KURIKULUM MERDEKA
(FORMATIF DAN SUMATIF)
Oleh
Ruciana Galunggung
Penekanan pada Asesmen Formatif
Fungsi Asesmen Formatif dan
Sumatif
Harapan dengan
Kondisi saat ini kurikulum baru
2. Keterpaduan Asesmen sebagai bagian dari pembelajaran mencakup kompetensi pada ranah sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang saling terkait. Rumusan Capaian Pembelajaran telah mengakomodasi tiga ranah tersebut.
Pada saat pendidik melakukan asesmen berdasarkan tujuan pembelajaran yang merupakan turunan dari
Capaian Pembelajaran, maka secara langsung keterpaduan ini terpenuhi. Dengan demikian, pendidik tidak
perlu memilih asesmen berdasarkan ketiga ranah tersebut.
3. Keleluasaan Pendidik memiliki keleluasaan dalam menentukan waktu pelaksanaan asesmen formatif dan sumatif sesuai
dalam dengan karakteristik kompetensi pada tujuan pembelajaran. Karena alur tujuan pembelajaran yang digunakan
menentukan mungkin berbeda, maka waktu pelaksanaan asesmen formatif dan sumatif di setiap kelas mungkin berbeda.
waktu
pelaksanaan
asesmen
4. Keleluasaan dalam Pendidik memiliki keleluasaan dalam merencanakan dan menggunakan teknik dan instrumen asesmen dengan
menentukan mempertimbangkan: karakteristik mata pelajaran, karakteristik dan kemampuan peserta didik, Capaian
teknik dan Pembelajaran dan tujuan pembelajaran, serta sumber daya pendukung yang tersedia.
instrumen
asesmen
Paradigma Asesmen
No. Paradigma Gambaran Umum
Asesmen
5. Keleluasaan Setiap satuan pendidikan dan pendidik akan menggunakan alur tujuan pembelajaran dan modul ajar yang
menentukan berbeda, oleh sebab itu untuk mengidentifikasi ketercapaian tujuan pembelajaran, pendidik akan
kriteria menggunakan kriteria yang berbeda, baik dalam bentuk angka kuantitatif maupun data kualitatif sesuai
ketercapaian dengan karakteristik tujuan pembelajaran, aktivitas pembelajaran, dan asesmen yang dilaksanakan. Kriteria ini
tujuan disebut dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
pembelajaran Kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran berfungsi untuk merefleksikan proses pembelajaran dan
mendiagnosis tingkat penguasaan kompetensi peserta didik agar pendidik dapat memperbaiki proses
pembelajaran dan atau memberikan intervensi pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik.
6. Keleluasaan Mempertimbangkan karakteristik mata pelajaran, Capaian Pembelajaran, alur tujuan pembelajaran, dan aktivitas
dalam pembelajaran, pendidik memiliki keleluasaan untuk mengolah hasil asesmen sesuai dengan kebutuhan serta
mengolah hasil kemampuan pendidik dalam melaksanakan asesmen dan mengolah data hasil asesmen.
asesmen
7. Keleluasaan dalam Pendidik dan satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan kriteria kenaikan kelas, dengan
menentukan mempertimbangkan:
kenaikan kelas ● Laporan kemajuan belajar
● Laporan pencapaian Projek Profil Pelajar Pancasila
● Portofolio peserta didik
● Ekstrakurikuler/prestasi/penghargaan peserta didik
● Tingkat kehadiran
Observasi Penilaian peserta didik yang dilakukan secara
berkesinambungan melalui pengamatan perilaku yang diamati
secara berkala.
Observasi dapat difokuskan untuk semua peserta didik atau per
individu. Observasi dapat dilakukan dalam tugas atau aktivitas
rutin/harian.
Kinerja Penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan
dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam berbagai
macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Asesmen
kinerja dapat berupa praktik, menghasilkan produk, melakukan
projek, atau membuat portofolio.
Projek Kegiatan penilaian terhadap suatu tugas meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan, yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu.
Contoh Instrumen
Penilaian/Asesmen
Rubrik Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas
capaian kinerja peserta didik sehingga pendidik dapat
menyediakan bantuan yang diperlukan untuk meningkatkan
kinerja. Rubrik juga dapat digunakan oleh pendidik untuk
memusatkan perhatian pada kompetensi yang harus dikuasai.
Capaian kinerja dituangkan dalam bentuk kriteria atau
dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara bertingkat dari
kurang sampai terbaik.
Ceklis Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik, atau elemen yang
dituju.
Catatan Catatan singkat hasil observasi yangdifokuskan pada performa
Anekdotal dan perilaku yang menonjol, disertai latar belakang kejadian dan
hasil analisis atas observasi yang dilakukan.
Grafik Grafik atau infografik yang menggambarkan
Perkembangan tahap perkembangan belajar.
(Kontinum)
Contoh:
Merancang Asesmen
Formatif dan
Sumatif
Identifikasi
2 bentuk asesmen
yang hendak
dilakukan untuk
mengukur
pembelajaran
secara formatif
maupun sumatif.
Buat instrumen asesmen
3 formatif dan sumatif
bersamaan dengan menyusun
modul ajar.
Contoh rumusan TP
“peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan
dan wawancara”
Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi
Kriteria Tidak memadai Memadai
Laporan menunjukkan kemampuan √ Pendidik dapat
penulisan teks eksplanasi dengan runtut. menggunakan rubrik ini
untuk kriteria dari tujuan
Laporan menunjukkan hasil pengamatan √ pembelajaran seperti
contoh di atas, atau
yang jelas. dapat pula
menggunakan tujuan-
Laporan menceritakan pengalaman secara √ tujuan pembelajaran
jelas. untuk menentukan
ketuntasan CP pada
Laporan menjelaskan hubungan kausalitas √ satu fase.
yang logis disertai dengan argumen yang
logis sehingga dapat meyakinkan
pembaca.
Kesimpulan: Peserta didik dianggap mencapai tujuan pembelajaran jika minimal
3 kriteria memadai. Jika ada dua kriteria masuk kategori tidak tuntas, maka perlu
dilakukan intervensi agar pencapaian peserta didik ini bisa diperbaiki.
Pendekatan 2: menggunakan rubrik
Kriteria 1
Baru berkembang Layak Cakap Mahir
Kesimpulan: Peserta didik dianggap sudah mencapai tujuan pembelajaran jika kedua kriteria
di atas mencapai minimal tahap cakap.
Pendekatan 3: menggunakan interval nilai
muncul sudah muncul di terlihat pada
belum
Kriteria Ketuntasan muncul sebagian kecil sebagian besar keseluruhan
(1) (2) (3) teks
(4)
Menunjukkan kemampuan penulisan √
teks eksplanasi dengan runtut
Setelah mendapatkan nilai (baik dari rubrik ataupun nilai dari tes), pendidik
dan/atau satuan pendidikan dapat menentukan interval nilai untuk menentukan
ketuntasan dan tindak lanjut sesuai dengan intervalnya.
0 - 40% : belum mencapai, remedial di seluruh bagian
41 - 60% : belum mencapai ketuntasan, remedial di bagian yang
61 - 80% diperlukan
81 - 100% :: sudah
sudah mencapai
mencapai ketuntasan,
ketuntasan, tidak
perlu perlu
pengayaan
remedial
atau tantangan
lebih
Pengolahan dan Pelaporan
Hasil Asesmen
“ Penting untuk diperhatikan agar tidak mencampur penghitungan
hasil asesmen formatif dan sumatif”
Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir asesmen sumatif, pendidik perlu
membagi asesmennya ke dalam beberapa kegiatan asesmen sumatif
(berdasarkan lingkup materinya) agar peserta didik menyelesaikan asesmen
sumatifnya dalam kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau tidak terlalu
padat).
Nilai akhir merupakan gabungan dari beberapa kegiatan asesmen tersebut.
Pengolahan Hasil Asesmen untuk Rapor
Contoh data kuantitatif
Pelaporan Hasil Belajar
Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor.
“Jadi peserta didik tadi dapat terus naik kelas, tidak perlu tinggal kelas di Kelas 1”
Mekanisme Kenaikan Kelas
Pada fase berbeda
Kenaikan kelas dari Kelas IV (Fase B) ke Kelas V (Fase C).
1. Apabila terdapat siswa yang belum mencapai kompetensi dalam
Fase B, perlu diidentifikasi oleh guru Kelas V sejak awal tahun
ajaran.
2. Informasi tentang tahap capaian peserta didik ini perlu
dikomunikasikan oleh guru Kelas IV, dan juga diidentifikasi melalui
asesmen di awal pembelajaran Kelas V.
3. Untuk peserta didik yang belum menuntaskan Fase B, pendidik dapat
mengulang konsep atau materi pelajaran yang belum dikuasai peserta
didik sebelum peserta didik tersebut mempelajari materi yang
terkandung dalam Capaian Pembelajaran Fase C.
“Dengan demikian, peserta didik dapat terus naik kelas”
• Satuan pendidikan tidak perlu menentukan kriteria dan mekanisme kenaikan kelas. Kenaikan kelas dilaksanakan
secara otomatis
• Apabila terdapat tujuan pembelajaran pada mata pelajaran tertentu yang tidak tercapai sampai saatnya kenaikan
kelas, maka pada rapor peserta didik tersebut dituangkan nilai aktual yang dicapai dan dideskripsikan bahwa
peserta didik tersebut masih memiliki tujuan pembelajaran yang perlu ditindaklanjuti di kelas berikutnya.
• Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu dilakukan musyawarah dan pertimbangan
yang matang sehingga opsi tidak naik kelas menjadi pilihan paling akhir apabila seluruh pertimbangan
dan perlakuan telah dilaksanakan.
• Banyak penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak memberikan manfaat signifikan untuk peserta
didik, bahkan cenderung memberikan dampak buruk terhadap citra diri
• Dalam hal terjadi kasus luar biasa, jika terdapat banyak mata pelajaran yang tidak tercapai dan/atau
terkait isu sikap dan karakter peserta didik, maka satuan pendidikan dapat menetapkan mekanisme untuk
menetapkan peserta didik tidak naik kelas. Namun demikian, keputusan ini sebaiknya dipertimbangkan
dengan sangat hati-hati mengingat dampaknya terhadap kondisi psikologis
Mekanisme Kelulusan
Seperti halnya kenaikan kelas, penentuan kelulusan ditentukan oleh
satuan pendidikan. Penentuan kelulusan dari satuan pendidikan dilakukan
dengan mempertimbangkan laporan kemajuan belajar yang
mencerminkan pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran dan
ekstrakurikuler serta prestasi lain pada:
a. kelas V dan kelas VI untuk sekolah dasar atau bentuk lain
yang sederajat; dan
b. setiap tingkatan kelas untuk sekolah menengah pertama atau bentuk
lain yang sederajat dan sekolah menengah atas atau bentuk lain
yang sederajat
Mekanisme Kelulusan