Lingkungan
PENGELOLAAN DAN
BAB-4
PEMANTAUAN LINGKUNGAN
Pengelolaan terhadap air limbah/ limbah cair non-B3 telah cukup baik. Fasilitas
MCK/ toilet berfungsi dengan baik. Tidak dijumpai adanya saluran air yang
tersumbat di sekitar gedung kantor dan gedung pembangkit.
d) Tindakan Perbaikan Pengelolaan
Perlu dilakukan pemeliharaan rutin terhadap saluran air di sekitar area
kegiatan agar aliran air lancar dan tidak berdapat genangan air.
Perlu dipasang screening pada seluruh saluran air agar benda padat
berukuran besar tidak masuk ke dalam saluran air.
6. Peningkatan Kebisingan
A. Dampak Lingkungan dan Parameter yang Harus Dikelola
Dampak yang harus dikelola adalah peningkatan kebisingan. Parameter yang harus
dikelola adalah tingkat kebisingan di ruang operasional pembangkit dan pintu keluar
masuk kendaraan(satuan dB(A)).
B. Sumber Dampak
Sumber dampak: kegiatan transportasi dan Operasional pembangkit, di dalam
ruangan, peningkatan intensitas kebisingan berasal dari kegiatan mesin PLTD. Di
luar ruangan, peningkatan intensitas kebisingan disebabkan oleh aktivitas kendaraan
transportasi yang menimbulkan emisi gas buang dan debu.
C. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah tingkat kebisingan di dalam ruangan kantor dan di luar
ruangan. Baku mutu yang diacu untuk tingkat kebisingan di dalam ruangan adalah
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor 051/MEN/1999 tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika di Udara Lingkungan Kerja, parameter yang diukur adalah
tingkat kebisingan, nilai ambang batasnya adalah 85 dB(A). Baku mutu yang diacu
untuk tingkat kebisingan di luar ruangan adalah Kep. MENLH No. 48 Tahun 1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan, parameter yang diukur adalah tingkat kebisingan,
nilai ambang batas untuk genset area 100 dB(A) dan Pemukiman 55 dB(A).
D. Upaya Pengelolaan
a) Cara/Teknik Pengelolaan
Pengelolaan ruang produksi. Konstruksi dinding ruang produksi dirancang
2. Dampak lingkungan yang Sumber dampak: Tolok ukur Pengelolaan yang Lokasi pengelolaan Pengelolaan Penyimpanan
harus dikelola adalah Limbah kegiatan Operasional dampak adalah dilakukan dilokasi Area PT. PLN limbah padat B3 limbah B3 yang
padat B3 yang dihasilkan dari Pembangkit. jumlah limbah kegiatan adalah (Persero) PLTD sudah baik. terkumpul di PLTD
kegiatan operasional yang terkumpul di penyimpanan Tanjung Batu. Limbah B3 secara Tanjung Batu tidak
pembangkit diantara nya TPS sampah sementara. Hal ini periodik dibawa boleh melebihi 180
5. Dampak Lingkungan yang Sumber dampak: Tolok ukur Melaksanakan standar Pengelolaan Kegiatan Perlu menambah
harus dipantau adalah kegiatan Pengoprasian dampak adalah operational procedure dilakukan di Area pengelolaan penghijauan di
timbulnya emisi dari kegiatan mesin PLTD. Di luar kualitas udara di (SOP) penggunaan Genset PLTD dan lingkungan sekitar area parkir
pembangkit dengan adanya ruangan, penurunan dalam ruangan mesin PLTD Area Pemukiman. terhadap kualitas kendaraan dan
potensi gas buang kualitas udara gudang dan di Mengupayakan setiap udara, di luar batas luar kavling
CO,CO2,NO2 dan SO2 yang disebabkan oleh udara ambien. kendaraan yang ruangan maupun PLTD Tanjung
melebihi ambang batas aktivitas kendaraan Baku mutu yang keluar masuk bersih di dalam ruangan Batu untuk
transportasi yang diacu untuk dengan kerja telah telah menyerap emisi
menimbulkan emisi gas kualitas udara di mengoptimalkan berjalan dengan gas buang
Tabel D. 4 Hasil Analisis Stack Emission Air di Pembangkit PLTD Tanjung Batu
Genset No.1
Genset No.2
Genset No.3
Genset No.4
Sumber: (PLN,2020)
Tabel D.5. Hasil Udara Ambient PLTD Tanjung Batu
PLN Area
Parameter Unit Result Standard Max Method
- Sulfur dioxide (SO2) mg/Nm 3
128.45 900 SNI19-7119.7 – 2017
- Carbon monoxide (CO) mg/Nm3 216.0 30,000 PO/OPS/19
- Nitrogen Dioxide (NO2) mg/Nm3 81.20 400 SNI19-7119.2 – 2017
- Ozone (O3) mg/Nm3 0.18 235 SNI 19-7119.8 – 2017
- Hydro Carbon mg/Nm3 10.26 160 SNI 7119.13 : 2009
- Dust (TSP) mg/Nm3 31.62 230 SNI19-7119.3 – 2017
- Lead (Pb) mg/Nm3 < 0.01 2 SNI19-7119.4 – 2017
- Noise dB(A) 65.7 70 PO/OPS/02
Pemukiman
Parameter Unit Result Standard Max Method
- Sulfur dioxide (SO2) mg/Nm 3
35.27 900 SNI19-7119.7 – 2017
- Carbon monoxide (CO) mg/Nm3 74.16 30,000 PO/OPS/19
- Nitrogen Dioxide (NO2) mg/Nm3 35.26 400 SNI19-7119.2 – 2017
- Ozone (O3) mg/Nm3 < 0.01 235 SNI 19-7119.8 – 2017
- Hydro Carbon mg/Nm3 10.26 160 SNI 7119.13 : 2009
- Dust (TSP) mg/Nm3 25.38 230 SNI19-7119.3 – 2017
- Lead (Pb) mg/Nm3 < 0.01 2 SNI19-7119.4 – 2017
- Noise dB(A) 53.2 55 PO/OPS/02
6. Peningkatan Kebisingan
A. Dampak Lingkungan dan Parameter yang Harus Dipantau
Dampak yang harus dipantau adalah peningkatan kebisingan. Parameter yang harus
dikelola adalah tingkat kebisingan di ruang operasional pembangkit dan pintu keluar
masuk kendaraan(satuan dB(A)).
B. Sumber Dampak
Sumber dampak: kegiatan transportasi dan Operasional pembangkit, di dalam
ruangan, peningkatan intensitas kebisingan berasal dari kegiatan mesin PLTD. Di
luar ruangan, peningkatan intensitas kebisingan disebabkan oleh aktivitas kendaraan
transportasi yang menimbulkan emisi gas buang dan debu.
C. Tolok Ukur Dampak
Tolok ukur dampak adalah tingkat kebisingan di dalam ruangan kantor dan di luar
ruangan. Baku mutu yang diacu untuk tingkat kebisingan di dalam ruangan adalah
Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor 051/MEN/1999 tentang Nilai Ambang
Batas Faktor Fisika di Udara Lingkungan Kerja, parameter yang diukur adalah
tingkat kebisingan, nilai ambang batasnya adalah 85 dB(A). Baku mutu yang diacu
untuk tingkat kebisingan di luar ruangan adalah Kep. MENLH No. 48 Tahun 1996
tentang Baku Tingkat Kebisingan, parameter yang diukur adalah tingkat kebisingan,
nilai ambang batas untuk genset area 100 dB(A) dan Pemukiman 55 dB(A).
D. Upaya Pemantauan
a) Cara/ Teknik Pemantauan
Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan dengan sound level meter. Baku mutu
yang diacu untuk tingkat kebisingan di dalam ruangan adalah Surat Edaran
Menteri Tenaga Kerja Nomor 051/MEN/1999 tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika di Udara Lingkungan Kerja. Baku mutu yang diacu untuk tingkat
kebisingan di luar ruangan adalah Kep. MENLH No. 48 Tahun 1996 tentang
Baku Tingkat Kebisingan.
b) Lokasi Pemantauan
Pemantauan dilakukan di area genset dan sekitar lokasi PLTD Tanjung Batu.
c) Hasil yang Dicapai
Hasil pengukuran tingkat kebisingan disajikan pada Tabel D.5.
Tabel D. 6 Tingkat Kebisingan
Standard
Lokasi Unit Result Method
(Max)
- Genset Area
dB(A) 96.7 100.0 SNI 7231 : 2009
- Office
dB(A) 53.2 85.0 SNI 7231 : 2009
- 50 M Kanan
dB(A) 53.5 55.0 PO/OPS/02
- 50 M kiri
dB(A) 52.4 55.0 PO/OPS/02
B. Sumber Dampak
Sumber dampak: Pengoperasian mesin PLTD dan Persiapan kegiatan inspeksi.