Anda di halaman 1dari 9

Perusahaan Ekspor

Indonesia (PT. Denso)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5 :


MAHRIFHA DHEANTY 201610180311061
JHODI YOSA P. 201610180311001
SITI NURUL FATIMAH 201610180311003
MAIMUNATUS ZAHROH 201610180311037
EKA YUNI AYUSTINA P. 201610180311058
JEBRILLIANSYAH DWI CAHYA 201610180311077
MOHAMMAD FATHIR HASAN 201610180311088
Sejarah PT. Denso Indonesia

PT Denso Indonesia adalah salah satu perusahaan Penanaman Modal


Asing (PMA) yang bergerak dibidang manufaktur komponen otomotif
yang terletak di kawasan Sunter, Jakarta Utara. Perusahaan asal negara
Jepang ini didirikan sejak 12 Mei 1975 silam setelah mendapatkan lisensi
dari Departemen Perindustrian, namun baru memulai operasinya pada
tanggal 1 Februari 1978.
PT Denso Indonesia bergerak sebagai produsen, importir dan sekaligus
eksportir komponen otomotif. Semakin bertambahnya waktu, PT Denso
Indonesia mulai mengembangkan sayapnya dengan mendirikan satu
pabrik lagi di kawasan industri Cibitung, Bekasi pada tahun 1995. Tidak
berhenti sampai disitu, bulan Mei 1997 PT Denso Indonesia mendirikan satu
anak perusahaan yang bernama PT Hamaden Indonesia. PT Hamaden
Indonesia adalah anakan PT Denso Indonesia yang berkonsentrasi untuk
memproduksi Horn
Pada tahun 2004, yang semula perusahaan ini bernama PT Denso Indonesia
Corporation saat awal berdiri, berganti nama menjadi PT Denso Indonesia hingga
saat ini. Pada November 2004 mendirikan satu anak perusahaan lagi yaitu, PT
Denso Sales Indonesia yang menangani pemasaran dan penjualan komponen
otomotif.
Prosedur Ekspor pada PT Denso
Indonesia
Proses ordering ke PT Indonesia hanya melalui website / email dari
importir. Untuk proses pendistribusian dokumen melalui email kepada
masing –masing staf antar divisi dalam PT Denso Indonesia.
Berikut ini adalah serangkaian prosedur ekspor pada PT Denso Indonesia :
1. Staff Production Control (PC) menerima purchase order dari importir
melalui website / email.
2. Staf PC melakukan input order ke sistem CIGMA (Computer
Integrated for Manufacturing).
3. Staf PC membuat jadwal ekspor untuk diserahkan ke bagian produksi
agar bisa memperhitungkan waktu produksi.
4. Staf PC membuat SIL (Shipping Instruction List) lalu
mendistribusikannya ke bagian Inventory, Distribusi dan EXIM.
6. Pembuatan SI (Shipping Instruction) untuk Shipping Line / Freight Forwarder via
email/website guna pemesanan ruang di kapal atau pesawat yang akan
mengangkut barang ekspor dari PT Denso Indonesia.
7. Staf Exim meminta konfirmasi jadwal keberangkatan kapal / pesawat dari
Shipping Line atau Freight Forwarder terkait via email / telepon.
8. Memberitahukan jadwal pengambilan barang (Pick Up) oleh Agent ke bagian
PC agar mempersiapkan barang yang akan diekspor.
9. Proses stuffing barang ke kontainer.
10. Kapal berangkat, untuk term of delivery PT Denso menggunakan term FOB
(Free on Board). Freight Forwarder menerbitkan draft B/L untuk ditinjau ulang
oleh staf Exim sebelum diterbitkan B/L asli.
11. Pembayaran barang yang diekspor biasanya 60 hari setelah tanggal Bill of
Lading melalui Telegraphic Transfer.
Dokumen Ekspor pada PT Denso
Indonesia
Pada dasarnya, dokumen ekspor PT Denso Indonesia hanya delapan
macam dokumen. Berikut ini kedelapan dokumen tersebut :
1. Invoice
2. Packing List
3. Case Mark
4. Shipping Instruction
5. Persetujuan Ekspor Barang (PEB)
6. Bill of Lading
7. Certificate of Origin / Surat Keterangan Asal
8. Laporan Pemeriksaan Bea dan Cukai (LPBC)
Kendala yang sering dialami
dalam proses ekspor PT Denso
Indonesia
1.Kerusakan mesin produksi.
Kerusakan mesin yang bisa terjadi sewaktu-waktu menjadi kendala utama
yang menghambat proses produksi di PT Denso Indonesia.
2. Adanya “no good quality”.
“No good quality” atau mutu barang yang tidak sesuai dengan standar
produk yang seharusnya ini sangat menghambat laju proses produksi, ini bisa
terjadi karena pada saat produksi para karyawan kurang konsentrasi dalam
bekerja.
3. Shipping Instruction List tidak sesuai dengan Packing List/Invoice.
SIL yang tidak sesuai dengan P/L / Invoice ini bisa terjadi karena adanya
‘no good quality’ yang menyebabkan jumlah barang tidak sesuai dengan
permintaan buyer ataupun karena adanya kesalahan pada saat pembuatan
dokumen, misalnya ada huruf yang salah ketik saat pembuatan dokumen.
4. Space di kapal penuh.
Hal ini mungkin terjadi karena keterlambatan waktu booking space, karena proses
booking biasanya melalui e-mail, website,maupun via telepon
5. Aksi unjuk rasa oleh masyarakat ataupun pekerja dari perusahaan lain.
Kendala yang terjadi akibat adanya aksi unjuk rasa ini sulit untuk dihindari, ini
berpengaruh terhadap proses pengiriman barang ke pelabuhan menjadi terlambat
untuk memasuki kawasan pelabuhan.
Sekian
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai