Anda di halaman 1dari 45

PROGRAM

BANGGA KENCANA

BALAI DIKLAT PATI


ARAH KEBIJAKAN PROGRAM BANGGA KENCANA 2020-2024

Visi
Terwujudnya Penduduk
Tumbuh Seimbang dan
Berkualitas Misi
Strategi 1. Mengendalikan kuantitas penduduk secara
berkelanjutan
1. Pengarusutamaan kependudukan 2. Menyelenggarakan keluarga berencana dan
2. Peningkatan akses dan kualitas KB dan KR kesehatan reproduksi secara komprehensif
3. Pemberdayaan keluarga dan anggota keluarga 3. Menyelenggarakan pembangunan keluarga yang
4. Peningkatan kepedulian dan peran serta mitra holistik integratif sesuai siklus hidup
kerja, keluarga dan masyarakat 4. Membangun kelembangaan, jejaring kemitraan
5. Penyediaan data dan informasi kependudukan dan peran serta masyarakat dalam pengelolaan
dan keluarga yang berkualitas kependudukan, KBKR serta pembangunan
6. Peningkatan kapabilitas SDM keluarga
LATAR BELAKANG
 Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) Tahun 2020-2024, BKKBN diberi mandat untuk
berkontribusi secara langsung terhadap 2 (dua) dari 7
(tujuh) agenda Pembangunan/Prioritas Nasional (PN) pada
RPJMN IV 2020-2024,
 yaitu untuk “Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM)
Berkualitas dan Berdaya Saing”, serta mendukung
“Revolusi Mental dan Pembangunan Kebudayaan”. Dalam
PN Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) Berkualitas
dan Berdaya Saing, BKKBN berperan dalam 3 Program
Prioritas (PP); 1) Perlindungan Sosial dan Tata Kelola
Kependudukan, 2) Penguatan Pelaksanaan Perlindungan
Sosial, dan 3) Peningkatan akses dan mutu pelayanan
kesehatan
DEFINISI Suatu upaya meningkatkan
PRO PN kesehatan ibu, anak, keluarga
berencana dan kesehatan
reproduksi melalui proyek
Promosi dan
prioritas peningkatan kualitas
Konseling
pelayanan KB, Promosi, dan
Kesehatan
Konseling Kesehatan
Reproduksi
Reproduksi yang berbasis
Berbasis
Komunitas
Komunitas
1. Kelompok Kegiatan
BKB/BKR/BKL/PIK-R/UPPKS) di
Sasaran BKKBN

PRO PN 2. Kelompok Kegiatan


di Kementerian/Lembaga lain
PROYEK PRIORITAS NASIONAL

Output
Output Provinsi Promosi dan
Pusat konseling
Kesehatan
Peningkatan
Pemenuhan Reproduksi melalui
Pembinaan
Ketersediaan Alokon di Program KKBPK Kelompok Kegiatan
Faskes bagi POKJA berbasis Komunitas
Kampung KB

1 2 3 4 5 6

Pemenuhan Penguatan Peran PIK


Keluarga yang Remaja dan BKR dalam
Ketersediaan memiliki Balita edukasi Kespro dan Gizi
Alokon terpapar 1000 bagi Remaja putri sebagai
calon ibu
HPK
PAYUNG HUKUM
UU RI NOMOR 52 TAHUN 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

Pasal 48:
Pasal 47:
Kebijakan pembangunan keluarga melalui pembinaan ketahanan dan
(1) Pemerintah dan kesejahteraan keluarga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47
pemerintah daerah dilaksanakan dengan cara:
menetapkan
a. Peningkatan kualitas anak dengan pemberian akses informasi,
kebijakan pendidikan, penyuluhan, dan pelayanan tentang perawatan, pengasuhan
pembangunan keluarga dan perkembangan anak;
melalui pembinaan b. Peningkatan kualitas remaja dengan pemberian akses informasi,
ketahanan dan pendidikan, konseling, dan pelayanan tentang kehidupan berkeluarga;
kesejahteraan c. Peningkatan kualitas hidup lansia agar tetap produktif dan berguna bagi
keluarga. keluarga dan masyarakat dengan pemberian kesempatan untuk berperan
dalam kehidupan keluarga;
(2) Kebijakan sebagaimana
dimaksud pada ayat d. Pemberdayaan keluarga rentan dengan memberikan perlindungan dan
bantuan untuk mengembangkan diri agar setara dengan keluarga lainnya;
(1)
e. Peningkatan kualitas lingkungan keluarga;
dimaksudkan untuk
mendukung keluarga f. Peningkatan akses dan peluang terhadap penerimaan informasi dan
agar dapat sumber daya ekonomi melalui usaha mikro keluarga;
melaksanakan fungsi g. Pengembangan cara inovatif untuk memberikan bantuan yang lebih
keluarga secara efektif bagi keluarga miskin; dan
optimal. h. Penyelenggaraan upaya penghapusan kemiskinan terutama bagi
perempuan yang berperan sebagai kepala keluarga.
PAYUNG HUKUM :
UU RI NOMOR 52 TAHUN 2009
Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga

BAGIAN KEENAM :Pasal 46 PERENCANAAN KEPENDUDUKAN


1. Perencanaan kependudukan dilakukan pada lingkup nasional,provinsi dan
kab/kota dengan periode jangka menengah dan/atau jangka Panjang
2. Perencanaan kependudukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan
untuk menghasilkan rencana strategis untuk pengelolaan kuantitas,kualitas
dan mobilitas penduduk
3. Rencana strategis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib diintegrasikan
dan diimplementasikan kedalam system perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi pembangunan daerah dan sectoral
Paragraf 2 : Pasal 20 : Keluarga Berencana
Untuk mewujudkan penduduk tumbuh seimbangbdan keluarga berkualitas,
pemerintah menetapkan kebijakan keluarga berencana melalui
penyelenggaraan program KB
Kebijakan KB sebagaimana dimaksud dalam pasal 20 dilaksanakan untuk
membantu Calon atau Pasangan Suami istri dalam mengambil keputusan dan
mewujudkan hak reproduksi secara bertanggungjawab tentang 7

- Usia ideal perkawinan, usia ideal untuk melahirkan, jumlah ideal anak, jarak
ideal kelahiran anak dan penyuluhan Kesehatan reproduksi.
3 PILAR PROGRAM BANGGA KENCANA

Kependudukan
• Meningkatkan • Pengaturan jumlah dan jarak
Ketahanan dan kelahiran melalui kesertaan ber-KB
• Pengendalian
Kesejahteraan • Promosi dan Konseling Kesehatan
Keluarga penduduk
• Pembangunan Reproduksi
berwawasan
kependudukan Keluarga
Pembangunan Berencana (KB)
Keluarga dan Kespro
PROGRAM
PEMBANGUNAN
KELUARGA
MANFAAT INDEKS PEMBANGUNAN KELUARGA
(iBangga)

 Mengukur keberhasilan pembangunan


keluarga
 Menentukan level pembangunan
keluarga suatu wilayah
 Mengidentifikasi permasalahan kualitas
keluarga di tingkat keluarga (by name by
address)
 Bahan untuk menyusun kebijakan keluarga
melalui program/kegiatan yang dibutuhkan
oleh keluarga di daerah sesuai dengan
permasalahan yang ditemukan
 Dapat dijadikan target pembangunan suatu
wilayah, sehingga angka iBangga
merupakan kunci dari keberhasilan
pembangunan.
IMPLEMENTASI Indeks Pembangunan Keluarga

No Variabel Intervensi

1 Selama 6 bulan terakhir, setiap anggota keluarga (usia 10 tahun ke atas) Meningkatkan kualitas pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran
menjalankan ibadah secara rutin sesuai dengan tuntunan agama atau agama
kepercayaan yang dianut

2 Keluarga memiliki buku/akta nikah yang disahkan oleh pejabat Meningkatkan angka kepemilikan buku/akta nikah
yang berwenang

3 Setiap anak (usia 0- 17 tahun) dalam keluarga memiliki akta lahir Meningkatkan angka kepemilikan akta lahir
yang disahkan oleh pejabat yang berwenang

4 Setiap anggota keluarga memiliki kartu jaminan kesehatan Meningkatkan akses dan manfaat asuransi kesehatan dan kartu jaminan
(pemerintah/swasta) kesehatan

5 Selama 6 bulan terakhir, terdapat konflik : a)Tanpa tegur sapa; b) Pisah Pembinaan keluarga harmonis
ranjang antara suami dan istri; c) Anggota keluarga pergi dari rumah/minggat;
d) Kekerasan dalam rumah tangga antar anggota keluarga

6 Keluarga mengalami cerai hidup Upaya pencegahan perceraian keluarga

7 Selama 6 bulan terakhir, terdapat paling sedikit 1 (satu) anggota keluarga Program peningkatan pendapatan keluarga melalui kewirausahaan
memiliki sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan pokok per bulan.

