2.1.2. Sedangkan batas- batas lokasi dengan kegiatan sekitar ini adalah :
Lokasi pembangkit listrik berada kurang lebih 2 KM sebelah utara pusat
kota/pelabuhan Tanjung Batu, terletak sekitar 200 meter dari jalan utama yang
menghubungkan Kota Tanjung Batu dengan wilayah lain, berada sekitar 50 meter dari
pemukiman penduduk dan masih satu lokasi dengan kantor Kecamatan Kundur dan kantor
Komando Rayon Militer Kundur, Jarak terdekat terhadap laut sekitar 2 km dan sekitar 300
meter arah barat laut dan utara dari lokasi PLTD terdapat hutan melimpah dengan vegetasi
pohon karet. Berikut batas lokasi PLTD Tanjung Batu
Lahan Tertutup :
Kantor dan Pelayanan Publik 125 1.46
Kantor Operasional PLTD 36 0,42
Gedung Utama Pembangkit dan Sarana Pendukung 1000 11.71
Gedung Pembangkit lama 60 0.70
Stasiun Trafo 90 1.05
Bak Penampung Cooling Water 15 0.18
Tangki Penampung Bahan Bakar 175 2.05
Gudang Barang 50 0.59
Gudang TPS B3 6 0.07
IPAL 12 0.14
Parkir Beratap dan parkir perkerasan 210 2.46
Perumahan Karyawan Utama 36 0.42
Perumahan Karyawan lama
Lahan Terbuka :
Jalan Keras / Beraspal 380 4.45
Parkir / Perkerasan 12 0.14
Tower Penampung Air 6.25 0.07
Lain-lain
3
kegiatan dalam ketersediaan
Akta Notaris 12
listrik di wilayahKementerian Hukum
Kota Tanjung Batu.dan Hakkapasitas
Data Asasi
Manusia Dirjen Administrasi
produksi listrik PLTD Tanjung Batu secara rinci tertera pada tabel B.3. sebagai berikut
Hukum Umum
Nomor Pokok
Tabel B. 2 Penambahan Kapasitas Produksi
14 November 1982, dikeluarkan
3 01.001.629.3-051.000
Wajib Pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak
b. Bahan Bakar
Untuk mengoperasikan mesin pembangkit listrik di PLTD Tanjung Batu di
perlukan bahan baku utama industri yaitu bahan bakar solar dan bahan pendukung
utama yaitu minyak pelumas oli.
Bahan Bakar Solar / Minyak Disel
Pengoperasian Unit Mesin Pembangkit pada Unit PLTD Tanjung Batu
mengkonsumsi bahan bakar solar rata-rata perbulan sebanyak 584.137 liter. Stock
penyimpanan cadangan bahan bakar perbulan sekitar 500.000 liter dengan daya
tampung tangki I sebesar 250.000 liter, tangki II sebesar 250.000 liter.
Kebutuhan Bahan bakar solar secara keseluruhan di suplai oleh PT.
Pertamina dengan sistem DO, yang pendistribusiannya dilakukan oleh PT. Cahaya
Perdana melalui jalur darat setelah melakukan pengambilan minyak di pelabuhan
melalui kapal tanker.
Pelumas / Minyak Oli
Seperti kebutuhan solar, kebutuhan pelumas dan minyak oli disuplai secara
keseluruhan oleh PT. Pertamina dengan mitra pendistribusian dan transportasi oleh
PT. Laras. Dalam kurun waktu satu bulan minyak oli/pelumas yang dibutuhkan
sekitar 8000 liter atau 40 drum. Stock penyimpanan cadangan pelumas/minyak oli
dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 120 drum.
Pemakaian oli dilakukan secara berkala dan teratur yaitu dengan sistem
penambahan saat oli pada mesin mulai berkurang dan atau setiap 1500 – 3000 jam
mesin beroperasi dilakukan penggantian oli.
Bahan Bakar Untuk Transportasi
Bahan bakar lainnya yang dibutuhkan untuk operasional adalah bahan bakar
jenis bensin yang diperuntukkan bagi bahan bakar 1 unit mobil operasional dan
beberapa unit sepeda motor dengan kebutuhan bahan bakar bensin perbulan rata-rata
mencapai 690 liter.
Secara rinci kebutuhan bahan bakar untuk kegiatan operasional di PLTD Tanjung Batu
disajikan dalam Tabel berikut.
Pelumas/Minyak Oli 8000 liter (40 drum) 8000 liter (40 drum)
c. Tenaga Kerja
Dalam menjalankan operasional PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Tanjung
Batu PLTD Tanjung Batu dipimpin oleh seorang Manager unit pelayanan yang
ditugaskan oleh PT PLN (Persero) Cabang Tanjung Pinang, Wilayah Riau dan
Kepulauan Riau. Tenaga kerja yang terlibat dalam operasional disesuaikan
berdasarkan tingkat kebutuhan dan pertimbangan skill sesuai dengan standar PT.
PLN (Persero). Untuk mengisi bagian yang masih kosong dan harus dipenuhi demi
kelancaran perusahaan, kebijakan yang diambil perusahaan adalah merekrut tenaga
kerja lokal dengan sistem kontrak melalui lembaga koperasi PLN. Jumlah tenaga
kerja yang bekerja pada saat ini berjumlah 46 orang.
1. Manajer 1 - 1
2. Supervisor 5 - 5
3. Staf 11 - 11
4. Operator 16 - 16
5. Security 6 - 6
6. Cleaning Serv. 2 - 2
7. Lainnya 2 3 5
Total 43 3 46
d. Waktu Operasional
Berdasarkan pada kondisi kemampuan kapasitas produksi PT. PLN (Persero) PLTD
Tanjung Batu maka untuk memperlancar dan menjaga kelangsungan produksi listrik
oleh pihak manajemen diberlakukan jadwal operasional sebagai berikut :
Jadwal Operasional :
Waktu Operasional : Full Timer
Dalam Satu Hari : 24 Jam
Dalam Satu Minggu : 168 Jam
Jumlah Shift Kerja : 3 Shift + 1 Shift istirahat,
dengan pembagian sebagai berikut :
1) Shift 1 : Jam 00.00 WIB s/d 08.00 WIB ( 8 Jam)
2) Shift 2 : Jam 08.00 WIB s/d 16.00 WIB ( 8 Jam)
3) Shift 3 : Jam 16.00 WIB s/d 24.00 WIB ( 8 Jam)
pelanggan. Secara garis besar mesin-mesin utama pada PLTD Tanjung Batu adalah
mesin-mesin diatas 10 tahun dan hanya 2 unit yang dibawah 5 tahun serta 1 unit tidak
beroperasi karena rusak. Untuk lebih jelas gambaran spesifikasi mesin tertera pada
Tabel 2.4. sebagai berikut:
Total 4.701
Sumber Data Th 2006
Buatan
No Merek Tipe No. Seri Daya
Negara/tahun
Total 5.400
Sumber data Th 2020
Total 6.401
Sumber data Th 2006
Buatan /
No Merek Tipe No. Seri Volt KVA AMP
tahun
5. Meiden
Total 6.401
Sumber data Th 2020
Di dalam mesin diesel juga terdapat ruang pembakaran untuk terjadinya proses
pembakaran (combustion) antara campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang
bakar, yaitu ruangan yang dibatasi oleh dinding silinder, kepala torak dan kepala
silinder. Selain itu, pada silinder terdapat katub isap dan katub buang, yang mana
katub isab berfungsi memasukkan udara segar ke dalam ruang silinder, sedangkan
katub buang berfungsi mengeluarkan gas pembakaran.
Apabila torak berada pada posisi terjauh dari kepala silinder dan posisi katub isap dan
katub buang berada dalam kondisi tertutup, maka gerakan torak akan ke atas sehingga
menimbulkan tekanan pada udara di dalam ruang silinder (compression). Akibat
gerakan ini maka terjadi kenaikan tekanan dan temperatur udara, dimana pada
umumnya diperkirakan dapat mencapai tekanan ± 164 kg/cm2 dan temperatur ± 550
0C. Pada posisi tersebut di atas, biasanya diikuti oleh penyemprotan bahan bakar ke
dalam silinder sehingga terjadilah proses pembakaran akibatnya terjadi kenaikan
temperatur dan tekanan di dalam ruang silinder.
Kondisi tersebut di atas (pembangkitan listrik) akan menyebabkan terjadinya ekspansi
yang akan menggerakan piston melalui pena engkol yang terhubung dengan poros
engkol, akibatnya kumparan medan generator turut berputar. Dengan demikian,
energi listrik akan dihasilkan pada terminal jangkar generator yang selanjutnya
dengan syarat-syarat tertentu dipararel dengan keluaran unit lain dengan maksud
disalurkan langsung pada sistem penyulang atau melalui Trafo Step-Up untuk
kepentingan transmisi dan interkoneksi. Energi listrik yang dihasilkan kemudian
disalurkan dalam suatu sistem auxilary melalui beberapa panel penunjang (panel out
going) dan di-support oleh panel mesin supaya energi listrik dapat sampai kepada
pelanggan.
Di samping itu, jenis kegiatan operasian pembangkit listrik juga tidak terlepas dari
kegiatan bahan baku dan bahan penunjangnya. Beberapa peralatan utama dan
penunjang yang diperlukan untuk proses pengoperasian PLTD Tanjung Batu, antara
lain :
- Bangunan rumah diesel dan sistem kontrolnya.
- Mesin diesel yang berkopel dengan generator listrik.
- Instalasi bahan bakar dan tangki timbun bahan bakar.
- Instalasi air untuk pendingin (closed loop) untuk kepentingan intercooler dan
jacket water di setiap mesin, pemadam kebakaran serta kebutuhan kantor.
- Sistem pelumasan (lubricating).
- Sistem udara masuk (air intake) dan gas buang.
- Sistem udara pabrik untuk mengasutan (starting) mesin, pneumatic control, dan
cleaning.
- Sistem kontrol mesin dan listrik.
- Warehouse dan worskop mesin dan peralatan penunjangnya.
- Instalasi pengolahan air limbah/ buangan, terdiri dari saluran air (parit), oil trap, oil
leakage tank, dan oil sludge.
- Sarana pemondokan dan penunjangnya bagi karyawan di sekitar tapak proyek.
g. Skema Umum Proses Pembangkitan dan Pendistribusian
Berdasarkan deskripsi diatas tentang proses pembangkitan listrik dan pendistribusiannya,
dapat disusun sebuah skema dasar. Skema dasar ini sekaligus meringkaskan mekanisme dan
system yang terjadi secara umum dalam proses pembangkitan dan distribusi listrik. Skema
dasar tersebut tersaji pada Gambar B.5.
Peralatan Kebakaran
1 Extinguisher dry powder 40 unit Milik perusahaan
2 Extinguisher CO2 18 unit Milik perusahaan
3 Hydrant 1 set Milik perusahaan
4 Selang Hydrant 6 unit Milik perusahaan
Pekerja
1 Sepatu Safety 34 pcs Setiap Pekerja
2 Wearpack Standar 34 pcs Setiap Pekerja
3 Earplug/Ear Muff 34 pcs Setiap Pekerja
4 Helmet 34 pcs Setiap Pekerja
Sumber: PLN,2020
Pemisahan sludge minyak dengan air (pelarutnya) dalam kolam pemisah IPAL
menggunakan sistem pemisah sederhana. Secara umum, desain IPAL pemisah
solar dan olie terbagi atas 3 (tiga) bak dimana didalam m asing-masing bak ini
akan terjadi proses filtrasi secara fisika dan alami berdasarkan perbedaan berat
jenis. Oleh karena berat jenis minyak (fraksi solar) lebih kecil dari berat jenis
air (fraksi air), maka sludge minyak akan mengapung. Dengan demikian,
fraksi air akan mengalir melalui saluran yang berada di bagian bawah bak.
Adapun fraksi minyak (solar dan olie) akan tetap mengapung dan tertahan di
atas bak, selanjutnya hasil pemisahan minyak bisa diambil secara periodik
oleh petugas dan dikumpulkan dalam sebuah wadah atau drum bekas.
Kolam penampung dan pemisah limbah minyak dimanfaatkan untuk
memisahkan sludge minyak dengan air berdasarkan sistem pengapungan
(perbedaan berat jenis antar fraksi larutan dan pelarut). Sludge minyak (solar
dan olie) yang memiliki berat jenis lebih kecil dari satu ( BJ <1) akan