Anda di halaman 1dari 34

PENGADAAN BARANG/JASA BLUD

RSD DAN REGULASINYA DARI


PERSPEKTIF PEMDA

AGUS MUNAWAR SHODIQ, SH


BIRO ADMINISTRASI PENGADAAN BARANG/JASA
SETDA PROVINSI JAWA TENGAH
TUJUAN PBJP Menghasilkan B/J yang tepat*`
untuk setiap uang yang dibelanjakan
*kualitas, kuantitas, waktu, biaya, lokasi dan penyedia.

Meningkatkan Penggunaan produk


dalam negeri
Meningkatkan Pengadaan
berkelanjutan
Meningkatkan Peran serta UMK
Mewujudkan Pemerataan
Tujuan dan Koperasi
ekonomi dan perluasan PBJ
kesemp`atan berusaha
Meningkatkan Peran pelaku usaha
nasional
Meningkatkan
Keikutsertaan industri
kreatif Mendukung pelaksanaan penelitian
dan pemanfaatan Barang/Jasa Hasil
Penelitian

2
Tujuan Pengadaan
Mendapatkan
Barang/Jasa yang
memberikan Best
Value for Money
bagi BLU/BLUD

INDIKATOR : MENDAPATKAN BEST VALUE FOR MONEY


1. Kualitas Barang/Jasa yang lebih baik
2. Tingkat Service Level (Kinerja/pelayanan) penyedia yang lebih baik (Tepat waktu, Lokasi & Pelayanan)
3. Waktu Proses (Procure to Pay) yang lebih pendek
4. Total Biaya Pembelian (TCO) / Life Cycle Costing (LCC) yang lebih rendah 3
KEBIJAKAN PBJP

2) Melaksanakan PBJ yang


1) Meningkatkan Kualitas
lebih transparan, terbuka
Perencanaan PBJ
dan kompetitif

3) Memperkuat kapasitas 4) Mengembangkan


kelembagaan & SDM PBJ E-marketplace PBJ

5) Menggunakan teknologi 6) Mendorong penggunaan


informasi dan komunikasi Barang/Jasa dalam
serta transaksi elektronik negeri & SNI
8) Mendorong pelaksanaan
7) Memberikan kesempatan
penelitian & industri
UMKM
kreatif
9) Melaksanakan Pengadaan
Berkelanjutan

4
PRINSIP PBJ

Efisien Efektif

Transparan Terbuka

Bersaing Adil

Akuntabel

5
ETIKA PENGADAAN DALAM PBJ

Tidak menerima, Tertib &


menawarkan/
menjanjikan Tanggung
Jawab

Menghindari dan Profesional,


mencegah Mandiri &
penyalah
gunaan Etika Menjaga
Rahasia
Pengadaan
wewenang

Menghindari
Tidak
dan Mencegah
Pemborosan saling
dan Kebocoran mem-
Uang Negara pengaruhi

Menghindari Menerima &


Conflict Of tanggung
Interest jawab

6
PERTENTANGAN KEPENTINGAN PIHAK YANG TERKAIT

Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti Pengurus/Manajer koperasi merangkap


pada suatu badan usaha, merangkap sebagai sebagai PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat
Direksi, Dewan Komisaris, atau personel inti Pengadaan pada pelaksanaan Pengadaan
pada badan usaha lain yang mengikuti Barang/Jasa di Kementerian/Lembaga/
Tender/Seleksi yang sama Perangkat Daerah

Konsultan perencana/pengawas dalam


Pekerjaan Konstruksi bertindak sebagai PPK/Pokja Pemilihan/Pejabat Pengadaan
pelaksana Pekerjaan Konstruksi yang baiklangsung maupun tidak langsung
direncanakannya/diawasinya, kecuali dalam mengendalikan atau menjalankan badan
pelaksanaan pengadaan pekerjaan usaha Penyedia; dan/atau
terintegrasi

Beberapa badan usaha yang mengikuti


Tender/Seleksi yang sama, dikendalikan
Konsultan manajemen konstruksi berperan baik langsung maupun tidak langsung oleh
sebagai konsultan perencana pihak yang sama, dan/atau kepemilikan
sahamnya lebih dari 50% (lima puluh
persen) dikuasai oleh pemegang saham yang
sama

7
KARAKTERISTIK
BLUD
Sistem yang Mempunyai fleksibilitas
diterapkan oleh dalam pola
satuan kerja pengelolaan keuangan
perangkat daerah sebagai pengecualian
atau unit satuan 01 04 dari ketentuan
kerja perangkat Pengelolaan Keuangan
daerah pada Daerah pada umumnya
satuan kerja
perangkat daerah

02 03

Memberikan Menjalankan praktik


pelayanan kepada bisnis yang sehat
masyarakat tanpa menerapkan
pencarian keuntungan

8
Tujuan Pembuatan Sistem Pengadaan
(Transformasi Pengadaan BLU/BLUD)
DARI SISI MATURITAS – MEMATANGKAN SISTEM
1. Tersedianya pedoman dan SOP Pengadaan sebagai bagian dari SISTEM PENGADAAN
1. BLU/BLUD yang dapat diterapkan sehingga tercapainya Tujuan Pengadaan yang
REGULASI
SELARAS/Sekaligus tercapai juga Tujuan BLU/BLUD.
2. Tersedianya Sistem IT yang dapat mendukung Pengadaan BLU/BLUD sehingga
Transformasi terwujud Pengadaan MODERN dengan indikator : Berbasis Digital, Mudah, Cepat
Sistem dan Terpercaya.
4. 2.
GCG Pengadaan SISTEM IT 3. Tersedianya Program Pengembangan SDM sehingga dapat mewujudkan
(Kenaikan transformasi praktek pengadaan dari pengadaan TRANSAKSIONAL dengan
Maturitas indikator : banyak paket, kontrak jangka pendek dan pembayaran lama menjadi
pengadaan STRATEGIC dengan indikator : Paket sedikit/konsolidasi, kontrak jangka
3. panjang dan Pembayaran cepat dan berkelanjutan.
ORGANISASI
& SDM 4. Tersedianya sistem yang PELAKU nya mengikuti sistem RACI, praktek best practice
pengadaan saat ini & mempraktekan GCG (Good Corporate Governances)
Pengadaan.
Ukuran Kinerja Pengadaan
DARI SISI MENERAPKAN SISTEM – MEMONITOR KINERJA
Dengan melakukan praktek Pengadaan STRATEGIC akan terjadi Peningkatan kinerja pengadaan
BEST VALUE (terutama terjadi pada efisiensi BIAYA) yang akan meningkatkan SISA ANGGARAN yang akan
FOR MONEY memberi dampak langsung bagi BLU/BLUD dan Karyawan. 9
PERBEDAAN ANTARA TRANSACTIONAL
PROCUREMENT & STRATEGIC PROCUREMENT
NO KETERANGAN INDIKATOR TRANSACTIONAL INDIKATOR STRATEGIC PROCUREMENT
PROCUREMENT
1 PERATURAN/ FOKUS Fokus pada Administrasi Pemilihan Fokus Pada Pencapaian Tujuan PBJ
2 TUJUAN Menjalankan kegiatan sesuai aturan Berkontribusi pada pencapaian target
organisasi
3 LINGKUP Perencanaan Serah Terima Terintegrasi perencanaan pembayaran (P2P)
4 ORGANISASI Adhoc / Tidak Tetap Permanan / Tetap
5 SDM Sambilan / Pekerjaan Sampingan Profesional Kompeten & Berintegrasi
6 SISTEM INFORMASI Otomasi Proses Pengadaan, terutama Digitalisasi proses pengadaan P2P dengan
Pemilihan kemampuan analitik (cognitive)
7 INDIKATOR PRAKTEK PBJ 1. Banyak Paket 1. Sedikit paket (Konsolidasi/Shared
2. Proses Panjang / Lama Service)
3. Proses Manual / sebagian elektronik 2. Proses Pendek/Cepat
4. Kontrak Jangka Pendek / Transaksional 3. Proses Integrated P2P /full digital
5. Pembayaran Lama 4. Kontrak Jangka Panjang / Strategik
5. Pembayaran Cepat (pakai e-payment)

10
DASAR HUKUM PENGADAAN
BARANG/JASA PADA BLUD

PP Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan


01 Keuangan Daerah

Permendagri Nomor 79 Tahun 2018 tentang


02 Badan Layanan Umum Daerah

Perpres No.12 Tahun 2021 tentang Perubahan


03 atas Perpres 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah

11
PERATURAN PEMERINTAH
NOMOR 12 TAHUN 2019

Pasal 211
Ketentuan lebih lanjut mengenai BLUD
diatur dalam Peraturan Menteri setelah
memperoleh pertimbangan menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintah di
bidang keuangan

12
PERMENDAGRI NO. 79 TAHUN 2018
(PASAL 76)

Ayat (1) Ayat (2)

Pengadaan barang dan/atau jasa Pengadaan barang dan/atau jasa pada BLUD
pada BLUD yang bersumber yang bersumber dari:
1. Jasa layanan;
dari APBD dilaksanakan 2. Hibah tidak terikat;
berdasarkan ketentuan 3. Hasil kerja sama dengan pihak lain; dan
peraturan perundang-undangan 4. Lain-lain pendapatan BLUD yang sah,
mengenai pengadaan diberikan Fleksibilitas berupa pembebasan
barang/jasa pemerintah. sebagian atau seluruhnya dari ketentuan
peraturan perundang-undangan mengenai
pengadaan barang dan/atau jasa pemerintah.
13
PERMENDAGRI NO. 79 TAHUN 2018
(PASAL 77)

Ketentuan lebih lanjut mengenai pengadaan


barang dan/atau jasa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 76 ayat (2) diatur dengan
Peraturan Kepala Daerah.

14
PERATURAN PRESIDEN NO. 12 TAHUN 2021
tentang Perubahan atas Perpres 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

• Pengadaan barang/jasa di lingkungan K/L/PD yang menggunakan


Ruang • anggaran belanja dari APBN/APBD.
• Pengadaan barang/jasa yang menggunakan anggaran belanja dari
Lingkup APBN/APBD termasuk pengadaan barang/jasa yang sebagian atau
seluruh dananya bersumber dari pinjaman dalam negeri dan/atau
Pasal 2 hibah dalam negeri yang diterima oleh Pemerintah dan/atau
Pemerintah daerah
• Pengadaan barang/jasa yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dari
pinjaman luar negeri atau hibah luar negeri

Pengecualian • Dikecualikan dari ketentuan dalam Peraturan Presiden ini adalah


BLUD Pengadaan Barang/Jasa Badan Layanan Umum/Badan Layanan
Pasal 61 Ayat (1) Umum Daerah

15
PERATURAN PRESIDEN NO. 12 TAHUN 2021
tentang Perubahan atas Perpres 16 Tahun 2018 tentang
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Pasal 61)

Ayat (2) Ayat (3) Ayat (4)

Pengadaan Barang/Jasa pada Dalam hal Badan Layanan Umum


Badan Layanan Umum/Badan dan Badan Layanan Umum Ketentuan lebih lanjut mengenai
Layanan Umum Daerah Daerah belum memiliki pengecualian dalam
sebagaimana dimaksud pada ayat peraturan pengadaan Pengadaan Barang/Jasa diatur
(1) huruf a diatur tersendiri barang/jasa tersendiri, dengan Peraturan Kepala
dengan pelaksanaan Pengadaan Barang/ Lembaga
peraturan pimpinan Badan Jasa pada Badan Layanan Umum
Layanan Umum/Badan dan Badan Layanan Umum
Layanan Umum Daerah Daerah berpedoman pada
Peraturan Presiden ini

16
PENGADAAN BARANG/JASA PADA BLUD
PASAL 3 PERATURAN LKPP NO 5 TAHUN 2021

01 02 03 04
Pengadaan Barang/Jasa pada Dalam hal terdapat hasil Pelaku dan organisasi Dalam hal Pengadaan
BLU/BLUD yang kajian internal BLU/BLUD Pengadaan Barang/Jasa pada Barang/Jasa pada BLU/BLUD
yang sesuai ketentuan BLU/BLUD mengacu diatur dengan peraturan
pembiayaannya
peraturan perundang- kepada Peraturan Lembaga pimpinan BLU/BLUD,
sebagian atau seluruhnya undangan, Pengadaan Kebijakan Pengadaan BLU/BLUD mengumumkan
dibebankan pada Barang/Jasa Pemerintah rencana Pengadaan
Barang/Jasa pada
APBN/APBD, dilaksanakan tentang Sumber Daya Barang/Jasa ke dalam aplikasi
BLU/BLUD sebagaimana
berdasarkan ketentuan Sistem Informasi Rencana
dimaksud pada ayat (1) dapat Manusia Pengadaan
peraturan perundang- Umum Pengadaan (SIRUP) dan
menggunakan peraturan Barang/Jasa dan Unit Kerja
menyampaikan data Kontrak
undangan mengenai pimpinan BLU/BLUD Pengadaan Barang/Jasa dalam aplikasi Sistem
pengadaan barang/jasa Pemerintah Pengadaan Secara Elektronik
pemerintah (SPSE)

17
SUPPLY POSITIONING
MODEL  Model yang menggambarkan
Profil barang/jasa yang
Risk diperlukan organisasi pembeli
 Mempertimbangkan factor :
High
Resiko  Jumlah Pengadaan Pertahun
Peritem
Terhadap
BOTTLENECK CRITICAL  Dampak Jika Pengadaan B/J
Kegiatan Medium Tidak Dapat Dipenuhi
( KHUSUS ) ( KRITIKAL )
Organisasi KEGUNAAAN
 Membuat skala prioritas atas
penggunaan waktu dan biaya
Low dalam pengadaan (Kompleks
ROUTINE LEVEREGE atau sederhana)
( RUTIN ) ( UMUM )  Membuat strategi pengadaan
yang diperlukan
Negligible

80 % of item = 20% of value 20 % of item = 80% of value


Value

Nilai Pengadaan Pertahun 18


RANGKUMAN
KARAKTERISTIK
KET ROUTINE B/J
LEVERAGE BOTTLENECK CRITICAL

Resiko Rendah Rendah Tinggi Tinggi


Pengadaan
Terhadap
Organisasi
Jenis B/J Standar Standar Variatif Variatif
(tidak standar) (tidak standar)

Jumlah Penyedia Banyak Banyak Sedikit Sedikit


B/J
Jumlah Pembeli Rendah Tinggi Rendah Tinggi

Daya Tarik Rendah Tinggi Tinggi Tinggi


Penyedia B/J
19
Karakteristik Kajian Strategi Strategi
Routine • Banyak penyedia dan B/J tersedia di pasar Karena nilai belanja yang rendah dan risiko rendah dengan Sederhanakan
Items • Barang standar barang standar menandakan prioritas yang rendah untuk Proses
• Nilai belanja tahunan organisasi rendah organisasi sehingga strategi pasokan untuk Routine Items
• B/J tersebut berisiko rendah untuk harus bertujuan meminimalkan effort.
organisasi

Leverage • Banyak penyedia dan B/J tersedia di pasar Karena nilai belanja yang besar dan risiko rendah, strategi Cari Harga
Items • Nilai belanja tahunan organisasi tinggi pemasok untuk Laverage Items akan fokus untuk menekan Terbaik
• B/J tersebut berisiko rendah untuk harga. Namun, strategi ini akan bervariasi serta tergantung
organisasi pada tingkat variabilitas harga antar pemasok, dengan
mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk beralih
dari satu penyedia ke penyedia lainnya (switch cost).

Bottleneck • B/J tersebut berisiko tinggi untuk organisasi Karena nilai belanja rendah, sehingga tidak atraktif bagi Jadilah
Items • Hanya terdapat beberapa penyedia penyedia. Fokus strategi yang dapat diterapkan adalah Customer
• Bukan B/J standar dengan meminimalkan risiko pemasok. Harga menjadi yang baik
• Nilai belanja organisasi rendah prioritas ke-dua. Sehingga masuk akal jika organisasi akan
membayar lebih untuk sesuatu yang dianggap penting bagi
keberlangsungan organisasi.

