Anda di halaman 1dari 20

PERSYARATAN TEKNIS PENGELOLAAN LIMBAH

DAN PENGAWASAN TERHADAP LIMBAH YANG


BERASAL DARI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Poksi
Pengamana Limbah dan Radiasi
Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah
yang Berasal dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan

• Setiap Fasilitas Pelayanan Kesehatan wajib melakukan proses


pengolahan limbah yang dihasilkan.
• Limbah yang dihasilkan dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat
berupa limbah medis dan limbah nonmedis atau domestik. (limbah
padat, cair, dan gas).
• Limbah medis meliputi ; limbah infeksius, limbah sitoktosik, limbah
genotoksik, limbah farmasi, limbah dengan kandungan logam berat,
limbah kimia, limbah radioaktif, atau limbah lainnya yang termasuk
dalam kategori Limbah B3.
• Limbah nonmedis atau domestic, meliputi limbah padat yang dihasilkan
dari kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang tidak termasuk dalam
kategori Limbah B3 dan disebut sebagai Sampah.
• Selain limbah medis dan nonmedis atau domestik, limbah yang
dihasilkan dari kegiatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat berupa
Limbah nonB3 yang merupakan hasil dari pengolahan Limbah B3
dengan metode disinfeksi dan sterilisasi.
TAHAPAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS DAN DOMESTIK
Kegiatan pengelolaan limbah medis Kegiatan pengelolaan limbah nonmedis
berupa limbah padat : atau domestic, melalui tahapan:
a. pengurangan; a. pengurangan;
b. pemilahan; b. pemilahan;
c. pewadahan;
c. pengumpulan;
d. penyimpanan;
d pengangkutan;
e. pengangkutan; dan
e. pengolahan; dan/atau
f. pengolahan.
f. pemrosesan akhir.

• Pengangkutan dan pengolahan (huruf e/d & f/e) dapat dilakukan secara mandiri atau bekerja sama
dengan pihak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
• Ketentuan mengenai persyaratan teknis masing-masing tahapan kegiatan pengelolaan limbah, baik
limbah medis maupun limbah nonmedis atau domestik, mengacu pada ketentuan peraturan
PENGELOLAAN
AIR LIMBAH a. penyaluran;  Air limbah harus
memenuhi standar baku efluen
sebelum ke badan air)
b. pengolahan;  untuk mengurangi
risiko gangguan kesehatan dan
lingkungan)
c. Pemeriksaan  Dilakukan
pemantauan rutin.
PENGELOLAAN
LIMBAH GAS a. Pemilihan; memilih teknologi
yang sedikit atau tidak menghasilkan emisi
gas.
b. Pemeliharaan;  Dilakukan secara rutin
untuk menghasilkan emisi gas yang
dihasilkan.
c. Perbaikan  untuk menghasilkan emisi gas
yang keluar sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
d. Pemeriksaan  mengukur parameter emisi
gas untuk pemantauan hasil)
Pengelolaan a. Pengurangan;  dapat dilakukan sebelum dan/atau
sesudah Limbah nonB3 dihasilkan, dengan cara
Limbah nonB3 penggunaan teknologi ramah lingkungan :
a. penggilingan (grinding);
b. pencacahan (shredding);
c. pemadatan (compacting);
d. sesuai dengan perkembangan teknologi.

b. Penyimpanan;  pengemasan secara khusus Limbah


nonB3; dan penyimpanan pada fasilitas penyimpanan
yang memenuhi syarat dengan memperhatikan
ketentuan waktu penyimpanan.

c. Pengangkutan;  menggunakan alat angkut khusus


yang memenuhi persyaratan.

d. Pemanfaatan; dan

e. Penimbunan
PENGAWASAN LIMBAH FASYANKES
Internal : External :
• Kemenkes
Dilakukan oleh Fasyankes dlm • KLHK
bentuk IKL • Dinkes/ DLH

Pengawasan terhadap limbah padat, cair, dan gas yang


berasal dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan dilakukan
oleh tenaga sanitasi lingkungan atau tenaga lain yang
diberikan kewenangan.
PENGAWASAN LIMBAH FASYANKES
Pengawasan dilakukan paling sedikit melalui:
1. Surveilans dengan melaksanakan inspeksi Kesehatan Lingkungan
terhadap sarana dan tahapan pengelolaan limbah paling sedikit 2 (dua)
kali setahun. Surveilans dapat dilakukan dengan menggunakan sistem
informasi pengelolaan limbah medis secara on line.
2. Uji laboratorium dengan pengambilan, pengiriman, dan pemeriksaan
sampel efluen hasil pengolahan limbah cair dan emisi gas. Parameter
yang diperiksa secara berkala sesuai peraturan yang berlaku.
3. Melakukan analisis risiko terhadap hasil inspeksi Kesehatan Lingkungan
dengan hasil pemeriksaan laboratorium.
4. Tindak lanjut berupa perbaikan sarana dan teknis pengelolaan limbah
Air Minum
Pengaturan SBM Kesling pada Fasyankes
Sasaran untuk
penetapan standar baku
mutu kesehatan
lingkungan media Air
Minum diperuntukkan
bagi penyelenggara dan
produsen/penyedia/
penyelenggara Air
Minum yang dikelola
dengan jaringan
perpipaan, bukan
jaringan perpipaan, dan
komunal, baik institusi
maupun non institusi di
Permukiman, Tempat
Kerja, Tempat Rekreasi
serta Tempat dan
Fasilitas Umum
Air untuk Keperluan Higiene dan Sanitasi
Media Udara Dalam Ruang (Indoor) a. Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan
Secara umum
intensitas cahaya
untuk ruangan di
Fasilitas
Pelayanan
Kesehatan yang
tidak ada di
dalam tabel,
minimal 100 lux.
Untuk standar
tekanan bising pada
ruangan-ruangan
khusus yang
kegiatannya
menimbulkan
kebisingan lebih
tinggi (missal
generator set,
power house) pada
saat tertentu atau
operasional, maka
standar tekanan
kebisingan
maksimal 85dBA
Untuk keperluan monitoring, pemeriksaan mikrobiologi di rumah
sakit hanya dilakukan pada kondisi khusus, yaitu:
a). Ruang operasi baru akan digunkanan atau setelah direnovasi
b). Bila ada perubahan pada SOP higienis/pembersihan ruang
operasi
c). Bila diperlukan untuk mendukung investigasi KLB, dan
d). Bila diduga ada ancaman bioterorisme
Jasa boga golongan B:
Melayani kebutuhan masyarakat umum < 750 porsi/hari atau
memenuhi kegiatan/kebutuhan khusus, antara lain rumah sakit
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai