Anda di halaman 1dari 6

cedera kepala adalah trauma kepala dengan GCS 15 (sadar penuh) tidak ada kehilangan

kesadaran,mengeluh pusing,nyeri kepala hematoma abrasi dan liserasi (Mansjoer2009). Menurut


Brain injury assosiation of america,cedera kepala adalah salah satu kerusakan pada kepala,bukan
bersifat kongenital ataupun degeneratif,tetapi disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar yang
dapat mengurangi atau mengubah kesadaran yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan
kognitif atau fungsi fisik. Berdasarkan tingkat keparahannya,cedera kepala di bagi menjadi tiga ,yaitu
cedera kepala ringan,sedang,berat. Cedera kepala ringan dapat mnyebabkan gangguan sementara
pada fungsi otak. Penderita dapat merasa mual,pusing,linglung, atau kesulitan mengingat untuk
beberapa saat.
2. Etiologi
Menurut tarwoto (2007). Penyebab cedera kepala adalah karna adanya
trauma yang di bedakan menjadi dua faktor yaitu :
a. Trauma primer terjadi karna benturan langsung atau tidak langsung
(akselerasi dan deselarasi)
b. Trauma skunder terjadi akibat dari trauma saraf (melalui akson) yang
meluas ,hipertensi intrakranial,hipoksia,hiperkapnea atau hipotensi
sistemik
c. Kecelakaan lalu lintas
d. Pukulan dan trauma tumpul pada kepala
e. Terjatuh
f. Benturan langsung dari kepala
g. Kecelakaan pada saat olahraga
h. Kecelakaan industri.
3. Patofisiologi
Otak dilindungi dari cedera oleh rambut ,kulit, dan tulang yang
membungkusnya. Ttanpa perlindungan ini ,otak yang lembut (yang
membuat kita seperti adanya) akan mudah sekali terkena cedera dan
mengalami kerusakan. Cedera memang peranan yanag sangat besar dalam
menentukan besar ringannya konsekuensi patofisiologi dari trauma kepala.
Lesi pada kepala dapat terjadi pada jaringan luar dan dalam rongga
kepala.Lesi jaringan luar terjadi pada kulit kepala dan lesi bagian dalam
terjadi pada tengkorak, pembuluh darah tengkorak maupun otak itu
sendiri. Terjadi benturan pada kepala dapat terjadi 3 jenis keadaan yaitu :
a. Kepala diam dibentur oleh benda yang bergerak
b. Kepala yang bergerak membentur benda yang diam dan 16
c. Kepala yang dapat bergerak
4. Manifestasi klinis
Menurut mansjoer,2000:
a. Pingsan tidak lebih darai 10 menit
b. Setelah sadar timbul nyeri
c. Pusing
d. Muntah
e. GSC:13-15
f. Tidak dapat kelainan neurologis
g. Pernafasan secara progresif menjadi ubnormal
h. Respon pupil lenyap atau progresif menurun
i. Nyeri kepala dapat timbul segera atau bertahap
5. Penatalaksanaan medis
a. Observasi 24 jam
b. Jika pasien masih muntah sementara di puaskan
terlebh dahulu. Makanan atau cairan, pada trauma
ringan apabila muntah muntah , hanya cairan infus
dextrose 5% amnifusin, aminofel, (18 jam pertama
dari terjadinya kecelakaan). 2-3 kemudian diberikan
makan lunak
c. Berikan terapi intravena bila ada indikasi
d. Pada anak diistrahatkan atau tirah baring.
6. Pemeriksaan diagnostik
Menurut arif mutakin 2008 pemeriksaan penunjang pasien cidera kepala:
1) CT Scan mengidentifikasi luasnya lesi, pendarahan, determinan, ventrikuler, dan
perubahan jarigan otak.
2) MRI digunakan sama dengan CT scan dengan/tanpa contras radio aktif
3) Celebral angiografi menunjukan anomaly sirkulasi sebral seperti perubahan
jaringan otak skunder menjadi idema ,pendarahan,trauma
4) Serial EEG dapat melihat perkembangan gelombang patologis
5) Sinar x mendeteksi perubahan tulang (faktuer), perubahan
6) Struktur garis (perdarahan/edema) fragmen tulang
7) BAER mengoreksi batas fungsi korteks dan otak kecil
8) PET mendeteksi perubahan aktivitas metabolisme otak
9) CSS Lumbal fungsi dapat dilakukan jika diduga terjadi pendarahan subarachoid
20.

Anda mungkin juga menyukai