Manajemen Pendidikan Pesantren
Manajemen Pendidikan Pesantren
PENDIDIKAN
PESANTREN
Robi’ah Ummi Kulsum
Pesantren sebagai satuan pendidikan
◦ Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar & proses pembelajarn
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yg diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 th. 2003)
Manajemen Pesantren
sebagai satuan pendidikan
Pedagogik
Kompetensi Kepala
Manajerial
Satuan pendidikan
Sosial Supervisi
Kepala
Sekolah
Kewirausahaan Kepribadian
Kompetensi Manajerial
Di sisi lain, pesantren modern memiliki sistem pembelajaran yang dimodifikasi agar sesuai
dengan kurikulum sekolah dengan menekankan objek studi Islam dan menggunakan
metode pengajaran modern penuh. Pada umumnya jenis pesantren modern menambahkan
dan menggunakan kurikulum dari pemerintah untuk mengajarkan ilmu pengetahuan umum.
Ini merupakan kurikulum awal pondok pesantren, dimana fokus pembelajaran pada kitab
kuning/klasik. Tidak ada Pendidikan formal, biasanya santri diarahkan untuk ikut program
kejar paket B, paket C kalau perlu ijazah formal atau untuk keperluan untuk meneruskan
Pendidikan ke jenjang Pendidikan formal.
Pada tipe pondok pesantren salaf, biasanya merupakan pendidikan yang bersifat non-formal.
kurikulum pembelajaran dipesantren salaf hanya berkaitan dengan agama Islam dan
menjadikan kitab-kitab klasik (kitab kuning) sebagai referensi. Kurikulum pesantren
cenderung menerapkan metode konvensional namun unik, seperti : sorogan, bandongan,
halaqah, serta mudhakarah. Penyelenggaraan pendidikan atau kurikulum pada tipe salaf sangat
kuat karena dipengaruhi oleh pemikiran ulama dan kyai.
A. Bidang Studi yang Diajarkan dalam
Pesantren Salafiyah
Dimulai pada paruh kedua abad ke-20, beberapa pesantren mulai menambahkan
kurikulum yang diakui negara berupa mata pelajaran umum ke dalam pembelajaran di
pondok pesantren. Penambahan kurikulum ini telah mempengaruhi sistem pondok
pesantren tradisional dan menyebabkan kontrol yang lebih besar oleh pemerintah.
Dua jenis sistem pendidikan, yaitu kurikulum pondok pesantren dan
kurikulum nasional, dilaksanakan sepanjang hari. Siswa sekaligus santri
di pondok pesantren memiliki hampir 20 jam kegiatan mulai dari doa pagi
(jam 4) hingga tengah malam dan mengakhirinya dengan kelompok
belajar di asrama. Pada siang hari, siswa mengikuti sekolah formal
seperti siswa lain di luar pesantren. Sedangkan sore dan malam hari
mereka harus menghadiri ritual keagamaan dan diikuti dengan studi
agama serta studi kelompok untuk menyelesaikan tugas, pekerjaan
rumah mereka.
Meski pada setiap pesantren memiliki karakteristik dan kadar atau tingkat
yang berbeda di masing-masing komponen ini, namun pada dasarnya
pengembangan karakter dan moral Islam untuk santri merupakan ciri
khas utama dari setiap pesantren.
B. Kurikulum Pesantren Bidang Pendidikan Umum
Ahlul Halli Wal Aqdi atau AHWA adalah tim yang bertugas
memilih anggota Majelis Masyayikh.