JALUR MANDIRI
“6 STRATEGI/DUKUNGAN KEMENDIKBUDRISTEK”
Ekosistem Implementasi Kurikulum Merdeka
Seri Webinar
Mitra Pembangunan
Diselenggarakan oleh Pusat dan
UPT Mendukung proses belajar
komunitas di tingkat daerah
dan/atau tingkat satuan pendidikan
(bergantung pada area kerja Mitra)
Helpdesk
Saat ini helpdesk terpusat
*Pendidik dan pimpinan satuan pendidikan
Pertanyaan dan konfirmasi belajar bersama sebagai komunitas,
pemahaman dari komunitas belajar misalnya mengakses PMM, menyaksikan
dan/atau UPT webinar dan
paparan narasumber bersama
2
Yang terjadi saat ini, bukan hanya perubahan kurikulum, tetapi perubahan strategi
Kemendikbudristek dalam implementasi kurikulum
Kurikulum Merdeka
Sumber informasi pelatihan berasal dari satu sumber yaitu platform Merdeka Mengajar
Bimtek yang dilakukan bertujuan untuk mengaktifkan partisipasi pemangku kepentingan dan
penguatan ekosistem komunitas belajar.
Untuk mendukung penguatan komunitas belajar dalam sekolah, komunitas belajar antar sekolah, dan komunitas
belajar daring bagi pendidik dan tenaga kependidikan Kemendikbudristek telah menyediakan berbagai materi dan
panduan:
Panduan untuk UPT Petunjuk Awal untuk Satpen Buku Saku Penggerak Komunitas Panduan Belajar di dalam
“
70% proses belajar PTK terjadi di komunitas belajar dalam
sekolah di mana guru belajar dan dapat langsung menerapkan di
kelas apa yang dipelajari, 20% terjadi di komunitas antar sekolah saat
PTK mengamati dan mendapat umpan balik, dan 10% saat PTK belajar
secara formal (melalui pelatihan/kursus). Komunitas belajar ini juga
dilakukan di PSP maupun PGP (tidak hanya iKM)
“
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
PLATFORM MERDEKA MENGAJAR
ATP: 442
SERI WEBINAR
Semua guru dan kepala satuan pendidikan dapat menguatkan
pemahaman mengenai kurikulum merdeka dengan mengikuti seri
webinar baik secara mandiri maupun dalam komunitas belajar. Seri
webinar dapat diakses di:
● Youtube
Untuk menonton Seri Webinar yang sudah tayang bisa dicek
di playlist Seri Webinar di Youtube
● PMM
Webinar yang sudah tayang akan segera bisa diakses di
Aplikasi PMM (tidak tersedia di web-based) fitur Info
Terkini.
Tampilan playlist Seri Webinar
yang telah tersedia di kanal
Youtube Ditjen GTK Kemdikbud RI
“ Perlu dipastikan topik webinar menjawab kebutuhan PTK
terkait implementasi Kurikulum Merdeka. Yang perlu diperhatikan
adalah: bagaimana mereka memperoleh informasi tentang
“
keberadaan webinar-webinar yang diadakan dan apakah
terjadi proses belajar saat menyimaknya.
Keberadaan Narasumber Berbagi Praktik Baik (NS BPB) saat ini telah tersebar di berbagai daerah. NS BPB ini
merupakan guru dan kepala sekolah.
Saat ini telah ada 886 NS BPB yang telah lolos seleksi rekrutmen NS BPB Gelombang 2. Selanjutnya, NS BPB
ini akan memperoleh pembekalan, sedangkan NS BPB Gelombang 1 mengikuti kegiatan refleksi bersama
UPT.
Untuk meningkatkan kualitas NS BPB, saat ini Kemendikbudristek telah melakukan
beberapa perbaikan dan perubahan mekanisme penjaringan NS BPB.
Gelombang 1 Gelombang 2
NS BPB dipilih berdasarkan rekomendasi dari Pelatih Dilakukan proses rekrutmen untuk menyaring calon NS
Ahli (untuk PSP) dan Pendamping Implementasi BPB yang berminat menjadi NS BPB di daerah
Pembelajaran (untuk SMK PK)
Dokumen bukti praktik baik hanya terfasilitasi dalam Dokumen bukti praktik baik terfasilitasi baik dalam bentuk
bentuk video video maupun dokumen
Belum ada penguatan terkait referensi video praktik Dalam pembekalan diberikan penguatan untuk
baik dengan kualitas yang baik menghasilkan contoh praktik baik yang sesuai standar
(baik video maupun dokumen)
Kemendikbudristek tengah mengupayakan agar NS BPB dapat menghasilkan dokumen praktik baik yang berkualitas,
salah satunya dengan cara melakukan kurasi video praktik baik dari NS BPB. Hal ini dianggap penting karena:
- Dokumen praktik baik merupakan “etalase” bagi NS BPB yang akan dibaca/ditonton oleh PTK lain, sehingga
kualitas dokumennya perlu sesuai standar..
- PTK perlu mengundang NS BPB yang tepat sesuai kebutuhan satuan pendidikan atau komunitas belajarnya
dan
“ Keberadaan NS BPB perlu disosialisasikan agar satuan pendidikan
mengetahui bagaimana cara mengakses mereka saat diperlukan.
“
Aktivitas NS BPB perlu dipantau oleh UPT melalui proses refleksi
sebagai salah satu usaha untuk mengawal kualitas penyebaran
praktik baik IKM.
PROGRAM
SEKOLAH
PENGGERAK
HELPDESK TERPADU
IMPLEMENTASI Menggunakan Aplikasi
KURIKULUM MERDEKA Helpdesk berbasis Whatsapp
(Omnichat)
+6281281435091
PERENCANAAN
BERBASIS DATA
21
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
MITRA PEMBANGUNAN
Karakteristik Mitra Pembangunan yang bekerja sama terkait IKM secara mandiri
1 Self-funded
*Strategi kerja sama dengan mitra pembangunan tidak berada di semua daerah, bergantung keberadaan mitra
Mekanisme kerjasama akan asimetris, tergantung kebutuhan, mandiri, dan berkala
- Asimetris. Implementasi Kurikulum Merdeka yang didampingi oleh mitra pembangunan tidak harus
seragam. Ruang lingkup implementasi dapat disesuaikan dengan kapasitas mitra dan pilihan satuan
pendidikan dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
- Tergantung kebutuhan. Formalitas kerjasama tergantung kebutuhan dari mitra pembangunan.
- Pendanaan Mandiri. Implementasi pendampingan dilakukan dengan pendanaan mandiri oleh mitra
pembangunan.
- Pertemuan berkala. Komunikasi rutin akan menjadi mekanisme operasional kerja sama.
Kerja sama dengan mitra pembangunan bersifat dinamis dan membuka peluang untuk mitra
pembangunan daerah/ lokal yang ingin bekerja sama dalam mendampingi IKM jalur mandiri, bisa
menghubungi UPT BBPMP/ BPMP dan mengisi tautan ini.
Hasil Survei Evaluasi
Strategi Pendukung IKM di
Daerah
Oktober 2022
Simpulan Rekomendasi
1. Sebagian besar satpen telah memiliki komunitas belajar. Namun terdapat beberapa ● Keberadaan komunitas belajar di sekolah perlu
catatan: didorong: agar lebih aktif (memiliki kegiatan rutin
a. Komunitas belajar belum memiliki kegiatan rutin mingguan; mingguan atau dua mingguan); fokus membahas
b. Topik yang dibahas sebagian besar tidak berhubungan dengan pembelajaran; masalah pembelajaran; dan memanfaatkan
c. Sumber belajar yang digunakan dalam komunitas terutama buku teks dan sumber-sumber belajar IKM, seperti PMM, seri
referensi cetak dibandingkan PMM, panduan kurikulum dari Kemendikbud webinar, dan panduan kurikulum.
maupun sumber online; ● Dukungan kepada komunitas belajar baik oleh
d. Hampir seluruh kepala sekolah memberi dukungan kepada komunitas belajar, kepala sekolah, pengawas sekolah, dan dinas
namun dukungan terbesar baru sebatas imbauan kepada guru untuk aktif di pendidikan diperlukan agar keberadaan komunitas
komunitas belajar; belajar dapat lebih optimal. Dukungan tidak hanya
e. Komunitas belajar dinilai efektif meningkatkan kapasitas guru dalam berupa imbauan, tetapi fasilitasi, pendampingan,
pembelajaran, terutama karena adanya kegiatan refleksi dari anggota dan penyediaan narasumber berbagi praktik baik di
komunitas dan evaluasi oleh kepala sekolah. daerah.
Simpulan Rekomendasi
2. Sebagian besar kepala sekolah (91,60%) dan guru (88,51%) telah memanfaatkan ● PMM perlu didorong untuk lebih dimanfaatkan
PMM. dalam komunitas belajar sebagai sumber belajar
a. Bagi kepala sekolah, PMM diakses terutama untuk mendapatkan informasi bersama.
● Perlu menyediakan sumber belajar yang ada di
mengenai Kurikulum Merdeka dan mendapatkan bahan untuk melakukan
pendampingan pembelajaran bagi guru. Sementara pada guru, PMM lebih dalam PMM dalam versi offline, sehingga
memungkinkan diakses oleh guru ataupun kepala
banyak digunakan untuk menyiapkan pembelajaran dan update perkembangan
Kurikulum Merdeka. sekolah yang mengalami keterbatasan akses
b. PMM dianggap bermanfaat karena menjadi inspirasi untuk meningkatkan maupun infrastruktur.
kapasitas mereka, serta menyajikan contoh dokumen kurikulum maupun praktik
baik dalam pembelajaran.
c. Kepala sekolah dan guru yang belum memanfaatkan PMM beralasan karena
kendala infrastruktur (perangkat dan jaringan internet), belum terbiasa belajar
mandiri melalui aplikasi daring, dan belum ada instruksi dari kepala
sekolah/pengawas/dinas pendidikan.
Simpulan Rekomendasi
3. Sebagian besar kepala sekolah (88,09%) dan guru (72,05%) telah mengikuti seri ● Partisipasi kepala sekolah dan guru dalam seri
webinar Kurikulum Merdeka. webinar menunjukkan bahwa materi yang ada
sudah sesuai dengan kebutuhan mereka.
a. Seri webinar yang paling banyak diikuti kepala sekolah berkaitan dengan seri-
● Perlu meningkatkan sosialisasi kepada kepala
seri awal tentang Struktur Kurikulum Merdeka, KOSP, dan Filosofi Kurikulum
sekolah dan guru yang belum mengetahui seri
Merdeka. Sedangkan guru lebih banyak mengikuti seri webinar mengenai
webinar. Alternatif lain yang dapat dilakukan adalah
praktik pelaksanaan Kurikulum Merdeka dan projek penguatan profil Pelajar
menyediakan rekaman offline untuk mereka yang
Pancasila.
memiliki keterbatasan perangkat dan akses
b. Baik kepala sekolah maupun guru yang tidak mengikuti seri webinar Kurikulum
internet.
Merdeka beralasan karena belum mengetahui adanya seri webinar dan kendala
infrastruktur (kendala perangkat dan jaringan internet).
Simpulan Rekomendasi
4. Hampir setengah dari kepala sekolah dan guru (47,03%), belum mengetahui jika ● Sosialisasi data narasumber berbagi praktik baik
Kemendikbudristek menyediakan daftar narasumber berbagi praktik baik. kepada kepala sekolah maupun guru yang tersedia
di PMM sehingga dapat digunakan oleh sekolah
a. Sebagian dari yang sudah mengetahui daftar narasumber berbagi praktik baik
maupun komunitas belajar di setiap daerah. Jika
telah memanfaatkannya, baik untuk kegiatan di sekolah maupun komunitas
dimungkinkan, daftar narasumber juga disediakan
belajar.
secara offline.
b. Persepsi terhadap narasumber berbagi praktik baik sudah cukup baik,
meskipun terdapat sekitar 8% yang menganggap daftar narasumber dan kontak
mereka tidak mudah didapatkan.
5. Sebagian besar sekolah (71,92%) belum mendapatkan pendampingan ● Manfaat adanya mitra pembangunan dianggap
dari mitra pembangunan. Sekolah yang telah mendapatkan pendampingan menilai positif, sehingga peran ini dapat diluaskan kepada
positif pendampingan dari mitra pembangunan karena mitra pembangunan lebih banyak sekolah.
mendorong inovasi pembelajaran di sekolah dan perubahan paradigma guru ● Perlu evaluasi dan refleksi secara berkala terhadap
dalam mengajar. efektivitas pendampingan mitra pembangunan dan
dukungannya terhadap implementasi Kurikulum
Merdeka.
Simpulan Rekomendasi
6. Sekitar 41% kepala sekolah dan guru belum mengetahui adanya pusat layanan ● Pemerintah perlu lebih mendorong sosialisasi dan
bantuan (helpdesk) yang dapat dimanfaatkan untuk berkonsultasi mengenai informasi mengenai pusat layanan bantuan
implementasi Kurikulum Merdeka. (helpdesk) yang dapat digunakan oleh sekolah
maupun komunitas belajar.
a. Mereka yang mengetahui helpdesk terutama dari media online.
b. Penilaian terhadap helpdesk cukup baik, namun terdapat sekitar 8,41% ● Melakukan evaluasi berkala mengenai pusat
responden yang merasa helpdesk perlu lebih responsif terhadap pertanyaan layanan bantuan (helpdesk), khususnya terkait
yang diajukan. proses bisnis dan kecepatan dalam merespons
pertanyaan-pertanyaan yang masuk.
7. Baru sedikit kepala sekolah dan guru yang memanfaatkan seluruh strategi ● Peran UPT Kemendikbudristek dapat dioptimalkan
pendukung IKM yang disediakan Kemendikbudristek. untuk mendorong pemanfaatan dukungan strategi
implementasi Kurikulum Merdeka sesuai kebutuhan
a. Hanya sekitar 9% kepala sekolah yang telah memanfaatkan keseluruhan
di daerah.
strategi yang disediakan, yaitu komunitas belajar, PMM, seri webinar,
narasumber berbagi praktik baik, mitra pembangunan, dan juga helpdesk.
b. Sebanyak 38,7% guru telah memanfaatkan strategi dukungan yang telah
disediakan oleh Kemdikbudristek, seperti komunitas belajar, PMM, seri webinar,
narasumber berbagi praktik baik, dan helpdesk (kecuali mitra pembangunan,
karena hanya ditanyakan kepada kepsek).
Simpulan Rekomendasi
8. Sebagian guru telah berupaya menerapkan pembelajaran berpusat pada murid. ● Penerapan Kurikulum Merdeka perlu menekankan
pada pembelajaran yang berpusat pada murid,
a. Lebih dari setengah responden guru (52,6%) sudah menindaklanjuti asesmen
terutama dengan menerapkan asesmen awal
awal pembelajaran dengan melakukan pembelajaran berdiferensiasi.
pembelajaran dan pembelajaran berdiferensiasi.
b. Terdapat 24,8% guru yang hanya melakukan salah satunya (asesmen awal
pembelajaran atau pembelajaran diferensiasi), dan 22,6% responden guru
● Sosialisasi, pelatihan, dan pembahasan pada
komunitas belajar perlu difokuskan untuk
lainnya belum keduanya. mendukung penerapan asesmen awal
c. Para kepala sekolah telah mendorong guru-guru mereka menerapkan asesmen pembelajaran dan pembelajaran berdiferensiasi.
awal pembelajaran maupun pembelajaran berdiferensiasi, seperti memantau,
mengevaluasi, memfasilitasi pelatihan, dan mewajibkan guru.
d. Guru yang belum menerapkan pembelajaran berdiferensiasi beralasan karena
keterbatasan waktu, keterbatasan contoh, dan kesiapan belajar siswa di kelas
terlalu beragam.
Terima kasih.
Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi
Terima kasih