8 Selama 6 (enam) bulan terakhir, setiap anggota keluarga makan Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan pangan
“makanan beragam” (makanan pokok, sayur/buah dan lauk) paling secara mandiri, misalnya kebun hidroponik, ternak lele, dll
sedikit 2 (dua) kali sehari

9 Keluarga tinggal dalam rumah layak huni Melaksanakan pembangunan Rumah Layak Huni (RLH)
IMPLEMENTASI Indeks Pembangunan Keluarga (Lanjut…)

No Variabel Intervensi
10 Keluarga memiliki tabungan/simpanan yang dapat Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam meningkatkan
digunakan sewaktu-waktu untuk memenuhi kebutuhan aset dan gerakan menabung
pokok dalam 3 (tiga) bulan kedepan

11 Setiap anggota keluarga yang saat ini berusia sekolah Meningkatkan partisipasi anak usia sekolah (7-18 tahun)
tidak ada yang putus sekolah di SD/Sederajat sampai
dengan SLTA/sederajat)

12 Selama 1 (satu) bulan terakhir, terdapat anggota keluarga Meningkatkan kesehatan keluarga melalui Gerakan
yang sakit 4 (empat) hari berturut-turut sehingga Keluarga Sehat atau Gerakan Masyarakat Sehat (Germas)
meninggalkan aktifitas

13 Keluarga memiliki akses informasi dari media online Meningkatkan akses masyarakat terhadap media online
(internet)
14 Selama 6 bulan terakhir, setiap anggota keluarga Meningkatkan kualitas interaksi bersama keluarga (contoh:
memiliki waktu untuk berinteraksi setiap hari Gerakan 18.21 yaitu Gerakan mematikan HP dari jam 18
s.d. 21.00 atau Gerakan kembali ke meja makan)

15 Selama 6 bulan terakhir, pengasuhan anak dilakukan Meningkatkan peran ayah dalam pengasuhan
bersama antara suami dan istri

16 Selama 6 bulan terakhir, keluarga pernah berekreasi Meningkatkan kualitas kebersamaan keluarga
bersama di luar rumah

17 Selama 6 bulan terakhir, minimal 1 (satu) orang anggota Meningkatkan partisipasi aktif keluarga di lingkungan
keluarga ikut serta dalam kegiatan sosial / gotong royong sekitar
ISU STRATEGIS
 Pernikahan usia anak

 Dalam laporan "Perkawinan Usia Anak di Indonesia" yang dikeluarkan Badan


Pusat Statistik (BPS) dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) pada Januari
2017 terdapat 20 provinsi dengan prevalensi perkawinan usia anak yang lebih
tinggi dibanding angka nasional (22,8 persen). Prevalensi atau angka kejadian
pernikahan anak lebih banyak terjadi di perdesaan dengan angka 27,1 persen,
dibandingkan dengan di perkotaan (17,1 persen). Permasalahan lain,
perkawinan anak di bawah usia 15 tahun tidak mencerminkan prevalensi yang
sesungguhnya, karena banyak perkawinan disamarkan sebagai perkawinan anak
perempuan di atas 16 tahun. Perkawinan anak juga akan berdampak besar
pada generasi yang selanjutnya yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan.
Keadaan ekonomi rendah akan mengakibatkan sulitnya akses terhadap fasilitas
penunjang keterampilan dan pendidikan, akses terhadap pelayanan kesehatan,
pangan dan gizi serta akses terhadap lingkungan tempat tinggal yang kondusif.


PERKAWINAN ANAK

3,707

3,275
3,186 3,176

2016 2017 2018 2019


3.186 3.176 3.275 3.707
ISU STRATEGIS
3. Isu Strategis terkait membangun kebudayaan dan karakter bangsa;
 a. Tingkat pemahaman terhadap fungsi keluarga rendah

 Survei Kinerja Akuntabilitas Program (SKAP) 2018 memberikan


informasi bahwa hanya 38 persen keluarga di Indonesia yang
disurvei yang memiliki pemahaman dan kesadaran mengenai
delapan fungsi keluarga. Kedelapan fungsi keluarga itu adalah 1)
Fungsi Agama; 2) Fungsi Sosial Budaya; 3) Fungsi Cinta dan Kasih
Sayang; 4) Fungsi Perlindungan; 5) Fungsi Reproduksi; 6) Fungsi
Sosialisasi dan Pendidikan; 7) Fungsi Ekonomi, dan 8) Fungsi
Pembinaan Lingkungan (Peraturan Pemerintah No: 87 Tahun 2024
tentang Perkembangan Kependudukan, Pembangunan Keluarga,
KB dan Sistem Informasi Keluarga).

8 FUNGSI KELUARGA

1. FUNGSI AGAMA, membentuk generasi masyarakat yang agamis,


beriman, dan percaya terhadap keberadaan Tuhan Yang Maha Esa.

2. FUNGSI SOSIAL BUDAYA, penanaman pola tingkah laku berhubungan


dengan orang lain (sosialisasi).

3. FUNGSI CINTA KASIH, menciptakan suasana cinta dan kasih saying


dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.

17
4. FUNGSI PERLINDUNGAN, tempat berlindung bagi anggota
keluarganya

5. FUNGSI REPRODUKSI, mempertahankan generasi, tempat


mengembangkan fungsi reproduksi secara menyeluruh,
pendidikan seksualitas bagi anak, mengatur reproduksi sehat
dan terencana.

6. FUNGSI SOSIALISASI DAN PENDIDIKAN,


menyosialisasikan tentang nilai, norma, dan cara untuk
berinteraksi dengan orang lain, mengajarkan baik-buruk,
benar-salah

18
7. FUNGSI EKONOMI, Keluarga sebagai tempat membina dan
menanamkan nilai-nilai perencanaan keuangan keluarga
antara lain hemat, teliti, disiplin, ulet

8. FUNGSI LINGKUNGAN, Keluarga berperan mendorong


remaja agar memiliki sikap dan perilaku peduli pada
lingkungan yang bersih dan sehat

19
ISU STRATEGIS

 d. Prevalensi stunting masih tinggi

 Stunting (gagal tumbuh) merupakan ancaman utama terhadap kualitas


Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia, juga ancaman terhadap
kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak yang gagal
tumbuh akan mengalami gangguan pertumbuhan fisik maupun otak yang
tentunya akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di
sekolah, serta produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif. Upaya
penurunan Stunting menjadi salah satu program prioritas Nasional (Pro
PN), dimana BKKBN turut berkontribusi dalam pencegahan stunting
melalui promosi 1000 Hari Pertama Kehidupan (100 HPK) kepada
keluarga yang memiliki Baduta.
Stunting
 Anak-anak yang masuk kategori stunting telah
mengalami malnutrisi kronis pada awal kehidupan
mereka karena:
 infeksi berulang,
 pemberian makan yang buruk, dan
 nutrisi yang tidak mencukupi
 Sebagai akibatnya akan menghambat bayi dan
anak kecil untuk mendapatkan nutrisi yang
diperlukan untuk berkembang.
 +20% dari stunting mulai dalam kandungan karena
ibu nutrisinya buruk
 Makanan tak bernutrisi padahal dibutuhkan untuk
mendukung pertumbuhan dan perkembangan di
kandungan
ISU STRATEGIS

d. Rendahnya pemahaman remaja tentang kesehatan reproduksi dan


penyiapan kehidupan berkeluarga
 Kesehatan Reproduksi Remaja merupakan topik yang perlu diketahui
oleh masyarakat khususnya para remaja agar mereka memiliki informasi
yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada
disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan remaja memiliki
sikap dan perilaku yang bertanggung jawab mengenai kesehatan
reproduksi. Kurangnya sosialisasi dan edukasi kesehatan reproduksi
dapat memicu terjadinya hal-hal yang tak diinginkan, diantaranya
terkait penyakit seksual menular, kehamilan tidak diinginkan, hingga
aborsi yang dapat mengakibatkan morbiditas bahkan mortalitas. Angka
kelahiran umur 15-19 tahun (Age Specific Fertility Rate/ASFR) juga
masih relative tinggi, meskipun mengalami penurunan dari tahun ke
tahun.
Materi Proyek Prioritas Nasional (Pro PN)
“Penyiapan Perencanan Berkeluarga Bagi Remaja”

KESEHATAN REMAJA

PERENCANAAN KELUARGA

 Kesiapan Berkeluarga
 Tugas Perkembangan dan Fungsi
Tindakan
Kesehatan
Berbahaya
Pubertas
Perilaku Beresiko
Seksualitas
Reproduksi
dan Gizi Remaja Keluarga
 Pengasuhan Keluarga Sehat
ISU STRATEGIS

c. Pendekatan siklus hidup berbasis perencanaan hidup


berkeluarga
Kebijakan pembangunan manusia dilakukan berdasarkan
pendekatan siklus hidup, dimulai dari perencanaan dari tahap
pra berkeluarga (perencanaan kehidupan berkeluarga),
merencanakan keiinginan untuk memiliki anak termasuk
jumlah anak yang dikehendaki, proses kehamilan yang
merupakan fase penting dalam tumbuh kembang anak,
tahapan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (periode yang dimulai
sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak
berusia 2 tahun), pendidikan anak usia dini (pra sekolah)
sampai dengan usia sekolah, remaja dengan berbagai
pendekatannya dalam penyiapan generasi bangsa yang
bekualitas menuju usia produktif/bekerja serta perhatian
Tahapan Keluarga
PROGRAM
PENGENDALIAN
PENDUDUK
MEMBAHAS;
SITUASi
KEPEnDUDUK
AN PROV.
JATENG
I Penduduk Besar dan akan terus bertambah
S KUANTITAS (34.718.204Jiwa (BPS 2019)
U
Kualitas SDM masih rendah JATENG 71,12 (2018): (IPM Kota Semarang
KUALITA tertinggi , 82,01 dan Brebes terendah , 64,86) HLS: 12,63 Th, LS : 7,35
K S Th, AHH : 74,18 dan Pengeluaran Per Kapita Rp. 10,78 juta
E
P Persebaran penduduk tidak merata Penduduk terkonsentrasi di kota-
kota besar; disparitas ekonomi antar wilayah tinggi ( desa vs kota).
E MOBILITAS Jumlah penduduk Jawa tengah yang tinggal di perkotaan 42% lebih akan
N semakin meningkat karena pertumbuhan wilayah sub urban menjadi kota.
D
U Pemanfaatan data kependudukan sebagai dasar kebijakan
DATA & pembangunan belum dimanfaatkan secara masksimal
D INFORMASI
U Indonesia diprediksi akan mendapat bonus demografi pada tahun 2020-
K 2030. Agar dapat menikmati bonus demografi, kualitas SDM sekarang
A menjadi penentunya. Jika sumber daya manusia berkualitas di tahun
BONUS
2020-2030, maka bonus demografi dapat dinikmati. Tetapi jika sumber
N DEMOGRAFI
daya manusia tidak berkualitas, maka bonus demografi tidak akan
sepenuhnya dinikmati (Jateng 2015 – 2030)
ISU STRATEGIS

1. Isu strategis terkait pengendalian penduduk dan


penguatan tata kelola kependudukan;
a. Bonus demografi
Perubahan struktur penduduk juga terjadi di Jawa
Tengah. Jika dilihat dari piramida penduduk, saat ini
jumlah penduduk usia produktif di Jawa Tengah lebih
besar dibandingkan dengan penduduk usia non
produktif. Itu artinya saat ini Jawa Tengah telah
masuk dalam periode Bonus Demografi yang
diperkirakan akan berlangsung sampai dengan tahun
2035.
BONUS DEMOGRAFI :

Definisi : Suatu kondisi dimana jumlah penduduk produktif


atau Angkatan kerja (usia 15 -64 tahun ) lebih besar
dibandingkan penduduk yang tidak produktif ( di bawah 5
tahun dan di atas 64 tahun).
Tahun 2020-2030 penduduk usia produktif akan mencapai
70 %
Manfaat Bonus Demografi bila Angkatan kerja produktif
terserap di pasar kerja dan sebaliknya.

30
Presiden Joko
Widodo
Pidato sidang bersama DPR RI dan DPD RI di
komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat


(16/8/2019).

