalan dengan spesifikasi atau konstruksi khusus wajib
membangun Jalan Khusus untuk keperluan mobilitas usahanya

• Dalam hal badan usaha, penyedia jasa, dan/atau subpenyedia jasa


menggunakan Jalan Umum dan tidak membangun Jalan Khusus, wajib
meningkatkan standar dan kualitas Jalan Umum sesuai dengan kebutuhan
pengguna Jalan Khusus, termasuk lebar dan muatan sumbu terberat.

• Badan usaha, penyedia jasa, dan/atau subpenyedia jasa yang melanggar


kewajiban dikenai sanksi administratif berupa:
a. teguran tertulis;
b. denda administratif;
c. pembekuan izin; dan/atau
d. pencabutan izin.

Sumber: UU No.2/2022 Tentang Jalan (Pasal 57B Ayat 1, 2, 3)


KEWAJIBAN, SANKSI, DAN PENGAWASAN
JALAN KHUSUS
• Dalam hal badan usaha, penyedia jasa, dan/ atau subpenyedia jasa membangun Jalan
Khusus di atas tanah milik perseorangan, kelompok masyarakat, masyarakat hukum
adat, badan usaha, dan/ atau tanah kas desa, pengadaan tanah dilaksanakan dengan
pemberian ganti rugi yang layak dan adil.

• Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuaidengan kewenangannya dapat


melakukan pengawasan secara berkala terhadap Jalan Khusus berdasarkan hasil
pengawasan fungsi dan manfaat.

Sumber: UU No.2/2022 Tentang Jalan (Pasal 57B Ayat 3, 5, 6)

• Pemeliharaan jalan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, menjadi tanggung


jawab penyelenggara jalan khusus.

Sumber: PermenPU No.11/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Jalan Khusus


KETENTUAN JALAN KHUSUS

• Jalan Khusus dapat digunakan untuk lalu lintas umum sepanjang tidak merugikan
kepentingan Penyelenggara Jalan Khusus berdasarkan izin dari penyelenggara
Jalan Khusus.
• Dalam hal digunakan untuk lalu lintas umum, Jalan Khusus dibangun sesuai
dengan persyaratan Jalan Umum sepanjang tidak merugikan kepentingan
Penyelenggara Jalan Khusus.
• Penyelenggara Jalan Khusus yang mengizinkan penggunaan Jalan Khusus untuk
lalu lintas umum dapat meminta pembinaan teknis kepada Pemerintah Pusat
atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya.
• Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya
melakukan pengawasan secara berkala terhadap Jalan Khusus berdasarkan hasil
pengawasan fungsi dan manfaat

Sumber: UU No.2/2022 Tentang Jalan (Pasal 57C)


KETENTUAN JALAN KHUSUS

• Jalan khusus memiliki lebar badan jalan paling sedikit 3,5 (tiga koma lima) meter.
• Jalan khusus ditandai dengan rambu atau tanda yang menyatakan bahwa jalan
yang dimaksud bukan untuk umum.

Jalan khusus dapat berubah statusnya menjadi jalan umum jika:


a. penyelenggaraannya diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota; atau
b. penyelenggaraannya diambil-alih oleh Pemerintah Kabupaten/Kota.

Sumber: PermenPU No.11/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Jalan Khusus


PEMBANGUNAN JALAN KHUSUS

• Pembangunan Jalan Khusus meliputi kegiatan:


a. penyusunan program dan anggaran;
b. perencanaan teknis;
c. pelaksanaan konstruksi;
d. pengoperasian Jalan; dan
e. preservasi Jalan.
• Pembangunan Jalan Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
memperhatikanaspek lingkungan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan

Sumber: UU No.2/2022 Tentang Jalan (Pasal 57E)


PERENCANAAN JALAN KHUSUS
• Perencanaan jalan khusus dapat direncanakan berdasarkan acuan teknis yang
disesuaikan keperluannya.
• Perencanaan Jalan khusus dilakukan oleh penyelenggara jalan khusus dan
mengacu kepada persyaratan teknis jalan serta pedoman teknis jalan umum.
• Pembukaan akses berupa persimpangan atau koneksi dari jalan khusus ke jalan
umum, hanya dapat dilakukan atas izin dari Pemerintah Kabupaten/Kota sesuai
peraturan perundang-undangan.
• Akses dari jalan khusus ke jalan umum harus sesuai dengan persyaratan teknis
jalan.
• Persilangan jalan khusus dengan jalan umum harus dilakukan dengan persilangan
tidak sebidang, kecuali jika jalan khusus yang bersilangan tersebut digunakan
oleh kendaraan yang memenuhi ketentuan kelas penggunaan jalan sebagaimana
diatur oleh instansi yang mengatur lalu lintas dan angkutan jalan.

Sumber: PermenPU No.11/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Jalan Khusus


PENGOPERASIAAN JALAN KHUSUS
• Pengoperasian jalan khusus yang diizinkan digunakan untuk umum harus
mengikuti rencana umum jaringan jalan.
• Pengoperasian jalan khusus yang diizinkan digunakan untuk umum dilakukan
setelah diizinkan oleh Bupati/Walikota.
• Pengoperasian jalan khusus yang diizinkan digunakan untuk umum, yang melalui
lebih dari satu wilayah kabupaten/kota, dilakukan setelah diizinkan oleh masing-
masing Bupati/Walikota yang wilayahnya dilalui jalan khusus tersebut.
• Gubernur mengkoordinasikan pengoperasian jalan khusus yang diizinkan
digunakan umum untuk jalan khusus yang melalui lebih dari satu wilayah
Kabupaten/Kota.
• Menteri mengkoordinasikan pengoperasian jalan khusus yang diizinkan
digunakan umum untuk jalan khusus yang melalui lebih dari satu al wilayah
provinsi.

Sumber: PermenPU No.11/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Jalan Khusus


KONSTRUKSI DAN PEMELIHARAAN JALAN KHUSUS

• Pelaksanaan konstruksi jalan khusus dilakukan oleh penyelenggara jalan khusus


• Pemeliharaan jalan khusus menjadi tanggung jawab penyelenggara jalan khusus
Sumber: PermenPU No.11/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan Jalan Khusus

Anda mungkin juga menyukai