Anda di halaman 1dari 35

MANAJEMEN

PENDIDIKAN
PESANTREN
Robi’ah Ummi Kulsum
Pesantren sebagai satuan pendidikan

◦ Sistem adalah suatu kumpulan atau himpunan dari suatu unsur, komponen,


atau variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling tergantung satu sama
lain dan terpadu
◦ Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan bagi peranannya di masa yang
akan datang
◦ Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada
setiap jenjang dan jenis pendidikan. (UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas)
Standar Satuan Pendidikan
Permendikbud No. 32 Tahun 2018 tentang Standar Teknis Pelayanan Minimal Pendidikan
Manajemen Pendidikan
◦ Manajemen adalah suatu rangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan keputusan,
pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian) yang diarahkan pada berbagai sumberdaya
organisasi (manusia, finansial, fisik, dan informasi) untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan
efisien

◦ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar & proses pembelajarn
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yg diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 th. 2003)
Manajemen Pesantren
sebagai satuan pendidikan

“keseluruhan proses kerjasama dengan memanfaatkan


semua sumber personil dan materil yang tersedia dan
sesuai untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan secara efektif dan efisien”
Sistem Pendidikan dalam satuan Pendidikan
Kompetensi guru
Kepribadian

Profesional Guru Sosial

Pedagogik
Kompetensi Kepala
Manajerial
Satuan pendidikan

Sosial Supervisi

Kepala
Sekolah

Kewirausahaan Kepribadian
Kompetensi Manajerial

◦ Melakukan perencanaan, mengelola, mendayagunakan,


mengembangkan, menerapkan, menciptakan, dan mengontrol
kegiatan yang ada di satuan pendidikan secara efektif dan efisien

◦  Kepala Sekolah harus melaksanakan fungsi-fungsi manajerial


seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemberian
motivasi, pelaksanaan, pengorganisasian pengendalian, evaluasi
dan inovasi.
Pengelolaan Kurikulum Kitab kuning
Pengantar
Sejak awal muncul hingga abad ke 19, belum ditemukan rincian materi pelajaran yang baku
di pondok pesantren. Banyak studi yang menyebutkan bahwa pesantren sebagai lembaga
yang bergerak dibidang pendidikan Islam di Indonesia ini pada dasarnya kurikulum
independen. Sehingga kurikulum pesantren memiliki otonomi berupa kebebasan menyusun
dan melaksanakan sistem pendidikan tanpa paksaan dari lembaga atau institusi lain.
Ada beberapa materi pelajaran yang biasa diajarkan(seperti Al-qur’an dengan tajwid dan
tafsirnya, ‘aqaid dan ilmu kalam, fiqih dan ushul fiqih serta qawa’id al-fiqih, hadits dengan
musthalah hadits, bahasa arab dengan ilmu alatnya seperti; nahwu sharaf, bayan, ma’ani,
‘arudh, dll.), tidak diajarkan secara ketat. Hal ini disebabkan karena tiap pesantren
menerapkan kombinasi ilmu yang berbeda-beda dengan spesifikasi yang disesuaikan visi
misi pesantren.

Apa akibat dari belum adanya standarisasi kurikulum pondok pesantren???


Dimulai pada paruh kedua abad ke-20, beberapa pesantren mulai menambahkan kurikulum
yang diakui negara berupa mata pelajaran umum ke dalam pembelajaran di pondok
pesantren. Penambahan kurikulum ini telah mempengaruhi sistem pondok pesantren
tradisional dan menyebabkan kontrol yang lebih besar oleh pemerintah.

Di sisi lain, pesantren modern memiliki sistem pembelajaran yang dimodifikasi agar sesuai
dengan kurikulum sekolah dengan menekankan objek studi Islam dan menggunakan
metode pengajaran modern penuh. Pada umumnya jenis pesantren modern menambahkan
dan menggunakan kurikulum dari pemerintah untuk mengajarkan ilmu pengetahuan umum.

Meski menggunakan kurikulum, metode pengajaran, dan manajemen kelembagaan modern,