Critical • Bukan B/J standar Dengan nilai belanja yang tinggi menjadi atraktif dimata Kemitraan
Items • Hanya terdapat beberapa penyedia penyedia. Namun karena risikonya tinggi bagi Jangka
• B/J tersebut berisiko tinggu untuk organisasi organisasi,maka critical items menjadi prioritas utama bagi Panjang
• Nilai belanja tahunan organisasi tinggi organisasi, fokus strategi yang diterapkan harus mampu
menekan biaya dan risiko.
20
KAJIAN INTERNAL PBJ BLU

Sedia Farmasi (Obat) E-KATALOG

Alat Kesehatan E-KATALOG & TOKO ONLINE

Bahan Medis Habis Pakai TOKO ONLINE

SARANA Alat Kantor TOKO ONLINE & TOKO GUDANG

Bahan Habis Pakai Kantor TOKO ONLINE & TOKO GUDANG


PBJ
Bahan Makanan TOKO ONLINE & TOKO GUDANG
Rumah Sakit

Baru (Gedung, Lab, dll) PROYEK KONSTRUKSI (TENDER)


PRASARANA
Gedung, Lab, dll
Lama (Perawatan) SWAKELOLA / PENYEDIA

21
Strategi Pemilihan Penyedia
Risk

III – Single Source I – Competition

II – e Catalog

Value
IV – spot purchasing
22
23
24
SURAT EDARAN LKPP NOMOR 29 TAHUN 2020 TENTANG
PANDUAN PENYUSUNAN PERATURAN PENGADAAN
BARANG/JASA PADA BLU JUNTO LAMPIRAN PERKA NOMOR
5 TAHUN 2021 (PASAL 3)
A Peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan BLU
1
Peraturan PBJ pada BLU B Peraturan PBJ Pemerintah dan best practice lainnya sebagai rujukan
dapat sepenuhnya
mengikuti atau mengacu
Tujuan, Prinsip dan Etika PBJ pada BLU disesuaikan dengan tujuan
pada ketentuan Pengadaan C
BLU dalam rangka menunjang tata kelola organisasi yang baik
Barang/Jasa Pemerintah
2 D Tahapan PBJ dan BLU secara umum meliputi perencanaan
pengadaan, persiapan pengadaan, persiapan pemilihan,
Dalam hal terdapat alasan
pelaksanaan pemilihan dan pelaksanaan kontrak
efektivitas dan/atau efisiensi
berdasarkan hasil kajian E Pengaturan Para Pihak dalam Pengadaan, Organisasi Pengadaan,
internal BLU, Pemimpin BLU
Pemaketan/Konsolidasi Pengadaan dan Metode Pengadaan diatur
dapat mengatur pengadaan
berdasarkan kewenangan
barang/jasa dengan
memperhatikan:
Pengaturan jenjang nilai pada metode pengadaan disesuaikan
F dengan kebutuhan BLU

26
(Lanjutan)

G Kriteria Penunjukan Langsung selain merujuk peraturan perundang-


undangan dapat ditambahkan sesuai dengan kebutuhan masing-
masing sektor BLU

Dalam hal terdapat alasan H Dalam keadaan darurat, BLU dapat merujuk pada ketentuan
efektivitas dan/atau efisiensi Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dalam penanganan Keadaan
berdasarkan hasil kajian Darurat
2
internal BLU, Pemimpin BLU
dapat mengatur pengadaan Pengumuman rencana Pengadaan melalui SiRUP dan penyampaian
barang/jasa dengan data kontrak ke dalam aplikasi SPSE harus tetap dilakukan
memperhatikan : sebagaimana diatur dalam Peraturan LKPP No. 12 Tahun 2018
J
tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa yang Dikecualikan pada
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Pengembangan sistem dan kebijakan pengadaan barang/jasa


I sebagai bentuk inovasi di bidang pengadaan barang/jasa

27
PENGADAAN BARANG/JASA (PERMEN KEU RI No. 129/PMK.05/2020 ttg PEDOMAN PENGELOLAAN BLU)
Perpres 12/2021
Pengadaan Barang/Jasa pada BLU dikecualikan dari peraturan pengadaan dikecualikan sesuai pasal 61
barang dan jasa pemerintah pada umumnya (Pemimpin BLU yang mengatur)

Pengadaan barang/jasa pada BLU ditetapkan Sumber Dana:


oleh Pemimpin BLU dengan mengikuti prinsip- untuk pengadaan barang/jasa
prinsip transparansi, adil/tidak diskriminatif, Jasa layanan yang Hibah tidak terikat yang yang sumber dananya berasal
akuntabilitas, efisiensi, ekonomis dan praktik diberikan kepada diperoleh dari dari hibah terikat dapat
bisnis yang sehat.1 masyarakat masyarakat/badan lain dilakukan dengan mengikuti
ketentuan pengadaan dari
Muatan: pemberi hibah,atau mengikuti
Hasil kerjasama BLU ketentuan pengadaan
 Perencanaan pengadaan Penerimaan anggaran
dengan pihak lain barang/jasa yang berlaku bagi
 Persiapan pengadaan yang bersumber APBN
dan/atau hanya usaha BLU sepanjang disetujui oleh
 Persiapan pemilihan (RM)
lainnya pemberi hibah dimaksud.
 Pelaksanaan pemilihan
 Pelaksanaan kontrak Penyusunan pedoman pengadaan barang/jasa yang bersumber dari RM
memperhatikan mengenai tata cara pembayaran atas beban APBN

Pedoman pengadaan barang & jasa harus ditinjau/disempurnakan sesuai kebutuhan

Dalam hal BLU belum menetapkan peraturan Pemimpin BLU, pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada BLU berpedoman
pada peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barang/jasa Pemerintah
Dalam proses pengadaan barang/jasa harus ada pemisahan secara jelas antara pemegang kewenangan penggunaan
anggaran, penanggung jawab kegiatan/pembuat komitmen dan penyelenggaraan barang/jasa 28
KRITERIA PENUNJUKAN LANGSUNG
Barang/Jasa yang bersifat mendesak
dalam rangka menyelamatkan pasien
dari bahaya kecacatan/kematian (life
saving)

Kriteria Barnag/Pekerjaan Konstruksi/Jasa


Sesuai Peraturan Lainnya yang dibutuhkan dalam hal
Penunjukan
Perundang-undangan timbulnya atau meningkatnya kejadian
Langsung
kesakitan dan/atau kematian pada
suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu dan merupakan keadaan yang
dapat menjurus pada terjadinya wabah
(outbreak)
Dapat ditambahkan
sesuai dengan Contoh: Barang yang spesifikasi yang
kebutuhan masing- BLU Kesehatan direkomendasikan oleh Komite Medik
masing sektor BLU secara keilmuan dan ditetapkan oleh
Pemimpin BLU

29
PENANGANAN KEADAAN DARURAT

Pasal 59 Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018


01 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

PerLKPP Nomor 13 Tahun 2018


02 Tentang Pengadaan dalam Penanganan Keadaan Darurat

Surat Edaran Kepala LKPP 3/2020


03 tentang Penjelasan Atas Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa
Dalam Rangka Penganganan Corona Virus Disease 2019 (Covid 19)

30
Daftar Penyedia Mampu

Apakah Daftar Penyedia Mampu

Harus dipastikan kesiapan infrastruktur, database, kriteria


?
penilaian Penyedia dll sebelum membuat pengaturan tentang
Daftar Penyedia Mampu (vendor Management System)

31
Pengadaan Secara Elektronik

Untuk mendorong GCG, maka pengadaan barang/jasa


didorong untuk dilaksanakan secara elektronik.

e-Procurement

32
CATATAN
DASAR PEMIKIRAN TENTANG PENGADAAN

1. Pengadaan Barang/Jasa BLU/BLUD yang selanjutnya disebut Pengadaan


adalah kegiatan penyediaan sarana, prasarana dan jasa penunjang untuk
menyelenggarakan kegiatan operasional BLU/BLUD yang prosesnya mulai
dari identifikasi kebutuhan sampai dengan serah terima dan pembayaran.
2. Pengadaan dilaksanakan berdasarkan prinsip Pengadaan dan pola pengadaan
strategis serta menggunakan teknologi yang updated & best practices.
3. Dana / Anggaran yang dikeluarkan melalui proses Pengadaan Barang/Jasa
adalah Modal untuk menaikan Penerimaan BLU/BLU, bukan anggaran yang
hanya sekedar dihabiskan untuk peningkatan penyerapan.

33
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai