Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS

LAPORAN
KEUANGAN
Modul ke:

03 Fakultas ANALISIS VERTIKAL DAN


Ekonomi dan
HORIZONTAL
Bisnis
Program Studi
Akuntansi
DRS.MARSYAF, AK., M. AK.,
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Pendahuluan
Laporan keuangan disusun berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK)
yang telah ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). SAK  memberikan
fleksibilitas bagi manajemen dalam memilih metode maupun  estimasi
akuntansi yang dapat digunakan. Wardhani (2008) menyatakan  fleksibilitas
tersebut akan mempengaruhi perilaku manajer dalam melakukan pencatatan
akuntansi dan pelaporan transaksi keuangan perusahaan.  Kebebasan dalam 
memilih metode ini, dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan laporan
keuangan yang berbeda-beda di setiap perusahaan.

Karena aktivitas perusahaan yang dilingkupi dengan ketidakpastian maka


penerapan prinsip konservatisme menjadi salah satu pertimbangan
perusahaan dalam kaitannya dengan akuntansi dan laporan keuangannya.
Konsep ini mengakui biaya dan rugi lebih cepat, mengakui pendapatan dan
untung lebih lambat, menilai aktiva dengan nilai yang terendah, dan kewajiban
dengan nilai yang tertinggi.

<
← MENU AKHIRI >

• Laporan keuangan merupakan data keuangan dari suatu perusahaan dari suatu
perusahaan sampai seberapa jauh aktivitas perusahaan dan bagaimana tingkat
keberhasilan perusahaan selama satu tahun. Untuk itu Laporan keuangan yang
disajikan perusahaan harus transparan, wajar, mudah dipahami dan dapat
diperbandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
• Laporan keuangan terdiri dari Neraca dan Laporan laba rugi. Neraca adalah laporan
yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal yang dimiliki suatu
perusahaan pada periode tertentu. Neraca ini dapat disusun setiap saat serta
merupakan hasil dari situasi posisi keuangan perusahaan. Laporan Laba Rugi adalah
laporan yang menunjukkan penghasilan dari aktivitas suatu perusahaan pada
periode tertentu.
Agar sebuah usaha bekerja secara efisien dibutuhkan analisis laporan keuangan,
salah satu metode anlisis laporan keuangan adalah analisis horizontal (dinamis) atau
analisis trend yaitu analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan laporan
keuangan untuk beberapa tahun (periode), sehingga dapat diketahui perkembangan
dan kecenderungannya. Analisis ini membandingkan pos yang sama untuk periode
yang berbeda yang bergerak dari tahun ke tahun.

<
← MENU AKHIRI >

2. PENGERTIAN JENIS-JENIS LAPORAN KEUANGAN
1.  Laporan Neraca
Seperti namanya, laporan neraca (balance sheet) berguna untuk menimbang posisi
keuangan perusahaan. Ada sisi kiri untuk Aset dan sisi kanan untuk Kewajiban dan
Ekuitas. Dalam istilah akuntansi kadang-kadang aset disebut sebagai Aktiva, sedang
Kewajiban disebut sebagai Pasiva (atau liabilities). Perlu diperhatikan penggambaran
kiri dan kanan  hanyalah kiasan. Bisa saja laporan aset dilaporkan lebih dulu di posisi
atas, setelah itu laporan kewajiban di bawahnya. Tak usah pusing dengan istilah-istilah
ini. Yang penting kita paham bahwa konsep dasarnya adalah adanya aset (harta yang
dimiliki perusahaan) akan menyebabkan adanya kewajiban (harta yang dimiliki oleh
pemodal dan orang lain).
Ada aturan akuntansi penting yaitu kedua sisi neraca harus bernilai sama. Maka disebut
seimbang (balance). Aturan ini agar kita bisa mengecek di mana letak posisi harta
perusahaan agar bisa dipantau kesehatan keuangannya. Dari neraca inilah orang lain
dapat membaca di mana, kemana, dan kapan keuangan perusahaan berubah.

<
← MENU AKHIRI >

Aset adalah harta yang dimiliki perusahaan, yang terdiri dari: kas atau setara kas, benda tak
bergerak (seperti tanah, gedung) dan juga barang bergerak seperti kendaraan, dan bahkan ada
juga harta non fisik (seperti nilai yang dibayar untuk akuisisi anak perusahaan). Aset juga
meliputi piutang perusahaan, pajak yang sudah dibayar di muka, serta biaya-biaya yang sudah
dibayar di muka. Prinsipnya segala sesuatu yang berniai yang bisa diakui milik perusahaan itulah
disebut aset.
Kewajiban dan Ekuitas menunjukkan asal muasal harta perusahaan berasal. Kewajiban terdiri
dari: hutang perusahaan pada pihak lain, pajak yang belum dibayar, uang muka dari pihak lain,
biaya sewa yang masih berjalan. Ekuitas sendiri menunjukkan hak milik dari pemegang saham
yang terdiri dari dua komponen, yaitu: modal usaha dan nilai laba usaha (atau kerugian usaha).
Prinsipnya segala sesuatu yang kanan, atau Kewajiban dan Ekuitas ini.
Yang dimaksud dengan Neraca adalah laporan yang berisi harta (asset), utang atau kewajiban-
kewajiban pada pihak lain (liebilities) beserta modal (capital) dari suatu perusahaan pada saat
bisa diakui milik pihak lain akan masuk neraca bagian
tertentu. Oleh karena itu Neraca terdiri dari tiga kelompok, yaitu aktiva, kewajiban, dan modal.
Untuk kelompok aktiva di klasifikasikan dari tingkat likuiditasnya (mudah diuangkan).Klasifikasi
untuk aktiva :
a.Aktiva lancar (Current assets) 
b. Aktiva tetap (Fixed assets)

<
← MENU AKHIRI >

Aktiva Lancar
Terdiri dari semua aktiva yang mudah dijadikan uang dalam jangka waktu yang relatif pendek.
Aktiva lancar pada umumnya terdiri dari:
Kas: uang tunai, uang di bank, cek, wesel pos, dan tabungan di bank
Wesel Tagih (Not Receivable): surat janji (promes) yang datang dari seseorang tentang
kesanggupan membayar pada tanggal tertentu. Wesel (promes) ini dapat dijual seketika untuk
dijadikan uang tunai.
Piutang Dagang (Account Receivable): yaitu tagihan kepada para langganan baik perorangan atau
perusahaan sebagai akibat dari kegiatan perusahaan piutang pada umumnya mempunyai jangka
waktu yang tetap sesuai dengan perjanjian.
Persediaan Barang (Merchandise Inventory): terdiri dari barang dagangan yang sengaja dibeli
untuk dijual kembali dalam rangka kegiatan perusahaan.
Perlengkapan Toko (Store Sapplies): yaitu semua perlengkapan toko seperti kertas pembungkus,
peti-peti kemasan, karton dan sebagainya.
Perlengkapan Kantor (Office Supplies): terdiri dari alat-alat tulis seperti kertas tik, kertas stensil,
pensil, amplop, blanko-blanko surat, dan sebagainya.
Biaya-biaya yang dibayar di muka (Prepaid Expence): yaitu seluruh biaya-biaya yang telah dibayar
lebih dahulu walaupun belum masanya. Karena biaya ini telah dibayar di muka, maka kita
mempunyai tagihan. Contoh: uang muka sewa.

<
← MENU AKHIRI >

Aktiva Tetap (Fixed/PlantAssets)
Terdiri dari aktiva yang sifatnya relatif tetap dan mempunyai jangka waktu perputaran lebih dari satu tahun. Aktiva ini dapat
berwujud atau tidak berwujud. Adanya aktiva tetap ini untuk menjalankan aktivitas perusahaan bukan untuk dijual. Termasuk
di dalamnya antara lain:
Peralatan Kantor (Office Equipment): uaitu peralatan kantor yang tahan lama 
seperti: meja, kursi, lemari arsip, mesin tik dan peralatan lainnya.
Alat Pengangkut (Delivery Equipment): sarana perusahaan yang dipakai untuk mengangkut barang seperti: truk, gerobak, dan
sebagainya.
Gudang (Building): yaitu bangunan perusahaan baik untuk tempat usaha seperti toko atau kantor.
Mesin-mesin (Machinery): yaitu mesin-mesin untuk memperoduksi barang seperti mesin cetak, mesin pintal, tenun, dan
sebagainya.
Tools (alat-alat): ialah alat-alat untuk menjalankan perusahaan misalnya kunci, catok, dongkrak dan sebagainya.
Inilah kelompok yang termasuk akun harta, perusahaan semakin besar, semakin banyak kelompok harta baik harta lancar atau
harta tetap. Pasiva (liabilities) adalah kewajiban perusahaan yang harus dibayar kepada pihak ketiga (kreditur). Pasiva
(liabilities) sesuai dengan jangka waktu atau umurnya dibagi dalam:
Utang jangka pendek (current liabilities)
Utang jangka pendek, yaitu utang yang harus segera dilunasi, paling lambat umur dari utang ini satu tahun. Yang termasuk
utang jangka pendek di antaranya:
a)      Utang Wesel/Wesel Bayar: yaitu wesel yang harus kita bayar kepada pihak lain yang pernah kita berikan kepadanya.
Biasanya umur utang wesel adalah 30 hari, 60 hari, atau 90 hari.
b)       Utang Dagang (Account Payable): utang kepada rekanan (supplier) yaitu utang dalam rangka kegiatan perusahaan, atau
utang ini terjadi karena membeli barang yang belum dibayar.
c)      Biaya-biaya yang harus dibayar: yaitu biaya-biaya yang belum kita lunasi dalam periode pembukuan tertentu. Misalnya
utang gaji, utang upah dan utang-utang biaya lainnya.