namun pondok pesantren tetap mempertahankan sistem nilai tradisional untuk kehidupan
sehari-hari mereka di pondok.
Meaning
Pada dasarnya kurikulum pondok pesantren adalah
kegiatan (proses) serangkaian pengalaman nyata yang
dialami peserta belajar (santri) dengan bimbingan
pengasuh secara langsung, menerapkan pembelajaran
bidang agama dan umum dengan kadar yang ditentukan
oleh Kiyai sebagai pengelola pondok.
Menurut Kiyai Haji Abdurrahman Wahid, bahwa kurikulum yang
berkembang di pesantren memperlihatkan pola yang tetap. Pola
tersebut dapat dilihat pada gejala sebagai berikut:
1.Kurikulum pesantren ditujukan untuk mencetak ulama di masa
mendatang
2.Struktur kurikulum pesantren berupa pengajaran ilmu pengetahuan
agama dalam segenap tingkatannya dan pemberian pendidikannya
dalam bentuk bimbingan kepada santri secara langsung dari
kyai/gurunya
3.Secara universal, bahwa kurikulum pendidikan pesantren bersifat
fleksibel, dalam artian setiap santri mempunyai kesempatan
menyusun kurikulumnya sendiri atau sesuai dengan kebutuhannya.
Hidden Curriculum
Kurikulum tersembunyi adalah segala kegiatan atau aktivitas yang tidak
berstruktur maupun yang dirancang dalam kurikulum secara langsung.
Seperti Program ekstra kurikuler merupakan kegiatan belajar yang dilakukan di
luar jam pelajaran dan dilaksanakan di lingkungan madrasah dengan tujuan untuk
lebih memperluas wawasan atau kemampuan, peningkatan, penerapan nilai
pengetahuan serta kemampuan yang telah dipelajari dari berbagai mata pelajaran.
Ada juga beberapa kegiatan yang dilakukan secara rutin dengan tujuan untuk
membentuk karakter santri dan membiasakan diri melakukan aktivitas bermanfaat,
seperti gotongroyong membersihkan pondok, menjaga kebersihan asrama dan
lingkungan pondok, serta pelibatan santri dalam kegiatan masyarakat sekitar
pondok, memberikan kesempatan santri untuk mengabdi setelah menuntaskan
program pondok dsb, termasuk pemberian punishment bagi yang melanggar
aturan maupun pemberian reward bagi yang mencapai suatu prestasi.
Mapel di pesantren
◦ Pesantren bertujuan untuk memperdalam pengetahuan Alquran, khususnya melalui studi bahasa Arab,
tradisi eksegesis, Hadits, fiqih dan logika dengan meliputi bidang-bidang studi atau mata pelajaran
sebagai berikut:
Tauhid,
• Tafsir,
• Hadits,
• Fiqih,
• Ushul Fiqh,
• Tashawuf,
• Bahasa Arab (Nahwu, Sharaf, Balagah, dan Tajwid),
• Mantiq, dan
• Akidah Akhlak.
Kurikulum Pesantren Salaf

Ini merupakan kurikulum awal pondok pesantren, dimana fokus pembelajaran pada kitab
kuning/klasik. Tidak ada Pendidikan formal, biasanya santri diarahkan untuk ikut program
kejar paket B, paket C kalau perlu ijazah formal atau untuk keperluan untuk meneruskan
Pendidikan ke jenjang Pendidikan formal.
Pada tipe pondok pesantren salaf, biasanya merupakan pendidikan yang bersifat non-formal.
kurikulum pembelajaran dipesantren salaf hanya berkaitan dengan agama Islam dan
menjadikan kitab-kitab klasik (kitab kuning) sebagai referensi. Kurikulum pesantren
cenderung menerapkan metode konvensional namun unik, seperti : sorogan, bandongan,
halaqah, serta mudhakarah. Penyelenggaraan pendidikan atau kurikulum pada tipe salaf sangat
kuat karena dipengaruhi oleh pemikiran ulama dan kyai.
A. Bidang Studi yang Diajarkan dalam
Pesantren Salafiyah

Pada umumnya pembagian keahlian di lingkungan pesantren


berkisar pada beberapa bidang studi, diantaranya: Nahwu-
Sharaf, Fiqih, ‘Aqa’id/Tauhid, Tasawwuf/Akhlak, Tafsir, Hadits,
dan lain-lain. Berikut ini deskripsi singkat mengenai bidang
study yang diajarkan dalam pesantren salafiyah:
Kurikulum pesantren Modern
Sebagai bentuk respon terhadap modernitas, beberapa pihak penyelenggara pondok
pesantren melakukan upaya desain ulang terhadap kurikuler atau kurikulum
pembelajaran. Hal ini menjadi bagian dari upaya meminimalisir resiko buruk sekaligus
sebagai tindakan antisipasi terhadap berpotensi bahaya dampak modernisasi pada
moral.

Dimulai pada paruh kedua abad ke-20, beberapa pesantren mulai menambahkan
kurikulum yang diakui negara berupa mata pelajaran umum ke dalam pembelajaran di
pondok pesantren. Penambahan kurikulum ini telah mempengaruhi sistem pondok
pesantren tradisional dan menyebabkan kontrol yang lebih besar oleh pemerintah.
Dua jenis sistem pendidikan, yaitu kurikulum pondok pesantren dan
kurikulum nasional, dilaksanakan sepanjang hari. Siswa sekaligus santri
di pondok pesantren memiliki hampir 20 jam kegiatan mulai dari doa pagi
(jam 4) hingga tengah malam dan mengakhirinya dengan kelompok
belajar di asrama. Pada siang hari, siswa mengikuti sekolah formal
seperti siswa lain di luar pesantren. Sedangkan sore dan malam hari
mereka harus menghadiri ritual keagamaan dan diikuti dengan studi
agama serta studi kelompok untuk menyelesaikan tugas, pekerjaan
rumah mereka.

Meski pada setiap pesantren memiliki karakteristik dan kadar atau tingkat
yang berbeda di masing-masing komponen ini, namun pada dasarnya
pengembangan karakter dan moral Islam untuk santri merupakan ciri
khas utama dari setiap pesantren.
B. Kurikulum Pesantren Bidang Pendidikan Umum

Kurikulum Pendidikan Umum Pada Satuan Pendidikan


Diniyah Formal Ula Dan Pendidikan Diniyah Formal
Wustha Paling Sedikit Memuat:
Pendidikan Kewarganegaraan; Bahasa Indonesia;
Matematika; dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Pola Kurikulum Pembelajaran Pesantren

Standar pokok yang menjadi tolak ukur pola kurikulum


pesantren adalah materi pelajarannya yang bersifat
intrakurikuler dan metode yang diterapkan pada sistem
pengajaran pesantren. Dikutip dari pendapat Haidar, bahwa
pola kurikulum pendidikan pesantren terdiri dari beberapa
pola, diantaranya yaitu:
Pola Kurikulum Pembelajaran Pesantren I

Materi pelajaran yang diberikan di pesantren adalah mata pelajaran yang


bersumber dari kitab-kitab klasik dengan metode penyampaiannya
dinamakan wetonan dan sorogan, tidak memakai sistem klasikal. Santri
dinilai dan diukur berdasarkan kitab yang mereka baca, mata pelajaran
umum tidak diajarkan, tidak mementingkan ijazah, tetapi yang paling
penting adalah pengalaman ilmu-ilmu agama yang mereka harapkan dari
kajian melalui kitab-kitab klasik tersebut. pola ini yang sering disebut
pesantren Salafiyah.
b. Pola Kurikulum Pembelajaran II
Dalam proses belajar mengajar dilaksanakan secara klasikal, dimana santri diberi materi
keterampilan dan pendidikan berorganisasi serta diberi tambahan ilmu pengetahuan pada tingkat
tertentu. Santri dibagi dalam beberapa jenjang pendidikannya formal dari tingkat ibtidaiyah
(setara SD), tsanawiyah (setara SMP), dan ‘aliyah (setara SMA). Adapun metode pengajaran
yang digunakan berupa sorogan, wetonan, hafalan dan musyawarah (batsumasa’il).
c. Pola Kurikulum Pembelajaran III

Dalam pola ini materi pelajaran telah dilengkapi dengan


pelajaran umum dan ditambah aneka macam pendidikan,
seperti; keterampilan, olahraga, kesenian dan pendidikan
berorganisasi.
d. Pola Kurikulum Pembelajaran IV
◦ Pola ini lebih menitik beratkan pada pelajaran keterampilan selain
pelajaran agama. Dimana keterampilan diberikan dengan tujuan
sebagai bekal kehidupan santri setelah lulus dari pesantren.
◦ Kapasitas dari sosok Kyai kecenderungan menjadi tokoh sentral
sekaligus faktor penentu dalam pengembangan kurikulum pesantren.
Materi yang diajarkan di pesantren merupakan ilmu pengetahuan yang
telah dikuasai oleh Sang Kyai. Pada dasarnya, prioritas utama kondisi
pendidikan pesantren diorientasikan untuk beribadah kepada Allah
dengan serangkaian dukungan amalan.
Pengelolaan proses pembelajaran kitab
kuning
Karakteristik budaya mutu
◦Komunikasi terbuka dan terus menerus.

◦Kemitraan internal yang saling mendukung.

◦Pendekatan kerjasama tim dalam proses dan dalam mengatasi masalah.

◦Pelibatan dan pemberdayaan seluruh komponen.

◦ Menginginkan masukan dan feedback dari stakeholder.


Dimensi strategi pengelolaan mutu

◦ fokus pada peserta didik;


◦ obsesi terhadap kualitas;
◦ pendekatan ilmiah sangat diperlukan dalam penerapan kendali mutu ;
◦ komitmen jangka panjang sehingga dibutuhkan kultur sekolah yang kondusif
untuk merealisasikan komitmen tersebut;
◦ dalam standar mutu siswa sebagai subjek harus dilibatkan secara aktif dan
diikutsertakan dalam menentukan arah pembelajaran
Strategi dalam pengelolaan mutu antara lain :

◦ menuliskan perubahan–perubahan yang direncanakan;


◦ mengembangkan suatu rencana untuk melakukan
perubahan;
◦ Terus melakukan improvisasi dan berinovasi.
Strategi mutu
◦ perencanaan proses pencapaian mutu dan kepuasan pelanggan,
◦ strategi pelaksanaan dan penyampaian pembelajaran dan pengelolaan
pembelajaran
◦ serta evaluasi seluruh proses yang sudah dijalankan.
Dewan/Majelis Masyayikh

Dewan Masyayikh adalah lembaga yang dibentuk oleh


Pesantren yang bertugas melaksanakan sistem penjaminan
mutu internal Pendidikan Pesantren.
Majelis Masyayikh adalah lembaga mandiri dan
independen sebagai perwakilan Dewan Masyayikh dalam
merumuskan dan menetapkan sistem penjaminan mutu
Pendidikan Pesantren.
Ahlul Halli Wal Aqdi

Ahlul Halli Wal Aqdi atau AHWA adalah tim yang bertugas
memilih anggota Majelis Masyayikh.

Anda mungkin juga menyukai