Anda di halaman 1dari 19

Deskripsi Kegiatan

BAB-2 DESKRIPSI KEGIATAN

2.1. LOKASI KEGIATAN


2.1.1. Lokasi Kegiatan dan Kesampaian Daerah
Secara administrasi perubahan kapasitas melalui pembangunan PLTD Tanjung Batu yang
beralamat di Jl. Ahmad Yani Kelurahan Tanjung Batu, Kecamatan Kundur, Kabupaten
Karimun, Provinsi Kepulauan Riau.

2.1.2. Sedangkan batas- batas lokasi dengan kegiatan sekitar ini adalah :
Lokasi pembangkit listrik berada kurang lebih 2 KM sebelah utara pusat
kota/pelabuhan Tanjung Batu, terletak sekitar 200 meter dari jalan utama yang
menghubungkan Kota Tanjung Batu dengan wilayah lain, berada sekitar 50 meter dari
pemukiman penduduk dan masih satu lokasi dengan kantor Kecamatan Kundur dan kantor
Komando Rayon Militer Kundur, Jarak terdekat terhadap laut sekitar 2 km dan sekitar 300
meter arah barat laut dan utara dari lokasi PLTD terdapat hutan melimpah dengan vegetasi
pohon karet. Berikut batas lokasi PLTD Tanjung Batu

Sebelah Utara : PT.PGI


Sebelah Selatan : Kormil
Sebelah Barat : Kawasan Pemukiman
Sebelah Timur : Lapangan Sepak Bola

2.1.3. Status Lahan


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu menempati lahan seluas 8.542 yang terbagi atas
lahan terbuka dan lahan tertutup yang terdiri antara lain kantor, gudang, gedung pembangkit
dan fasilitas lainnya yang secara rinci penggunaan lahan seperti pada tabel B.1. Penggunaan
lahan dimanfaatkan seefisien mungkin sehingga tidak ada lahan yang sia-sia. Untuk lahan
yang tidak tertutup gedung atau jalan dimanfaatkan untuk pertamanan maupun penghijauan
yang berfungsi untuk meningkatkan resapan air hujan dan sangat bermanfaat untuk
menggurangi potensi pencemaran udara dan dapat menghambat rembetan kebisingan yang
relatif tinggi. Pemanfaatan lahan untuk kegiatan PLTD Tanjung Batu masih kurang dari 40 %
terhadap keseluruhan luas lahan.

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)


PT.PLN (Persero) UP3 Tanjungpinang PLTD Tanjung Batu II - 1
Deskripsi Kegiatan

Tabel B. 1 Penggunaan lahan PLTD Tanjung Batu


Luas Area
Peruntukan Lahan Keterangan
M2 %

Lahan Tertutup :
Kantor dan Pelayanan Publik 125 1.46
Kantor Operasional PLTD 36 0,42
Gedung Utama Pembangkit dan Sarana Pendukung 1000 11.71
Gedung Pembangkit lama 60 0.70
Stasiun Trafo 90 1.05
Bak Penampung Cooling Water 15 0.18
Tangki Penampung Bahan Bakar 175 2.05
Gudang Barang 50 0.59
Gudang TPS B3 6 0.07
IPAL 12 0.14
Parkir Beratap dan parkir perkerasan 210 2.46
Perumahan Karyawan Utama 36 0.42
Perumahan Karyawan lama

Lahan Terbuka :
Jalan Keras / Beraspal 380 4.45
Parkir / Perkerasan 12 0.14
Tower Penampung Air 6.25 0.07
Lain-lain

Luas Lahan tidak bebas 2.213,25 25.91


Luas Lahan Total 8.542 100

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)


PT.PLN (Persero) UP3 Tanjungpinang PLTD Tanjung Batu II - 2
Deskripsi Kegiatan

Gambar B. 1 Peta Lokasi Kegiatan

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)


PT.PLN (Persero) UP3 Tanjungpinang PLTD Tanjung Batu II - 3
Deskripsi Kegiatan

Gambar B. 2 Layout PLTD Tanjung Batu

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)


PT.PLN (Persero) UP3 Tanjungpinang PLTD Tanjung Batu II - 4
Deskripsi Kegiatan

2.2. SKALA/ BESARAN RENCANA USAHA


Tabel B. 3DAN/ ATAU KEGIATAN
Perizinan
JENIS
NO a. Produksi NO. PERIZINAN KETERANGAN
PERIZINAN
Produksi listrik PLTD Tanjung Batu melayani ketersediaan listrik seluruh wilayah
Tanjung Batu yang meliputi 3 kecamatan 03
KotaInduk
Nomor
Agustus
yaitu 2018, dikeluarkan
Kecamatan oleh
Kundur, Kecamatan
1 8120003820135 Lembaga Pengelola dan
Berusaha
Kundur Utara dan Kecamatan Kundur Barat Penyelenggara
dengan total kebutuhan listrik untuk
OSS
pelanggan sebanyak 4.105 KW yang terdiri atas pelanggan rumah tangga /
pemukiman, industri dan industri rumah tangga,
11 perkantoran, pertokoan,oleh
April 1998, dikeluarkan perhotelan,
2 Aktasarana
Perusahaan
umum danM-13.HT.03.05-TH
lainnya. Menteri Kehakiman Republik
Indonesia
b. Jenis Produksi
PT. PLN (Persero) UP3 Tanjungpinang unit 22 pelayanan
Februari Tanjung Batu melakukan
2016, dikeluarkan oleh

3
kegiatan dalam ketersediaan
Akta Notaris 12
listrik di wilayahKementerian Hukum
Kota Tanjung Batu.dan Hakkapasitas
Data Asasi
Manusia Dirjen Administrasi
produksi listrik PLTD Tanjung Batu secara rinci tertera pada tabel B.3. sebagai berikut
Hukum Umum

Nomor Pokok
Tabel B. 2 Penambahan Kapasitas Produksi
14 November 1982, dikeluarkan
3 01.001.629.3-051.000
Wajib Pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak

03 Agustus 2018, dikeluarkan oleh


Izin Komersial/
5 8120003820135 Lembaga Pengelola dan
Operasional
Penyelenggara OSS
05 Januari 2010, dikeluarkan oleh
Tanda Daftar
6 502.16 / BP2T / 489 / 2010 Badan Pelayanan Perizinan
Perusahaan
Terpadu

2.3.2. Kesesuaian Lokasi Rencana Kegiatan Dengan Tata Ruang


Lokasi pembangunan PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu sudah sesuai dengan
kesesuaian peruntukan kawasan yang terdapat Peta Rencana Pola Ruang
Kabupaten Karimun di dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karimun No. 7 Tahun
2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Karimun Tahun 2011-
2031 yaitu diperuntukan untuk kawasan industri.

2.3.3. Rencana Kegiatan Yang Dapat Menimbulkan Dampak


a. Sumber Air dan Penggunaannya
Penggunaan air untuk seluruh aktifitas operasional pembangkit dan kebutuhan
domestik diambil dari sumber air tanah (air sumur) dengan kedalaman sekitar 4 - 5
meter. Rincian penggunaan air sebagai berikut :
 Sumber air : Air tanah (sumur bor)
 Kebutuhan air keseluruhan : 200 M3 perbulan

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 5


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu
Deskripsi Kegiatan

 Kebutuhan pendingin pembangkit : 80 M3 perbulan


 Kebutuhan air domestik : 120 M3 perbulan
 Sistem pendingin pembangkit : Tertutup
Kebutuhan air untuk pendingin pembangkit tidak terlalu besar karena sistem
pendingin tertutup dengan memanfaatkan fungsi radiator sehingga peluang
penguapan lebih rendah.

b. Bahan Bakar
Untuk mengoperasikan mesin pembangkit listrik di PLTD Tanjung Batu di
perlukan bahan baku utama industri yaitu bahan bakar solar dan bahan pendukung
utama yaitu minyak pelumas oli.
 Bahan Bakar Solar / Minyak Disel
Pengoperasian Unit Mesin Pembangkit pada Unit PLTD Tanjung Batu
mengkonsumsi bahan bakar solar rata-rata perbulan sebanyak 584.137 liter. Stock
penyimpanan cadangan bahan bakar perbulan sekitar 500.000 liter dengan daya
tampung tangki I sebesar 250.000 liter, tangki II sebesar 250.000 liter.
Kebutuhan Bahan bakar solar secara keseluruhan di suplai oleh PT.
Pertamina dengan sistem DO, yang pendistribusiannya dilakukan oleh PT. Cahaya
Perdana melalui jalur darat setelah melakukan pengambilan minyak di pelabuhan
melalui kapal tanker.
 Pelumas / Minyak Oli
Seperti kebutuhan solar, kebutuhan pelumas dan minyak oli disuplai secara
keseluruhan oleh PT. Pertamina dengan mitra pendistribusian dan transportasi oleh
PT. Laras. Dalam kurun waktu satu bulan minyak oli/pelumas yang dibutuhkan
sekitar 8000 liter atau 40 drum. Stock penyimpanan cadangan pelumas/minyak oli
dalam kurun waktu 3 bulan sebanyak 120 drum.
Pemakaian oli dilakukan secara berkala dan teratur yaitu dengan sistem
penambahan saat oli pada mesin mulai berkurang dan atau setiap 1500 – 3000 jam
mesin beroperasi dilakukan penggantian oli.
 Bahan Bakar Untuk Transportasi
Bahan bakar lainnya yang dibutuhkan untuk operasional adalah bahan bakar
jenis bensin yang diperuntukkan bagi bahan bakar 1 unit mobil operasional dan

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 6


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu
Deskripsi Kegiatan

beberapa unit sepeda motor dengan kebutuhan bahan bakar bensin perbulan rata-rata
mencapai 690 liter.
Secara rinci kebutuhan bahan bakar untuk kegiatan operasional di PLTD Tanjung Batu
disajikan dalam Tabel berikut.

Tabel B. 4 Kebutuhan Bahan Bakar


Besaran Kebutuhan
Jenis Bahan Bakar
Lama Baru
Solar/Minyak Diesel Tangki I & II : 250.000 liter Tangki I & II : 250.000 liter,

- Penyimpanan Tangki III : 10.000 Liter


Cadangan: 510.000

Pelumas/Minyak Oli 8000 liter (40 drum) 8000 liter (40 drum)

- Penyimpanan Cadangan: 24.000 (120 Cadangan: 24.000 (120 Drum)


Drum)

c. Tenaga Kerja
Dalam menjalankan operasional PT. PLN (Persero) Unit Pelayanan Tanjung
Batu PLTD Tanjung Batu dipimpin oleh seorang Manager unit pelayanan yang
ditugaskan oleh PT PLN (Persero) Cabang Tanjung Pinang, Wilayah Riau dan
Kepulauan Riau. Tenaga kerja yang terlibat dalam operasional disesuaikan
berdasarkan tingkat kebutuhan dan pertimbangan skill sesuai dengan standar PT.
PLN (Persero). Untuk mengisi bagian yang masih kosong dan harus dipenuhi demi
kelancaran perusahaan, kebijakan yang diambil perusahaan adalah merekrut tenaga
kerja lokal dengan sistem kontrak melalui lembaga koperasi PLN. Jumlah tenaga
kerja yang bekerja pada saat ini berjumlah 46 orang.

Tabel B. 5 Tenaga Kerja di PT.PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu


Jenis Kelamin Pendidikan
No Jabatan/ Bagian
L P Total SD SLTP SLTA Dipl. S1 >S1

1. Manajer 1 - 1
2. Supervisor 5 - 5
3. Staf 11 - 11
4. Operator 16 - 16

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 7


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu
Deskripsi Kegiatan

5. Security 6 - 6
6. Cleaning Serv. 2 - 2
7. Lainnya 2 3 5

Total 43 3 46

Gambar B. 3 Struktur Organisasi PLTD Tanjung Batu

Gambar B. 4 Struktur Organisasi

d. Waktu Operasional
Berdasarkan pada kondisi kemampuan kapasitas produksi PT. PLN (Persero) PLTD
Tanjung Batu maka untuk memperlancar dan menjaga kelangsungan produksi listrik
oleh pihak manajemen diberlakukan jadwal operasional sebagai berikut :
Jadwal Operasional :
Waktu Operasional : Full Timer
Dalam Satu Hari : 24 Jam
Dalam Satu Minggu : 168 Jam
Jumlah Shift Kerja : 3 Shift + 1 Shift istirahat,
dengan pembagian sebagai berikut :
1) Shift 1 : Jam 00.00 WIB s/d 08.00 WIB ( 8 Jam)
2) Shift 2 : Jam 08.00 WIB s/d 16.00 WIB ( 8 Jam)
3) Shift 3 : Jam 16.00 WIB s/d 24.00 WIB ( 8 Jam)

e. Mesin dan Peralatan Produksi


Untuk menunjang keberlangsungan produksi jumlah, kapasitas dan kondisi mesin
sangat mempengaruhi kapasitas out put listrik dan kestabilan daya suplai ke

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 8


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu
Deskripsi Kegiatan

pelanggan. Secara garis besar mesin-mesin utama pada PLTD Tanjung Batu adalah
mesin-mesin diatas 10 tahun dan hanya 2 unit yang dibawah 5 tahun serta 1 unit tidak
beroperasi karena rusak. Untuk lebih jelas gambaran spesifikasi mesin tertera pada
Tabel 2.4. sebagai berikut:

Tabel B. 6 Spesifikasi Mesin Penggerak PLTD Tanjung Batu


Buatan
No Merek Tipe No. Seri Daya
Negara/tahun

1. KOMATSU I SA 6 D1 40 A-1 21715 - JEPANG, 1994

2. MITSUBHISI MSG 10331 1.386 JEPANG,1996

3. DAIHATSU I 6 DL 22 DL622 Z 0852 750 JEPANG,1997

4. DAIHATSU II 6 DL 22 DL622 Z 0853 750 JEPANG,1997

5. DAIHATSU III 6 DL 22 DL622 Z 0854 750 JEPANG,1997

6. DAIHATSU IV 6 DL 22 DL622 Z 0855 750 JEPANG,1997

7. DEUTZ I BA 12 M 528 5-251754 - JERMAN,2002

8. DEUTZ II BA 12 M 528 5-251756 - JERMAN,2002

9. KOMATSU II S 6 D140 A-1 20990 315 JEPANG,2002

Total 4.701
Sumber Data Th 2006
Buatan
No Merek Tipe No. Seri Daya
Negara/tahun

1. DAIHATSU I 6 DL 22 DL622 Z 0852 600 JEPANG,1997

2. DAIHATSU II 6 DL 23 DL622 Z 0853 600 JEPANG,1997

3. DAIHATSU III 6 DL 24 DL622 Z 0854 600 JEPANG,1997

4. DAIHATSU IV 6 DL 25 DL622 Z 0855 600 JEPANG,1997

5. NIGATA 8L40CX 54946 3000 JEPANG 2988

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 9


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu
Deskripsi Kegiatan

Total 5.400
Sumber data Th 2020

Tabel B. 7 Spesifikasi mesin Generator PLTD Tanjugn Batu


Buatan
No Merek Tipe No. Seri Volt KVA AMP
/tahun

1. STAMFORD HC 434 F1 CO 49033/02 380/220 385 585 1994


2.
TAIYO PX II – 63 232 380/220 1275 1937 1996
3.
NISHISHIBA NTKAL 847986 A1A-1 380/220 750 1140 1997
4.
NISHISHIBA NTAKL 847986 A1A-2 380/220 750 1140 1997
5.
NISHISHIBA NTAKL 847986 A1A-3 380/220 750 1140 1997
6.
NISHISHIBA NTAKL 847986 A1A-4 380/220 750 1140 1997
7.
SIEMENS 1 DK 4315-5DE 04- D.73200424 02 6,6 KV 1310 115 2002
8. Z
SIEMENS 1 DK 4315-5DE 04- D.73200424 6,6 KV 131 115 2002
9. Z
STAMFORD HC 434 E 2 1048022 380/220 300 585 2002

Total 6.401
Sumber data Th 2006

Buatan /
No Merek Tipe No. Seri Volt KVA AMP
tahun

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 10


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu
Deskripsi Kegiatan

1 Nishishiba NTKAL 847986 A1A-1 380/220 750 1140 1997

2 Nishishiba NTKAL 847986 A1A-2 380/220 750 1140 1997

3 Nishishiba NTKAL 847986 A1A-3 380/220 750 1140 1997

4 Nishishiba NTKAL 847986 A1A-4 380/220 750 1140 1997

5. Meiden

Total 6.401
Sumber data Th 2020

Gambar B. 5 Mesin Penggerak dan Generator

f. Sistem Operasional Pembangkit PLTD


Motor diesel atau biasa disebut sebagai motor-penyalaan-kompresi (compression-
ignition engine) karena cara penyalaan bahan bakarnya dilakukan dengan
menyemprotkan bahan bakar ke dalam udara yang telah bertekanan dan temperatur
tinggi sebagai akibat proses kompresi. Secara umum proses pembangkitan tenaga
listrik berawal dari pengoperasian mesin diesel, torak yang bergerak translasi (bolak-
balik) di dalam silinder dihubungkan dengan pena engkol (connecting rod) dari poros
engkol (crankshaf) yang berputar pada bantalannya, dengan perantara batang
penggerak atau batang penghubung.

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 11


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu
Deskripsi Kegiatan

Di dalam mesin diesel juga terdapat ruang pembakaran untuk terjadinya proses
pembakaran (combustion) antara campuran bahan bakar dan udara di dalam ruang
bakar, yaitu ruangan yang dibatasi oleh dinding silinder, kepala torak dan kepala
silinder. Selain itu, pada silinder terdapat katub isap dan katub buang, yang mana
katub isab berfungsi memasukkan udara segar ke dalam ruang silinder, sedangkan
katub buang berfungsi mengeluarkan gas pembakaran.
Apabila torak berada pada posisi terjauh dari kepala silinder dan posisi katub isap dan
katub buang berada dalam kondisi tertutup, maka gerakan torak akan ke atas sehingga
menimbulkan tekanan pada udara di dalam ruang silinder (compression). Akibat
gerakan ini maka terjadi kenaikan tekanan dan temperatur udara, dimana pada
umumnya diperkirakan dapat mencapai tekanan ± 164 kg/cm2 dan temperatur ± 550
0C. Pada posisi tersebut di atas, biasanya diikuti oleh penyemprotan bahan bakar ke
dalam silinder sehingga terjadilah proses pembakaran akibatnya terjadi kenaikan
temperatur dan tekanan di dalam ruang silinder.
Kondisi tersebut di atas (pembangkitan listrik) akan menyebabkan terjadinya ekspansi
yang akan menggerakan piston melalui pena engkol yang terhubung dengan poros
engkol, akibatnya kumparan medan generator turut berputar. Dengan demikian,
energi listrik akan dihasilkan pada terminal jangkar generator yang selanjutnya
dengan syarat-syarat tertentu dipararel dengan keluaran unit lain dengan maksud
disalurkan langsung pada sistem penyulang atau melalui Trafo Step-Up untuk
kepentingan transmisi dan interkoneksi. Energi listrik yang dihasilkan kemudian
disalurkan dalam suatu sistem auxilary melalui beberapa panel penunjang (panel out
going) dan di-support oleh panel mesin supaya energi listrik dapat sampai kepada
pelanggan.
Di samping itu, jenis kegiatan operasian pembangkit listrik juga tidak terlepas dari
kegiatan bahan baku dan bahan penunjangnya. Beberapa peralatan utama dan
penunjang yang diperlukan untuk proses pengoperasian PLTD Tanjung Batu, antara
lain :
- Bangunan rumah diesel dan sistem kontrolnya.
- Mesin diesel yang berkopel dengan generator listrik.
- Instalasi bahan bakar dan tangki timbun bahan bakar.
- Instalasi air untuk pendingin (closed loop) untuk kepentingan intercooler dan
jacket water di setiap mesin, pemadam kebakaran serta kebutuhan kantor.
- Sistem pelumasan (lubricating).
- Sistem udara masuk (air intake) dan gas buang.

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 12


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu
Deskripsi Kegiatan

- Sistem udara pabrik untuk mengasutan (starting) mesin, pneumatic control, dan
cleaning.
- Sistem kontrol mesin dan listrik.
- Warehouse dan worskop mesin dan peralatan penunjangnya.
- Instalasi pengolahan air limbah/ buangan, terdiri dari saluran air (parit), oil trap, oil
leakage tank, dan oil sludge.
- Sarana pemondokan dan penunjangnya bagi karyawan di sekitar tapak proyek.
g. Skema Umum Proses Pembangkitan dan Pendistribusian
Berdasarkan deskripsi diatas tentang proses pembangkitan listrik dan pendistribusiannya,
dapat disusun sebuah skema dasar. Skema dasar ini sekaligus meringkaskan mekanisme dan
system yang terjadi secara umum dalam proses pembangkitan dan distribusi listrik. Skema
dasar tersebut tersaji pada Gambar B.5.

Gambar B. 6 Skema Dasar Pembangkitan dan Pendistribusian Daya Listrik

h. Sarana dan Prasarana Penunjang


Untuk mendukung kelancaran produksi industri pembangkit listrik PLTD Tanjung
Batu didukung berbagai sarana dan prasarana yang antara lain :
- 1 Unit Kantor Operasional sekaligus Kantor Pelayanan Umum;
- 1 Unit Kantor Operasional Pembangkit;
- 1 Unit gudang Penyimpanan Limbah B3;
- 1 Unit Mobil Operasional sekaligus untuk penanggulangan gangguan;

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 13


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu
Deskripsi Kegiatan

- 2 Unit Motor Operasional;


- Perlengkapan Pemadam Kebakaran (APAR);
- Perlengkapan K3;
- Mess dan Rumah Dinas Karyawan;
- dll.
i. Aspek K3 Kegiatan Operasional
PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu memiliki peralatan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang dimiliki oleh perusahaan. Seluruh aspek K3 yang berlaku
di perusahaan dilengkapi dengan SOP yang selalu diupdate. Berikut fasilitas K3 dan
pendukungnya yang dipantau secara berkala oleh Pj. K3L PLTD Tanjung Batu.
Tabel B.1 Daftar Peralatan K3 yang digunakan
NO JENIS PERALATAN JUMLAH KETERANGAN

Peralatan Kebakaran
1 Extinguisher dry powder 40 unit Milik perusahaan
2 Extinguisher CO2 18 unit Milik perusahaan
3 Hydrant 1 set Milik perusahaan
4 Selang Hydrant 6 unit Milik perusahaan
Pekerja
1 Sepatu Safety 34 pcs Setiap Pekerja
2 Wearpack Standar 34 pcs Setiap Pekerja
3 Earplug/Ear Muff 34 pcs Setiap Pekerja
4 Helmet 34 pcs Setiap Pekerja
Sumber: PLN,2020

2.4. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH


 Pengolahan Limbah Padat Domestik
Pada kegiatan di dalam PLTD Tanjung Batu , limbah padat yang dihasilkan
berupa sampah dari aktifitas karyawan, antara lain sisa makanan dan minuman
serta limbah kertas dari perkantoran. Selanjutnya untuk menampung limbah
padat yang dihasilkan dari kegiatan operasional pembangkit untuk sementara
disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) yang berada di sebelah
Bak IPAL dan di sebelah gedung Workshop. Selain itu disediakan juga
beberapa tempat sampah yang dipilah berdasarkan limbah padat yang
dihasilkan yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Pada setiap sampah
akan diberi tutup yang dibuat dari bahan yang tidak mudah berkarat.
Salnjutnya sampah secara berkala disalurkan dari TPS menuju tempat akhir
pembuangan sampah

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 14


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu
Deskripsi Kegiatan

 Penanganan Limbah Cair


Pada kegiatan di dalam PLTD Tanjung Batu , limbah padat yang dihasilkan
berupa sampah dari aktifitas karyawan, antara lain sisa makanan dan minuman
serta limbah kertas dari perkantoran. Selanjutnya untuk menampung limbah
padat yang dihasilkan dari kegiatan operasional pembangkit untuk sementara
disimpan di Tempat Penyimpanan Sementara (TPS) yang berada di sebelah
Bak IPAL dan di sebelah gedung Workshop. Selain itu disediakan juga
beberapa tempat sampah yang dipilah berdasarkan limbah padat yang
dihasilkan yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Pada setiap sampah
akan diberi tutup yang dibuat dari bahan yang tidak mudah berkarat.
Salnjutnya sampah secara berkala disalurkan dari TPS menuju tempat akhir
pembuangan sampah
 Pengelolaan limbah B3 (Bahan Berbahaya Beracun)
- Pada kegiatan di dalam PLTD Tanjung Batu, Limbah B3 yang dihasilkan
dibedakan menjadi limbah padat B3 dan limbah cair B3, Limbah padat B3
yang dihasilkan berasal dari kegiatan operasional pembangkit diantara nya
berupa, Lampu bekas, baterai bekas, catride printer, filter hasil komp b
ressor dan sebagainya, Sedangkan limbah cair B3 yang dihasilkan berupa
oli bekas, selanjutnya untuk pengelolaan limbah ini, Pihak Perusahaan
akan mengumpulkan pada tempat khusus dan selanjutnya penanganannya
akan bekerjasama dengan pihak ketiga yang telah memiliki izin.
- Pengelolaan yang dilakukan dilokasi kegiatan adalah penyimpanan
sementara. Hal ini dimaksud untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke
Lingkungan sekitar sehingga potensi bahaya terhadap manusia dan
Lingkungan dapat dihindarkan. Untuk meningkatkan keamanannya maka
sebelum dilakukan penyimpanan limbah B3 harus terlebih dahulu dikemas
dengan ketentuan sebagai berikut: Kemasan untuk Limbah B3 harus
dalam kondisi baik, tidak rusak, dan bebas dari pengkaratan serta
kebocoran.
- Bentuk ukuran dan barang kemasan limbah B3 disesuaikan dengan
karakteristiklimbah B3 yang dihasilkan dengan mempertimbangkan segi
keamanan dan kemudahan dalam penanganannya.
- Kemasan dapat terbuat dari bahan plastic atau bahan logam yang syarat
bahan kemasan yang dipergunakan tersebuttidak bereaksi dengan limbah
B3 yang dihasilkan.

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 15


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu
Deskripsi Kegiatan

- Kemasan yang telah berisi limbah harus diberikan penandaan sesuai


dengan ketentuan yang berlaku dan disimpan dengan memenuhiketentuan
tentang tata cara dan persyaratan bagi penyimpanan limbah B3.
- Terhadap kemasan wajib dilakukan pemeriksaan oleh penanggung
jawabpengelolaan limbah B3, untuk memastikan tidak terjadi kerusakan
atau kebocoran pada kemasan akibat korosi atau faktor lainnya.
- Bangunan tempat penyimpanan harus terlindung dari masuknya air hujan
baik secara langsung maupun tidak langsung, dibaut tanpa plafonddan
memiliki sistem ventilasi udara yang baik, lantai bangunan penyimpanan
harus kedap air, tidak bergelombang, kuat dan tidak retak.
- Pengangkutan limbah B3 dilakukan olehtransporter yang berizin dan
masih berlaku izin operasioanalnya.
 Sistem Pengelolaan Pencemaran Udara
Pada kegiatan di dalam PLTD Tanjung Batu, akan dihasilkan gas buang yang
apabila tidak dijaga kualitas emisinya dapat mencemari udara ambient
sehingga untuk menghasilkan gas buang yang mememnuhi standar maka
digunakan beberapa cara sebagai berikut :
- Pencegahan pencemaran udara NOx adalah dengan menurunkan
temperature pembakaran, yaitu dengan menginjeksi air bersamaan
dengan bahan bakart kedalam ruang bakar.
- Pencegahan pencemaran udara Sox adalah dengan memilih bahan
bakar yang berkadar sulfur kurang dari 0,8% dan mempertahankan
temperature gas buang cerobong tetap diatas “ dew point temperature

 Sistem Drainase Air Limbah
Sistem drainase dibangun baik dalam ruang maupun sekitar area sumber yang
berpotensi menimbulkan dampak berupa limbah cair. Secara khusus, sistem
drainasi ini dibangun di sekitar lokasi mesin diesel dan pembangkit dan area
loading bahan bakar minyak (solar maupun oli). Hal ini dimaksudkan supaya
semua tumpahan dan/ atau ceceran solar dan olie (begitu pun sisa air
pendingin) dapat mengalir melalui sistem drainase yang telah dibangun. Pada
saluran drainase tersebut dipasang separator yang dapat membantu proses
pemisahan fraksi air dan fraksi minyak sebelum dialirkan pada kolam (bak)
pemisah air limbah.