Momentumnya adalah sekarang


tatkala kita antara 2020 hingga
2024, berada di puncak periode
bonus demografi. Jika kita lebih
fokus mengembangkan kualitas
SDM dan menggunakan cara-cara
baru maka saya yakin bonus


Sumber Foto: Andhika demografi menjadi bonus
Prasetia/detik.com
lompatan kemajuan
ISU STRATEGIS

b. Aging population / peningkatan UHH


Salah satu dampak dari keberhasilan pembangunan
nasional yang telah dilaksanakan selama ini,
terutama di bidang kesehatan dan kesejahteraan
sosial, antara lain meningkatkan angka rata-rata usia
harapan hidup (UHH) penduduk. Peningkatan UHH
tersebut mencerminkan makin bertambah panjangnya
masa hidup penduduk secara keseluruhan yang
membawa konsekuensi makin bertambahnya jumlah penduduk
lanjut usia (lansia).
Laki –Laki : 72 Tahun
Perempuan : 76 Tahun
ISU STRATEGIS

d. Satu data kependudukan


Pemerintah telah menerbitkan Peraturan Presiden (Perpres)
Nomor 39 Tahun 2019 tentang Satu Data Indonesia. Kebijakan
Satu Data Indonesia adalah kebijakan tata kelola data
pemerintah untuk menghasilkan data yang akurat, mutakhir,
terpadu dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Diharapkan Pendataan Keluarga (PK) yang merupakan
kewenangan BKKBN dapat diintegrasikan dengan data
Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) serta data Sensus
Penduduk (SP) sehingga terwujud satu data yang lengkap guna
mendukung perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
evaluasi Program Bangga Kencana di Jawa Tengah.
PROGRAM
KELUARGA BERENCANA
ISU STRATEGIS

2. Isu Strategis terkait pemenuhan layanan dasar;


a. Angka kematian ibu dan bayi masih tinggi
Angka Kematian Ibu pada tahun 2019 sebesar 76,93/100.000 kelahiran hidup,
sedangkan Angka Kematian Bayi sebesar 8,22/1.000 kelahiran.

b. Penggunaan kontrasepsi modern


 Hasil Survei Kinerja Akuntabilitas Program (SKAP) KKBPK tahun 2019 menunjukkan
prevalensi penggunaan metode kontrasepsi modern (modern Contraceptive
Prevalence Rate/mCPR) Jawa Tengah sebesar 61,32 persen.

c. Kebutuhan ber-KB Pasangan Usia Subur yang belum terlayani (unmet need)
 Selama kurun waktu periode Renstra 2015-2019 unmet need di Jawa Tengah
cenderung mengalami penurunan walaupun terjadi fluktuasi di antara tahun 2017-
2019. Pada tahun 2017 unmet need di Jawa Tengah mencapai 15,9%. Angka
tersebut turun menjadi 9,6% pada tahun 2018 namun pada tahun 2019 unmet need
kembali mengalami kenaikan menjadi 11,3% (Survey RPJMN 2017/SKAP 2018-2019).
Pengadaan
Buku Promosi
Konseling
Kesehatan
Reproduksi
Tahun 2018
MEDIA YANG DIGUNAKAN
DALAM MELAKUKAN PRO PN

LEAFLET
PENTINGNYA 1000 HARI
PERTAMA KEHIDUPAN
(HPK) DALAM PENYIAPAN
GENERASI EMAS
Media KIE 1000 HPK

Materi dapat diunduh melalui link


https://cis.bkkbn.go.id/kspk/?p=13
ULAR TANGGA
ROLL-
BANNER

POSTER BUKU
PENGASUHAN
1000 HPK

MODUL KANTONG
BKB EMAS WASIAT
4 terlalu
Modul dan Booklet
PKBR dapat di download
di :

bit.ly/modulPKBR

Materi Wokshop :

Buku Pegangan tersedia dalam bentuk file Bit.ly/


PDF
RemajaBKKBNJaTeng
Video GenRepedia
dapat di download di:

bit.ly/
GenRepediaJaTeng
GenRepedia, series video motion graphic
9 substansi PKBR
Balai Diklat KKB Pati
Badan Kependudukan
dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN)

Terima kasih Jl. Pemuda No. 357


Pati

Telp (0295) 381955

Anda mungkin juga menyukai