<
← MENU AKHIRI >

1. Utang jangka panjang (long term liabilities)
Utang jangka panjang (long term liabilities), yang termasuk utang ini adalah semua utang yang
pembayarannya relatif lama. Seperti utang obligasi (bond payable), utang hipotek (mortage payable),
dan sebagainya. Komponen terakhir dari pasiva adalah modal (capital). Modal/capital diperoleh dari
selisih atau nilai lebih assets dengan liabilities. Nilai lebih ini merupakan hak dari pemilik perusahaan.
Secara teknis urutan penyusunan Neraca adalah sebagai berikut:
a)      Menuliskannama perusahaan.
b)      Menuliskan jenis laporan, dalam hal ini Neraca.
c)      Menuliskan saat keadaan keuangan perusahaan itu dilaporkan, misalnya tanggal, bulan dan
tahun tertentu.
d)     Menyajikan aktiva, kewajiban dan modal disusun sesuai dengan ketentuan, dan prinsip-prinsip
akuntansi Indonesia.
Penyusunan Neraca dapat dilakukan dalam 2 cara:
Bentuk laporan (Staffel)
Bentuk Scontro
Sumber penyusunan Neraca diambil dari kertas kerja lajur Neraca dengan ketentuan sebagai berikut:
a)        untuk aktiva berada di lajur Neraca sebelah debet.
b)         untuk kewajiban datanya di lajur Neraca sebelah kredit.
c)        untuk modal diambil dari modal akhir hasil laporan perubahan modal.

<
← MENU AKHIRI >

2. Laporan Laba/Rugi (Income Statement)
Seperti namanya, laporan ini mengungkap bagaimana kinerja perusahaan, apakah menghasilkan keuntungan atau
kerugian. Di dalam laporan ini kita dapat melihat jumlah pendapatan bersih (net revenues/sales), serta biaya
(beban) untuk mewujudkan penjualan tersebut baik berupa bahan baku dan biaya utama lainnya. Setelah dikurangi
beban pokok inilah akhirnya kita bisa membaca yang namanya laba kotor (gross profit/income). Laba kotor
artinya laba yang diperoleh dari hasil operasi penjualan sebelum dikurangi biaya-biaya lain yang tidak berhubungan
dengan penjualan. Dari sana kita bisa tahu biaya administrasi untuk menjalankan perusahaan, biaya pemasaran,
dll. Setelah dikurangi biaya rutin perusahaan inilah maka kita akan mendapatkan yang namanya laba
usaha (operating income). Tapi nilai ini belum dipotong oleh pajak, biaya laba/rugi kurs dll. Setelah dikurangi
biaya pajak dan kurs inilah maka kita akan mendapatkan nilai akhir yang bernama laba bersih (net income).
Angka inilah yang merupakan keuntungan/kerugian perusahaan. Nilai akhir dari laba bersih inilah yang kemudian
bisa diatribusikan kepada pemegang saham. Dalam laporan ini biasanya kita juga bisa mendapatkan data laba
bersih per saham. Seandainya ada perusahaan yang tidak mencantumkan angka ini, bisa kita hitung sendiri
dengan cara membagi laba bersih dengan jumlah saham beredar.
Laporan laba/rugi menggambarkan sumber-sumber penghasilan yang diperoleh perusahaan dalam menjalankan
usahanya, dan jenis-jenis beban yang harus ditanggung perusahaan. Jadi, laporan laba/rugi adalah laporan yang
menunjukkan pendapatan dan beban pada akhir periode akuntansi.
Laporan laba rugi atau perhitungan laba rugi dapat disajikan dalam dua bentuk, yaitu sebagai berikut.
      a.      Bentuk Langsung (Single Step)
Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk single step dilakukan dengan menjumlahkan semua pendapatan
menjadi satu, demikian pula bebannya. Setelah itu dicari selisihnya untuk mengetahui laba dan rugi.
      b.      Bentuk Bertahap (Multiple Step)
Penyajian laporan laba/rugi dengan bentuk multiple step dilakukan dengan memisahkan antara pendapatan usaha
dan pendapatan di luar usaha, serta memisahkan pula antara beban usaha dan beban di luar usaha. Setelah itu
mencari selisihnya sehingga akan diperoleh laba atau rugi bersih

<
← MENU AKHIRI >

3. Laporan Perubahan Ekuitas/Modal (Capital Statement)
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang menunjukkan
adanya perubahan modal yaitu dari modal awal menjadi modal akhir. Hal-
hal yang perlu diperhitungkan atau yang memengaruhi dalam
penyusunan laporan perubahan modal antara lain:
a. besarnya modal awal periode,
b. adanya laba atau rugi usaha,
c. adanya pengambilan pribadi pemilik atau prive,
d. adanya investasi tambahan dari pemilik,
e. besarnya modal akhir periode.
Laporan perubahan modal hanya lazim berlaku dibuat pada perusahaan
perseorangan, persekutuan atau firma, dan CV. Sementara itu, untuk
perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) istilah untuk laporan
perubahan modal adalah laporan laba ditahan (returned earning
statement).s

<
← MENU AKHIRI >

4. Laporan Arus Kas
Inilah laporan penting lain yang berguna sebagai mekanisme kontrol apakah pelaporan laba/rugi atau
neraca tadi benar. Seperti kita ketahui, kalau ada penjualan barang kepada perusahaan lain, biasanya
perusahan tidak langsung menerima dana yang bisa dimasukkan kas, tetapi transaksi penjualan ini
akan dimasukkan dalam posisi akuntansi. Inilah gunanya laporan arus kas, di sini kita bisa mengontrol
apakah penjualan menghasilkan kas atau tidak. Dalam laporan arus ini ada tiga macam laporan utama
berikut:
Arus kas dalam aktivitas operasi, berupa penerimaan/pengeluaran uang yang didapat dari jual/beli
barang atau jasa, juga pembayaran kas untuk pemasok, karyawan, dll.
Arus kas dalam aktivitas investasi, berupa penerimaan/pengeluaran uang dari komponen yang
dianggap sebagai unsur investasi. Unsur yang dianggap investasi biasanya kegiatan keuangan lain
guna mendapatkan imbal balik baik langsung atau tidak langsung. Kegiatan investasi misalnya
pembelian tanah, pembangunan pabrik, atau juga penyertaan modal di perusahaan lain.
Arus kas dalam aktivitas pendanaan, berupa penerimaan/pengeluaran uang dari komponen yang
dianggap sebagai pendanaan (financing). Suatu misal perusahaan bisa menjual barang kepada
perusahaan lain, seluruh stok habis, tapi sayangnya pembayaran baru selesai tiga bulan berikutnya.
Maka perusahaan melakukan operasi pendanaan (baca: hutang ke bank) untuk mendapatkan kas
segar guna membiayai produksi dan menyediakan stok guna penjualan berikutnya. Seiring
perusahaan mendapatkan pembayaran maka mereka bisa membayar kepada bank yang masuk
dalam operasi investasi ini.
Laporan arus kas ini penting sekali agar kita bisa paham posisi keuangan dalam kondisi yang
sebenarnya, yaitu perputaran uang yang sesungguhnya, bukan posisi keuangan dalam pos akuntansi.

<
← MENU AKHIRI >

3. METODE DAN TEKNIK ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik
analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat
adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal.
Dalam praktiknya, terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang
biasa dipakai, yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Vertikal (Statis)
Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu
periode pelaporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada,
dalam satu periode.
2. Analisis Horizontal (Dinamis)
Analisis Horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan
laporan keuangan untuk beberapa periode dari hasil analisis ini akan terlihat
perkembangan perusahaan dari periode yang satu keperiode yang lain.

<
← MENU AKHIRI >

Teknik analisis merupakan alat analisa yang digunakan untuk mengukur
hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan,sehingga
dapat diketahui perubahan dari masing-masing pos bila dibandingkan
dengan laporan keuangan dari beberapa periode untuk satu
perusahaan teretntu. Menurut Kasmir (2012:70) teknik analisis yang
digunakan dalam analisis laporan keuangan, yaitu:
1. Analisis Perbandingan Antara Laporan Keuangan
2. Analisis Trend
3. Analisis Persentase Per Lomponen
4. Analisis Sumber Dan Penggunaan Dana
5. Analisis Sumber Dan Penggunaan Kas
6. Analisis Rasio
7. Analisis Kredit
8. Analisis Laba Kotor
9. Analisis Titik Pulang Pokok atau titik impas (Break even point)

<
← MENU AKHIRI >

4. PERBEDAAN ANALISIS VERTIKAL DAN ANALISIS
HORIZONTAL
Pertama, analisis vertikal membandingkan pos yang satu dengan yang lain
dalam satu periode sedangkan pada analisis horizontal membandingkan
dengan pos yang sama pada periode yang berbeda. kedua, total angka pos-pos
yang dibandingkan pada analisis vertikal bila dikumulatifkan sbesar 100%,
sedangkan pada analisis horozontal, periode pembanding ditetapkan sebesar
100% sehingga angka pada periode yang dibandingkan bisa diatas atau
dibawah 100%. ketiga, dari sisi tujuannya analisis vertikal diaplikasikan untuk
mengetahui kontribusi masing-masing pos terhadap angla total, sedangkan
pada analisis horizontal digunakan dengan tujuan untuk mengetahui perubahan
dan perkembangan masing-masing pos. oleh karena itu analisisi horizontal
sering juga disebut sebagai analisis tren (trend analysis)

<
← MENU AKHIRI >

5. KESIMPULAN
Laporan keuangan (financial statement) adalah hasil akhir dari akuntansi yang merupakan
suatu ringkasan transaksi keuangan. Laporan keuangan disajikan dengan maksud memberikan
informasi mengenai posisi harta, utang, dan modal serta perolehan laba atau rugi yang
menunjukkan hasil aktivitas yang terjadi dalam rumah tangga perusahaan dan membantu
pimpinan dalam pengambilan keputusan.
Seperti dalam perusahaan jasa, pada umumnya laporan keuangan yang disusun dalam
perusahaan dagang meliputi:
1. laporan laba/rugi,
2. laporan perubahan modal,
3. neraca,
4. laporan arus kas
Analisis Horizontal
Analisis horizontal dilakukan dengan cara jumlah setiap akun laporan keuangan tahun berjalan
dibandingkan dengan akun yang sama pada periode sebelumnya untuk mengetahui kenaikan
atau penurunan yang terjadi pada akun tersebut. Kenaikan atau penurunan tersebut dibagi
dengan akun periode sebelumnya dan dikali dengan seratus persen untuk mengetahui
persentase kenaikan atau penurunan pada akun tersebut dan kenaikan atau penurunan jumlah
pos dihitung sebagai persentase kenaikan atau penurunan.

<
← MENU AKHIRI >

Analisis Vertikal
Analisis Vertikal menitikberatkan pada hubungan financial antar pos –
pos laporan keuangan satu periode. Dalam analisis vertikal terhadap
neraca, masing – masing pos aktiva dinyatakan sebagai persen dari
total aktiva. Masing – masing pos kewajiban dan ekuitas pemilik
dinyatakan sebagai persen dari total kewajiban dan ekuitas pemilik.
Dalam analisis vertikal terhadap laporan laba-rugi, masing – masing
pos dinyatakan sebagai persen dari total pendapatan atau penghasilan.
Dari analisis horizontal tersebut kenaikan pendapatan penjualan adalan
trend yang baik yang mungkin disebabkan oleh penambahan investasi.
Tetapi hal ini tidak diimbangi oleh kenaikan laba tahun berjalan, karena
beban-beban usaha mengalami kenaikan dalam persentase yang
besar.

<
← MENU AKHIRI >

Daftar Pustaka
Subramanyam, K.R, dan John J.Wild. 2010. Analisis Laporan Keuangan.Jakarta:Salemba
Empat

<
← MENU AKHIRI
Terima Kasih
DRS.MARSYAF, AK.M. AK, CA

Anda mungkin juga menyukai