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 16


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu
Deskripsi Kegiatan

Limbah cair tersebut mengalir melalui saluran drainase berdasarkan perbedaan


gravitasi ataupun mengalir dengan bantuan sistem pemompaan. Aliranini akan
menuju kolam (bak) pemisah limbah. Untuk kepentingan tersebut dan
menunjang sistem drainase maka dibangun instalasi pemisah limbah minyak
secara tersendiri, serta dibangun sistem drainase minyak yang berada dekat
penimbunan BBM dan pencucian suku cadang, yang mana
kesemua instalasi tersebut akan bermuara ke bak pemisah air limbah. Secara
umum lingkup skenario sistem drainase air limbah tersaji pada Gambar B.6.

Gambar B. 7 Sistem Drainase Air Limbah

Pemisahan sludge minyak dengan air (pelarutnya) dalam kolam pemisah IPAL
menggunakan sistem pemisah sederhana. Secara umum, desain IPAL pemisah
solar dan olie terbagi atas 3 (tiga) bak dimana didalam m asing-masing bak ini
akan terjadi proses filtrasi secara fisika dan alami berdasarkan perbedaan berat
jenis. Oleh karena berat jenis minyak (fraksi solar) lebih kecil dari berat jenis
air (fraksi air), maka sludge minyak akan mengapung. Dengan demikian,
fraksi air akan mengalir melalui saluran yang berada di bagian bawah bak.
Adapun fraksi minyak (solar dan olie) akan tetap mengapung dan tertahan di
atas bak, selanjutnya hasil pemisahan minyak bisa diambil secara periodik
oleh petugas dan dikumpulkan dalam sebuah wadah atau drum bekas.
Kolam penampung dan pemisah limbah minyak dimanfaatkan untuk
memisahkan sludge minyak dengan air berdasarkan sistem pengapungan
(perbedaan berat jenis antar fraksi larutan dan pelarut). Sludge minyak (solar
dan olie) yang memiliki berat jenis lebih kecil dari satu ( BJ <1) akan

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 17


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu
Deskripsi Kegiatan

terapung (skimmming), sehingga dapat dengan mudah dialirkan dan


ditampung dalam tangki tersendiri. Pada tangki tersebut kemudian dilakukan
pemompaan secara teratur (berdasarkan tingkat pemenuhan). Adapun air yang
memiliki berat jenis lebih besar dari pada fraksi minyak akan berada pada
lapisan bawah, dan dapat disalurkan keluar melalui parit menuju open drain di
luar area proyek PLTD.
Dimensi bak pemisah terdiri atas 3 bak, dimana satu sama lain dihubungkan
dengan sebuah kolom penyaluran. Pada tiap bak akan terjadi proses
pengapungan (skimming) dari fraksi limbah minyak sehingga sludge minyak
terpisah dengan sendirinya dari air. Pemisahan sludge ini dilakukan secara
berulang (3 kali), dimana pada proses pertama (bak 1) jumlah sludge masih
banyak. Adapun pada proses kedua (bak 2), jumlah sludge mulai menurun
(berkurang), sehingga pada proses ketiga (bak 3) sludge minyak hampir tidak
ada, berarti effluen air yang terbuang menuju parit relatif sedikit mengandung
sludge minyak. Dalam pengoperasian sistem instalasi pemisahan minyak ini,
air buangan (effluent) yang mengalir ke parit diharapkan memiliki debit
sekitar 0.7 liter/menit, dengan kadar minyak dihilangkan. Secara umum desain
bak pemisahan limbah minyak tersaji pada Gambar B.7

Gambar B. 8 Desain (Bak) Pemisah Limbah Minyak

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 18


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu
Deskripsi Kegiatan

Gambar B. 9 Kolam (Bak) Pemisah Limbah Minyak

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) II - 19


PT. PLN (Persero) PLTD Tanjung Batu

Anda mungkin juga menyukai